A.P.A

29 November 2009



Hanya karena APA???
Membawa keterpurukan
Cahaya malaikat, cahaya setan
Cermin derap langkah…
Senyum yang berbaur
Tawa yang ikhlas…
Kemudian berharap!!
Bagaikan angin dan pasir…
Berhambur beterbangan
Hanya ketika sungai berhenti mengalir
Dan gunung tak bertepi barulah berpisah.
Biar dia meretak…
Atau sama sekali tak hijau
Hanya jika sungai harapan berhenti mengalir..
Dan gunung tak berdiri, barulah berpisah..
Tapi apa hari ini tak kudapati..esok untukku tak tersisa…
Hari ini kudapat semua
Tanpa sisa, esok sisapun tak kudapat
Hembusan tarian pun melemah membawa angan
Ke tempat separuh hati
Tapi kemana Ia menuju..
Berpejamkah matanya bersamaku??


(Lokasi Inspirasi : Di ruang kelas 1.3 SMA 1 Wonogiri, di bangku paling depan dari kiri no.2 buah pena : ‘TIWUNG’…hehe…kertas yang Nungma temukan saat mencari “HARTA KARUN ZAMAN PUTIH-ABU ABU”, tertanggal : 3 Mei 2003. JOIN THE “GANK BERR” X-TRA KIII…KUUUKK!!!)

TEGARLAH SANG PEMIMPI !!!



Sesuatu yang tidak mungkin, sesungguhnya bukan fakta. Tapi hanya ada dalam pikiran. Pikiran kita sendiri yang memenjara diri kita, yang membatasi kemampuan diri.
Ketika berpikir kita tidak bisa, maka dengan sendirinya kita akan mencari pembenaran dari pola pikir yang kita tanam tadi. Tindakan yang kemudian diambil akan merupakan hasil dari ketidakmungkinan yang kita ciptakan sendiri.

Bila saja kita mampu mengikis rasa ketidakmungkinan dalam pikiran, maka potensi kita dengan sendirinya akan mengalir bagai air bah.
Ketidakmungkinan hanyalah masalah waktu, yang tidak mungkin di masa lalu, menjadi harapan dan cita-cita dimasa kini, dan seharusnya menjadi kenyataan di masa depan.
Tidak ada ketidakmungkinan, kecuali kita ijinkan pikiran kita sendiri yang membatasi.

Sewaktu kita mengatakan, "ah tidak mungkin bagi saya untuk mencapai hal itu", ketika itupula kita mematikan api impian dan harapan.
Ada empat kekuatan yang bisa dicoba untuk menekan ketidak-mungkinan yang menggerogoti impian kita (disadur dari artikel tulisan Mario Teguh)

1. Imajinasi
Imajinasi adalah kekuatan kreatif untuk menggambarkan keadaan ideal yang kita inginkan. Bayangkan seandainya hal yang menurut pikiran tadi tidak mungkin, menjadi hal yang sangat mungkin dan sudah terjadi. Rasakan perasaan bahagia yang ditimbulkan. Hasrat kita akan timbul dan mendorong bagi pencapaian impian kita menjadi hal yang mungkin terjadi.

2. Kecintaan
Dengan kecintaan akan memunculkan kualitas terbaik dari kita. Cintai apapun pekerjaan kita saat ini. Cintai kondisi keluarga kita saat ini. Cintai semua anugerah yang telah Tuhan berikan bagi kita. Tidak ada yang tidak mungkin bila kekuatan cinta bicara.

3. Tindakan
Lakukan satu upaya yang akan menentukan langkah kita selanjutnya. Kita tidak akan berubah bila tidak ada tindakan yang dilakukan.
Mulai dari yang paling mungkin dapat kita lakukan, sekecil apapun. Setiap tindakan kecil yang kita ambil akan menghapus jejak ketidakmungkinan menjadi sesuatu yang mungkin.
4. Kesabaran
Kesabaran akan menghantarkan kita kearah lebih baik. Sebesar apapun hasil yang didapat, hormati diri kita sendiri.
Beri penghargaan pada kekuatan sabar yang kta kelola. Sayangi diri kita, sesungguhnya Tuhan beserta orang-orang yang sabar. Sabar setelah melakukan suatu ikhtiar.

Jangan pernah hapus impian. Karena orang yang tidak punya mimpi, tidak mungkin mempunyai rencana. Sedang rencana yang masuk akal adalah proses untuk membangun kekuatan.

Hmmm…Artikel yang luar biasa bukan?? Seperti sebuah kata bijak yang pernah saya dapatkan waktu mengikuti beberapa seminar dan training motivasi berprestasi… “The future belongs to them whose believe of the beauty of their dream”

Not IMPOSSIBLE but I’M POSSIBLE…
Malam ini ku hanya membiarkan tangan ini bergerak seiring dentingan waktu…
Hembusan bayu menyayat kabut menyiratkan dingin yang membuat beku…
Huruf demi huruf tetap terangkai satu per satu…
Setiap darinya pasti mampu menyusun kata penuh makna meski sang bayu semakin kokoh dan kuat saja hembusannya…
Tapi ia tetap tegar mensejajarkan diri
Membentuk barisan yang terangkai indah dan tersusun rapi
Menyusun strategi dengan untaian kalimat yang berarti
Bahkan mampu mengubah dunia dengan segala fakta yang terbukti nyata lewat rangkaian kata yang ada
Dan pena ini tetap bergerak mencetak kata, merangkumnya menjadi tulisan yang ntah…mungkin tak jelas artinya???
Kenapa begitu sulit MEMULAI, padahal kesempatan itu begitu terbentang luas??‼
Kenapa begitu sulit BERTINDAK, padahal perencanaan sudah terangkum matang dan jelas??‼
Jangan bertanya kenapa, karena JAWABAN dari KENAPA itu akan berbalik arah pada PRIBADIMU…‼!
Karena KAMU adalah KUNCINYA dan REALISASI MIMPIMU adalah tindakan nyata wujud jawabannya…………

(Penggalan puisi yang berhasil nyasar di catatan harian saya tahun 2008, ketika diri ini ingin berbagi tentang dahsyatnya sebuah MIMPI!!!)

Hmm…berikut ada lirik sebuah lagu baru yang kelak bakal jadi soundtrack film kedua dari Tetralogi Novel Best Seller “LASKAR PELANGI” nya Andrea Hirata yang berjudul “SANG PEMIMPI”. Sebuah lagu yang dinyanyikan oleh GIGI, yang akhir-akhir ini juga selalu berhasil menghipnotis saya untuk lebih bersemangat lagi, lebih optimis lagi…karena kandungan ‘makna terdalam’ dari barisan kata-kata yang terkandung pada bait-bait lagu tersebut. LUAR BIASA DAHSYAT!!! (jadi pengin segera nonton filmnya…Insya Allah akhir Desember…)

SANG PEMIMPI
Sambut hari baru di depanmu
Sang pemimpi siap tuk melangkah
Raih tanganku jika kau ragu
Bila terjatuh ku 'kan menjaga

Kita telah berjanji bersama
Taklukan dunia ini
Menghadapi segala tantangan
Bersama.. (mengejar mimpi-mimpi)

Berteriaklah hai sang pemimpi
Kita tak 'kan berhenti disini

Bersyukurlah pada Yang Maha Kuasa
Hargailah orang-orang yang menyayangimu
Yang selalu ada setia di sisimu
Siapapun jangan kau pernah sakiti
Dalam pencarian jati dirimu
Dan semua yang kau impikan
Tegarlah sang pemimpi


(Istana KYDEN, 28 November 2009… MUMAN = MUka MerindukAn seNja)

KONTEMPORERISASI ILMU PENGETAHUAN ISLAM SEBAGAI SARANA REKONSTRUKSI PERADABAN ISLAM DEMI TERWUJUDNYA KEBANGKITAN UMAT DI ERA MODERNISASI

26 November 2009

A. Ilmu sebagai Jalan Keimanan dalam Islam
Kebangkitan kembali peradaban Islam dapat dicapai jika mentalitas berpikir umat Islam bertolak dari akidah dan amaliah Islam yang benar. Dari situ kemudian bergerak dalam kerangka variabel-variabel yang berhubungan dengan segala yang bersifat konstan, cocok dengan sifat zaman, dan mempertimbangkan prediksi masa depan.
Jika kalangan penganut penafsiran materialistik berpendapat bahwa peradaban dan negara akan jatuh dan mati tanpa dapat kembali lagi, hal itu hanya berlaku bagi peradaban-peradaban materialistik, seperti Marxisme dan Ateisme. Adapun penafsiran keagamaan terhadap kebangkitan kembali peradaban Islam didasarkan pada sebuah fakta sejarah bahwa kita adalah umat yang tidak mungkin membaik, kecuali dengan landasan agama yang benar seperti pada awal turunnya, yaitu agama Islam yang hanif. Akan tetapi, perang ideologi berupaya menghapus fakta sejarah dengan maksud menjauhkan kita dari perkembangan peradaban kontemporer dan menghalangi kita dari kemajuan yang dicapai oleh bangsa-bangsa lain. Kecenderungan ini ditampakkan oleh penganut tendensi sekularistik yang datang dan merasuk di tengah-tengah kita yang tidak puas dengan keterkaitan (atau pengaitan) antara Islam dan sains (ilmu pengetahuan). Mereka memisahkan antara kriteria-kriteria materialistik dan energi-energi rohani yang mendukungnya.

Orang-orang sekuler menjauhkan agama dari kehidupan dunia, sebaliknya mereka hanya menganggap sains yang menentukan arah kehidupan di dunia. Mereka menemukan contoh tersebut pada peradaban Barat yang materialistik dimana mengusung jargon bahwa pemisahan antara agama dan sains merupakan salah satu syarat bagi berdirinya sebuah peradaban.

Menurut orang-orang sekuler, sains dengan berbagai cabangnya harus bersifat sekuler, duniawi, dan tidak bersifat keagamaan. Jika ideologi yang mereka serukan itu telah melewati masa lalunya dalam sejarah Barat, sebenarnya ia tidak cocok dengan kebiasaan dunia Islam. Ideologi itu membatasi filsafatnya dalam menafsirkan fenomena alam, fenomena manusia, dan fenomena sosial hanya pada hal-hal di dalam alam, tanpa ada peran kehendak Tuhan di dalamnya.

Kepercayaan salah yang dianut oleh beberapa negara Islam telah mengakibatkan berhentinya sains sehingga kreativitas dan penemuan menjadi lumpuh. Orang yang mengamati sejarah dan pemikiran umat manusia akan menemukan bahwa aliran pemikiran dan filsafat yang dibuat oleh manusia itu jauh dari petunjuk Allah. Aliran pemikiran dan filsafat itu terus memerlukan penyesuaian diri agar dapat memenuhi kebutuhan manusia yang selalu berkembang dan berubah, seiring dengan berjalannya waktu.
Islam telah meletakkan dasar-dasar utama bagi gerak alam raya dan kehidupan. Islam memberikan landasan yang tetap kepada umat manusia di segala zaman untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan batasan-batasannya, tanpa adanya pengekangan atas kebebasan berpikir dan melakukan penelitian ilmiah.

Al Qur’an merupakan landasan pertama bagi hal-hal yang bersifat konstan dalam Islam. Oleh karena itu, umat Islam, di setiap tempat dan waktu dituntut memperkuat keinginan dan mengasah akalnya ke arah pemahaman Al Qur’an yang dapat mengubah kehidupannya menjadi lebih baik, dapat memposisikan mereka pada posisi yang memungkinkan penyebaran ajaran Islam ke seluruh penjuru dunia sebagai sebuah sistem yang bersifat Rabbani dan komprehensif serta membawa kebahagiaan umat manusia di dunia dan di akhirat. Dewasa ini, telah banyak dilakukan studi yang menyoroti sisi kemukjizatan Al Qur’an, antara lain dari segi sains pada era ilmu dan teknologi ini banyak mendapat perhatian dari para ilmuwan.

B. Wacana Baru: Islamisasi Ilmu pengetahuan
Setidaknya sejak dasawarsa 1970-an hingga sekitar awal 1990-an, berkembang sebuah wacana baru tentang Islam dan ilmu pengetahuan, dengan munculnya gagasan Islamic science (ilmu pengetahuan Islam) atau Islamization of knowledge (islamisasi ilmu). Terlepas dari siapa yang pertama menggunakan istilah ini, dalam kenyataannya ada cukup beragam (kelompok) pemikir Muslim yang memaknai istilah ini dengan berbeda-beda dan tidak jarang terdapat pertentangan di antara ragam pendapat itu. Karena yang lebih populer adalah istilah dalam bahasa Inggris itu, ada beberapa hal penting dan menarik untuk dicatat sehubungan dengan penggunaan kata “ilmu pengetahuan” atau “sains”, “islamisasi”, dan kata Islamic dalam Islamic science.
Pertama, perkembangan berbagai istilah ini menunjukkan betapa seriusnya tantangan yang dihadapkan ilmu pengetahuan modern kepada perkembangan intelektual Islam. Seperti telah dipaparkan di atas, sebetulnya ini telah mulai sejak akhir abad ke-19. Namun, tak efektifnya usaha mengejar ketertinggalan Muslim dari Barat di masa-masa sebelumnya telah mengkristal menjadi “gerakan” dengan orientasi baru ini. Pada beberapa kelompok, kedua istilah baru ini, Islamic science dan Islamization of knowledge nyatanya tampak hanya sekadar menjadi baju baru dari usaha yang telah dilakukan beberapa pemikir di masa-masa sebelumnya terkadang dengan lebih efektif.
Istilah “sains” (science) sendiri baru mendapatkan maknanya yang khas dalam perkembangan kegiatan ilmiah di dunia Barat sejak beberapa abad. Di sana “sains” dianggap sebagai model cabang ilmu yang paling unggul, karena perkembangannya yang paling pesat dibandingkan cabang-cabang ilmu lain. Anggapan tersebut yang melatarbelakangi kebiasaan bahasa Inggris modern – berbeda dengan kebanyakan bahasa lain – untuk membedakan science, sebagai istilah yang dipakai untuk ilmu pengetahuan alam atau “eksakta” (“pasti”), dari berbagai cabang ilmu pengetahuan lain, terutama ilmu-ilmu sosial dan humaniora. Itulah sebabnya berkembang istilah seperti Islamic science dan terjemahan science dan Islamic science oleh sejumlah orang Indonesia dan Malaysia dengan “sains” dan “sains Islam”.

Perkembangan teknologi sebagai buah dari perkembangan ilmu pengetahuan ini juga amat memukau banyak orang, tak terkecuali Muslim. Sebagai akibat, sebagian ilmuwan Muslim hanya berusaha mengejar ketertinggalan umat Islam dengan mengambil alih secara menyeluruh teknologi dan ilmu pengetahuan Barat modern. Namun, sebagian lain tidak puas dengan sikap itu dan menuntut “islamisasi” ilmu pengetahuan atau pengembangan “ilmu pengetahuan Islam”. Para penggagas ilmu pengetahuan Islam atau islamisasi memulai argumennya dari premis bahwa ilmu pengetahuan tak bebas nilai. Karena itulah nilai-nilai sebuah agama dapat masuk dalam pembicaraan tentang ilmu pengetahuan. Maka wajar pula jika serangan terhadap gagasan ini biasanya berupa upaya mempertahankan premis penting itu.

Jelas bahwa “ilmu pengetahuan Islam” adalah sebuah istilah modern. Kita tak bisa menemukan padanan istilah ini dalam literatur Islam klasik, termasuk dalam masa yang disebut “Zaman Keemasan” Islam. Bahkan, bisa jadi istilah ini digunakan pertama kali oleh kaum orientalis ketika kajian-kajian orientalisme modern dimulai akhir abad yang lalu. Pada tahun 1920-an, misalnya, sejarawan ilmu pengetahuan George Sarton dalam karya monumentalnya menggunakan istilah ini untuk menyebut sebuah periode dalam sejarah perkembangan ilmu pengetahuan ketika dengan dukungan penguasa, para ilmuwan Muslim (dan sebagian kecilnya, non-muslim) menghasilkan karya-karya besar dalam bidang ilmu pengetahuan. Orientalis George Anawati bahkan menyebutkan adanya upaya-upaya “islamisasi” cabang-cabang ilmu yang diperoleh terutama dari tradisi Yunani itu. Ia juga menyebutkan bahwa ilmu pengetahuan alam adalah bidang yang paling sedikit terkena islamisasi dibandingkan dengan, misalnya, metafisika.
Jadi, di sini istilah “Islam(i)” digunakan untuk menyebut dua hal sekaligus: yang pertama adalah suatu periode sejarah, sebagaimana istilah “modern”, “abad pertengahan”, “klasik” atau “Yunani” digunakan; yang kedua, suatu aktivitas yang disusupi nilai-nilai Islam. Kedua makna ini kerap muncul dalam perbincangan kontemporer tentang ilmu pengetahuan modern dan Islam.

Para pemikir muslim kontemporer yang dapat mewakili wacana baru ini salah satunya bernama Ziauddin Sardar. Bukanlah suatu kebetulan jika tokoh ini terdidik di universitas-universitas Amerika dan Eropa dan terutama menulis dalam bahasa Inggris. Wacana baru ini memang berkembang terutama di kalangan komunitas intelektual Islam berbahasa Inggris, yang baru muncul secara jelas setelah paruh pertama abad ke-20 ini.

Ziauddin Sardar (l. 1951) adalah doktor di bidang fisika asal Pakistan , yang dibesarkan di Inggris. Sejak awal tahun 1980-an ia cukup rajin menulis di beberapa majalah ilmu pengetahuan terkemuka. Sebagai koresponden Nature, ia pernah berkeliling ke beberapa negara Muslim untuk meneliti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di sana , sedangkan tulisan- tulisan awalnya tentang ilmu pengetahuan Islam dipublikasikannya di New Scientist – salah satu di antaranya bahkan pernah menjadi laporan utama majalah bergengsi itu.

Sardar menekankan pembahasannya pada penciptaan suatu ilmu pengetahuan Islam kontemporer, yaitu sistem ilmu pengetahuan yang sepenuhnya didasarkan pada nilai-nilai Islam. Dibanding Nasr, misalnya, ia tak terlalu menaruh perhatian pada sistem ilmu pengetahuan yang secara aktual dikembangkan pada “Zaman Keemasan” Islam.
Di samping menganjurkan penciptaan suatu ilmu pengetahuan Islam kontemporer, Sardar juga amat keras mengkritik kelompok-kelompok lain yang tak sejalan dengannya. Ia mengkritik kelompok Muslim yang merasa bahwa dampak negatif ilmu pengetahuan modern dapat diatasi dengan menambahkan etika Islam. Argumen ini menurutnya tak sah, karena dampak ilmu pengetahuan modern juga menyangkut soal kognitif, sehingga perumusan epistemologi Islam juga amat diperlukan. Kelompok lain yang dikritiknya dengan amat keras adalah kelompok yang disebutnya mengembangkan “Bucaillisme” yang diambil dari nama Maurice Bucaille, yang buku-bukunya tentang kesesuaian al-Qur’an dengan temuan kedokteran modern menjadi best-seller di negara-negara Muslim. Praktik seperti ini menurutnya justru amat berbahaya, karena teori-teori ilmu pengetahuan dapat berubah setiap saat, sementara al-Qur’an tak boleh berubah. Dengan kata lain, kesesuaian itu tak dapat menjadi argumen bagi kebenaran al-Qur’an – sesuatu yang justru diupayakan Bucaille dan banyak sarjana Muslim lain.

Dalam mengemukakan argumen-argumennya mengenai ilmu pengetahuan Islam, Sardar selalu memulai dengan kritik-kritik amat keras terhadap ilmu pengetahuan modern. Berbeda dengan Nasr yang menggali kritiknya melalui perspektif kaum tradisionalis, Sardar dengan amat baik memanfaatkan kritik-kritik dari kalangan filsuf dan sejarawan ilmu pengetahuan Barat, kaum pemikir environmentalist (pecinta lingkungan), bahkan kelompok radikal kiri di Barat yang marak sejak tahun 1960-an. Kritik-kritiknya ini biasanya berujung pada pernyataan ketaknetralan ilmu pengetahuan modern, dan besarnya pengaruh budaya Barat modern dalam bentuk ilmu pengetahuan itu, serta dalam dampak-dampaknya.

Secara lugas dan sistematis, Sardar mengemukakan empat argumen tentang perlunya ilmu pengetahuan islami. Pertama, bahwa dalam sejarah setiap peradaban besar menciptakan sistem ilmu pengetahuannya yang berbeda-beda; kedua, peradaban Islam pun dalam sejarahnya mengembangkan sistem ilmu pengetahuan yang unik; ketiga, ilmu pengetahuan Barat bersifat destruktif terhadap umat manusia, hingga ke akar-akarnya; keempat, ilmu pengetahuan Barat tak dapat memenuhi kebutuhan material, kultural, dan spiritual masyarakat Muslim. Di titik inilah Sardar masuk untuk menawarkan alternatif Islam. Konsekuensi logis yang dapat ditarik dari kritik-kritiknya itu, adalah bahwa yang diperlukan kini adalah reorientasi radikal ilmu pengetahuan – hingga ke tingkat epistemologi dan pandangan dunianya – untuk diisi dengan nilai-nilai Islam, agar terbentuk suatu ilmu pengetahuan Islam, yang lebih sesuai dengan kebutuhan jasmaniah dan ruhaniah Muslim. Dalam bahasanya sendiri, ini adalah upaya “kontemporerisasi ilmu pengetahuan islam”.

Pembicaraan Sardar tentang ilmu pengetahuan Islam ditempatkan dalam konteks upaya pembangunan kembali peradaban Islam dalam segala aspeknya. Pandangan Sardar terhadap peradaban bersifat struktural. Di pusat peradaban ada pandangan dunia, yang tercermin dalam syariah dan epistemologi Islam yang merupakan sumber nilai-nilai bagi seluruh aspek peradaban. Ungkapan eksternal dari keduanya adalah subsistem-subsistem peradaban, seperti politik, ekonomi, juga ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan demikian, baginya, berbicara tentang peradaban Islam harus dimulai dari pembicaraan tentang pandangan dunia dan epistemologi itu.

Di sisi lain, hal ini berarti bahwa jika ia menginginkan perubahan mendasar dalam sistem ilmu pengetahuan yang sedang berlaku di dunia ini, itu berarti perubahan hingga ke masalah pandangan dunia, yaitu suatu tatanan konseptual yang dapat berfungsi (workable) dalam melahirkan sistem-sistem sosial, ekonomi, politik, ilmu pengetahuan, dan sebagainya. Malangnya, Sardar melihat hingga kini pandangan dunia Islam yang diinginkannya itu belum terumuskan. Ia sendiri tak pernah beranjak cukup jauh dari sekadar menyarankan perlunya pembangunan kembali peradaban Islam dengan formula teoretis yang ditawarkannya. Dalam hal ilmu pengetahuan, ia tak pernah beranjak cukup jauh dari ideal-ideal “ilmu pengetahuan Islam kontemporer”-nya.
Dalam buku terakhirnya, Exploration in Islamic Science (Penyelidikan Dalam Ilmu Pengetahuan, 1989), Sardar menyebut dirinya dan beberapa rekannya (di antaranya, Munawar Ahmad Anees, Meryl Wynn Davies, dan S. Parvez Mansoor) yang sama-sama bercita-cita menciptakan ilmu pengetahuan Islam kontemporer sebagai kelompok Ijmali (kata yang maknanya bernuansa keindahan, sintesis, dan keseluruhan). Pada awalnya, kelompok ini bergabung dalam majalah bulanan Afkar/Inquiry (terbit di Inggris), yang dikhususkan untuk membahas isu-isu peradaban Islam, khususnya yang menyangkut ilmu pengetahuan dan teknologi.

Exploration bisa dianggap sebagai karya konklusif Sardar yang memuat seluruh perkembangan gagasannya – dengan beberapa argumen dan dukungan data historis baru – tentang ilmu pengetahuan Islam. Tak kurang dari separuh bukunya merupakan usaha memetakan posisi beberapa pemikir Muslim ternama tentang masalah ilmu pengetahuan dan Islam. Di antaranya ia menyebut adanya kecenderungan “Bucaillisme” yang disebut di atas, lalu mazhab Nasr yang amat kental didominasi perspektif mistisisme, kelompok mayoritas Muslim yang menganggap bahwa ilmu pengetahuan itu netral dan bebas nilai sehingga agenda utamanya adalah bagaimana mengejar ketertinggalan Muslim dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Semua kelompok ini dikritiknya dengan amat keras. Alternatifnya adalah gagasan Sardar dan kelompok Ijmali.

Ilmu pengetahuan Islam kontemporer diajukan Sardar sebagai alternatif terhadap ilmu pengetahuan Barat, tak cuma bagi masyarakat Muslim, tetapi juga sebagai suatu sistem ilmu pengetahuan yang dapat memperbaiki dan mengubah secara radikal sistem ilmu pengetahuan yang wujud saat ini, yang telah terbukti membawa dampak-dampak negatif luar biasa bagi alam, masyarakat, dan psikologi manusia modern secara global.
Ada delapan tingkat kerja yang diajukannya untuk membangun kembali ilmu pengetahuan Islam: perumusan kembali epistemologi Islam, penyusunan metodologi ilmu pengetahuan yang baru, kajian analitis terhadap sejarah ilmu pengetahuan dan teknologi Islam, penyusunan kebijakan ilmu pengetahuan di negara-negara Muslim, penelitian empiris, pembangunan lembaga-lembaga riset, pemaduan sistem ini dalam sistem pendidikan, dan penyebaran kesadaran akan masalah-masalah ilmu pengetahuan dalam masyarakat.

C. Kecenderungan Wacana Islam dan Ilmu Pengetahuan di Indonesia
Di Indonesia, pembicaraan tentang Islam dan ilmu pengetahuan tampak sejalan dengan - dan, sebagian besarnya, mengikuti - apa yang berkembang di kalangan pemikir Muslim dunia umumnya. Hingga dasawarsa 1980-an, tulisan-tulisan tentang Islam dan ilmu pengetahuan, yang amat langka, terutama berkaitan dengan sumbangan Islam terhadap perkembangan ilmu pengetahuan modern, sejarah tokoh-tokoh ilmuwan Muslim di masa kejayaan Islam, ataupun kesejajaran ajaran Islam dengan temuan ilmu pengetahuan mutakhir. Di sini kita bisa menyebut, misalnya, karya S.I. Poeradisastra yang paling menonjol, Sumbangan Islam untuk Ilmu Pengetahuan (1981) dan beberapa buku Soedewo P.K. yang menulis tentang teori-teori mutakhir ilmu pengetahuan dan kesesuaiannya dengan tauhid dan al-Quran. Di masanya, pada tahun 1960-an, karya-karya Soedewo dapat dikatakan maju. Mungkin karena Soedewo berasal dari lingkungan Ahmadiyah, ia menjadi tak cukup menonjol, bukunya juga tak tersebar luas.

Berkaitan dengan masalah ini tampak lebih menonjol ketika kecenderungan wacana "islamisasi ilmu" berkembang di luar. Dimulai pada sekitar pertengahan tahun 1980-an, pembicaraan tentang islamisasi ilmu cukup mendominasi dan mencapai klimaksnya pada akhir dasawarsa itu.

Salah satu seminar pertama yang cukup berarti untuk dapat dikatakan menandai munculnya wacana islamisasi ilmu adalah "Diskusi Panel Epistemologi Islam", di Masjid Istiqlal, 23 November 1985 . Seperti tampak dalam makalah-makalahnya, kata "epistemologi" dalam tema diskusi panel tersebut tampaknya dipahami lebih dalam kaitannya dengan upaya penciptaan suatu ilmu pengetahuan islami daripada sebagai suatu bagian dari pengkajian filsafat pada umumnya. Varian pandangan yang muncul dalam diskusi itu pun berada dalam kerangka wacana islamisasi ilmu yang telah berkembang di luar.

Pandangan yang kontra, misalnya, muncul dari Harun Nasution, yang menulis makalah berjudul "Etika Ilmu pengetahuan dalam Islam". Inilah sebuah tema penting dalam wacana islamisasi ilmu, yang kerap diajukan sebagai alternatif dari upaya mengislamkan ilmu pengetahuan. Kalimat pertama dalam makalah Harun Nasution adalah penjelasan posisinya secara amat tegas, bahwa tak ada yang dinamakan epistemologi Islam, karena ilmu pengetahuan adalah netral, yang penting dicatat di sini, untuk menunjukkan bahwa diskusi itu ada dalam wacana islamisasi ilmu, adalah kalimat berikutnya yang menyatakan ketakpercayaan pada gagasan al-Faruqi tentang islamisasi ilmu-ilmu.

Sementara itu, makalah-makalah A.M. Saefuddin, Armahedi Mahzar, Miska M. Amien, dan Jalaluddin Rakhmat, berusaha menggali unsur-unsur epistemologi Islam dengan visi penciptaan suatu ilmu pengetahuan islami. Unsur-unsur tersebut, antara lain, adalah prinsip-prinsip metafisis yang menjadi pra-anggapan ilmu pengetahuan, cara memperoleh ilmu, sumber-sumber ilmu, dan tujuan pencarian ilmu.
Selain dalam banyak seminar, hingga pada akhir dasawarsa 1980-an, isu islamisasi ilmu amat sering muncul dalam beberapa jurnal keislaman, yang penting dicatat di sini adalah Ulumul Qur'an, yang pada edisi-edisi awalnya sempat menurunkan isu ini sebagai tema utamanya. Pada saat yang sama, dalam ruang lingkup yang lebih kecil, buletin 24-halaman Salman, yang diterbitkan oleh sekelompok mahasiswa di masjid Salman-ITB, sempat secara amat gencar membahas isu ini. Sementara dalam Ulumul Qur'an spektrum pro-kontra mengenai gagasan ini terwakili, Salman tampak hanya mewakili gagasan-gagasan yang muncul dalam Afkar-Inquiry (yaitu, "kelompok Ijmali"). Ulumul Qur'an, diterbitkan oleh Lembaga Studi Agama dan Filsafat (LSAF), mencerminkan hangatnya perdebatan mengenai isu ini, hingga setidaknya tahun 1993. Sebagai jurnal kajian Islam dengan tiras terbesar, Ulumul Qur'an dapat dikatakan mewakili arus utama perbincangan intelektual Muslim. LSAF sendiri cukup banyak mensponsori berbagai diskusi, termasuk "Diskusi Panel Epistemologi Islam" di atas. Beberapa penulis yang muncul di UQ sempat mengemukakan pandangannya yang cukup komprehensif seperti, misalnya, Hana Djumhana Bustaman, yang mengembangkan psikologi islami.

Buku-buku yang diterbitkan mengenai isu ini di Indonesia , nyaris semuanya merupakan terjemahan dan hampir semua buku utama dari berbagai varian pandangan telah diterjemahkan. Dari penulis Indonesia sendiri, hanya sedikit nama yang dapat disebutkan. Sebagian besar dari mereka menulis di jurnal atau majalah keislaman, dan hanya amat sedikit yang menulis buku khusus mengenai masalah ini.
Di antara yang sedikit ini, Ahmad Baiquni menulis Islam dan Ilmu Pengetahuan Modern (1983). Pandangan Baiquni - seorang fisikawan - mirip dengan Abdus Salam. Bagi Baiquni, berbicara tentang Islam dan ilmu pengetahuan berarti menunjukkan kesesuaian ayat-ayat Al Qur’an dengan temuan ilmu pengetahuan kontemporer. Ia, di antaranya, menunjukkan bahwa pandangan mutakhir tentang alam semesta yang memuai telah diisyaratkan dalam Al Qur’an.

Tokoh-tokoh lain yang dapat disebut di sini adalah Jalaluddin Rakhmat, Dawam Rahardjo, dan Armahedi Mahzar. Keakraban Rakhmat dengan metodologi penelitian membuahkan beberapa artikel yang konsisten (dimuat sebagai salah satu bab dalam bukunya Islam Alternatif) tentang Islam dan ilmu pengetahuan. Ia menekankan pada proses pencarian ilmu - mulai dari pilihan isu hingga penerapannya. Dalam setiap tahap proses itu, ajaran Islam - sebagai pranggapan metafisis maupun pertimbangan etis - dapat ambil bagian. Hasil dari proses pencarian ilmu yang tiap tahapnya diwarnai Islam ini adalah ilmu yang islami.

Sementara itu, Armahedi Mahzar jauh sebelumnya telah dikenal lewat bukunya Integralisme. Dengan apa yang disebutnya sebagai "pendekatan integralis", Armahedi berusaha menunjukkan lapis-lapis struktur ilmu pengetahuan dan di mana Islam dapat masuk untuk mewarnai lapis-lapis itu. Dengan latar belakang fisikanya, ia juga kerap menunjukkan kesesuaian temuan ilmu pengetahuan kontemporer dengan pandangan Islam di tingkat metafisika. Ini sejalan dengan munculnya literatur-literatur ilmu pengetahuan kontemporer yang diilhami oleh pengamatan akan adanya kesejajaran temuan ilmu pengetahuan, khususnya fisika, dengan pandangan tradisional (termasuk agama) yang holistis tentang alam semesta.

Populernya mazhab tradisionalisme (perenialisme) yang digagas Syed Hossein Nasr dan kawan-kawan di Indonesia pada sekitar 1994 dan 1995 ikut mewarnai wacana tentang Islam dan ilmu pengetahuan. Di sini yang banyak dibincangkan adalah pandangan holistis tentang alam semesta.

Setelah perbincangan tentang tema ini tampak melemah selama beberapa tahun di awal 1990-an, pada Agustus 1994 diadakan seminar internasional tentang Islam dan ilmu pengetahuan di IAIN Sunan Gunung Djati, Bandung dengan sponsor Lembaga Mukjizat Al-Qur'an, yang berada di bawah Rabithah 'Alam Islami (Liga Dunia Islam), yang berpusat di Mekah. Sesuai dengan nama lembaga sponsor itu, penekanan seminar itu adalah pada pengungkapan kesesuaian temuan ilmu pengetahuan modern dengan ayat-ayat Al-Qur'an, yang dianggap sebagai mukjizat.

Lalu, pada Juni 1996, bersama dengan lembaga itu dan IIIT, B.J. Habibie (l. 1936) - sebagai ketua ICMI yang giat mengembangkan teknologi tinggi di Indonesia - melakukan penandatangan kesepakatan pembentukan forum bersama untuk ilmu pengetahuan, teknologi, dan sumberdaya manusia di depan Ka'bah, Mekah. Forum yang bernama International Islamic Forum for Science, Technology and Human Resources Development, (IFTIHAR, Forum Islam Antarbangsa untuk Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Sumber Daya Manusia) itu pada 6-8 Desember 1996 mengadakan konferensi pertamanya di Jakarta . Konferensi yang diikuti 400 peserta dari 50 negara itu menunjuk Habibie sebagai ketuanya, dan melahirkan rancangan aksi yang disebut Deklarasi Jakarta. Terselenggaranya konferensi ini sendiri tak bisa dilepaskan dari figur Habibie - sebagai ketua ICMI dan Menteri Riset dan Teknologi - yang melahirkan slogan "iptek dan imtak" (ilmu pengetahuan dan teknologi, dan iman dan takwa)".

Majalah Islam yang berbasis di London Impact International menjadikan peristiwa ini sebagai laporan utamanya, dengan judul "Science and The Muslim World, Breaking the Self-Exile" (Januari 1997). Seperti ditulis di situ, dari segi jumlah dan keragaman pesertanya, konferensi ini bisa disejajarkan dengan Konferensi Internasional Pertama tentang Pendidikan Islam di Mekah pada 1977. Masih dibutuhkan beberapa waktu sebelum arah dan efektivitas forum ini bisa dinilai. Namun melihat isi rancangan aksi tersebut dan dipilihnya Habibie sebagai ketua, telah tampak bahwa forum ini akan lebih pragmatis, dan mengikuti gagasan Abdus Salam dalam melakukan pemerataan ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia Islam daripada terlibat dalam pembicaraan teoretis tentang pembentukan ilmu-ilmu Islami.

Dua minggu setelah konferensi internasional itu (23-24 Desember), di Universitas Islam '45 (Unisma), Bekasi, dalam lingkup yang lebih kecil diadakan seminar internasional lain bertema islamisasi ilmu. Seminar ini merupakan bagian dari rangkaian "The South-East Asian Region Seminars on the Islamization of Knowledge" dengan fokus Indonesia , yang diadakan IIIT untuk memasyarakatkan gagasan islamisasi ilmu versi lembaga itu. Banyak buku terbitan IIIT juga telah diterjemahkan ke bahasa Indonesia . Sementara dari pihak Indonesia , penyelenggara seminar itu adalah M. Dawam Rahardjo, sebagai Rektor Unisma dan Ketua LSAF. Sejak awal berdirinya, Dawam juga menjabat sebagai Pemimpin Redaksi Ulumul Qur'an.

Satu hal penting yang dapat disimpulkan dari seluruh perkembangan ini adalah bahwa kecenderungan wacana tentang Islam dan ilmu pengetahuan di Indonesia dapat dikatakan merupakan miniatur dari wacana serupa yang muncul di luar. Ini berkaitan baik dengan tahap-tahap perkembangan wacana itu, maupun dengan adanya spektrum pandangan-pandangan yang semuanya mendapatkan wakilnya di sini.

D. Sains (Ilmu Pengetahuan) Berperan dalam Menjelaskan Makna Ayat-Ayat Kauniah
Islam yang bersumber pada Al Qur’an dan Hadits memberikan pandangan komprehensif dan metode terpadu yang tidak memisahkan antara alam fisika dan alam metafisika, atau antara ilmu yang bersifat parsial dan tujuan ilmu itu sendiri yang bersifat universal. Islam membangun akidah tauhid yang murni dengan cara memaparkan bukti dan fakta alam raya, jauh dari ilusi-ilusi filsafat konvensional anti-Tuhan yang justru menutup cahaya ilmu dan keimanan.

Allah berfirman, “Dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu meyakini bahwa Al Qur’an adalah benar dari Tuhanmu, lalu mereka beriman dan hati mereka tunduk kepadanya. Sesungguhnya Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman ke jalan yang lurus” (QS. Al Hajj : 54). Ungkapan yang menakjubkan ini menunjukkan hakikat hubungan antara ilmu dan iman. ilmu diikuti oleh iman secara langsung tanpa jeda, dan iman diikuti gerakan hati yang tunduk dan khusyuk kepada Allah SWT.
Al Qur’an menegaskan makna ini dalam bentuk ayat yang memuat ungkapan-ungkapan yang membangkitkan pikiran dari kelalaiannya serta memerdekakan manusia dari belenggu taklid dan jumud. Tidak diragukan lagi, bahwa Al Qur’an menjadikan aktivitas studi dan penelitian sebagai sebuah keharusan bagi umat Islam. Islam memerintah manusia untuk beribadah dan berpikir. Rasulullah saw. bersabda, “Mencari ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim”.

Islam menghendaki akidah yang dilandasi oleh dasar pengetahuan yang benar, bukan atas dasar taklid, perkiraan atau sikap menyerah yang buta. Akidah Islam, dengan berlandaskan pada ilmu yang benar, makin memperkuatnya sebagai hujah. Akidah Islam tidak takut ilmu itu akan mendatangkan hasil yang bertentangan dengan fakta dan dasar-dasar agama yang baku karena kebenaran tidak akan bertolak belakang dengan kebenaran yang lain. Jika terjadi kontradiksi secara lahir antara kebenaran ilmu dan kebenaran agama, biasanya disebabkan apa yang sebenarnya bukan ilmu dianggap sebagai ilmu dan apa yang bukan agama dianggap sebagai agama.

Atas dasar itulah, ilmu dalam perspektif Islam merupakan jalan untuk mencapai keimanan. Penelitian selalu berkaitan dengan kehendak Allah yang menjamin keberlangsungan sunah-Nya di alam raya dan kejadiannya yang berulang untuk dapat kita amati, pahami, dan manfaatkan dalam kehidupan, setelah kita mengenal perilakunya untuk membuktikan kekuasaan dan keesaan Tuhan.

SANG MUROBBI




Misi keberadaan kita di dunia ini tiada lain kecuali menjadi rahmat bagi semesta alam. Allah Subhanahu Wa ta’ala berfirman, artinya : “Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam” (QS. 21 : 107). Rahmat dalam pengertian menebarkan kasih sayang dan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi umat.

Pelaksanaan misi mulia tersebut mengharuskan kita untuk terjun dalam ranah dakwah. Ya, dakwah. Mengapa? Sebab hanya jalan dakwah –sesuai tuntunan dan contoh nabi tentunya - kasih sayang dan manfaat yang sebesar-besarnya bisa sampai dan didirasakan oleh manusia bahkan alam semesta. Sedangkan jalan selain dakwah adalah jalan yang penuh ketidakpastian dan keraguan. Jalan yang seringkali menggelincirkan seseorang kepada sikap egois . Jalan yang tidak menghantarkan pada misi mulia keberadaan manusia.

Itulah sebabnya Allah Subhanahu Wa ta’ala menjadikan jalan orang-orang yang berdakwah, menyeru kepada kebaikan (ma’ruf) dan mencegah dari kemungkaran sebagai jalan yang terbaik nan mulia sepanjang masa. Bukankah Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman, artinya : “Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?” (QS. 41 : 33). Karena itu, amat ironis jika ada seorang muslim yang secara sadar dan sengaja meninggalkan jalan dakwah ini.

Dimensi Dakwah
Perkembangan dakwah hari ini, telah memperlihatkan dinamika yang cukup besar. Dahulu, sebagian kita mengenal dakwah dalam wujud ceramah – ceramah dari para muballigh, dari yang kondang dengan “sejuta umat” hingga kiyai pada surau –surau desa. Namun kini, dakwah menjadi begitu luas dan inklusif, selain karena ruhiyah dakwah yang memang harus demikian, walhamdulillah, keadaan umat hari ini yang semakin rusak memaksa kita untuk segera kembali memegang tali agama Allah yang suci, agar tidak terjatuh dalam “lubang”, hasil konspirasi musuh – musuh Islam, menjauhkan umatnya dari aturan – aturan ilahi yang selamat nan agung.

Dalam dimensi dakwah, kita mengenal dakwah umum (‘ammah) dan dakwah khusus (khossoh). Dakwah umum (‘ammah) adalah dakwah yang ditujukan kepada masyarakat secara umum, untuk cakupan (objek) yang luas dan tanpa adanya hubungan yang intensif antara da’i (orang yang berdakwah) dengan mad’u (orang yang didakwahi). Sebagian besar fenomena dakwah yang ada seperti di masjid – masjid, radio, televisi, media cetak dan lainnya adalah dakwah ‘ammah. Sedangkan dakwah khusus (khossoh) adalah dakwah kepada orang-orang terbatas dan cakupan (objek) tertentu. Dalam dakwah khusus ini, hubungan antara da’i dan mad’u berlangsung intensif, dengan materi – materi dan sasaran dakwah tertentu. Umumnya, mad’u pada dakwah tahapan khusus ini dikumpulkan dalam sebuah kelompok-kelompok kecil yang disebut dengan halaqah. Istilah yang biasa kita kenal sebagai usrah, tarbiyah, mentoring dan lainnya. Di dalam halaqah inilah para mad’u dibina oleh seorang murobbi (pembina)

Peran Murobbi
Dalam sebuah halaqah, murobbi bertindak sebagai qiyadah (pemimpin), ustadz (guru), walid (orang tua), dan shahabah (sahabat) bagi mad’unya. Peran yang multifungi itu mengharuskan seorang murobbi memiliki berbagai kompetensi, antara lain kompetensi untuk memimpin, mengajar, membimbing, dan bergaul. Biasanya, kompetensi dan keterampilan tersebut akan berkembang sesuai dengan bertambahnya pengetahuan dan pengalaman seseorang sebagai murobbi.

Karena itulah peran murobbi berbeda dengan peran ustadz, muballigh atau penceramah pada tataran dakwah ‘ammah. Jika peran muballigh titik tekannya pada penyampaian materi-materi Islam secara menarik dan menyentuh hati, maka murobbi memiliki peran yang lebih kompleks dari itu. Murobbi perlu melakukan hubungan yang intensif dengan mad’unya. Ia perlu mengenal “luar dalam” mad’unya melalui hubungan yang dekat dan akrab. Ia juga memiliki tanggung jawab untuk membantu permasalahan mad’unya sekaligus bertindak sebagai pembina mental, spritual, dan (bahkan) jasmani mad’unya. Peran ini relatif tidak ada pada diri seorang muballigh. Karena itulah, mencetak murobbi sukses lebih sulit daripada mencetak muballigh sukses.
Dalam skala makro, keberadaan murobbi sangat penting bagi keberlangsungan perjuangan Islam. Dari tangan murobbilah lahir kader-kader dakwah yang tangguh dan handal memperjuangkan Islam. Jika dari tangan muballigh lahir orang-orang yang “melek’ terhadap pentingnya Islam dalam kehidupan, maka murobbi melanjutkan kondisi “melek” tersebut menjadi kondisi terlibat dan terikat dalam perjuangan Islam. Urgensi murobbi dalam perjuangan Islam bukan hanya sebatas retorika atau tataran teori belaka, tapi sudah dibuktikan dalam perjalanan sejarah panjang umat Islam. Dimulai oleh Nabi Muhammad shallallahu ’alaihi wasallam sendiri ketika beliau menjadi murobbi bagi para sahabatnya di Darul Arqam. Kemudian dilanjutkan oleh para ulama terdahulu salaf (terdahulu) yang shalih, sampai akhirnya dipraktekkan oleh berbagai harakah (gerakan) Islam di seluruh belahan dunia hingga saat ini. Tongkat esatafet perjuangan Islam tersebut dilakukan oleh para murobbi yang sukses membina kader- kader dakwah yang tangguh.

Kendala Yang Kerap Dihadapi
Pada intinya, umat Islam tak mungkin mencapai cita-citanya jika dari tubuh umat Islam itu sendiri belum lahir sebanyak-banyaknya murobbi handal yang ikhlas mengajak umat untuk memperjuangkan Islam. Mengingat begitu pentingnya peran murobbi dalam keberlangsungan eksistensi umat dan dakwah, sudah seharusnya kita memiliki keseriusan untuk mencetak murobbi-murobbi sukses. Namun ternyata mencetak murobbi sukses bukanlah hal yang mudah. Ada berbagai kendala yang menghadang. Kendala tersebut dapat dikelompokkan dalam tiga bagian.
1. Kemauan.
Yakni, belum adanya kesadaran dan motivasi yang tinggi dari sebagian kita untuk menjadi murobbi. Hal ini mungkin disebabkan antara lain karena kita belum tahu atau tidak mau tahu akan urgensi seorang murobbi, belum percaya diri untuk menjadi murobbi, atau karena peran dan posisi murabbi dalam masyarakat Islam dianggap tidak prestisus. Padahal, ia begitu prestisus di hadapan Allah Azza Wa Jalla.

2. Kemampuan.
Yakni, minimnya pengetahuan, keterampilan dan pengalaman menjadi murobbi. Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas, murobbi ideal adalah sosok paripurna. Sehingga ia menjadi multifungsi yang membutuhkan berbagai kemampuan yang perlu terus ditingkatkan. Beberapa kemampuan yang perlu dimiliki, misalnya pengetahuan agama, dakwah, pendidikan, organisasi, manajemen, psikologi, dan lain-lain. Kemampuan ini masih terbatas dimiliki oleh kebanyakan umat.

3. Kesempatan.
Yakni, ketiadaan waktu dan kesempatan untuk menjadi murobbi. Kehidupan dunia yang penuh godaan materi ini membuat orang terlena untuk mengejarnya, sehingga tak punya waktu untuk memikirkan hal-hal yang strategis. Termasuk di dalamnya tak punya waktu untuk serius menjadi murobbi. Padahal keberlangsungan dan eksistensi umat sangat tergantung pada keberadaan murobbi-murobbi handal.

Mestinya, berbagai kendala tersebut dapat diatasi dengan kekuatan iman dan taqwa kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Tanpa kekuatan iman dan taqwa, obsesi menjadi murobbi sukses menjadi musykil dilakukan.

Keutamaan Murabbi
Sebenarnya, fadhilah (keutamaan) seorang murabbi sebagai da’i bagi umat, menyeru kebaikan dan mencegah kemungkaran, terlalu banyak untuk kita tuliskan di sini. Akan tetapi, karena peran murabbi adalah peran yang khusus dan spesifik yang tidak ada dalam peran seorang muballigh, maka perlu untuk kita sebutkan beberapa fadhilah/keutamaan murabbi dalam sebuah halaqah tarbiyah.

1. Menjalankan Sunnah Rasul.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah membina sahabat-sahabatnya dalam sebuah halaqah. Beliau membina halaqah selama hidupnya, baik ketika di Mekah (contohnya di Darul Arqam) maupun di Madinah (contohnya majelis ilmu di Masjid Nabawi). Jadi, menjadi murobbi berarti melaksanakan sunnah rasul (kebiasaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam).

2. Mendapatkan Pahala Yang Berlipat Ganda.
Barangsiapa yang mengajarkan Islam kepada orang lain maka ia akan mendapatkan pahala. Semakin efektif sarana pengajarannya, semakin berlipat ganda pahala yang akan didapatkan. Halaqah adalah sarana yang paling efektif untuk mengajar Islam. Karena itu, menjadi murobbi akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda.

3. Mencetak Pribadi-Pribadi Unggul
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam adalah murobbi yang telah berhasil mencetak generasi terbaik sepanjang masa. Oleh sebab itu, menjadi murobbi berarti turut membina pribadi-pribadi unggul harapan umat dan bangsa. Sangat aneh jika seorang muslim tidak mau menjadi murobbi padahal ia sebenarnya sedang melakukan tugas yang besar dan penting bagi masa depan umat dan bangsa.

4. Belajar Berbagai Keterampilan
Dengan membina, seorang murobbi akan belajar tentang berbagai hal. Misalnya, ia akan belajar tentang bagaimana cara meningkatkan kepercayaan diri, komunikasi, bergaul, mengemukakan pendapat, mempengaruhi orang lain, merencanakan sesuatu, menilai orang lain, mengatur waktu, mengkreasikan sesuatu, mendengar pendapat orang lain, mempercayai orang lain, dan lain sebagainya. Pembelajaran tersebut belum tentu didapatkan di sekolah formal. Padahal manfaatnya begitu besar, bukan hanya akan meningkatkan kualitas pembinaan selanjutnya, tapi juga bermanfaat untuk kesuksesan hidup seseorang.

5. Meningkatkan Iman Dan Taqwa.
Dengan menjadi murobbi, seseorang akan dapat meningkatkan iman dan taqwanya kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Secara psikologis, orang yang mengajarkan orang lain akan merasa seperti menasehati dirinya sendiri. Ia akan berupaya meningkatkan iman dan taqwanya kepada Allah seperti yang ia ajarkan kepada orang lain. Dampaknya, hidupnya akan menjadi tenang karena dekat dengan Allah dan terhindar dari kemaksiatan.


6. Melatih Diri Dalam Jama’i.
Seorang murabbi yang membina mad’u dalam sebuah kebersamaan halaqah, mampu menjadi pengatur dan manajer dalam sebuah amal jama’i yakni amal yang dibangun dalam sebuah tanzhim/manajemn dakwah. Dan pada giliran yang lain, iapun mampu menjadi salah satu pasukan dalam tataran atau barisan pelaksana. Hal ini sangat penting dalam dalam pencapaian tujuan sebuah amal jama’i.

7. Merasakan Manisnya Ukhuwah

Untuk mencapai sasaran-sasaran halaqah, murobbi dituntut mampu bekerjasama dengan peserta halaqah. Kerjasama tersebut akan berbuah pada manisnya ukhuwah Islamiyah di antara murobbi dan mad’u. Betapa banyak orang Islam yang tidak dapat merasakan manisnya ukhuwah. Namun dengan menjadi murobbi, seorang muslim akan berpeluang untuk merasakan manisnya ukhuwah.

Akhirnya
Dengan memahami peran dan urgensi seorang murobbi bagi agama dan umat, tak ada alasan lagi bagi kita untuk mengelak menjadi murobbi. Kita harus berupaya sekuat tenaga untuk menjadikan diri kita sebagai murobbi yang sukses membina mad’u. Inilah pekerjaan besar yang masih banyak “lowongannya”. Inilah tugas besar yang menanti kita untuk meresponnya. Mari menjadi murobbi!. Wallahu A’lam.

Bahan Bacaan : Menjadi Murabbi Sukses, Satria Hadi Lubis

DATD

19 November 2009



MJ : MENGHAPUS JEJAK
(Ijin,Pinjem judul lagunya ‘PeterPan’. Hehe…)

Betapa asing sang waktu dan betapa ganjilnya KITA !!!
Sang waktu telah berubah dengan nyata
Dan juga telah mengubah diri kita…
Perlahan sosok yang telah lama ku kenal itu
mulai menjauh dari kehidupanku…
Beranjak pergi…
Mencoba menghilangkan jejak yang pernah kita buat bersama…
Menghapus bait-bait tulisan kehidupan
yang pernah kita rangkai dan susun bersama…
Mendustai janji yang pernah kita ikrarkan bersama…

Jiwaku sudah terlalu letih untuk menghadapi kenyataan yang ada…
Nafasku mulai lemah untuk mencoba kuat bertahan..
Tanganku terasa gemetar…
ragakupun mulai roboh !!!
Tak kuasa ku menahan tikaman kesendirian yang begitu menyakitkan
Melukis keluhan panjang yang mengeringkan air mata…

Mentari telah menarik cahaya keemasannya…
Malam sunyi telah turun melelapkan cakrawala impianku…
Rembulan bercahaya perak menyinari gumpalan mega laksana angkara !!
Membentangkan bingkai nestapa…
(puzzle 1, DATD)

(Sebuah Episode : Kesendirian dalam penyesalan)
*****************************************************************************
Sabtu, 20 Mei 2009
“Ini hanya sesaat..terbukti bahwa segala sesuatu itu tercipta berdampingan. Ada PERTEMUAN, pasti ka nada PERPISAHAN…Itu PASTI!!! Maka, berusahalah untuk selalu menyadari bahwa “WAKTU” itu tak bisa dikalahkan!!! Sabarlah…dan memohon agar sang waktu bisa ‘berpihak’ pada kita…” (puzzle 2, DATD)

******************************************************************************
“Hari-hariku berlalu penuh warna…
Kadang suka menyapa, kadang perih mendera…
Tetapi Insya Allah ku kan tetap tegar jalani hitam putih hidup ini
Meski kini ‘tanpa dia’..” (puzzle 3, DATD)

******************************************************************************
Sepenggal cerita tentang REPIHAN HATI ku. Meski jadi SESUATU YANG TERTUNDA, tapi akhirnya bisa ku rangkai menjadi sebuah cerita. Ketika ku terjatuh di dunia lain. Dunia yang HITAM. Dengan berbekal hati yang PATAH dan RAPUH, serta keyakinan bahwa masih DI ATAS BUMI AKU BERPIJAK, ku coba MENCARI KEAJAIBAN yang kan membawaku keluar dari kegelapan ini. Menuju sebuah CAHAYA MATA yang tlah menungguku di luar sana. Menjadi sebuah KETAKJUBAN bagiku. Karna akhirnya aku bisa keluar dari keterpurukan itu.
I can SAVE MY SOUL!!! (puzzle 4, DATD)
******************************************************************************

DATD.... Dengan Atau Tanpa Dia (Part 1)

DATD...hidupku masih berjalan seperti biasa
DATD...aku tetap bahagia
DATD...aku masih bisa berkarya, menghasilkan pemikiran yang luar biasa
DATD...dunia masih ramah menyapa
DATD...mentari pagi masih selalu bersinar hangatkan jiwa
DATD...embun pagi masih sejukkan sukma

DA...ku pernah bahagia dan kecewa...
DA...ku pernah merasa sempurna
DA...ku juga pernah merasa terluka !!!

TD...ku pernah merasa sepi
TD...ku pernah merasakan rindu yang tiada terperi
TD...ku juga bersyukur, karna ku bisa menjaga hati
TD...ku akan terus memperbaiki diri !!!

Dengan Atau Tanpa Dia...
Ku tetap menjadi diriku sendiri....
yang semoga akan selalu menjadi pribadi yang berarti
Sosok yang mampu memberikan inspirasi !!!
(puzzle 5, DATD)

******************************************************************************
puzzle 6, DATD : “SEBUAH UNIVERSITAS BERNAMA’KEHIDUPAN’….”

*****************************************************************************Setetes curahan hati Syavi (ehm, tokoh utama dalam buku ini…)
Pengembaraan seorang hamba di dunia yang fana ini pada hakikatnya untuk mencari “SATU CINTA”. Namun dalam pencariannya, manusia sering kali “TERSESAT DALAM DOSA” walau pada akhirnya mampu menemukan “CINTA YANG SEBENARNYA”.

Liku-liku kehidupan senantiasa menumbuhkan sebuah “PENGHARAPAN” yang membawa manusia itu dalam sebuah “RENUNGAN” untuk menjalani hidup yang sebentar dengan “KEPASRAHAN”!!!

Oh Tuhan…dimana ‘kan kutemukan damainya CINTA???
Hanya Kau tahu segala tercipta…
Kuserahkan segala kebenaran-Mu
Tuk slalu terangi jalanku…
Mencari sebuah CINTA yang HAKIKI, yakni CINTA-Mu!!!
(puzzle 7, DATD)

******************************************************************************
SATU CINTA (Nasyid Star Five)
Ku memohon dalam sujudku pada-Mu
Ampunkanlah segaa dosa dalam diri
Kupercaya Engkau bisa meneguhkan
Pendirianku…Keimananku…

Engkau…SATU CINTA, yang slamanya aku cari
Tiada waktu ku tinggalkan demi cintaku kepada-Mu
Walau seribu rintangan yang menghadang dalam diri
Kuteguhkan hati ini, hanya pada-Mu ku pasrahkan…

Ya Allah…Ya Tuhanku…
Selamatkanlah hamba ini
Dari segala FATAMORGANA DUNIA
Oh Tuhan…
Jauhkanlah hamba ini dari hidup yang sia-sia…
(puzzle 8, DATD)
***************************************************************************

[Kepingan-kepingan puzzle yang diambil dari Buku Best Seller “DATD, Dengan Atau Tanpa Dia”, sebuah kisah pencarian cinta sejati, karya Keisya Avicenna, Aisya Avicenna, dkk…hehe…(I HAVE A DREAM!!!)
Inspirasi => PADI : makin berisi makin merunduk!!! Spesial thanks to : ‘Om Dude’ atas inspirasinya….kapan buku kita kelar nih?? Hmm…met jadi ‘dokter beneran’ dulu deh, then jadi ‘dokter kehidupan’…hehehe…]

BELANTARA IMAJINASI



Pekatnya malam tak hentinya menebarkan inspirasi di tengah kesepian yang maha hebat ini…
Kegelapan yang bernapas di bentangan sunyi
Diselingi semilir angin yang merasuk ke dalam hati
Tetap ku coba tuk keluar dari belantara imajinasi
Menerobos sela-sela bentangan penghalang kreativitas diri
Melepaskan dan membumihanguskan teror kematian harapan…
Sebuah pilihan, untuk terus bertahan ataukah lari dari kenyataan ???

Diantara derap langkah yang berpacu..
Setapak itu kini berlari, mengejar ketertinggalan.
Meski telah memaksa, tapi waktu enggan tuk berdamai…
Inginku mengukir kembali jejak itu!!!
Meski terhimpit perih, tergores luka, tersandung problematika…
Tapi ku yakin semua pasti kan sirna…
Karna setiap badai pasti kan berlalu..

Biarkan ku menulis lebih banyak lagi..
Karna hanya ini yang bisa kulakukan agar tetap bisa bertahan di dalam belantara imajinasi
Dan berharap bisa keluar darinya suatu saat nanti…
Bersama dengan berjuta inspirasi…
Terimplementasi dalam sebuah prasasti, karya abadi…

[Keisya Avicenna, -inspirasi yang mengalir begitu saja-, 19 November 2009…20:20, Zona Inspirasi SUPERTWIN….]

SEBUAH UNIVERSITAS BERNAMA ‘KEHIDUPAN’

18 November 2009


Rona pelangi senja iringi langkahku kembali…
Sinarnya menyiratkan HARAPAN…
Meyakinkan aku bahwa PERJUANGAN akan tetap di-LANJUTKAN!!!
(Perjalanan Semarang-Wonogiri, sehabis tes STIS bersama Dita, Gestin, dan Risang...di tahun 2006)

Malam ini bulan enggan tampakkan keanggunan dirinya…
Hanya ada BINTANG yang mensketsa indahnya langit malam…
Pancaran kerlap-kerlip bintang yang mengantar kerebahanmu
Menyanyikan SEMANGAT…Membelaikan DOA…
Mengajarkan NASIHAT….agar engkau memimpikan KEMENANGAN yang kan mengetuk pintu hatimu
Meyakinkan bahwa kau mampu untuk mewujudkan semua mimpimu…
(Nungma, 2006...hmm.co cuit Nung!!! Teruslah MENULIS!!!)

Motto dari ‘Tama_Al Jauzy’ :
“Aku telah merasakan seluruh kenikmatan hidup.
Tapi tidak ada yang lebih nikmat dari kemurahan hati memaafkan kesalahan orang lain…
Aku juga telah merasakan kepahitan hidup…
Tapi tidak ada yang lebih pahit dari selalu bergantung kepada orang lain.
Dan aku telah mengangkat dzat-dzat yang berat, tapi tidak ada yang lebih berat dari memikul suatu amanah…”
(3 Desember 2005, 09:24:24)

“TAMPARAN DAHSYAT 20-21 JUNI 2006”
1. Pernahkah Anda membaca Hadits dari Muslim..Suatu ketika ada orang yang tanya kepada Nabi..”Wahai Nabi, beri aku nasihat, yang tidak bisa kudapatkan selain dari Engkau”. Maka Nabi menjawab : “BERIMANLAH KEPADA ALLAH SWT, KEMUDIAN ISTIQOMAHLAH…”
(20:07:11)

2. Mungkin…Anda tersenyum karena lucu, heran, atau bahkan bingung. Seperti itukah jawaban Nabi ketika dimintai nasihat yang khusus dan berarti bagi sahabat tadi??? Justru orang yang menganggap aneh hadits tadi itulah yang lucu. Anda mungkin belum menyadari..bahwa ISTIQOMAH ITU SULIT…SANGAT SULIT!!! Betapa banyak yang dulu semangat kemudian berjatuhan. Inilah SELEKSI dari-Nya… akan terlihat siapakah yang benar-benar mencintai-Nya atau yang pura-pura agar terlihat MENCINTAI-Nya…
(20:07:32)

3. Bukanlah aneh jika MANUSIA FUTUR.tapi, yang aneh adalah manusia yang membiarkan dirinya tetap futur. Bahkan ada yang tertawa, tersenyum senang saat futur, walau hanya diwujudkan di hati. Pernahkah membaca firman-Nya,” SESUNGGUHNYA PENDENGARAN, PENGLIHATAN, DAN HATI AKAN DIMINTAI PERTANGGUNGJAWABANNYA” (Q.S. 17:36). Betapa ruginya jika manusia hatinya berkurang keimanannya dan hanya terisi dengan nikmatnya menjalani kehidupan dunia. Maka Allah memberikan TAWARAN, SURGA atau NERAKA…TAAT atau INGKAR!!!
(20:09:13)

4. Tapi jangan takut!!! JANGAN BERSEDIH!!! Tidak ada yang lebih indah dari tetap berharap akan ampunan dari Yang Maha Sempurna. Dia-lah pemegang masa depan dan taksir kita. Tak ada yang lebih baik dari pemberian-Nya. Kembali ke jalan-Nya adalah sebaik-baik IBADAH. Karenanya, terhapuslah DOSA terdahulu… Sahabat, tiada lain ini hanyalah NASIHAT. Tapi sahabat yang baik itu saling menasehati, bukan hanya saling memuji. Semoga tetap dalam lindungan-Nya. Dan ini diambil manfaatnya…Afwan jiddan…
(20:09:58)

5. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun. Jika manusia tidak berdosa, bagaimana Allah memberikan ampunan??? Tidak hanya saya, saya juga tidak lepas dari dosa. Tapi SEGERA BETAUBAT DARI DOSA ITU PERINTAH!!! Penyesalan adalah taubat… menangis itu taubat. Maka, usahakanlah dalam hidup kita, JANGAN MELAMPAUI BATAS-BATAS YANG DITENTUKAN-Nya!!! Jangan minta bimbingan saya, tapi mintalah pada-Nya…Semoga Allah tidak semakin jauh, tetapi semakin dekat… Dan Allah ridha dengan dosa kita, sehingga Dia memberikan AMPUNAN-Nya yang luas…
(04:42:05).

6. Norma, jangan sedih terus. OPTIMIS SAJALAH!!! Sungguh, orang yang sedih itu cepet tua dan orang yang sedih itu tidak dapat menikmati nikmat Allah yang satu ini : wahing atau bersin. Ha, coba lihat, apa ada orang yang serius tiba-tiba bersin??? Ingat aja, pas kita satu ruang pas UN/UAS. Kecuali yang flu, pasti tidak ada yang bersin. Termasuk saya!! Jadi, jangan spaneng ya!! Nanti tidak bisa bersin lho…tu rahmat-Nya yang nikmat. Bersin itu juga dapat melancarkan syaraf-syaraf yang rusak. Jadi, OPTIMIS SAJA!!! HADAPI DENGAN SENYUMAN…!!!!^_^
(04:59:43)

Kerasnya batu dapat hancur oleh tetesan AIR..
Kerasnya diri dapat hancur oleh kelembutan CINTA…CINTA ILAHI…
Pakailah cintamu untuk melengkapi tulusnya kebaikanmu..
Usirlah cintamu jika hanya untuk menuruti nafsumu yang hina!!!
(Abdi Syahid , 11 Desember 2005…)


Semua orang merasakan bahagia bersama Say. Itulah anugerah Allah yang tak ternilai harganya. Allah Maha Adil. Ia telah mengatur semua dengan indah. Walau dulu merasa pahit, tapi kini Say telah mengecap manisnya. YANG LALU BIARLAH BERLALU!!! Jadikan kepedihan yang Say rasakan sebagai BUMBU KEHIDUPAN yang akhirnya membawa kenikmatan. CINTA-lah yang membuat kita bahagia. CINTA-lah yang membuat kita dekat dengan Say. Ingatlah, kita semua butuh Say. Kita ingin melihat senyum Say dan kita selalu ada untuk Say. Love U…(Gestin ‘Chay’, 13 April 2006…22:09:39)

---hmm...saat ‘kembali menemukan cinta-Nya!!! CINTA TERTINGGI yang TAK TERBANDINGI!!!” Terima kasih Gest, kamu memang sahabat terbaikku!! selamat ya, karna ‘kepakan sayapmu’ telah sempurna..Love U, coz Allah...---


Taushiyah dari Ukh. Dewi Wulandari :
1. Andaikan semua yang kita inginkan terkabul tentu kita jadi sombong dan melupakan-Nya. Percayalah, Adikku…obati rasa sakitmu dengan bersyukur pada-Nya jika suatu saat ada ketetapan-Nya yang tidak kau suka!!
(7 Desember 2005, 08:30:39)

2. Allah itu sesuai prasangkaan hamba-Nya. Maka KHUZNUDZON dengan ketetapan-Nya dan mintalah sebanyak yang kamu bisa, kemudian yakinlah, Allah kabulkan doamu. Jangan takut, HADAPI!!!
(21 Desember 2005, 17:16:06)

3. Bersihkan HATI karena ILMU tidak akan sampai pada AKAL jika HATI KOTOR!! Benarkah CINTA saya hanya untuk Allah semata?? Ataukah ada CINTA LAIN yang tidak saya sadari ternyata menyaingi CINTA-Nya???
(31 Desember 2005, 20:55:06)

4. Adikku sayang, rasa suka itu wajar ada. Bagi kita, inilah EPISODE JIHAD!!! Bagaimana mengendalikannya karena rentan sekali dengan goda syaitan yang menjurus pada NAFSU, tanpa disadari. Ini adalah ujian dari Allah, sampai sekuat apa kita berusaha jadi WANITA SHOLIHAH yang sebenarnya. Jika kita MENANG, Insya Allah, Allah telah persiapkan kita jadi ISTRI SHOLIHAH dengan CINTA SUCI-nya. Pasti pendamping hidup kita adalah pilihan Allah yang TERBAIK. Jangan ragu untuk menegaskan , CINTAKU MURNI UNTUK-Nya!!! Insya Allah, Dia akan menjaga cintamu untuk selain-Nya. Jangan takut memilih cinta-Nya!!! LUV U…
(1 Januari 2006, 05:42:15)
-----hmmm...saat2 curhat nih...deeuuu, masa-masa SMA yang penuh cobaan dan tantangan!!!----

NUNGMA dalam TULISAN nya!!! (dalam episode : mencoba menguatkan diri sendiri...)

“Masih ada sejuta asa… masih ada sejuta makna…
Masih ada pijar BINTANG dan MENTARI
Yang akan selalu bercahaya dari lubuk jiwa…
Dengan menjadi bermakna dan bermanfaat bagi sesama..
Biarkan CINTA itu bermuara dengan sendirinya,
Di saat yang tepat, dengan seseorang yang tepat…
Dengan pilihan yang tepat..
Hanya dari Allah swt…”
(Nungma, Desember 2005)

“Memang Allah jualah yang menentukan segala yang terjadi dalam hidup kita!!! Tapi kalau kita sudah berusaha…sudah berdoa…sehingga menguatkan mental kita. Tapi akhirnya kita “BELUM BERHASIL”, kita gak akan kecewa..karena kita yakin ada EPISODE BARU yang menanti kita hingga membuat kita lebih berarti…”

“Keyakinan itu akan sampai pada puncaknya yaitu yakin Allah pasti beri yang TERBAIK untuk kita. Hidup di dunia cuma sekali. Maksimalkan kemampuan kita bersama bimbingan Allah. Bersama TANGAN CINTA-Nya. Kalo kamu yakin bakal SUKSES, PASTI SUKSES!!!”

“Aku menangkap pancaran semangat dalam binar matanya
Sungguh luar biasa, sinyal harapan yang tersirat
Membuatku semakin mengerti makna sebah perjuangan
Tuk gapai suatu tujuan
Tidak mudah memang….
Tapi ketika keikhlasan dan pantang menyerah menjadi penegak langkah ini
menjadi benteng pertahanan diri..
Insya Allah, tidak ada yang mustahil..
Everything is Possible…”
(18 Juli 2009…Diskusi tentang konsep BIOSPHER. Hiks...kangen BIOSPHER!!!)

Universitas Kehidupan akan terus memberiku berjuta hal baru dan pengalaman luar biasa!!!
(Bersemedi di Zona Inspirasi SUPERTWIN, 17 November 2009...’saat diri harus merasakan nikmatnya rasa sakit’...)

DEUX TROIS…”Our Friendship Will Never Die”


“Saat lonceng pagi datang..
getarkan relung hati kecilku…
akankah terasa lagi senja yang hadir seperti dulu???
berlari mengejar angin…di tepi riuh deburnya air..
menanti perahu layar pulang menepi..
MENJALA CINTA
takkan kudengar suaramu..
nyanyikan KEAJAIBAN KECILMU…
tak kan kau dendangkan lagi…senandung syair hidupmu..
bayang dirimu menghilang…seiring kepak camar menjelang..
tiada yang lebih manis semanis engkau ada di sini…”


Senandung yang membuatku terkenang kisah kasih persahabatan anak-anak DEUX TROIS dulu…2.3 SMANSA tahun 2004/2005. Ni lagu favorit salah satu sahabat…hmmm…(flash back jaman SMA dulu ah….kangen euy!!!!). kembali membuka lembaran kisah kurang lebih 4 tahun silam..

Sebuah kalimat yang saya tulis di “CATATAN RAHASIA” saat usia genap 18 tahun…

“Derai-derai cemara lembut berayun…Membelah malam…Menyibak sepi…
Bagai kidung pagi…Menjadikan ulang tahunku semakin berarti…”



[hmm…so romantic beud…]^^v
A NEW DAY HAS COME!!! wow…wow…wow…Pesan dahsyat namun simple yang pernah saya dapatkan : JA-IM!!! JAGA IMAN!!! [Sepakat!!!]

waduh waduh…
ntah kenapa jadi kangen banget ma DEUX TROIS…
Pengin nulis lagi sebuah tulisan yang pernah kutulis sehari setelah anak-anak DEUX TROIS berpetualang ke Tlatah Ngayogyakarta…(Pantai Baron, Krakal, Kukub, n…Malioboro)

28 Juni 2005
“Petualangan anak-anak DEUX TROIS dimulai!!!”

Judul yang kutulis gedhe banget dengan tinta ijo di “CATATAN RAHASIA” ku tahun 2005…
(apa ya isinya???? hmm…namanya juga CATATAN RAHASIA, jadinya ya RAHASIA dung…)
tapi saya pengin nulis bagian pungkasan dari “CATATAN” itu…(hmmm…ungkapan seorang anak SMA kelas 2 nie…

“Selama sepanjang perjalanan pulang aku menerawang jauh ke awang-awang (Cie…glodhag!!!) –hmm, heran, ada ekspresi kaya gini juga!!! maklum anak SMA-. Aku ngrasa klo kebersamaan anak-anak DEUX TROIS akan segera berakhir. Tapi, semoga dengan petualangan hari ini akan menjadi ‘SEBUAH KISAH KLASIK UNTUK MASA DEPAN’ dan akan mempererat jalinan persahabatan kita semua. Teman-teman juga berpesan : ‘Jangan pernah lupa petualangan kita hari ini!!!’ Dan malam pun semakin larut…Mengapa hari yang indah ini begitu cepat berlalu???. aku sedih, kalo kebayang kita semua gak bakal bersama-sama jadi satu kelas lagi seperti setahun lalu. Tapi lembaran-lembaran kisah yang telah mewarnai hari-hariku, akan selalu terekam dalam memory otakku, yang akan menjadi kenangan manis yang Insya Allah tidak akan pernah aku lupakan seumur hidupku!!! Hari yang melelahkan…tetapi berakhir menyenangkan…Terima Kasih ya Allah, untuk hari ini!!! Engkau telah tuliskan SKENARIO TERINDAH dalam hidupku…SAHABAT, terlalu banyak peristiwa yang telah terlalui. Jika memang jalan itu masih ada…akan kulalui bersama dirimu, SELAMANYA!!!”


Pas nulis ini bareng ma si Winamp konser lagunya EDCOUSTIC euy…(nambah-nambahi kangen aja…)

"Sebiru hari ini, birunya bagai langit terang benderang
Sebiru hati kita, bersama di sini

Seindah hari ini, indahnya bak permadani taman surga
Seindah hati kita, walau kita kan terpisah

Bukankah hati kita telah lama menyatu
Dalam tali kisah persahabatan ilahi
Pegang erat tangan kita terakhir kalinya
Hapus air mata meski kita kan terpisah
Selamat jalan teman
Tetaplah berjuang
Semoga kita bertemu kembali
Kenang masa indah kita
Sebiru hari ini

Seindah hari ini, indahnya bak permadani taman surga
Seindah hati kita, walau kita kan terpisah..."


EDCOUSTIC konser lagi..”JANGAN BERSEDIH!!!!”

“Dunia ini masih seluas yang kau impikan...
Tak perlu kau simpan luka itu, sedalam yang kau rasa
Memang ada waktu agar kau bisa kembali semula.
Percayalah padaku, kita kan bisa melewatinya…
Jangan bersedih, oh kawanku…aku masih ada disini
Semua pasti kan berlalu, aku kan slalu bersamamu…
Jalan hidup tak slamanya indah
Ada suka…Ada duka..
Jalani semua yang kau rasakan, kita pasti bisa!!!!"


DEUX TROIS…awal saya kembali ke SMANSA!! (setelah ‘peristiwa’ itu…dan saya buktikan, saya bisa bangkit lagi dari ke’RAPUH’an itu!!! Special thanks to : KYDEN, Gestin, Meutika, Lilik Mur, Lilik Suz, Anang, Ran, Mas Trimo, Mas Rendro, Niko, Tezar, Dono, Dita, Fikri, Zainal, Tyo, Wulan ‘Tiwung’, Nur Astria, Ifang, Nobiko, Dian, Nova, Risang, Vida, Joko DH, Timbul, dan semua yang telah membuatku “BANGKIT”!!! Saya sangat bersyukur…Saya sangat bahagia, hanya Allah swt yang bisa membalas semuanya…)

DEUX TROIS…awal aku ‘mencoba kembali’ mengukir prestasi!!! (Ibu, terima kasih…!!)

NB : Bu Harini, terima kasih buat kesabaran dan didikannya yang luar biasa!!! I LOVE U, Mom!!! DEUX TROIS bangga dan bersyukur memiliki wali kelas Ibu!!! THE BEST ONE!!!

Sebuah kalimat yang saya tuliskan di ALBUM KENANGAN SMANSA 2005/2006 :

“Hidup memang penuh dengan goresan warna. Jadikan hidup ini selalu penuh dengan harapan baik kepada Sang Pemilik Jiwa. Bersiaplah menghadapi putaran waktu, hingga setiap langkah dan helaan nafas senantiasa bernilai ibadah kepada-Nya..

DEUX TROIS…”Our Friendship Will Never Die”

-Sebuah desain kaos kelas yang dulu pernah Nungma buat…hiks..kangen banget!!!-

EMAK INGIN NAIK HAJI


Film ini mengisahkan perjuangan seorang wanita lanjut usia yang diperankan Atiek Cancer untuk menggapai cita-citanya menunaikan ibadah haji. Sayangnya, ia terkendala masalah biaya. Emak yang sehari-hari hanya berjualan kue jelas tak akan sanggup menanggung biaya haji.

Namun, semua itu tidak menjadi halangan baginya untuk mengumpulkan rupiah demi rupiah demi membuktikan keikhlasan dan kerinduan kepada Tuhan. Film ini juga mengangkat ketulusan hati Zein, yang diperankan aktor Reza Rahadian, untuk membantu Emak mewujudkan keinginannya naik haji. Saking besarnya kecintaan pada orangtua, Zein bahkan sampai mengambil jalan pintas.

Film ini diangkat berdasarkan cerpen berjudul sama karya Asma Nadia. Sedangkan skenarionya dikerjakan Adenin Adlan & Aditya Gumay. Menurut Aditya, cerpen Emak Ingin Naik Haji sudah sangat kuat, sehingga tidak ada yang perlu dikurangi. "Kami hanya mengembangkan ceritanya, tapi itu sudah seizin penulisnya," ujar Aditya dalam dialog pagi Liputan 6 Pagi SCTV, Ahad (15/11).

Hal itu diakui Nadia, bahwa skenario film yang sempat syuting selama sembilan hari di Mekah, Arab Saudi ini sangat setia dengan ceritanya. Kalaupun ada pengembangan itu semata-mata membuatnya lebih tampak indah. Ya, film ini menjadi indah karena menawarkan banyak cinta kepada penontonya. Ada cinta kepada Sang Pencipta, cinta anak kepada orangtua dan sebaliknya, serta tentu saja cinta kepada sesama.

Tidak sekadar menampilkan usaha keras seorang wanita paruh baya dan anaknya dalam menggapai cita-cita, film ini juga menyindir kebiasaan sebagian kalangan berada yang berulang kali menunaikan ibadah haji. Bukan karena keinginan tulus beribadah, tapi untuk menaikkan status sosial atau bahkan untuk kampanye politik.

-SEMOGA MENGINSPIRASI-

The great POWER of MOTHER, The great POWER of LOVE

The great POWER of MOTHER, The great POWER of LOVE
[karena ibu adalah Madrasah pertama bagi putra – putrinya…]


Melukiskan keindahan seorang ibu butuh kekuatan ekstra untuk menyadarkan kembali arti kehadirannya untuk diri kita. Terkadang kita sadar, banyak hal yang terjadi banyak khilaf yang telah berlalu, begitu banyak arti banyak makna dan mengalir begitu saja. tanpa kita sadar, sudah banyak hal indah yang telah terlewati bersamanya, dan kita pun melupakan begitu saja. Sadar ataupun tidak, terkadang yang ada hanya harapan, tuntutan dan bahkan menyalahkan..Nauu`dzubillah…

Just for my mom…

Sebuah rangkaian kalimat sarat makna, menghadirkan berjuta inspirasi…menyuguhkan penggalan pertanyaan yang kita sendirilah yang mampu menjawabnya!!! ”Mau nggak dapat ‘door prize’ tanpa diundi dan surprise full prestise? Penghargaan besar, peluang yang jarang, investasi hakiki. Segera, rebut dan dapatkan kelas surga sebaik-baiknya! Beramal bakti sepanjang hari kepada kedua orangtua. Raih hidup penuh berkah. Anugerah di atas anugerah. Tak perlu gelisah. Pintu surga itu ada di rumah. Buku yang menggugah jiwa kepahlawanan, menggali energi kesuksesan, menemukan motivasi dan inspirasi dahsyat meraih sukses dan bahagia dunia akhirat. Bukalah pintu tobat kala dosa menggelisahkanmu. Bukalah jendela rahmat untuk mengantar suksesmu. Nikmati belaian ventilasi nan wangi kala berbagai problem menghampiri. Temukan relung-relung kebahagiaan dengan berbakti kepada kedua orangtua, khususnya kepada ibu. ibu yang sangat berjasa kepadamu. The Great Power of Mother, inspirasi dahsyat dunia akhirat.”

Allah swt pun telah berfirman dalam ayat-ayat CINTA-Nya…
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua orang Ibu Bapaknya; Ibunya telah mengandung dalam keadaan LEMAH yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kedua Ibu Bapakmu, hanya kepada-Ku-lah tempat kembalimu”.
“Dan jika keduanya memaksamu untuk mensekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia ini dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Ku-lah kembalimu maka Ku-berikan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”.
(Q.S. Luqman [31]:14-15).

Betapa dahsyatnya ayat tersebut menjelaskan posisi orang tua. Bahkan, ketika mereka memaksa kita untuk mensekutukan-Nya, meski kita diperintahkan oleh Allah untuk menolaknya, tapi kita tetap harus mempergauli/ memperlakukan mereka dengan baik ini di dunia. Bahkan, amalan kepada orang tua merupakan salah satu amalan yang paling utama selain sholat tepat pada waktunya dan Jihad fisabilillah.

IBU…
Ingatlah pengorbanan Sang IBU, yang menyayangi dan melindungi kita sejak dalam kandungan..yang merawat. dan membela kita setiap saat, kesalahan dan kejelekan kita, ditutup rapat oleh IBU.
IBU hanya berharap..anaknya akan berubah suatu saat..
Coba ingat, ketika kita mendapat masalah,IBU-lah tempat terbaik untuk bercerita..nasihat-nasihat beliau begitu tulus, senyumnya begitu teduh, seolah beliau berkata: “KAMU HARUS MENJADI ANAK YANG BAIK !!!”

Ketika sakit..IBU terus menunggui kita, membantu kita untuk segera sembuh, memotivasi untuk selalu bertahan. IBU…yang selalu kita cium tangannya ketika berangkat beraktivitas…yang selalu kita jadikan pembela setiap saat. IBU…yang melindungi dan mengatur, melayani kebutuhan kita,sehingga kita terlupa dan menganggap IBU sebagai pelayan dalam keluarga.
Sudahkah kita minta ampun kepada IBU..??? Atas kesalahan-kesalahan kita..atas umpatan dan cacian kita..atas kemarahan kita kepada beliau??Atas kesewenang-wenangan kita..memperlakukan dengan keji…

Sosok yang mulia bernama IBU!!
Kita hanya melihat sedikit, tentang perjalanan WAKTU!!!
Di mana mudah bagi Allah untuk mengambil IBU dari sisi kita… WAKTU tidak dapat diramal, sehingga saat-saat pahit itu, ketika harus berpisah dengan IBU,sangat tidak bisa diperkirakan, akan tiba saat itu dengan cepat, pahit dan luka…

Itu baru kita RENUNGKAN…!!!

Dan kenyataannya, sekarang kita masih mendapati IBU menanti kedatangan kita, kepulangan kita di rumah, kita masih mendapatkan kasih sayang IBU setiap saat…Untuk itu,belum terlambat jika mulai saat ini kita mencoba untuk mulai menghargai jerih payah mereka..untuk memberikan yang TERBAIK bagi IBU..

Menunjukkan PRESTASI & KESUKSESAN kita, untuk ditukar dengan senyum BANGGA & BAHAGIA dari IBU…!

"Ya Allah, cintai Ibuku, beri aku kesempatan untuk bisa membahagiakanIbu..., dan jika saatnya nanti Ibu Kau panggil, panggillah dalam keadaankhusnul khatimah.
Ampunilah segala dosa-dosanya dan sayangilah ia
sebagaimana ia menyayangi aku selagi aku kecil "

"Titip Ibuku ya Allah"



[Teriring dentingan nasyid yang melantun syahdu saat diri ini mengingat Ibu, sosok luar biasa penuh inspirasi…]

Bila kuingat masa kecilku, ku slalu menyusahkanmu
Bila kuingat masa kanakku, ku slalu mengecewakanmu
Banyak sekali pengorbananmu yang kau berikan padaku
Tanpa letih dan tanpa pamrih
Kau berikan semua itu
Engkaulah yang kukasihi
Engkaulah yang kurindu
Kuharap slalu doamu
Dari dirimu ya IBU…
Tanpa doamu takkan kuraih
Tanpa doamu takkan kucapai
Segala cita yang kuinginkan
Dari dirimu ya IBU…
(Ingatlah Ibu_Shoutul Haq)




keisya_avicenna@yahoo.com
-HARI YANG DAHSYAT dan LUAR BIASA, 15 November 2009-

QWERTYUIOPASDFGHJKLZXCVBNM

Ketika inspirasi mulai mematahkan segala ego idealisme yang berputar-putar, merambat bak aliran listrik yang menjalar hebat dan cepat di otak ini. Bagaikan Quantum, dengan percikan-percikan energy dahsyat yg mengubah segala yg saya punya menjadi sebuah ledakan dinamit kreativitas yang sangat luar biasa. Berkarya dan terus berkarya..berkontribusi dan beramal walau hanya secuil biji dzarrah…mencoba menjadi sosok seorang muslimah “pencetak sejarah". Mumpung, bulan November…saat yang pas untuk memadukan segala ide dan kreativitas sembari mengenang jasa para pahlawan kita..mereka juga INSPIRATOR kita…

INSPIRASI….sebuah kata yang tepat yang patut dan cocok menggambarkan diri seorang NUNGMA selama satu tahun terakhir (di tahun 2009 ini)

Ketika inspirasi terejawantahkan menjadi sebuah tekad perbaikan diri. Inspirasi yang saya dapatkan dalam kisah perjalanan hidup saya tidaklah sedikit yang bisa mengubah jalan pemikiran untuk kemudian merasuk dalam hati nurani dan terinternalisasikan menjadi sebuah tindakan nyata, tuk selalu tegar hadapi kenyataan..meski pahit sekalipun yang saya rasakan...

Bintang, saat langit berubah kelam..ia dengan pancaran sinarnya yang setia..mencoba temani rembulan yang hanya bisa pasrah melengkungkan sabitnya.. Cerita sang malam membuat saya kembali melambungkan daya imanjinasi.. tetap saya biarkan jemari ini menari liar di tuts-tuts keyboard sebuah komputer adik kost (si lepito masih rehat, capek mungkin 2 hari dibawa berkelana ke ibukota Jawa Tengah tanggal 7-8 kemaren)...mengetik tanpa melihat layar...karena terlalu fokus merangkaikan abjad-abjad ini...aksara-aksara ini...mencoba mensejajarkannya satu demi satu agar menjadi tatanan kalimat yang mengandung makna...

QWERTYUIOPASDFGHJKLZXCVBNM....semua punya makna tersendiri!!!

(to be continued...)

- SEBUAH RITME INSPIRASI-

Keisya Avicenna...'saat diri merasa kehilangan', dan sang waktu kembali sembuhkan lukaku...hmmm...teruslah berusaha menjadi GENERASI PENUH INSPIRASI!!!

11-11 (angka yang penuh makna...) 1+1 = 2...hehe!!!dan angka 2 adalah angka yg LUAR BIASA bagi SUPER TWIN!!!

Selamat Hari Pahlawan, Jenderal

Saat agresi militer Belanda II, Soedirman memilih untuk menyingkir dari ibukota RI saat itu (Yogyakarta) dan memimpin perang gerilya, meski sudah diminta oleh Soekarno saat itu untuk istirahat saja di Yogyakarta, mengingat penyakit TBC yang dideritanya dalam masa penyembuhan. Jawaban Soedirman sangat tegas: ”Yang sakit adalah Soedirman, tetapi Panglima Besar tidak pernah sakit”. Sebuah semangat yang luar biasa.

Sebelumnya, komando Angkatan Perang diserahkan oleh Soedirman kepada Soekarno sebagai Panglima Tertinggi, untuk melakukan perlawanan. Tetapi Soekarno menolak dan memilih untuk tetap tinggal di Yogyakarta. Sambil berucap:”Jika Panglima Tertinggi tidak bersedia memimpin angkatan perang, maka komando akan dipegang oleh Panglima Besar”, Soedirman memutuskan menyingkir dari Yogyakarta. Dan dimulailah episode panjang kisah gerilya Panglima Besar Soedirman yang terkenal itu.

Kisah gerilya Panglima Besar mirip kisah pelarian Tan Malaka menghindari kejaran penjajah kapitalis. Selalu berpindah dari satu daerah ke daerah lain, dan tidak pernah lama tinggal di daerah yang ditempatinya. Bedanya, Tan Malaka bila tinggal di suatu daerah dalam hitungan bulan, tetapi bila Soedirman tidak pernah lebih dari satu hari. Bila Tan Malaka menghindari kejaran polisi/intelijen lintas negara (Inggris, Belanda, Perancis, AS), maka Soedirman harus menghindari kejaran militer sekutu disertai pesawat-pesawat tempur yang terus meraung-raung sambil menjatuhkan ribuan ton bom. Tapi Jenderal Soedirman selalulolos dari kejaran musuh, dan tak jarang tentara Belanda hanya menyerang daerah-daerah kosong yang sudah ditinggalkan oleh Sang Jendral. Selama gerilya inilah, dengan sakit TBC yang semakin parah (parunya hanya bekerja satu), Sang Jenderal mengoordinasi dan mengatur angkatan perang RI untuk menghadapi tekanan militer Belanda.

Prinsip Jendral Soedirman jelas: Lebih baik di bom atom daripada merdeka kurang dari 100%. Prinsip ini juga dianut oleh partner sejatinya: Tan Malaka. Maka bersama Tan Malaka (terutama dalam Persatuan Perjuangan), Soedirman menolak semua bentuk politik diplomasi yang tanpa didahului oleh pengakuan kedaulatan sebagai negara merdeka. Karena prinsip ini pula, duet ini sering berseberangan dengan politik resmi pemerintah dan negara. Tetapi karena sebagai Panglima Besar yang harus menyatukan elemen bangsa untuk tetap bersatu, maka Soedirman “terpaksa” patuh dan taat kepada politk pemerintah. Bagi Soedirman, tentara adalah alat pemerintah, maka politik tentara adalah politik pemerintah. Bagi Soedirman, posisi ini tentu dilematis. Di satu sisi harus tetap teguh mempertahankan prinsip, tapi disisi lain Soedirman harus mampu meyakinkan anak buahnya bahwa inilah yang terbaik. Hal ini wajar, karena saat itu moral tentara Republik sedang tinggi-tingginya karena kemenangan di banyak front pertempuran. Tetapi dengan kharisma dan wibawa Panglima Besar, bukan hal yang sulit untuk mendinginkan hati tentara republik.

Ternyata, meskipun hanya seorang guru SD, Soedirman memiliki naluri militer yang tajam. Naluri itu ditambah dengan jiwa kebapakan dan sosial yang tinggi (sebagai aktifis Muhammadiyah dan tokoh masyarakat), menghasilkan perpaduan yang sangat dahsyat sebagai Panglima Besar.

Ada hal yang menarik kalau kita ikuti sepak terjang Jenderal Besar Soedirman. Beliau banyak terinspirasi oleh perjuangan Nabi Muhammad SAW. Ketika pasukan Siliwangi harus ditarik mundur dari daerah kantong menuju daerah Republik, maka Soedirman mengistilahkan dengan “hijrah”, untuk menjaga moral pasukan. Bahkan Soedirman sendiri yang menyambut di stasiun Tugu Yogyakarta. Saat Soedirman terkepung di daerah Jawa Timur, beliau menggunakan trik yang sama dilakukan Nabi untuk melarikan diri, yaitu dengan mengelabui musuh dengan Soedirman palsu. Soeparjo Rustam dan Heru Kesser memakai mantel untuk mengelabui Belanda. Dan memang akhirnya Belanda dapat dikelabui.

Soedirman yang selama Gerilya tidak dapat dikalahkan oleh Belanda, akhirnya harus dikalahkan oleh sakitnya. Tetapi sejatinya dia tidak dikalahkan, karena hanya fisiknya saja yang sakit dan digerogoti penyakit, tetapi jiwa dan semangatnya akan selalu merdeka, bebas, tidak tertaklukkan, dan akan terus menginspirasi generasi muda Indonesia untuk terus mengobarkan semangat pantang menyerah berjuang demi rakyat. 29 Januari 1950, beliau menutup mata untuk selamanya di Magelang dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kusumanegara, Semaki – Yogyakarta.

Perjuangan Panglima Besar seharusnya menjadi contoh bagi kita semua. Pesan beliau yang saat ini kembali populer adalah: “Rakyat tidak boleh menderita, biarlah kami para pemimpin yang menderita”, seharusnya menjadi refleksi bagi para pemimpin bangsa sekarang. Bukannya malah mengumbar hawa nafsu tanpa malu lagi..
Selamat Hari Pahlawan, Jenderal, dari kami yang selalu mengenangmu…

Maafkan kelakuan para pemimpin kami yang tidak tahu malu itu, Jenderal!!!

RAIHLAH “JATI DIRI MANUSIA”.. untuk
MENGEMBALIKAN JATI DIRI BANGSA INDONESIA!!!

SELAMAT HARI PAHLAWAN!!!

Keisya Avicenna dalam ikhtiar merealisasikan tema November :
" MENJADI GENERASI PENUH INSPIRASI, PEWARIS JIWA-JIWA PARA GERILYA, DENGAN SEMANGAT JUANG DAN PENGORBANAN YANG LUAR BIASA !!!"

0,33 MALAM YANG 'KADANG' TERLUPAKAN...

Jibril pernah datang pd nabi SAW dan berkata : "Hai Muhammad hiduplah
sesukamu tapi ingat bahwa engkau akan mati, beramallah sesukamu tapi ingat
bahwa engkau akan dibalas kelak, cintailah siapapun yg kau sukai tapi ingat
bahwa kau pasti akan meninggalkannya. Ketahuilah bahwa keutamaan seorang mu'
min adalah qiyamul lail, dan kemuliaannya adalah ketidakbutuhannya pd
manusia."


Sahabat abu Darda ra berkata : Ada 3 kelompok manusia yg Allah SWT sangat
mencintai mereka, ridha pd mereka dan rindu pd mereka :

1. Orang yg ketika bertemunya 2 pasukan maka ia berada paling depan
mengorbankan jiwanya, maka berfirman Allah SWT : Lihatlah hamba-Ku itu
betapa sabarnya ia untuk bertemu dg-Ku dg mengorbankan jiwanya .

2. Orang yg mempunyai seorang istri yg sangat cantik dan ranjang yg
sangat empuk dan indah, tapi ia bangun di malam hari, maka Allah SWT
berfirman : Lihatlah hamba-Ku itu, ia rela meninggalkan semua kenikmatannya
demi menemui-Ku padahal kalau ia mau ia bisa saja terus tidur.

3. Orang yg dlm safar dg kendaraannya tapi ia tetap bangun di malam
hari baik dlm keadaan sulit maupun lapang.



Demikian indahnya kehidupan para para pencinta malam ini sehingga
asyik-masyuknya mereka berduaan dg kekasihnya Yang Maha Indah dan Maha Abadi
itu mampu mengalahkan segala gemerlap dan glamour kehidupan dunia.



Simaklah kisah kesibukan salah seorang pencinta malam ini yg bernama Ubbad
bin Basyir ra sepulangnya dari perang Dzatu Riqa' yg sangat dahsyat sehingga
kaki2 para sahabat ra dibalut dg kain karena hancur akibat perjalanan yg
amat jauh ditengah panas sahara yg membakar. Ditengah kelelahan yg sangat
sepulang peperangan dan dalam perjalanan yg melelahkan maka tibalah waktu
malam dan para sahabat dibagi giliran hirosah (jaga malam).



Ubbad bin Bisyr ra ketika melihat semua sahabat sudah terlelap maka ia
segera bangkit berwudhu dan berdiri shalat serta membaca ayat-ayat al-Qur'an
dan seketika berlinangan airmatanya, ia begitu menikmati bacaan tsb sehingga
tdk menyadari datangnya penyelinap yg mendekatinya. Sesaat kemudian sang
tamu tak diundang melepaskan panahnya dan menancap di tubuh Ubbad ra, tetapi
ia merasa sayang untuk memutuskan bacaannya maka diteruskannyalah bacaannya
.


Sesaat lagi menancaplah panah yg kedua ke tubuhnya, sekali lagi ia terhenti
sejenak lalu kembali ia meneruskan bacaannya, maka menancaplah panah ketiga
dan rubuhlah tubuh Ubbad ra ke tanah, lalu ia membangunkan Ammar bin Yasir
ra yg tidur didekatnya. Maka terkejutlah Ammar dan berkata : "Subhanallah
mengapa tdk kau bangunkan aku pd panah yg pertama?" Maka jawab Ubbad ra :
"Demi Allah, aku sedang membaca kata2 Kekasihku, jika seandainya tdk karena
aku takut mengkhianati tugasku ini, niscaya aku lebih suka diputuskan
nyawaku daripada diputuskan bacaanku itu." Dan wafatlah Ubbad ra dlm
kecintaannya kepada sang Kekasih. (Sirah Ibnu Hisyam)


Dan dalam hadits yg diriwayatkan oleh Hudzaifah ibnul Yaman ra disebutkan
bagaimana panjang, lama dan berkualitasnya qiyamul lail nabi SAW sbb : "Saya
pernah shalat malam berjamaah dg nabi SAW, maka beliau membaca surah
al-Baqarah, maka aku berkata dlm hati : Nampaknya beliau akan ruku' setelah
membaca 100 ayat. Ternyata beliau meneruskan shalatnya, maka aku berkata
lagi dlm hati : Nampaknya beliau akan membaca seluruh surat al-Baqarah dlm 1
raka'at. Ternyata beliau terus menyambungnya dg surat an-Nisa'dan membaca
seluruhnya, lalu membaca ali Imran dan dibaca seluruhnya. Beliau membacanya
dg perlahan-lahan, setiap kali beliau sampai pd ayat tasbih maka beliau
bertasbih dulu, jika beliau bertemu dg ayat permohonan perlindungan maka
beliau memohon perlindungan dulu dan setiap beliau bertemu dg pertanyaan
maka beliau jawab dulu. Lalu beliau ruku' dan ruku'nya hampir sama panjang
dg berdirinya. (HR Muslim).

Wallahu'alam bi showab..


TAHAJUD DALAM KERINDUAN
-keisya avicenna-

Perang belum usai,ia masih menjaga detak irama kerinduan pada hembus angin malam yang membentang prahara.
Ia baru belajar mencinta ketika itu “biarlah ku jaga embun yang merenung di ujung daun, kan kutunggu hingga menetes ” sekilas berkaca ia pada langit yang perlahan menggelap di ujung sana.
Perang masih bergeming, ia masih menegadahkan tangannya pada bait-bait kekhusyukan yang terucap dari tahajudnya yang mendalam...

(Indah dan nikmatnya ber-khalwat dengan-Mu, Ya Rabbi...)

NB: Perang melawan rasa kantuk yang menyergap, melawan setan yang gencar melakukan persuasif-persuasif negatif yang dapat me-ninabobokan kita kembali...^^v

Renungan :
SUDAHKAH KITA MENJADI UBBADUL LAILI (Penikmat Ibadah Malam) ????

-Hari pembuka di Bulan OKTOBER'09-

UNTUKMU, PARA “SISWA YANG MAHA!!!”

[Dalam sebuah pengembaraan seseorang yang sedang mencari hakikat kebenaran dan perubahan…Dia bertemu dengan kerumunan orang-orang. Kali ini baju mereka lumayan bagus, bau mereka lumayan wangi meski bercampur leleran keringat sebab panas terik yang melelehkan kulit. Sinar mata mereka cerdas, bahasa mereka elit. Konon, merekalah yang disebut MAHASISWA, siswa yang maha. Maka mereka murid yang besar, murid yang boleh bicara lebih dari apa yang mereka dapatkan di bangku kuliah. Mereka berkerumun sambil berteriak…,
“Turunkan harga!!!”
“Hidup Rakyat!!!”
“Dekonstruksi Pemerintahan!!!”
“Tangkap Koruptor!!!”
Mereka berdemo di depan sebuah gedung yang mirip kulit kacang. Mereka terus berteriak, sementara orang-orang yang di dalam gedung juga sedang berkerumun. Mereka sedang melakukan lobi untuk mengajukan anggaran kesejahteraan; masa wakil rakyat tidak sejahtera?? Bukankah itu menurunkan martabat bangsa?? Hmmmm…Sosok itu memperhatikan aksi para “siswa yang maha” itu dengan mata berbinar…]

“ MAHASISWA adalah sebuah struktur unik dalam tatanan masyarakat, politik maupun budaya. Mahasiswa adalah sentra sebuah peradaban, karena mereka adalah kumpulan pahlawan dan calon pahlawan, kumpulan ilmuwan dan calon ilmuwan, kumpulan negarawan dan calon negarawan, kumpulan perwira dan calon jendral. Dan karena mereka adalah kumpulan Ulama dan calon ulama maka mahasiswa adalah segala-galanya.” ( Al- Chaidar, Reformasi Prematur )

Mahasiswa adalah sebuah keajaiban, ya, keajaiban ! Karena mahasiswa bisa memainkan konser tanpa dirigen dan memainkan harmoni yang solid, nada-nada yang berbeda menjadi musik yang indah dalam persatuan gerakan mahasiswa. Karena mahasiswa bisa berbaris dengan rapi walau tanpa pimpinan, mereka bisa bicara jujur ditengah arus kebohongan, mereka bisa berteriak lantang memecah kebisuan dan bisa saling mencintai di tengah kebencian.

Mahasiswa adalah keajaiban karena mereka adalah organisatoris-organisatoris ulung yang otodidak, orator-orator sakti yang natural, dan mereka sistem yang dilindungi oleh alam.
Gerakan Mahasiswa mampu merangkul berbagai kekuatan civil society lainnya menjadi sebuah gelombang yang mampu menghancurkan batu karang rezim otoritarian. Itulah kekuatan rakyat yang tak terkalahkan.

Gerakan mahasiswa telah tercatat dengan tinta emas dalam peradaban bangsa kita. Gerakan mahasiswa di tahun 1908, telah memunculkan fenomena yang kemudian dikenal dengan Kebangkitan Nasional. Gerakan Mahasiswa tahun 1928 berhasil menyatukan Langkah perjuangan Nusantara dengan Sumpah Pemuda-nya. Gerakan Mahasiswa tahun 1945 berhasil ‘mendesak’ para founding father, dan akhirnya berhasil menghantarkan Indonesia pada kemerdekaannya. Gerakan mahasiswa tahun 1966 berhasil memaksa Soekarno turun tahta dari jabatan presiden seumur hidupnya. Gerakan mahasiswa tahun 1998 atau lazim disebut Reformasi, telah menutup 32 tahun penindasan oleh rezim orde baru…
Perubahan

I N D O N E S I A : Sebuah Negara di kawasan Asia Tenggara dengan Jumlah Penduduk lebih dari 210 Juta, kekayaan alam yang melimpah ruah, iklim tropis yang kondusif bagi pertanian, perkebunan dll, keindahan alam yang berpotensi besar di bidang Pariwisata, bentuk kepulauan yang mendukung pengembangan sektor kelautan, intinya… INDONESIA begitu sempurna kelebihannya !

I N D O N E S I A : Sebuah Negara dengan jumlah pengangguran 8 juta dari 98.9 juta angkatan kerja (Survei BPS tahun 2001), dengan total dana rakyat yang dikorupsi Rp. 444 triliyun (tahun 2003, Kwik Kian Gie), lebih besar dari APBN tahun 2003 ! mutu pendidikan rendah, kriminalitas merajalela, konflik SARA dan kekerasan, ancaman disintegrasi bangsa, ketergantungan pada pihak asing, utang luar negeri yang membengkak, kerusakan moral, etika, & budaya, ah, begitu sempurna hancurnya..!
Seiring bertambahnya usia Negara ini, seperti manusia pula, bertambah penyakitnya.. Perlahan tapi pasti penyakit-penyakit mulai menggerogoti tubuh bangsa ini… Padahal kita belum terlalu tua, namun imunitas itu seakan telah hilang dimangsa zaman, siklus kehidupan seakan membawa bangsa ini ke satu arah, The Final Destination : Kematian..!

Lalu apa kita akan membiarkan bangsa ini mati sementara kita belum memberikan uluran tangan untuk menyembuhkan penyakitnya..! Kemana penghargaan kita kepada para pendahulu kita yang dengan keringat dan darahnya membebaskan bangsa dari belenggu penjajah..?! Dan lebih besar lagi, bagaimana kita mempertanggungjawabkan kehancuran bangsa ini kepada Allah swt?!

[Dan apabila dikatakan kepada mereka : janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, mereka menjawab : “ Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan”.Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan tapi mereka tidak sadar.] ( Q.S. Al-Baqarah : 11-12 )

Kata Kunci : PERUBAHAN !
Sebuah kata yang akhir-akhir ini digaung-gaungkan, begitu sering didengar dalam kampanye-kampanye parpol menjelang pemilu (beberapa waktu silam), pelatihan2 pergeraka, ya 1 kata : PERUBAHAN !!!
Sebuah kata yang indah didengar, menumbuhkan harapan baru di kalangan rakyat yang mulai kehilangan harapan, membelalakkan mata yang mulai terpejam, memberi semangat pada jiwa yang mulai putus asa, memberi harapan hidup pada bangsa yang sedang menuju kematian!
Tapi, segampang itukah…. ?!

Bila kita cerdas, di benak kita akan muncul berbagai pertanyaan, ketika hendak membawa bangsa ini menuju PERUBAHAN : Perubahan seperti apa ? Kearah mana ? Apa yang harus diubah ? Mengapa harus berubah? Siapa yang akan melakukan perubahan? Kapan akan berubah ??? dll, dst, dsb….

Perubahan adalah pergantian kondisi dari kondisi awal ke kondisi berikutnya, dari lama ke baru, dari a ke b, b ke c, dst, dan juga sebaliknya…
Perubahan adalah membuka jendela dan membiarkan cahaya masuk ke dalam ruangan yang gelap gulita……

Perubahan adalah transformasi nilai, kebiasaan, masalah menuju jalan keluar baru….
Membicarakan perubahan mungkin lebih mudah daripada realisasinya… Membuat satu perubahan pada banyak aspek adalah hal yang membutuhkan keberanian, kesabaran, keuletan dan kerja keras ! Tidak akan ada perubahan yang seketika ! Perubahan membutuhkan proses panjang dan berliku. Perubahan yang spontan/seketika hanya akan memberi efek yang seketika pula, tak akan kekal, dan sia-sia….



----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Tujuh Gugatan Rakyat atau TUGU Rakyat yang merupakan hasil dari rapat akbar BEM SI di UI Depok pada 20-23 Maret 2008, berikut isinya:
1. Nasionalisasi aset strategis bangsa
2. Wujudkan pendidikan dan pelayanan kesehatan yang bermutu, terjangkau dan merata bagi seluruh rakyat Indonesia
3. Tuntaskan kasus BLBI dan korupsi Soeharto beserta kroni-kroninya sebagai perwujudan kepastian hukum di Indonesia
4. Kembalikan kedaulatan bangsa pada sektor pangan, ekonomi dan energi
5. Menjamin ketersediaan dan keterjangakauan harga kebutuhan pokok bagi rakyat
6. Tuntaskan reformasi birokrasi dan berantas mafia peradilan
7. Selamatkan lingkungan Indonesia dan tuntut Lapindo Brantas untuk mengganti rugi seluruh dampak dari lumpur Lapindo.
(sumber: tugu rakyat).
Satu dasawarsa sudah usia reformasi di Indonesia.
Masih dengan segudang pekerjaan rumah bagi para pemimpin bangsa ini, lebih khusus SBY-JK sebagai petinggi negeri yang merupakan presiden-wakil presiden pertama hasil pemilihan langsung 2004. Sebuah fenomena demokrasi, tak hanya bagi rakyat Indonesia melainkan hampir di seluruh belahan dunia. Tonggak kebangkitan negeri ini mereka bilang.
Ada romantisme pergerakan mahasiswa, semoga bukan itu. Ribuan mahasiswa yang tengah berjuang menyuarakan aspirasi dan keyakinan mereka beberapa hari ini membuat saya banyak bersyukur, alhamdulillah mereka masih ada. Mahasiswa itu masih ada. Jika kata Soe Hoek Gie, mereka adalah Resi. Ya, negeri ini tengah dilanda badai. Tapi pasti ada jalan keluar, dan menaikkan harga BBM bukan sebuah solusi yang bijaksana di tengah morat-maritnya rakyat Indonesia.
TUGU RAKYAT, sebuah terobosan. Sudah terlalu lama kita terlena dengan ketidakpastian beberapa kasus yang sebenarnya besar tapi dikecilkan (lihat poin 3, 6 dan 7). Belum lagi ketersediaan bahan makanan pokok dengan harga terjangkau yang kian sulit ditemukan. Ditambah aksi-aksi penyeludupan BBM dari kelas teri sampai kelas kakap. Sungguh, jika saja para “petinggi” pemerintahan mau lebih memperhatikan keadaan rakyat Indonesia maka tujuh gugatan ini tak akan ada.
Secara aktual, rakyat butuh penghidupan yang layak, pendidikan yang murah, lapangan pekerjaan, juga keterbukaan. Termasuk pemberantasan korupsi yang baru masuk babak pemanasan, semoga berkelanjutan.
Tujuh gugatan rakyat ini merupakan buah pemikiran kaum muda yang rindu akan hadirnya keadilan di negeri Indonesia, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

[Nantikan dan saksikan para “SISWA YANG MAHA” tersebut beraksi kembali tanggal 20 Oktober 2009!!! HIDUP MAHASISWA!!!]

Kepada para Mahasiswa
Yang merindukan kejayaan
Kepada rakyat yang kebingungan..
Di persimpangan jalan…
Kepada pewaris peradaban
Yang telah menorehkan
Sebuah catatan kebanggaan
Di lembar sejarah manusia
Wahai kalian yang rindu kemenangan
Wahai kalian yang turun ke jalan
Demi mempersembahkan jiwa dan raga
Untuk negeri tercinta..


[Kegelisahan ‘Seorang Mahasiswa’ di Tahun Ke-4…dikutip dan disatukan dari berbagai sumber dan I.N.S.P.I.R.A.S.I.]

TAHUN KEEMPAT, PANTANG JALAN DI TEMPAT!!!!