PESONA INDAH NAN MENYEJUKKAN JIWA DI BALIK KEPRIBADIAN WANITA..! BERBAHAGIALAH WAHAI WANITA..!!!

30 Oktober 2010



by Ratu Surya Atmajaya on Friday, October 29, 2010 at 6:00pm

Suatu ketika, ada seorang anak laki-laki yang bertanya kepada ibunya. "Ibu, mengapa Ibu menangis?". Ibunya menjawab, "Sebab, Ibu adalah seorang wanita, Nak". "Aku tak mengerti" kata si anak lagi. Ibunya hanya tersenyum dan memeluknya erat. "Nak, kamu memang tak akan pernah mengerti...." Kemudian, anak itu bertanya pada ayahnya. "Ayah, mengapa Ibu menangis? Sepertinya Ibu menangis tanpa ada sebab yang jelas?" Sang ayah menjawab, "Semua wanita memang menangis tanpa ada alasan". Hanya itu jawaban yang bisa diberikan ayahnya. Lama kemudian, si anak tumbuh menjadi remaja dan tetap bertanya-tanya, mengapa wanita menangis. Pada suatu malam, ia bermimpi dan bertanya kepada Tuhan. "Ya Allah, mengapa wanita mudah sekali menangis?" Dalam mimpinya, Tuhan menjawab, "Saat Kuciptakan wanita, Aku membuatnya menjadi sangat utama. Kuciptakan bahunya, agar mampu menahan seluruh beban dunia dan isinya, walaupun juga, bahu itu harus cukup nyaman dan lembut untuk menahan kepala bayi yang sedang tertidur. Kuberikan wanita kekuatan untuk dapat melahirkan, dan mengeluarkan bayi dari rahimnya, walau, seringkali pula, ia kerap berulangkali menerima cerca dari anaknya itu. Kuberikan keperkasaan, yang akan membuatnya tetap bertahan, pantang menyerah, saat semua orang sudah putus asa. Pada wanita, Kuberikan kesabaran, untuk merawat keluarganya, walau letih, walau sakit, walau lelah, tanpa berkeluh kesah. Kuberikan wanita, perasaan peka dan kasih sayang, untuk mencintai semua anaknya, dalam kondisi apapun, dan dalam situasi apapun. Walau, tak jarang anak-anaknya itu melukai perasaannya, melukai hatinya. Perasaan ini pula yang akan memberikan kehangatan pada bayi-bayi yang terkantuk menahan lelap.



Sentuhan inilah yang akan memberikan kenyamanan saat didekap dengan lembut olehnya. Kuberikan wanita kekuatan untuk membimbing suaminya, melalui masa-masa sulit, dan menjadi pelindung baginya. Sebab, bukankah tulang rusuklah yang melindungi setiap hati dan jantung agar tak terkoyak? Kuberikan kepadanya kebijaksanaan, dan kemampuan untuk memberikan pengertian dan menyadarkan, bahwa suami yang baik adalah yang tak pernah melukai istrinya. Walau, seringkali pula, kebijaksanaan itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada suami, agar tetap berdiri, sejajar, saling melengkapi, dan saling menyayangi. Dan, akhirnya, Kuberikan ia air mata agar dapat mencurahkan perasaannya. Inilah yang khusus Kuberikan kepada wanita, agar dapat digunakan kapanpun ia inginkan. Hanya inilah kelemahan yang dimiliki wanita, walaupun sebenarnya, air mata ini adalah air mata kehidupan". Maka, dekatkanlah diri kita pada sang Ibu jika beliau masih hidup, karena di kakinyalah kita menemukan surga. ( sumber : dari milis seorang kawan Special untuk Hari Ibu )

.



Itulah pesona pribadi yang lahir dari seorang Ibu/wanita yang tulus, tak pernah lekang oleh waktu, tak pernah lekang oleh usia, sekalipun usia makin lapuk, jika pesona kepribadian itu sudah melekat dalam dirinya, pesona bathiniyah itu akan terus memancar lewat seraut wajah yang tampak, lewat tindakan, ucapan, tindakan juga perbuatan seorang muslimah.



Saudariku�Mutiara-Mutiara yang memancarkan pesona indah itu telah berkilauan sejak masa keislaman mulai merebak ditengah sebagian besar wanita jahiliyyah pada saat itu. Sarah Istri Ibrahim adalah seorang istri yang memiliki Kecantikan yang Luar Biasa, namun tenang dalam menghadapi cobaan, penuh tawakal kepada Allah, pintar dalam memahami resiko yang dihadapi, sehingga Allahpun memuliakan Sarah Istri Ibrahim. Begitu pula Hajar Ibu Ismail, Khadijah, Fatimah Az Zahra dll.. Pesona �Pribadi� mereka tetap harum dan terkenang sampai sekarang, walau mereka sudah tiada, bahkan diabadikan dalam hadits. Wallahu a'lam.

CALON SUAMI SHOLEH..MASA IYA SIH ADA..? HMM..DIMANA YA MENCARINYA..? KAYAK APA YA KRITERIANYA..?

by Ratu Surya Atmajaya on Friday, October 29, 2010 at 3:32pm

Menikah, satu kata ini akan menjadi sesuatu yang sangat berarti bagi pemuda ataupun pemudi yang sudah mencapai usia remaja. Remaja yang sudah mulai memiliki rasa tertarik dengan lawan jenisnya, akan memperhatikan pasangan yang diimpikan menjadi pasangan hidupnya. Sejenak waktu, hatinya akan merenda mimpi, membayangkan masa depan yang indah bersamanya.

Saudariku muslimah yang dirahmati Allah, tentu kita semua menginginkan pasangan hidup yang dapat menjadi teman dalam suka dan duka, bersama dengannya membangun rumah tangga yang bahagia, sampai menapaki usia senja, bahkan menjadi pasangan di akhirat kelak. Tentu kita tidak ingin bahtera tumah tangga yang sudah terlanjur kita arungi bersama laki-laki yang menjadi pilihan kita kandas di tengah perjalanan, karena tentu ini akan sangat menyakitkan, menimbulkan luka mendalam yang mungkin sangat sulit disembuhkan, baik luka bagi kita maupun bagi buah hati yang mungkin sudah ada. Lagipula, kita mengetahui bahwa Allah Ta’ala, Robb sekaligus Illah kita satu-satunya sangat membenci perceraian, meskipun hal itu diperbolehkan jika memang keduanya merasa berat. “Mencegah lebih baik daripada mengobati.” Itulah slogan yang biasa dipakai untuk masalah kesehatan. Dan untuk masalah kita ini, yang tentunya jauh lebih urgen dari masalah kesehatan tentu lebih layak bagi kita untuk memakai slogan ini, agar kita tidak menyesal di tengah jalan.

Saudariku muslimah, sekarang banyak kita jumpai fenomena yang sangat memprihatinkan dan menyedihkan hati. Banyak dari saudari-saudari kita yang terpesona dengan kehidupan dunia, sehingga timbul predikat ‘cewek matre’, yaitu bagi mereka yang menyukai laki-laki karena uangnya. Ada juga diantara saudari kita yang memilih laki-laki hanya karena fisiknya saja. Ada juga diantara mereka yang menyukai laki-laki hanya karena kepintarannya saja, padahal belum tentu kepintarannya itu akan menyelamatkannya, mungkin justru wanita itu yang akan dibodohi.

Sebenarnya tidak mengapa kita menetapkan kriteria – kriteria tersebut untuk calon pasangan kita, namun janganlah hal tersebut dijadikan tujuan utama, karena kriteria-kriteria itu hanya terbatas pada hal yang bersifat duniawi, sesuatu yang tidak kekal dan suatu saat akan menghilang. Lalu bagaimana solusinya ? Saudariku, sebagai seorang muslim, standar yang harus kita jadikan patokan adalah sesuatu yang sesuai dengan ketentuan syariat. Karena hanya dengan itu kebahagian hakiki akan tercapai, bukan hanya kebahagian dunia saja yang akan kita dapatkan, tapi kebahagiaan akhirat yang kekal pun akan kita nikmati jika kita mempunyai pasangan yang bisa diajak bekerjasama dalam ketaatan kepada Allah.

Diantara kriteria-kriteria yang hendaknya kita utamakan antara lain:

1. Memilih calon suami yang mempunyai agama dan akhlak yang baik, dengan hal tersebut ia diharapkan dapat melaksanakan kewajiban secara sempurna dalam membimbing keluarga, menunaikan hak istri, mendidik anak, serta memiliki tanggung jawab dalam menjaga kehormatan keluarga.

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, “Jika datang melamar kepadamu orang yang engkau ridho agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah dengannya, jika kamu tidak menerimanya, niscaya akan terjadi fitnah di bumi dan kerusakan yang luas.” (HR. Tirmidzi, hasan)

Seorang laki-laki bertanya kepada Hasan bin ‘Ali, “Saya punya seorang putri, siapakah kiranya yang patut jadi suaminya ?” Hasan bin ‘Ali menjawab, “Seorang laki-laki yang bertaqwa kepada Allah, sebab jika ia senang ia akan menghormatinya, dan jika ia sedang marah, ia tidak suka zalim kepadanya.”

2. Memilih calon suami yang bukan dari golongan orang fasiq, yaitu orang yang rusak agama dan akhlaknya, suka berbuat dosa, dan lain-lain.

“Siapa saja menikahkan wanita yang di bawah kekuasaanya dengan laki-laki fasiq, berarti memutuskan tali keluarga.” (HR. Ibnu Hibban, dalam Adh-Dhu’afa’ & Ibnu Adi)

Ibnu Taimiyah berkata, “Laki-laki itu selalu berbuat dosa, tidak patut dijadikan suami. Sebagaimana dikatakan oleh salah seorang salaf.” (Majmu’ Fatawa 8/242)

3. Laki-laki yang bergaul dengan orang-orang sholeh.

4. Laki-laki yang rajin bekerja dan berusaha, optimis, serta tidak suka mengobral janji dan berandai-andai.

5. Laki-laki yang menghormati orang tua kita.

6. Laki-laki yang sehat jasmani dan rohani.

7. Mau berusaha untuk menjadi suami yang ideal, diantaranya: Melapangkan nafkah istri dengan tidak bakhil dan tidak berlebih-lebihan; memperlakukan istri dengan baik, mesra, dan lemah lembut; bersendau gurau dengan istri tanpa berlebih-lebihan; memaafkan kekurangan istri dan berterima kasih atas kelebihannya; meringankan pekerjaan istri dalam tugas-tugas rumah tangga; tidak menyiarkan rahasia suami istri; memberi peringatan dan bimbingan yang baik jika istri lalai dari kewajibannya; memerintahkan istri memakai busana muslimah ketika keluar; menemani istri bepergian; tidak membawa istri ke tempat-tempat maksiat; menjaga istri dari segala hal yang dapat menimbulkan fitnah kepadanya; memuliakan dan menghubungkan silaturahim kepada orang tua dan keluarga istri; memanggil istri dengan panggilan kesukaannya; dan yang terpenting bekerjasama dengan istri dalam taat kepada Allah Ta’ala.

Satu hal yang perlu kita ingat saudariku, bahwa di dunia ini tidak ada yang sempurna. Jangan pernah membayangkan bahwa laki-laki yang sholeh itu tidak punya cacat & kekurangan. Tapi, satu hal yang tidak boleh kita tinggalkan adalah ikhtiar dengan mencari yang terbaik untuk kita, serta bertawakal kepada Allah dengan diiringi do’a.



untuk CaLOn ibunya anak2

Andai... Setiap wanita sadar akan perannya kelak sebagai sumber pendidikan utama anaknya

Mungkin...

Tak akan ada lagi gosip murahan maupun sinetron picisan di layar kaca, ratingnya anjlok karena mayoritas penontonnya lebih memilih buku-buku semacam Positive Parenting karya Ust Fauzil 'Adhim. Mereka mengerti, bahwa apapun yg mereka lihat dan dengar akan memengaruhi paradigma yg secara langsung/tidak juga berimbas pada pembentukan mind set anaknya



Andai... Setiap wanita faham bahwa dari rahimnya lah akan lahir sosok satria atau onggok pengecut

Mungkin... Mulai detik ini tak akan ada lagi junk food yg melewati tenggorokan, pemikiran jahat yg meracuni pikiran, pun malas yg melemahkan fisik dan menumpulkan hati. Mereka persiapkan hati-pikiran-fisik sejak 25 tahun sebelum kelahiran buah hati tercinta... karena memilih opsi pertama



Andai... Setiap wanita mengerti bahwa kata menjadi sangat bermakna untuk perkembangan moral anaknya

Mungkin... Hanya ada kosa kata positif yg terdengar dalam rumah-rmah yang nantinya merambah di masyarakat, negara, bahkan dunia. Mereka sadar bahwa sosoknya adalah teladan untuk anaknya yg sedikit kesalahannya bisa dijadikan pembenaran untuk mereka. Seperti apa yg ditorehkan Jack Canfield dlm bukunya The 2nd Helping of Chicken Soup for The Soul, bahwa Ada Mata yang Selalu Mengawasimu. Mereka tahu bahwa ada penggemar terbesar dalam lingkup terdekatnya yg mengimitasi bahkan mengidentifikasi sosoknya, anaknya



Andai... Setiap wanita bercita-cita menjadi ibu rumah tangga --tidak masalah baginya pekerjaan sampingan sebagai dokter/pengacara/dosen/polwan/guru-- dan bukan sebaliknya

Mungkin... Tak akan ada cerita anak-anak yg menderita krn kurang kasih sayang dari ibunya, semacam cerita ibu dosen Ira ttg pelecehan seksual baby sitter thd anak asuhnya apalagi kisah Arie Hanggara



Andai... Setiap wanita berani menjadi bunda hebat bagi para pejuang Islam yg dahsyat Mungkin... Tidak ada ragu untuk belajar menjadi profil luar biasa bagi anak-anaknya. Melalui cinta, kasih sayang, pendidikan, dan orientasi jangka panjang... spesial untuk anak-anaknya. Ya, anak-anak... bukan sekedar anak



Andai... Setiap yg kuandaikan di sini adalah nyata

Mungkin... Kemungkinan-kemungkinan yg kutulis akan menjelma realita







~ kebersamaan penuh cinta dgn mereka yg senantiasa kurindukan

*copied: FAUziah Nur Wahdhani

Renungan untuk Ikhwan dan Akhwat yang Ber-ta'aruf (di Dunia Maya)

“Ukhti, aku tertarik ta’aruf dengan anti.” Itulah kalimat yang sering diadukan oleh para akhwat yang penulis kenal. Dalam satu minggu, bisa ada dua tawaran ta’aruf dari ikhwan dunia maya. Berdasarkan curhat para akhwat, rata-rata si ikhwan tertarik pada akhwat melalui penilaian komentar akhwat.



Banyaknya jejaring sosial di dunia maya, seperti Facebook, Twitter, Yahoo Messenger, dan lain-lain, menjadikan akhwat dan ikhwan mudah berinteraksi tanpa batas. Begitu lembut dan halusnya jebakan iblis di dunia maya, tanpa disadari mudah menggelincirkan diri manusia ke jurang kebinasaan.



Kasus ta’aruf ini sangat memprihatinkan sebenarnya. Seorang bergelar ikhwan memajang profil islami, tetapi serampangan memaknai ta’aruf. Melihat akhwat yang dinilai bagus kualitas agamanya, langsung berani mengungkapkan kata “ta’aruf” tanpa perantara.



Jangan memaknai kata “ta’aruf” secara sempit, pelajari dulu serangkaian tatacara ta’aruf atau kaidah-kaidah yang dibenarkan oleh Islam. Jika menggunakan kata ta’aruf sebagai dalih untuk bebas berinteraksi dengan lawan jenis, lantas apa bedanya yang telah mendapat hidayah dengan yang masih jahiliyah? Islam telah memberi konsep yang jelas dalam tatacara ta’aruf.



Suatu ketika, ada sebuah cerita di salah satu situs jejaring sosial, pasangan akhwat-ikhwan mengatakan sedang ta’aruf, dan untuk menjaga perasaan masing-masing, digantilah status mereka berdua sebagai pasutri. Sungguh memiriskan hati. Pernah juga ada kisah ikhwan-akhwat yang saling mengumbar kegenitan di dunia maya. Berikut ini petikan obrolannya.



“Assalamu’alaikum, Ukhti,” sapa si ikhwan.



“Wa’alaikumsalam, Akhi,” balas si akhwat.



“Subhanallah, Ukhti, ana kagum dengan kepribadian anti, seperti Sumayyah, seperti Khaulah binti Azwar, bla bla bla bla…,” puji ikhwan tersebut.



Apakah berakhir sampai di sini? Oh no…. Rupanya, yang ditemui ini juga akhwat genit, berlanjutlah obrolan tersebut, si ikhwan bertanya apakah si akhwat sudah punya calon, lantas si akhwat menjawab, “Alangkah beruntungnya akhwat yang mendapatkan Akhi kelak.”



Si ikhwan pun tidak mau kalah, balas memuji akhwat, “Subhanallah, sangat beruntung ikhwan yang mendapatkan bidadari dunia seperti anti.”



Owh, mengerikan, ber-lebay-lebay di dunia maya, syaithan tak mau menyia-nyiakan kesempatan ini. Lalu tertancaplah rasa, bermekaran di dada dua sejoli tersebut, yang belum ada ikatan pernikahan.



Dengan bangganya si ikhwan menaburkan janji-janji manis, akan mengajak akhwat hidup di planet Mars, mengunjungi benua-benua di dunia, hingga larutlah keduanya dalam janji-janji lebay.



Ikhwan-nya membabi buta, akhwat-nya terpedaya. Na’udzubillah. Bukan begitu ta’aruf yang Rasulullah ajarkan.



Wahai Ikhwan, Jangan Permainkan Ta’aruf!

Muslimah itu mutiara, tidak sembarang orang boleh menyentuhnya, tidak sembarang orang boleh memandangnya. Jika kalian punya keinginan untuk menikahinya, carilah cara yang baik, yang dibenarkan Islam. Cari tahu informasi tentang akhwat melalui pihak ketiga yang bisa dipercaya. Jika maksud ta’aruf-mu untuk menggenapkan separuh agamamu, silakan saja, tetapi prosesnya jangan keluar dari koridor Islam.



Wahai ikhwan, relakah jika adikmu dijadikan ajang coba-coba ta’aruf oleh orang lain? Tentu engkau keberatan, bukan? Jagalah izzah muslimah, mereka adalah saudari seimanmu. Pasanglah tabir pembatas dalam interaksi dengannya. Pahamilah, hati wanita itu lembut dan mudah tersentuh, akan timbul guncangan batin jika jeratan yang kalian tabur tersebut hanya sekadar main-main.



Jagalah hati mereka, jangan banyak memberi harapan atau menabur simpati yang dapat melunturkan keimanan mereka. Mereka adalah wanita-wanita pemalu yang ingin meneladani wanita mulia di awal-awal Islam. Biarkan iman mereka bertambah dalam balutan rasa nyaman dan aman dari gangguan JIL alias Jaringan Ikhwan Lebay.



Wahai ikhwan, ini sekadar nasihat, jangan mudah percaya dengan apa yang dipresentasikan orang di dunia maya, karena foto dan kata-kata yang tidak kamu ketahui kejelasan karakter wanita, tidak dapat dijadikan tolok ukur ke-shalih-an mereka, hendaklah mengutus orang yang amanah, yang membantumu mencari data dan informasinya.



Wahai ikhwan, luasnya ilmu yang kau miliki tidak menjadikan kau mulia jika tidak kau imbangi dengan menjaga adab pergaulan dengan lawan jenis.



Duhai Akhwat, Jaga Hijab-mu!

Agar tidak runtuh kewibaanmu, jagalah hijab-mu! Jangan bangga karena banyaknya ikhwan yang menginginkan ta’aruf. Karena ta’aruf yang tidak berdasarkan aturan syar’i, sesungguhnya sama saja si ikhwan meredahkanmu. Jika ikhwan itu punya niat yang benar dan serius, tentu akan memakai cara yang Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam ajarkan, dan tidak langsung menembak kalian dengan caranya sendiri.



Duhai akhwat, terkadang, kita harus mengoreksi cara kita berinteraksi dengan mereka (ikhwan), apakah ada yang salah hingga membuat mereka tertarik dengan kita? Terlalu lunakkah sikap kita terhadap mereka?



Duhai akhwat, sadarilah, orang-orang yang engkau kenal di dunia maya (pun di dunia nyata) tidak semua memberikan informasi yang sebenarnya. Waspadalah! Karena kau adalah sebaik-baik wanita yang menggenggam amanah Ilahi. Jangan mudah terpedaya oleh rayuan orang di dunia maya.



Duhai akhwat, berhiaslah dengan akhlak islami, jangan mengumbar kegenitan pada ikhwan yang bukan mahram, biarkan apa yang ada di dirimu menjadi simpanan manis untuk suamimu kelak.



Duhai akhwat, ta’aruf yang sesungguhnya haruslah berdasarkan cara Islam, bukan dengan cara mengumbar rasa sebelum ada akad nikah. [Yulianna PS/voa-islam.com]



Sumber: http://www.voa-islam.com/teenage/young-spirit/2010/10/10/10760/renungan-buat-ikhwanakhwat-yang-bertaaruf-di-dunia-maya/

Riuh Rendah Jalan Buku, Dicari Penulis Jitu

19 Oktober 2010



by Bambang Trim on Sunday, October 17, 2010 at 8:46pm

Siapa sebenarnya yang meramaikan jalan buku itu? Dialah para pengarang dan penulis. Sumber utama nafas penerbitan adalah naskah dan para kreatornya adalah para pengarang dan penulis. Ide yang tebersit di otak mereka, lalu menjelma menjadi karya adalah peta masa depan industri perbukuan. Karena itu, sepatutnya memang para pengarang dan para penulis diberi sebuah peluang untuk bertumbuh dan berkembang dengan pupuk alami tanpa pestisida. :)

Sepuluhan lebih orang-orang muda meskipun di antaranya ada seorang bapak sepuh dari FLP Solo, sore ini mampir ke rumah kontrakan saya di daerah Colomadu. Kami langsung membuka diskusi soal penerbitan dan pernasakahan. Posisi sebagai tuan rumah juga merangkap menjadi pembicara sentral membuat saya bicara lepas. Maka saya bicara soal hal ideal yang dapat dilakukan penerbit kepada pengarang dan penulis; lalu soal jalan taktis menerbitkan buku; mainstream penulisan; dan banyak hal yang isinya masih seputar apa dan bagaimana menulis buku. Boleh jadi ini topik lama soal keinginan menjadi penulis dan bagaimana dapat direalisasikan. Namun, saya paham selalu lahir generasi baru penulisan pada setiap zaman atau satu dekade.

Saya adalah generasi remaja yang tumbuh bersama Imung, Lupus, dan Balada Si Roy. Saya generasi yang juga menikmati kedigjayaan gaya menulis populer Arswendo, Emha Ainun Nadjib, dan Jalaluddin Rakhmat. Saya masih bisa menikmati sisa kehebatan penulisan Romo Mangun, Kuntowijoya, Umar Kayam, hingga Motinggo Busye. Mereka para maestro tulisan yang tulisannya benar-benar memiliki daya pikat luar biasa. Lalu, lahir generasi baru penulis seperti Ayu Utami, Seno Gumira, Dewi Dee, HTR, hingga masa Kang Abik dan Andrea Hirata, bahkan ke masa Raditya Dika. Semua menunjukkan daya, di luar keabsurdan yang kadang disandang dari metode, gaya, hingga hasil karya.
Kini, para kaum muda tadi sedang mencari cara sekaligus model sebuah jalan buku yang akan mereka tempuh. Beruntung mereka berada pada zaman tumbuhnya industri penerbitan dan makin baiknya kompensasi penulisan. Mereka juga tumbuh pada zaman mudahnya mengakses informasi hanya dalam satu klik. Mereka juga tumbuh pada zaman yang tidak membutuhkan tip-ex untuk mengulang ketik tulisan yang keliru atau tak bermutu. Namun, dalam satu sisi kadang-kadang banyak dari mereka yang kehilangan orientasi dalam menulis. Menulis buku untuk apa? Mau ngapain? Caranya bagaimana?

Bergulat dengan industri buku sejak 1994, membawa saya mengikuti riuh rendah industri buku--sebuah industri kreatif pengemasan ide yang selalu dinamis. Dahulu para penulis muncul dan tumbuh dengan sebuah proses. Namun, proses itu kini semakin bersicepat dan kadang-kadang tak terpikirkan lagi. Tiba-tiba seseorang yang baru muncul sudah mengusung portofolio telah menulis puluhan hingga ratusan buku. Ada lagi yang mengusung portofolio bahwa bukunya adalah buku best seller meski namanya terasa baru terdengar dan bukunya tak pernah terlihat diekspose di toko buku modern. Zaman kini memang serba instan sampai menawarkan kemudahan. Hanya dengan menggunakan jasa digital printing dan POD, seseorang dapat menerbitkan buku sendiri tanpa harus melewati saringan bernama rapat redaksi ataupun editorial sebuah penerbit. Maka tak perlu mengurut dada tumbuhnya penulis karbitan ataupun tiba-tiba begitu banyak orang yang seolah menjadi penyair sekaligus novelis.

Inilah industri yang riuh rendah dan diramaikan oleh para pengarang/penulis seperti pendekar dari berbagai golongan. Mereka ada yang unjuk gigi, dan ada pula yang 'low profile' lebih mengandalkan unjuk gigih. Jurus yang mereka mainkan kini bermacam-macam: ada yang menggunakan senjata milist, facebook, twitter, atau cara-cara kuno. Ada juga yang menggunakan jurus Dewa Mabuk, Kunyuk Melempar Buah, atau Tendangan Tanpa Bayangan. Sampai di sini banyak penerbit yang terkecoh, ada yang langsung mati terkapar, dan ada juga yang mampu berkelit, jumpalitan. Tak dimungkiri bahwa peran para pengarang/penulis inilah yang membuat industri penerbitan menjadi riuh rendah, termasuk juga adanya kehadiran pendekar asing, seperti JK Rowling, Stephanie Meyer, Dan Brown, Rhonda Byrne, Dr. Oz, dan Malcom Godwell yang juga turut menggoyang pasar buku Indonesia.

Sekumpulan teman-teman FLP tadi memang seperti sedang mencari ilmu kanuragan. Seperti ini yang saya suka, proaktif mendatangi para penggiat dunia buku dan literasi, lalu berdiskusi secara informal. Pesan saya bahwa seberapa banyak pun mereka mengikuti seminar atau training penulisan takkan berarti apa-apa manakala tak terlihat jalan sedikit pun untuk berkarya dan menancapkan eksistensi. Betul, persaingan semakin hari semakin tinggi. Namun, Allah akan mempertemukan peluang bagi mereka-mereka yang mau mengambil jalan berpayah-payah atau menggumpalkan segenap cinta dan cita di dunia perbukuan. Lalu, yang dibutuhkan selanjutnya adalah strategi dan taktik jitu--bukan sekadar motivasi atau berita baik bahwa menulis buku itu mudah, bisa dilakukan siapa saja, bahkan dengan embel-embel kisah sukses para penulis. Lha, para penulis sukses itu secara kebetulan atau memang sudah rezekinya bertemu peluang karena sebuah jalinan takdir sehingga bukunya terbit--sebagian dari mereka memiliki sejarah rumit sebagai penulis hingga bisa diterbitkan. Karena itu, antara motivasi dan kisah sukses harus dijalin dengan metode, strategi, dan keprigelan mengamati situasi, tren, serta kecenderungan penerbitan buku.

Masalahnya siapa yang benar-benar mau membuka 'rahasia' metode, taktik, dan ilmu prigel itu secara up-to-date sekaligus membumi kepada mereka? Boleh jadi kita berharap para begawan akan turun gunung atau para pendekar-pendekar bernama akan mencari murid-murid untuk melanggengkan ajaran mereka. Di sinilah kita berharap pucuk dicinta, ulam pun tiba. Literasi harus babat alas masuk ke segala sendi untuk mendapatkan murid-murid berbakat. Para penerbit harus mampu menciptakan para pendekar di dunia editor dan penulisan untuk kemudian mendampingkannya dengan para junior-junior yang siap menjalani proses.

Jujur, tak mudah melahirkan penulis jitu dari rahim penerbit. Dan memang tak mudah mendapatkan penulis-penulis jitu dalam satu dekade ketika jalan buku terlalu banyak persimpangan yang menyesatkan: beberapa penulis yang sesungguhnya potensial itu akhirnya malah tersesat ke hutan belantara. Terkadang justru penerbit sendiri yang 'mengusir' para penulis tadi hanya karena tampil seperti 'pendekar pengemis'. Padahal, ia memiliki senjata mustika. Maka ada pepatah bijak: "Kenali pohon-pohonnya, bukan hutannya."

Ditunggulah perjodohan dahsyat: penulis jitu bertemu editor nagasastra dan penerbit segala tahu. :)

::catatan kreativitas Bambang Trim
Praktisi Perbukuan Indonesia yang kini mukim di Solo

Barakallahu lakuma


Barakallahu lakuma
by: Maher Zein
------------------------------

We’re here on this special day
Our hearts are full of pleasure
A day that brings the two of you
Close together...

We’re gathered here to celebrate
A moment you’ll always treasure
We ask Allah to make your love
Last forever...

Let’s raise our hands and make Du’a
Like the Prophet taught us
And with one voice
Let’s all say, say, say...

ŲØŲ§Ų±Łƒ Ų§Ł„Ł„Ł‡ Ł„ŁƒŁ…Ų§ ŁˆŲØŲ§Ų±Łƒ Ų¹Ł„ŁŠŁƒŁ…Ų§
ŁˆŲ¬Ł…Ų¹ ŲØŁŠŁ†ŁƒŁ…Ų§ ŁŁŠ Ų®ŁŠŲ±
ŲØŲ§Ų±Łƒ Ų§Ł„Ł„Ł‡ Ł„ŁƒŁ…Ų§ ŁˆŲØŲ§Ų±Łƒ Ų¹Ł„ŁŠŁƒŁ…Ų§
ŁˆŲ¬Ł…Ų¹ ŲØŁŠŁ†ŁƒŁ…Ų§ ŁŁŠ Ų®ŁŠŲ±

(Baraka Allahu Lakuma wa Baraka 'alaikuma
Wa jama'a baina kuma fii khair.
Barakallahu lakuma wa baraka 'alaikuma
Wa jama'a baina kuma fii khair...)

From now you’ll share all your chores
Through heart-ship to support each other
Together worshipping Allah
Seeking His pleasure...

We pray that He will fill your life
With happiness and blessings
And grants your kids who make your home
Filled with laughter...

Let’s raise our hands and make Dua
Like the Prophet taught us
And with one voice
Let’s all say, say, say...

ŲØŲ§Ų±Łƒ Ų§Ł„Ł„Ł‡ Ł„ŁƒŁ…Ų§ ŁˆŲØŲ§Ų±Łƒ Ų¹Ł„ŁŠŁƒŁ…Ų§
ŁˆŲ¬Ł…Ų¹ ŲØŁŠŁ†ŁƒŁ…Ų§ ŁŁŠ Ų®ŁŠŲ±
ŲØŲ§Ų±Łƒ Ų§Ł„Ł„Ł‡ Ł„ŁƒŁ…Ų§ ŁˆŲØŲ§Ų±Łƒ Ų¹Ł„ŁŠŁƒŁ…Ų§
ŁˆŲ¬Ł…Ų¹ ŲØŁŠŁ†ŁƒŁ…Ų§ ŁŁŠ Ų®ŁŠŲ±

(Baraka Allahu Lakuma wa Baraka 'alaikuma
Wa jama'a baina kuma fii khair.
Barakallahu lakuma wa baraka 'alaikuma
Wa jama'a baina kuma fii khair...)


ŲØŲ§Ų±Łƒ Ų§Ł„Ł„Ł‡... ŲØŲ§Ų±Łƒ Ų§Ł„Ł„Ł‡... ŲØŲ§Ų±Łƒ Ų§Ł„Ł„Ł‡...
ŲØŲ§Ų±Łƒ Ų§Ł„Ł„Ł‡ Ł„ŁƒŁ… ŁˆŁ„Ł†Ų§
(Barakallah.... Barakallah... Barakallah...
Barakallahu lakum wa lana)

Ų§Ł„Ł„Ł‡ ŲØŲ§Ų±Łƒ Ł„Ł‡Ł…Ų§
Ų§Ł„Ł„Ł‡ Ų£ŲÆŁ… Ų­ŲØŁ‡Ł…Ų§
Ų§Ł„Ł„Ł‡ ŲµŁ„ّ ŁˆŲ³Ł„ّŁ… Ų¹Ł„Ł‰ Ų±Ų³ŁˆŁ„ Ų§Ł„Ł„Ł‡
(Allah... Barik lahuma...
Allah... Adim Hubba huma...
Allah... Shalli wa Sallim 'Ala Rasulillah)

Ų§Ł„Ł„Ł‡ ŲŖŲØ Ų¹Ł„ŁŠŁ†Ų§
Ų§Ł„Ł„Ł‡ Ų§Ų±Ų¶ Ų¹Ł†Ų§
Ų§Ł„Ł„Ł‡ Ų§Ł‡ŲÆ Ų®Ų·Ų§Ł†Ų§
Ų¹Ł„Ł‰ Ų³Ł†Ų© Ł†ŲØŁŠŁ†Ų§
(Allah... Tub 'alaina...
Allah... Irdha 'anna...
Allah... Ihdi Khutaana 'ala Sunnati Nabiyina)

Let’s raise our hands and make Du’a
Like the Prophet taught us
And with one voice
Let’s all say, say, say...

ŲØŲ§Ų±Łƒ Ų§Ł„Ł„Ł‡ Ł„ŁƒŁ…Ų§ ŁˆŲØŲ§Ų±Łƒ Ų¹Ł„ŁŠŁƒŁ…Ų§
ŁˆŲ¬Ł…Ų¹ ŲØŁŠŁ†ŁƒŁ…Ų§ ŁŁŠ Ų®ŁŠŲ±
ŲØŲ§Ų±Łƒ Ų§Ł„Ł„Ł‡ Ł„ŁƒŁ…Ų§ ŁˆŲØŲ§Ų±Łƒ Ų¹Ł„ŁŠŁƒŁ…Ų§
ŁˆŲ¬Ł…Ų¹ ŲØŁŠŁ†ŁƒŁ…Ų§ ŁŁŠ Ų®ŁŠŲ±

(Baraka Allahu Lakuma wa Baraka 'alaikuma
Wa jama'a baina kuma fii khair.
Barakallahu lakuma wa baraka 'alaikuma
Wa jama'a baina kuma fii khair...)

KIAT MENJADI SUAMI SHOLEH




by Ratu Surya Atmajaya on Thursday, October 14, 2010 at 7:38am

Jika ada seorang istri yang sholehah yang selalu memperhatikan, melayani suami dengan segala kebaikan. Ia juga selalu menuruti segala perintah dan memenuhi keinginan sang suami dengan kepatuhan yang sempurna. Menjaga ibadahnya dan selalu mengingatkan suami untuk berlomba mendekatkan diri kepada Allah SWT.



Ia menjadi istri yang manis dan selalu hangat disamping suaminya, serta menjadi teman perjalanan yang menyenangkan. Tidak banyak menuntut dan menerima dengan rasa syukur apapun dan seberapapun rezeki yang didapat suami.



Bukankah tidak ada alasan lagi bagi sang suami untuk tidak membalasnya dengan menjadi suami yang sholeh, penuh perhatian dan kasih sayang. Demikian beberapa kiat untuk menjadi suami yang sukses:



1. Berdandanlah untuk istri anda, selalu bersih dan wangi.Sesering apakah kita tampil didepan istri dengan pakaian ala kadarnya? Sama halnya dengan suami yang menginginkan istrinya kelihatan manis untuknya, setiap istri juga menginginkan suaminya berdandan untuknya.Sebagai contoh, ingat, bahwa Rasulullah saw selalu menggosok giginya terlebih dulu sebelum menemui istrinya setelah bepergian. Beliau juga selalu menyukai senyum yang paling manis.



2. Panggillah istri anda dengan nama yang cantik.Rasulullah saw mempunyai nama panggilan untuk istri-istrinya yang sangat mereka sukai. Panggillah istri anda dengan nama yang paling indah baginya dan hindari menggunakan nama-nama yang menyakitkan perasaan mereka.



3. Jangan memperlakukan seorang istri seperti lalat.Kita tidak pernah menghiraukan seekor lalat di dalam kehidupan kita sehari-hari, tahu-tahu dia menjadi penyakit buat kita. Sama halnya seorang istri yang berbuat baik sepanjang hari, jika tidak pernah mendapat perhatian dari suaminya, maka dia juga akan memperlakukan suaminya bagai sebuah penyakit. Jangan sekali-kali perlakukan dia seperti ini; kenali semua kebaikan yang dia lakukan dan pusatkan perhatian padanya.



4. Jika anda melihat kesalahan dari istri anda, cobalah untuk diam dan tidak berkomentar apa pun!Ini adalah cara Rasulullah saw yang biasa dilakukan saat beliau melihat sesuatu yang tidak pantas dilakukan istri-istrinya (radhiyallahu ‘anhuma). Ini adalah teknik bagi seorang Muslim sebagai kepala rumah tangga.



5. Tersenyum untuk istri anda kapan saja anda melihatnya dan memeluknya sesering mungkin.Senyuman adalah shadaqah dan istri anda termasuk ummat muslim juga. Bayangkan hidup dengannya dengan senyum yang selalu tersungging. Ingatlah, sunnah juga menerangkan bahwa Rasulullah saw selalu mencium istrinya sebelum pergi sholat ke masjid, bahkan saat beliau sedang berpuasa.



6. Berterima-kasihlah untuk semua yang dia lakukan untuk anda.Sekecil apapun yang istri anda lakukan buat anda, jangan sekali-kali menganggapnya sebagai hal sepele. Berterima kasihlah, karena ucapan terima kasih anda sungguh berarti bagi istri anda dan akan terukir indah dihatinya.Ambil contoh, ucapkan terima kasih untuk ketika usai makan malam yang dia sediakan. Juga untuk kebersihan rumah dan selusin pekerjaan yang lainnya.



7. Mintalah padanya untuk menulis sepuluh perbuatan terakhir yang telah anda lakukan untuknya yang membuat dia senang. Kemudian pergi dan lakukan itu kembali.Mungkin agak sulit untuk mengenali apa yang membuat istri anda senang. Anda tidak perlu untuk bermain tebak-tebakkan, tanyakan padanya dan kerjakan secara berulang-ulang selama hidup anda.



8. Jangan mengecilkan keinginannya. Hiburlan dia.Kadang-kadang seorang suami perlu mengabulkan permintaan istrinya. Rasulullah saw memberikan contoh buat kita dalam sebuah kejadian ketika Safiyyah radhiyallahu ‘anha menangis karena dia (Safiyyah) berkata bahwa beliau (Rasulullah) memberikan sebuah unta yang lamban. Rasulullah pun menyapu air matanya, menghiburnya, dan membawakannya sebuah unta yang lain.



9. Penuh humor dan bermain-mainlah dengan istri anda.Lihatlah betapa Rasulullah saw pernah bertanding lari dengan istrinya Aisyah radhiyallahu ‘anha di sebuah padang, dan membiarkan Aisyah memenangkannya. Kapan saat terakhir kita melakukan hal seperti itu?



10. Ingatlah selalu sabda Rasulullah SAW: “Yang terbaik di antara kalian adalah yang memperlakukan keluarganya dengan baik. Dan aku adalah yang terbaik memperlakukan keluargaku.”



Cobalah jadi yang terbaik. Sebagai kata akhir: Jangan pernah lupa berdo'a kepada Allah Azza wa Jalla, agar membuat pernikahan anda bahagia

KIAT MENJADI ISTRI SHOLEHAH



by Ratu Surya Atmajaya on Thursday, October 14, 2010 at 7:59am

1. Lelaki gemar diberi perhatian akan hal-hal yang remeh yang berkaitan dengan dirinya. Dia akan senang bila istrinya mengenakan kancing bajunya, mengelap sepatunya, memotong kukunya, dan sebagaiya. Sabda Rasulullah SAW, "Ya Fathimah, barangsiapa wanita meminyakkan rambut dan janggut suaminya serta memotong kumisnya dan mengerat kukunya, maka Allah akan memberikan minuman air dari sungai-sungai di surga, diringankan baginya sakaratul maut, kuburnya akan didapati menjadi taman surga, Allah akan mencatatkannya bebas dari api neraka, dan selamat titian shirat."

2. Pernahkah Anda dipanggil suami ketika Anda memasak? Anda wajib memenuhi panggilannya. Jika perlu, segera matikan api dan tunaikan permintaannya.

3. Kebanyakan lelaki cukup cerewet dengan kebersihan. Mereka akan bosan apabila isterinya menyambutnya dengan rupa yang semrawut, kusut, dan anak-anak yang lusuh dan kumal "bak kapal pecah dan berantakan".

4. Lelaki suka dilayani seperti raja oleh isterinya yang memiliki sifat keibuan. Dia suka isterinya mengelap peluhnya, menyediakan keperluan untuk mandi, dan berdiri ketika ia hendak pergi dan kembali.

5. Lelaki suka dipuji. Jangan lupa hargai setiap barang pemberiannya meskipun tidak bagus atau tidak seberapa nilainya.

6. Lelaki akan bosan jika isterinya melulu menagih janji. Mau makan apa, hendak kemana, dan lain-lain.

7. Ada sebagaian lelaki mengatakan, "Isteri yang menghidangkan makanan tanpa menemaninya makan adalah memberi makan kucing." Anda mesti menemaninya meskipun satu suapan. Thabit Al-Banani berkata, "Terdapat seorang wanita dari Bani Israil yang buta sebelah matanya dan sangat baik pekertinya terhadap suaminya. Apabila dia menghidangkan makanan di hadapan suaminya, dipegangnya pelita sampai suaminya selesai makan. Pada suatu malam pelitanya kehabisan sumbu. Lalu diambil rambutnya untuk dijadikan sumbu. Esok harinya matanya kemballi melihat. Allah memuliakannya karena rasa hormatnya pada suami."

8. Lelaki senang dengan kefasihan isterinya dalam berkata, bijak dalam bertindak, dan menjadi partner dalam diskusi. Dia akan muak terhadap wanita yang banyak omong tetapi tak bermakna.

9. Kebanyakan lelaki beranggapan "Baiti Jannati". Rumahku adalah surgaku dan penenang pikiranku. Jadi wajar jika Anda memelihara suasana rumah dan berperan sebagai bidadari rumah.

10. Kalau Anda menginginkan agar suami berlama-lama di rumah, maka jangan menyambutnya dengan masalah anak dan dapur.

11. Suami (mayoritas) suka kepada istri yang kreatif dalam soal memasak, menghias rumah, dan mengurus dirinya dalam melayani suami.

12. Tempat tidur adalah rahasia suami isteri. Jadikan dia kamar yang eksklusif dan pribadi. Suami tidak suka ruang tidurnya dimasuki orang tanpa izinnya.

13. Pantang bagi suami kalau sedang tidur diganggu. Hal ini akan membuatnya marah. Jauhkan anak-anak darinya ketika dia tidur.

14. Pantang bagi suami kalau isteri menolak hajatnya kecuali jika isterinya sedang sakit. "Apabila suami memanggilnya ke tempat tidur tetapi ditolaknya hingga suaminya marah, maka wanita itu tidur dalam laknat malaikat hingga pagi hari." (HR. Muttafaqun 'Alaihi).

15. Hanya ketaqwaan Anda yang dapat menguasai ego suami dan membantunya membentuk pribadi muslim yang tangguh serta menjadi suami ideal. Lelaki tidak mudah dengan ucapan cinta, tetapi cukup dengan keluhuran Anda dalam berkorban untuk taat dan menyayangi dirirnya, karena lelaki hanya keras pikirannya tetapi sensitif perasaannya.

Wallaahu a'lam.

ADAB-ADAB MANDI BESAR BAGI WANITA

MANDI USAI HAIDH, KAPAN DIWAJIBKAN

MANDI


Mandi adalah aktivitas keseharian kebanyakan manusia, baik dia muslim maupun tidak muslim, baik laki-laki maupun perempuan. Masyarakat membersihkan diri dari berbagai kotoran fisik dengan jalan mandi. Baik sebelum kedatangan Islam maupun setelahnya, mandi menjadi aktivitas yang telah dikenal oleh masyarakat dunia, dengan frekuensi dan alat bantu yang beragam. Dulu belum dikenal sabun ataupun shampo, mereka menggunakan tetumbuhan yang menghasilkan aroma wangi bagi tubuh.

Dalam Islam, mandi bukan sekedar aktivitas rutin untuk membersihkan badan. Islam meletakkan mandi sebagai bagian dari ibadah kepada Allah. Ada kondisi tertentu dimana kaum muslimah disunnahkan mandi, dan bahkan ada beberapa kondisi lagi yang mewajibkan kaum muslimah mandi. Selain dari usaha menjaga kebersihan diri, mandi juga sebagai bagian dari pensucian dari beberapa kejadian, seperti terhentinya darah haidh, selesainya nifas, dan aktivitas janabat.

Perempuan haidh harus mandi ketika darah telah terhenti dan ketika hendak menjalankan shalat. Demikian pula halnya perempuan yang telah selesai dari nifas, ia wajib mandi sebagai tanda bahwa ia telah suci dan memulai kewajiban seperti shalat. Apabila kaum muslimah tidak mandi setelah berhentinya darah haidh atau nifas, maka ibadahnya menjadi tidak sah. Inilah yang sering disebut sebagai mandi besar.


SYARAT MANDI

Adapun syarat mandi dalam konteks ini ada tiga, yaitu:

Pertama, niat mandi untuk menghilangkan hadats haidh, nifas, janabat atau niat mandi untuk menjadikan boleh apa-apa yang sebelumnya tidak boleh kecuali dengan mandi, seperti shalat, tilawah Quran dan berdiam dalam masjid. Niat ini cukup diungkapkan di dalam hati. Niat inilah yang membedakan antara mandi biasa dengan mandi

Rasulullah saw bersabda:

“Sesungguhnya sahnya suatu amal tergantung dari niatnya, dan seseorang akan mendapatkan balasan berdasarkan niatnya”.

Kedua, menghilangkan najis bila terdapat di badannya, seperti bekas tetesan darah haidh dan nifas, atau bekas mani pada janabat.

Ketiga, mengalirkan air hingga pangkal rambut dan seluruh kulit. Keseluruhan badan harus mendapatkan siraman air, baik rambut maupun kulit, meskipun rambut pada kulit tipis maupun tebal.



TATACARA MANDI


Mandi untuk membersihkan diri dari haid, nifas dan hadats janabat, dituntunkan oleh Nabi saw sebagaimana riwayat Aisyah ra berikut,

Rasulullah Saw. bila hendak mandi janabat, beliau memulai dengan mencuci kedua tangannya -dua atau tiga kali- kemudian menuangkan air dengan tangan kanannya ke tangan kirinya, kemudian mencuci kemaluannya, lalu berwudlu. Setelah itu mengambil air dan meletakkan jari-jarinya di pangkal rambut, kemudian menyiramkan air dengan kedua tangannya ke kepalanya 3 kali, lalu mengguyurkan air ke seluruh badannya, setelah itu mencuci kedua kakinya.

Dari keterangan di atas, mandi dilaksanakan sebagai berikut:

a. Mencuci kedua tangan sebelum dimasukkan ke dalam bejana

b. Mencuci kemaluan

c. Berwudlu

d. Mandi dengan jalan membasahi seluruh bagian tubuhnya sebanyak tiga kali dimulai dari kepala

e. Mencuci kedua kaki


Keseluruhannya harus dilakukan secara urut dari awal sampai akhir. Selain itu juga disunnahkan melaksanakan aktivitas berikut:

a. Membaca basmalah

b. Mendahulukan kanan atas kiri

c. Menggosok seluruh tubuh

d. Menghilangkan kotoran selain najis


Penulis kitab Al-I’tina’ mengatakan bahwa niat mandi adalah wajib bagi orang yang wajib mandi. Apabila tidak niat maka tidak sah mandinya kecuali dalam beberapa masalah berikut : Pertama, perempuan yang karena sesuatu hal tidak dapat mandi sendiri setelah haidh. Lalu suaminya memandikannya agar sah ketika menyetubuhinya. Dalam kasus ini, suami harus niat, demikian menurut pendapat yang kuat. Kedua, perempuan kafir di mana suami yang memandikannya. Ketiga, perempuan gila, demikian dalam salah satu pendapat yang benar. Wallahu a’lam.



MELEPASKAN IKATAN RAMBUT KETIKA MANDI

Perempuan ketika mandi setelah haidh dan nifas dianjurkan melepaskan ikatan rambutnya dan menyisirnya dengan sisir atau jari-jari untuk memudahkan sampainya air ke pangkal rambut. Ini berdasar sabda Nabi Saw:

Uraikanlah (rambut) kepalamu dan bersisirlah!

Sebagian ulama berpendapat atas wajibnya melepas ikatan rambut berdasar hadits ini. Akan tetapi, jika perempuan itu memiliki ikatan rambut namun air bisa sampai pangkal rambut dan kulit tanpa harus melepaskannya, maka ia tidak harus melepaskannya.

Sedangkan untuk mandi janabat, tidak ada perbedaan pendapat di kalangan ulama, bahwa perempuan tidak diwajibkan menguraikan rambutnya. Ummu Salamah berkata, “Wahai Rasulullah, saya perempuan yang memiliki ikatan rambut panjang, apakah saya harus melepaskannya ketika mandi janabat?” Nabi Saw. menjawab,

“Tidak, cukup bagimu menyiramkan air sebanyak tiga kali ke kepalamu, kemudian kamu guyurkan air itu ke seluruh tubuh.”

Tatkala sampai suatu berita kepada Aisyah ra bahwa Abdullah bin Umar menyuruh para wanita untuk menguraikan rambut kepalanya ketika mandi, maka Aisyah berkata:

Sungguh sangat mengherankan Ibnu Umar ini. Dia menyuruh para wanita menguraikan rambutnya ketika mereka mandi, mengapa dia tidak menyuruh menggundul kepalanya sekalian? Saya pernah mandi bersama Rasulullah saw dari satu bejana dan saya tidak melebihkan siraman ke atas kepala saya (riwayat Muslim).

Hanya saja jika air tidak sampai ke pangkal rambut kecuali dengan melepaskan ikatan rambut, maka ia harus melepaskannya, karena sampainya air ke rambut dan kulit adalah wajib. Wallahu a’lam.

MENGUSAP BEKAS DARAH DENGAN WEWANGIAN

Untuk menghilangkan kotoran bekas darah haidh dan nifas, serta untuk menghilangkan baunya, dianjurkan wanita muslimah mengusap bekas darahnya dengan wewangian. Ini berdasar hadits Ummu Athiyah r.a., “Kami telah mendapatkan keringanan ketika suci, bila salah seorang di antara kami mandi usai haidh untuk memakai sedikit minyak wangi..”

Aisyah r.a. berkata, “Seorang perempuan bertanya kepada Nabi Saw. tentang mandi setelah haidh. Kemudian beliau memerintahkan bagaimana ia harus mandi. Sabdanya, ‘Ambillah secarik kapas lalu teteskan misk (minyak kasturi) kemudian bersihkan dengannya!’ Perempuan itu bertanya, ‘Bagaimana saya membersihkannya?’ Nabi menjawab, ‘Bersihkan dengannya!’ Perempuan itu bertanya, ‘Bagaimana?’ Beliau menjawab, ‘Subhanallah, bersihkanlah!’ Maka saya tarik perempuan itu untuk mendekat dan saya katakan, ‘Usap dengan kapas ini bekas darahmu!’”

Hadits di atas menunjukkan tuntunan agar kaum wanita muslimah mengusap bekas darah haidh atau nifas dengan kain atau kapas yang diberi pewangi atau parfum, yang di zaman Nabi wujudnya adalah minyak kasturi. Para ulama berkata, “Hadits di atas menunjukkan dianjurkannya memakai wewangian bagi perempuan yang mandi setelah haidh dan nifas di organ tubuh yang terkena darah, hanya mereka berbeda pendapat tentang waktu pemakaiannya.

Sebagian dari mereka berpendapat setelah mandi. Yang lain berpendapat sebelumnya. Dianjurkan pula untuk memakai wangi-wangian pada kemaluannya dengan meletakkan sepotong wool dan dimasukkan ke kemaluan setelah mandi.



DIANJURKAN MENGGOSOK BADAN


Tatkala mandi, dianjurkan untuk menggosok badan agar bisa membersihkan kotoran. Dalam suatu riwayat Nabi saw bersabda:

“Hendaklah salah seorang di antara kalian mengambil air dan daun bidara kemudian bersuci dengannya sebaik mungkin. Kemudian menyiramkan air ke kepalanya dan menggosoknya dengan kuat sehingga sampai ke kulit kepalanya., lalu menyiramkan ke seluruh tubuhnya kemudian mengambil sepotong kain berparfum (firshah mumassakh) lalu menggunakannya untuk bersuci”.

Dalam riwayat lain Nabi saw bersabda:

Hendaklah salah satu dari kalian mengambil air dan daun bidara lalu bersihkan dengan sebersih-bersihnya, lalu tuangkan air di atas kepalanya dan gosok-gosokkan dengan gosokan yang keras sampai terasa di kulit kepala lalu tuangkanlah air.

Hadits ini menunjukkan dianjurkannya menggosok-gosok badan ketika seorang perempuan bersuci. Wallahu a’lam.



KEHARUSAN MENCUCI BEKAS DARAH

Wajib bagi perempuan yang hendak mandi haidh untuk membersihkan kulit yang terkena darah haidh. Ini berdasar sabda Nabi Saw. kepada seorang perempuan yang bertanya kepadanya tentang darah haidh yang mengenai baju, bagaimana ia harus membersihkannya? Beliau menjawab,

Ia menggosok, mengepel, kemudian menyiramnya dengan air, dan setelah itu ia sahalat dengannya.

Riwayat Turmudzi beredaksi, “Gosoklah dan shalatlah dengannya.”

Artinya, gosoklah tempat darah dengan ujung jari dan air untuk dapat mengeluarkan sisa-sisa darah yang mungkin tersebar pada baju. Setelah itu tuangkan air di atasnya.

Suatu saat Rasulullah Saw. memboncengkan seorang perempuan dari Bani Ghinar di atas tas perjalanannya. Rasulullah Saw. tidak turun dari kendaraannya sampai pagi. Ketika beliau menderumkan ontanya dan perempuan itu turun dari tas perjalanannya, tiba-tiba didapati darah padanya, dan itu adalah haidh yang pertama baginya. Ia pun segera menuju unta karena merasa malu.

Ketika Rasulullah Saw. melihat apa yang terjadi padanya dan melihat darah, beliau Saw. bertanya, “Ada apa denganmu? Kamu haidh?” “Ya,” jawab si perempuan. Beliau berkata, ”Bersihkanlah badanmu, ambillah bejana air lalu tuangkan garam padanya kemudian cucilah tas yang terkena darah dan kembalilah ke kendaraanmu”.

Dari kisah ini dapat diambil kesimpulan bahwa darah haidh diperlakukan sebagaimana darah-darah lainnya. Ia harus dicuci. Untuk itu dianjurkan untuk menggosok-gosok sisa darah yang telah kering agar mempermudah mencucinya. Tirmidzi berkata, “Para ulama berbeda pendapat tentang darah yang ada pada baju yang dipakai untuk shalat sebelum dicuci.”

Sebagian ahli ilmu dari kalangan tabi’in berkata, “Bilamana darah seukuran satu dirham dan belum dicuci lalu dipakai untuk shalat, maka ia harus mengulangi shalatnya.” Sebagian yang lain berpendapat, “Apabila darah lebih banyak dari seukuran dirham maka diulangi shalatnya.” Ini pendapat Sufyan Ats-Tsauri dan Ibnul Mubarak, dan ini juga pendapat madzhab Hanafi.

Sebagian ahli ilmu dari kalangan tabi’in dan lainnya tidak mewajibkan untuk mengulang, meskipun ukurannya lebih banyak dari satu dirham. Ahmad dan Ishaq berpendapat serupa ini. Imam Syafi’i berkata, “Wajib bagi perempuan mencucinya meskipun darah itu lebih kecil dari ukuran uang dirham.”



JIKA TIDAK MENDAPATKAN AIR DAN DEBU

Jika seorang perempuan haidh telah memasuki masa suci, namun ia tidak mendapatkan air untuk mandi, atau ia mendapatkannya tetapi khawatir berbahaya bila menggunakannya, misalnya karena sakit, maka ia boleh bertayamum. Ia boleh tayamum sebagaimana bolehnya mandi. Demikian pendapat Imam Syafi’i dan Ahmad. Imam Malik berkata, “Tidak boleh menyetubuhinya sampai ia mandi.”

Pendapat yang masyhur dari Abu Hanifah adalah, suami tidak boleh menyetubuhinya sehingga ia tayamum dan shalat. Karenanya bila ia telah tayamum suaminya boleh menyetubuhinya. Ini disebut dalam kitab Al-Hawiy tentang kebolehan suami menyetubuhinya setelah ia tayamum dengan 2 pendapat. Pertama, boleh. Kedua, tidak boleh. Pendapat ini batal.

Adapun bila ia tidak mendapatkan air dan debu, ia tetap harus melaksanakan shalat fardhu karena menghormati waktu. Akan tetapi tidak boleh bagi suami menyetubuhinya sampai ia mendapatkan salah satu dari dua media penyuci (air atau debu).

Syaikhul Islam Zakariya Al-Anshari pernah ditanya tentang perempuan yang telah berhenti haidh dan belum mendapatkan air maupun debu. Apakah ia boleh menjalankan shalat wajib dan sunah, atau wajib saja? Apakah ia boleh membaca Al-Quran dan tinggal di masjid? Apakah bila ia shalat membaca Al-Fatihah saja atau boleh dengan yang lain? Bolehkah suami menyetubuhinya atau tidak? Bila Anda berpendapat boleh shalat namun tidak boleh dijimak, lalu apa bedanya antara jimak dan shalat?

Beliau menjawab, bahwa bila ia belum mendapatkan air atau debu, hendaknya ia tetap shalat wajib tanpa shalat sunah, karena betapa tingginya nilai shalat wajib dan ia berdosa ketika meninggalkannya. Tidak demikian halnya dengan shlata sunah. Ia juga tidak boleh membaca Al-Quran dan tinggal di masjid, tetapi boleh dan bahkan wajib membaca Al-Fatihah saja dalam shalat. Itu karena alasan darurat, dan tidak boleh menyetubuhinya berdasarkan firman Allah Swt.,

Dan janganlah kamu sekalian mendekati perempuan-perempuan sehingga mereka suci, dan bila mereka telah bersuci datangilah mereka sebagaimana Allah perintahkan kepadamu.

Tentang jimak dan shalat, tentu berbeda. Shalat adalah hak Allah yang harus ditunaikan hamba, karenanya ditolerir. Sedangkan jimak adalah hak manusia, karenanya ia dipersulit. Wallahu a’lam.

8 TANDA ORANG IKHLAS & BUAH KEIKHLASAN DALAM KEHIDUPAN


Delapan Tanda Keikhlasan

Ada delapan tanda-tanda keikhlasan yang bisa kita gunakan untuk mengecek apakah rasa ikhlas telah mengisi relung-relung hati kita. Kedelapan tanda itu adalah:

1. Keikhlasan hadir bila Anda takut akan popularitas

Imam Ibnu Syihab Az-Zuhri berkata, “Sedikit sekali kita melihat orang yang tidak menyukai kedudukan dan jabatan. Seseorang bisa menahan diri dari makanan, minuman, dan harta, namun ia tidak sanggup menahan diri dari iming-iming kedudukan. Bahkan, ia tidak segan-segan merebutnya meskipun harus menjegal kawan atau lawan.” Karena itu tak heran jika para ulama salaf banyak menulis buku tentang larangan mencintai popularitas, jabatan, dan riya.

Fudhail bin Iyadh berkata, “Jika Anda mampu untuk tidak dikenal oleh orang lain, maka laksanakanlah. Anda tidak merugi sekiranya Anda tidak terkenal. Anda juga tidak merugi sekiranya Anda tidak disanjung ornag lain. Demikian pula, janganlah gusar jika Anda menjadi orang yang tercela di mata manusia, tetapi menjadi manusia terpuji dan terhormat di sisi Allah.”

Meski demikian, ucapan para ulama tersebut bukan menyeru agar kita mengasingkan diri dari khalayak ramai (uzlah). Ucapan itu adalah peringatan agar dalam mengarungi kehidupan kita tidak terjebak pada jerat hawa nafsu ingin mendapat pujian manusia. Apalagi, para nabi dan orang-orang saleh adalah orang-orang yang popular. Yang dilarang adalah meminta nama kita dipopulerkan, meminta jabatan, dan sikap rakus pada kedudukan. Jika tanpa ambisi dan tanpa meminta kita menjadi dikenal orang, itu tidak mengapa. Meskipun itu bisa menjadi malapetaka bagi orang yang lemah dan tidak siap menghadapinya.

2. Ikhlas ada saat Anda mengakui bahwa diri Anda punya banyak kekurangan

Orang yang ikhlas selalu merasa dirinya memiliki banyak kekurangan. Ia merasa belum maksimal dalam menjalankan segala kewajiban yang dibebankan Allah swt. Karena itu ia tidak pernah merasa ujub dengan setiap kebaikan yang dikerjakannya. Sebaliknya, ia cemasi apa-apa yang dilakukannya tidak diterima Allah swt. karena itu ia kerap menangis.

Aisyah r.a. pernah bertanya kepada Rasulullah saw. tentang maksud firman Allah: “Dan orang-ornag yang mengeluarkan rezeki yang dikaruniai kepada mereka, sedang hati mereka takut bahwa mereka akan kembali kepada Tuhan mereka.” Apakah mereka itu orang-orang yang mencuri, orang-orang yang berzina, dan para peminum minuman keras, sedang mereka takut akan siksa dan murka Allah ‘Azza wa jalla? Rasulullah saw. menjawab, “Bukan, wahai Putri Abu Bakar. Mereka itu adalah orang-orang yang rajin shalat, berpuasa, dan sering bersedekah, sementera mereka khawatir amal mereka tidak diterima. Mereka bergegas dalam menjalankan kebaikan dan mereka orang-orang yang berlomba.” (Ahmad).

3. Keikhlasan hadir ketika Anda lebih cenderung untuk menyembunyikan amal kebajikan

Orang yang tulus adalah orang yang tidak ingin amal perbuatannya diketahui orang lain. Ibarat pohon, mereka lebih senang menjadi akar yang tertutup tanah tapi menghidupi keseluruhan pohon. Ibarat rumah, mereka pondasi yang berkalang tanah namun menopang keseluruhan bangunan.

Suatu hari Umar bin Khaththab pergi ke Masjid Nabawi. Ia mendapati Mu’adz sedang menangis di dekat makam Rasulullah saw. Umar menegurnya, “Mengapa kau menangis?” Mu’adz menjawab, “Aku telah mendengar hadits dari Rasulullah saw. bahwa beliau bersabda, ‘Riya sekalipun hanya sedikit, ia termasuk syirik. Dan barang siapa memusuhi kekasih-kekasih Allah maka ia telah menyatakan perang terhadap Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang baik, takwa, serta tidak dikenal. Sekalipun mereka tidak ada, mereka tidak hilang dan sekalipun mereka ada, mereka tidak dikenal. Hati mereka bagaikan pelita yang menerangi petunjuk. Mereka keluar dari segala tempat yang gelap gulita.” (Ibnu Majah dan Baihaqi)

4. Ikhlas ada saat Anda tak masalah ditempatkan sebagai pemimpin atau prajurit

Rasulullah saw. melukiskan tipe orang seperti ini dengan berkataan, “Beruntunglah seorang hamba yang memegang tali kendali kudanya di jalan Allah sementara kepala dan tumitnya berdebu. Apabila ia bertugas menjaga benteng pertahanan, ia benar-benar menjaganya. Dan jika ia bertugas sebagai pemberi minuman, ia benar-benar melaksanakannya.”

Itulah yang terjadi pada diri Khalid bin Walid saat Khalifah Umar bin Khaththab memberhentikannya dari jabatan panglima perang. Khalid tidak kecewa apalagi sakit hati. Sebab, ia berjuang bukan untuk Umar, bukan pula untuk komandan barunya Abu Ubaidah. Khalid berjuang untuk mendapat ridha Allah swt.

5. Keikhalasan ada ketika Anda mengutamakan keridhaan Allah daripada keridhaan manusia

Tidak sedikit manusia hidup di bawah bayang-bayang orang lain. Bila orang itu menuntun pada keridhaan Allah, sungguh kita sangat beruntung. Tapi tak jarang orang itu memakai kekuasaannya untuk memaksa kita bermaksiat kepada Allah swt. Di sinilah keikhlasan kita diuji. Memilih keridhaan Allah swt. atau keridhaan manusia yang mendominasi diri kita? Pilihan kita seharusnya seperti pilihan Masyithoh si tukang sisir anak Fir’aun. Ia lebih memilih keridhaan Allah daripada harus menyembah Fir’aun.

6. Ikhlas ada saat Anda cinta dan marah karena Allah

Adalah ikhlas saat Anda menyatakan cinta dan benci, memberi atau menolak, ridha dan marah kepada seseorang atau sesuatu karena kecintaan Anda kepada Allah dan keinginan membela agamaNya, bukan untuk kepentingan pribadi Anda. Sebaliknya, Allah swt. mencela orang yang berbuat kebalikan dari itu. “Dan di antara mereka ada orang yang mencela tentang (pembagian) zakat. Jika mereka diberi sebagian daripadanya, mereka bersenang hati, dan jika mereka tidak diberi sebagian daripadanya, dengan serta merta mereka menjadi marah.” (At-Taubah: 58)

7. Keikhlasan hadir saat Anda sabar terhadap panjangnya jalan

Keikhlasan Anda akan diuji oleh waktu. Sepanjang hidup Anda adalah ujian. Ketegaran Anda untuk menegakkan kalimatNya di muka bumi meski tahu jalannya sangat jauh, sementara hasilnya belum pasti dan kesulitan sudah di depan mata, amat sangat diuji. Hanya orang-orang yang mengharap keridhaan Allah yang bisa tegar menempuh jalan panjang itu. Seperti Nabi Nuh a.s. yang giat tanpa lelah selama 950 tahun berdakwah. Seperti Umar bin Khaththab yang berkata, “Jika ada seribu mujahid berjuang di medan juang, aku satu di antaranya. Jika ada seratus mujahid berjuang di medan juang, aku satu di antaranya. Jika ada sepuluh mujahid berjuang di medan juang, aku satu di antaranya. Jika ada satu mujahid berjuang di medan juang, itulah aku!”

8. Ikhlas ada saat Anda merasa gembira jika kawan Anda memiliki kelebihan

Yang paling sulit adalah menerima orang lain memiliki kelebihan yang tidak kita miliki. Apalagi orang itu junior kita. Hasad. Itulah sifat yang menutup keikhlasan hadir di relung hati kita. Hanya orang yang ada sifat ikhlas dalam dirinya yang mau memberi kesempatan kepada orang yang mempunyai kemampuan yang memadai untuk mengambil bagian dari tanggung jawab yang dipikulnya. Tanpa beban ia mempersilakan orang yang lebih baik dari dirinya untuk tampil menggantikan dirinya. Tak ada rasa iri. Tak ada rasa dendam. Jika seorang leader, orang seperti ini tidak segan-segan membagi tugas kepada siapapun yang dianggap punya kemampuan.





Buah Keikhlasan

Sesungguhnya pohon keikhlasan akan menghasilkan buah keikhlasan: manis, indah, dan menyenangkan. Karena berasal dari pohon yang baik, akarnya kuat dan kokoh sedangkan cabangnya menjulang ke langit, menghasilkan buahnya setiap saat (Lihat surat Ibrahim: 24-25)

1. Sampai pada hakekat Islam, yaitu penyerahan total pada Allah. Berkata Ibnul Qoyyim, “Meninggalkan syahwat karena Allah adalah jalan paling selamat dari adzab Allah dan paling sukses meraih rahmat Allah. Perbendaharaan Allah, perhiasan kebaikan, lezatnya ketenangan, dan rindu pada Allah, senang dan damai dengan Allah tidak akan diraih oleh hati yang di dalamnya ada sekutu selain Allah, walaupun dia ahli ibadah, zuhud, dan ilmu. Karena Allah menolak menjadikan perbendaharaannya bagi hati yang bersekutu dan cita-cita yang berserikat. Allah memberikan perbendaharaan itu pada hati yang melihat kefakiran, kekayaan bersama Allah; kekayaan, kefakiran tanpa Allah; kemuliaan, kelemahan tanpa Allah, kehinaan, kemuliaan bersama Allah, kenikmatan, adzab tanpa Allah dan adzab adalah kenikmatan bersama Allah.”

2. Selamat dari cinta harta, kedudukan, dan popularitas. Dari Ka’ab bin Malik r.a., Rasulullah saw. bersabda, “Tidaklah dua serigala lapar dikirim ke kambing lebih merusak melebihi ambisi seseorang terhadap harta dan kedudukan.” (HR At-Tirmidzi). Ka’ab bin Malik adalah seorang sahabat yang tidak ikut Perang Tabuk karena bersantai-santai. Akibatnya dia mendapat hukuman yang berat, diboikot Rasulullah saw. dan para sahabat selama 50 hari. Tapi dia jujur dan mengatakan apa adanya pada Rasulullah saw., tidak seperti yang dilakukan oleh kaum munafik. Pada saat kondisi sulit dan dunia terasa sempit, muncul tawaran suaka politik dari Raja Ghasan. Ka’ab ikhlas menerima ujian itu dan menolak segala tawaran politik Raja Ghasan dengan segala kemewahan dan popularitasnya. Dan dia selamat, lebih dari itu peristiwa ini diabadikan dalam Al-Qur’an.

3. Bebas dari perbuatan buruk dan keji. Nabi Yusuf a.s. adalah salah satu contoh yang diselamatkan Allah swt. dari perbuatan keji dan mesum berkat keikhlasan beliau (lihat surat Yusuf: 24).

4. Ikhlas menjadikan amal dunia secara umum sebagai ibadah yang berpahala. Sesungguhnya banyak sekali amal umum yang jika kita niatkan karena Allah maka akan berpahala. Memberi makan, nafkah, dan menyalurkan hasrat seks pada istri, bersenda gurau dengan anak istri, berolah raga, rekreasi yang sehat, makan dan minum secara umum. Dari Abu Dzar r.a., sejumlah sahabat Rasulullah saw. berkata pada beliau, “Wahai Rasulullah saw., para hartawan itu pergi dengan banyak pahala. Mereka mengerjakan shalat sebagaimana kami shalat, mengerjakan puasa sebagaimana kami puasa, dan bersedekah dengan kelebihan harta yang mereka miliki (sedang kami tidak mampu).” Beliau bersabda, “Bukankah Allah telah menjadikan sesuatu untuk kalian yang bisa kalian sedekahkan? Sesungguhnya setiap tasbih (Subhanallah) adalah sedekah bagi kalian, setiap takbir (Allahu Akbar) sedekah bagi kalian, setiap tahmid (Alhamdulillah) adalah sedekah bagi kalian, setiap tahlil (laa ilaaha illallah) adalah sedekah bagi kalian. Amar ma’ruf adalah sedekah, nahi mungkar sedekah, dan bersetubuh adalah sedekah pula.” Mereka bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah di antara kami apabila menyalurkan syahwatnya (kepada istri) juga mendapat pahala?” Jawab beliau, “Tahukah kalian, jika dia menyalurkannya pada yang haram (berzina), bukankah baginya ada dosa? Demikian pula jika ia menyalurkannya pada yang halal, maka baginya berpahala.” (HR Bukhari dan Muslim)

5. Keluar dari setiap kesempitan. Kisah tiga orang yang terjebak dalam gua bukanlah sekedar kisah pelipur lara atau kisah pengantar tidur yang tanpa makna. Tiga orang yang mempersembahkan amalan unggulannya: pertama, birrul walidain; kedua, wafa terhadap pegawainya; dan ketiga, pengendalian syahwat yang luar biasa. Keajaiban itu terjadi karena buah keikhlasan dan keajaiban itu dapat berulang setiap saat, jika syaratnya terpenuhi: ikhlas.

Ada banyak sekali daftar kesempitan pada umat Islam. Kesempitan kemiskinan, kekurangan pangan, lapangan kerja, fitnah teroris, korupsi, pejabat yang culas, perzinahan dan pemerkosaan, mafia peradilan, premanisme dan banyak lagi pernik-pernik kesempitan. Sehingga untuk keluar dari semua kesempitan itu, dibutuhkan bukan hanya tiga orang yang ikhlas, tetapi sepuluh, seratus, seribu, sejuta, sepuluh juta, seratus juta, dan bahkan lebih dari itu.

6. Kemenangan dari tipu daya syetan. Diriwayatkan dari Al-Hasan berkata, “Ada sebuah pohon yang disembah manusia selain Allah. Maka seseorang mendatangi pohon tersebut dan berkata, ‘Saya akan tebang pohon itu.’ Maka ia mendekati pohon tersebut untuk menebangnya sebagai bentuk marahnya karena Allah. Maka syetan menemuinya dalam bentuk manusia dan berkata, ‘Engkau mau apa?’ Orang itu berkata, ‘Saya hendak menebang pohon ini karena disembah selain Allah.’ Syetan berkata, ‘Jika engkau tidak menyembahnya, maka bukankah orang lain yang menyembahnya tidak membahayakanmu?’ Berkata lelaki itu, “Saya tetap akan menebangnya.’

Berkata syetan, ‘Maukah aku tunjukkan sesuatu yang lebih baik bagimu? Engkau tidak menebangnya dan engkau akan mendapatkan dua dinar setiap hari. Jika engkau bangun pagi, engkau akan dapatkan di bawah bantalmu.’ Berkata si lelaki itu, ‘Mungkinkah itu terjadi?’ Berkata syetan, ‘Saya yang menjaminnya.’

Maka kembalilah lelaki itu, dan setiap pagi mendapatkan dua dinar di bawah bantalnya. Pada suatu pagi ia tidak mendapatkan dua dinar di bawah bantalnya, sehingga marah dan akan kembali menebang pohon. Syetan menghadangnya dalam wujud aslinya dan berkata, ‘Engkau mau apa?’

Berkata lelaki itu, ‘Saya akan menebang pohon ini karena disembah selain Allah.’ Berkata syetan, ‘Engkau berdusta, engkau akan melakukan ini karena diputus jalan rezekimu.’ Tetapi lelaki itu memaksa akan menebangnya, syetan memukulnya, mencekik dan hampir mati, kemudian berkata, ‘Tahukah kau siapa saya?’ Maka ia memberitahukan bahwa dirinya adalah syetan.

Syetan berkata, ‘Engkau datang pada saat pertama, marah karena Allah. Sehingga saya tidak mampu melawanmu. Oleh karena itu saya menipumu dengan dua dinar. Dan engkau tertipu dan meninggalkannya. Dan pada saat engkau tidak mendapatkan dua dinar, engkau datang dan marah karena dua dinar tersebut, sehingga saya mampu mengalahkanmu.’”

7. Meraih kecintaan Allah. Ketika orang beriman beribadah, baik ibadah yang wajib maupun sunnah, dan dilakukan dengan ikhlas hanya karena Allah, pasti mereka meraih kecintaan Allah. Merekalah kekasih-kekasih Allah. Disebutkan dalam hadits Al-Qudsyi, “Jika hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri pada-Ku dengan yang sunnah, maka Aku mencintainya.” (HR Al-Bukhari)

8. Meraih kecintaan manusia. Ketika Allah sudah mencintai hamba-Nya, maka seluruh makhluk dapat digerakkan untuk mencintai hamba tersebut. Rasulullah saw. bersabda, “Jika Allah Ta’ala mencintai seorang hamba, Allah memanggil Jibril, ‘Sesungguhnya Allah mencintai Fulan, maka cintailah dia.’ Jibril pun mencintai Fulan. Kemudian Jibril memanggil penduduk langit, ‘Sesungguhnya Allah mencintai Fulan. Oleh karena itu cintailah Fulan.’ Maka penduduk langit mencintai Fulan. Kemudian ditetapkan baginya penerimaan di bumi.” (Muttafaqun ‘alaihi).

9. Meraih kemenangan di dunia dan pahala yang besar di akhirat (lihat surat Ash-Shaff: 10-13). Orang beriman tentulah orang yang ikhlas dan berhak mendapat kemenangan dunia dan pahala besar di akhirat kelak.

Semoga Allah Ta’ala senantiasa menjaga keimanan kita, menjaga keikhlasan kita dalam beribadah, berdakwah, dan berjihad. Amiin.

WORTEL, TELUR, DAN KOPI


Seorang anak mengeluh pada ayahnya mengenai kehidupannya dan menanyakan mengapa hidup ini terasa begitu berat baginya. Ia tidak tahu bagaimana menghadapinya dan hampir menyerah. Ia sudah lelah untuk berjuang. Sepertinya setiap kali satu masalah selesai, timbul masalah baru.

Ayahnya, seorang koki, membawanya ke dapur. Ia mengisi 3 panci dengan air dan menaruhnya di atas api. Setelah air di panci-panci tersebut mendidih. Ia menaruh wortel di dalam panci pertama, telur di panci kedua dan ia menaruh kopi bubuk di panci terakhir. Ia membiarkannya mendidih tanpa berkata-kata. Si anak membungkam dan menunggu dengan tidak sabar, memikirkan apa yang sedang dikerjakan sang ayah. Setelah 20 menit, sang ayah mematikan api. Ia menyisihkan wortel dan menaruhnya di mangkuk, mengangkat telur dan meletakkannya di mangkuk yang lain, dan menuangkan kopi di mangkuk lainnya.



Lalu ia bertanya kepada anaknya, "Apa yang kau lihat, nak?" "Wortel, telur, dan kopi" jawab si anak. Ayahnya mengajaknya mendekat dan memintanya merasakan wortel itu. Ia melakukannya dan merasakan bahwa wortel itu terasa lunak. Ayahnya lalu memintanya mengambil telur dan memecahkannya. Setelah membuang kulitnya, ia mendapati sebuah telur rebus yang mengeras. Terakhir, ayahnya memintanya untuk mencicipi kopi. Ia tersenyum ketika mencicipi kopi dengan aromanya yang khas. Setelah itu, si anak bertanya, "Apa arti semua ini, Ayah?" Ayahnya menerangkan bahwa ketiganya telah menghadapi kesulitan yang sama, perebusan, tetapi masing- masing menunjukkan reaksi yang berbeda.


Wortel sebelum direbus kuat, keras dan sukar dipatahkan. Tetapi setelah direbus, wortel menjadi lembut dan lunak.

Telur sebelumnya mudah pecah. Cangkang tipisnya melindungi isinya yang berupa cairan. Tetapi setelah direbus, isinya menjadi keras.

Bubuk kopi mengalami perubahan yang unik. Setelah berada di dalam rebusan air, bubuk kopi merubah air tersebut. "Kamu termasuk yang mana?," tanya ayahnya. "Ketika kesulitan mendatangimu, bagaimana kau menghadapinya? Apakah kamu wortel, telur atau kopi?"


Bagaimana dengan kamu? Apakah kamu adalah wortel yang kelihatannya keras, tapi dengan adanya penderitaan dan kesulitan, kamu menyerah, menjadi lunak dan kehilangan kekuatanmu.

Apakah kamu adalah telur, yang awalnya memiliki hati lembut? Dengan jiwa yang dinamis, namun setelah adanya kematian, patah hati, perceraian atau pemecatan menjadi keras dan kaku. Dari luar kelihatan sama, tetapi apakah kamu menjadi pahit dan keras dengan jiwa dan hati yang kaku?

Ataukah kamu adalah bubuk kopi? Bubuk kopi merubah air panas, sesuatu yang menimbulkan kesakitan, untuk mencapai rasanya yang maksimal pada suhu 100 derajat Celcius. Ketika air mencapai suhu terpanas, kopi terasa semakin nikmat. Jika kamu seperti bubuk kopi, ketika keadaan menjadi semakin buruk, kamu akan menjadi semakin baik dan membuat keadaan di sekitarmu juga membaik.

Pelajaran dari Wortel, Telur, Kopi.

Kita termasuk yang mana ya?

OPTIMISME PENANTIAN


Semula adalah mimpi..

Lalu siluet2 rasional dalam mimpi itu kujalin mjd aksi..

Krn hdp adalah perlombaan..

Berbekal keberanian,lembaran2 cinta itu melesat brsama para kompetitor yg lain..

Berbekal semangat,ikhtiar,doa,dan kepasrahan total..

Lembaran2 cintaku dlm amplop2 coklat itu..

Pergilah dan ciptakan sejarah!!

Melawan angin dan disanalah masa dpnku!!

Smg ia mampu menempatkan diri pada satu titik waktu di didpan nya!

"Hidupku adalah sbuah pengembaraan.

Sepertinya mustahil untk mjd sosok yg lekat dlm persinggahan.."


Detik penantian ini bagaikan lingkaran hidup baru yg penuh janji..

Pancaran energi positif yg dihembuskan..

~Ia yg kan mjd pendatang baru dlm register perasaanku~


Melangkah bersama ribuan doa!
Tak kan pernah ad mentalitas menyerah bhkan pecundang yg takut gagal..
Aku tidak seperti itu!!



Aku msh disini..

MENIKMATI SENSASI KEJUTAN..
Menciptakan kebahagiaan yg tak terperikan..




~Enung di Kantor Pos~



NB:Jd teringat kisah Enong dan Arai dg setting kantor pos..^^v

YOUR POWER, YOUR BOOK : MAKA MENULISLAH!!!



Ahad, 17 Oktober 2010

Malam akan segera bergulir menjadi pagi…setelah menikmati khusyuknya bermunajat di sepertiga malam, kini…pagi kembali merekah. Bayangan ‘impian’ itu seperti siluet di tengah sebuah benda bulat merah jingga yang muncul pelan-pelan di kaki langit…dalam pesona cinta kabut fajar. Inilah pagi terindah yang pernah kusaksikan di bulan ini. Pagi yang istimewa…

Bersama adik kost, Keisya kembali menggoreskan kisah terindahnya hari ini…yupz, setelah sekian lama tidak kuliner di boulevard UNS…Alhamdulillah pagi ini berkesempatan menikmatinya lagi!!! Beli sarapan nasi kare, roti bakar, cakwe bandung, and empek-empek…(banyak amat ya??hihi).

Dah rapi, dah sarapan, jam 06.30 diantar adik kost yang kebetulan juga mau berangkat ke acaranya SKI FMIPA “MATRIKS” sampai di Sekarpace. Hm, naik ATMO mau ke GO Mawar. Dengan iringan nasyid menghentak dari Shoutul Harokah. Seraya lagi di Senayan (jadi inget pas liat konser April lalu). Jakarta hari ini boleh membahana, tapi Solo juga tak kalah membara semangatnya!! INI LANGKAHKU….^^v. Semangat, my supertwin….asyiknya bisa bertemu dengan Pak Anis Matta dan Fadli PADI. Pengeeennn…. Keisya juga menyempatkan SMS salah seorang adiknya yang pagi ini mau Technical Meeting Lomba Mendongeng ke Jogja. Semangat Dik!!! ^^v

Pagi ini dari jam 07.30 sampai dengan pukul 09.30 dapat amanah ngawas TRY OUT GO di ruangan VOLTA. Alhamdulillah, sampai di jam 07.10! Langsung prepare macem-macem, ngobrol dengan pengajar yang lain..jam 07.30 TO dimulai. Dapat kelas 6 UNR 22. Hihi….ada Ossa, Sekar, Ajeng, Jody. ALvian, Alfin, ‘n si twin Irfanny dan Ihsanny (SD Cemara Dua). Adik-adik kelas 6 SD yang biasa Keisya ajar di GO Veteran. Surprise abiz ketemu mereka!!! Kita dah klop soalnya…apalagi dengan si TwinZ!! Di GO kan kode ngajarnya Keisya “NM”, tapi sama si Twin Irfanny dan Ihsanny ditambahi T jadinya, Bu “NMT”…T nya Twin…hehe….mereka juga tahu kalau Keisya itu kembar…dasar kalian!!! Lucu banget lah!! ^^v.

Sambil mengawasi, Keisya menyibukkan diri dengan nulis-nulis di buku DNA. Mendokumentasikan hidup beberapa hari ini…setelah selesai, (masih sambil mengawasi dan sesekali berkeliling ngecek cara mereka mengisi LJK), Keisya lanjutkan dengan membaca sebuah buku yang sengaja tadi dia bawa dari perpustakaan pribadinya “AL FIRDAUS 2”, yaitu salah satu buku karya Bapak BAMBANG TRIM yang berjudul : “MENJADI POWERFULL DA’I DENGAN MENULIS BUKU”. Buku yang baru saja Keisya beli waktu Solo Muslim Fair tanggal 10.10.10 beberapa waktu lalu…

Lagi asyik baca, N5300 Keisya bergetar…ternyata ada SMS masuk. Baca, sapa tahu penting banget. Hm, ternyata dari Mas Aris el-Durra : “INFO urgent dan berharga khusus anggota FLP SOLO RAYA plus nama2 yg tercantum di pendaftaran PELAT PULPEN saja. Hari ini ada pertemuan mendadak dengan Mas Bambang Trim (penulis aktif, pakar perbukuan&manager Tiga Serangkai). Kumpul Ashar di Masjid UMS, habis itu langsung cabut. Ingat, Ashar sekarang sktr jam 14.30 lho. Must on time.Ok” (09:02:04).
Weikz…setengah gak percaya, wah..pengin banget ikut!!!! Langsung deh SMS dik Erny (soulmate ‘mbolang’ kalo pas ada agenda FLP.hehe). hm, jawaban dari dy : “Belum tahu mbak…”. Hiks, ku pengin banget!!! Erny SMS lagi : “Kalau nanti jadi, tak kabari lagi mbak..”. hm, masih ada harapan ada barengan…(pluz tebengan tentunya…xixixi)

Alhamdulillah, jam 09.30 tugas ngawas TO di GO usai!!! Setelah semua urusan di GO usai, pamit pulang, nyegat ATMO di depan Toga Mas then segera meluncur balik ke kost. Ada amanah lain yang sudah menanti untuk segera dikerjakan. Berhubung hari Ahad (angkun 03 lama) dan demi efisiensi waktu, akhirnya Keisya memutuskan naik becak dari Pedaringan. Hehe…jadi kangen mbecak bareng mysupertwin!!! Turun Gerbang Surya, ke ATM dulu, then jalan kaki sampai kost Pink. Hm, semangat tuntaskan amanah!!!

Jam 13.00 ada ‘meeting’ dulu sampai jam 14.30. Alhamdulillah, Erny akhirnya bias datang. Balik kost dulu pasca ‘meeting’, sholat Ashar….then nunggu Erny njemput. Mas Aris el-Durra tadi juga sudah ngasih alamat rumah Pak Bambang Trim. Jadi nanti kita langsung ke sana saja. Tak lupa membawa buku karya beliau…”MENGINSTAL NYALI” dan “MENJADI POWERFULL DA’I DENGAN MENULIS BUKU”. Pluz buku-bukunya Mas Aris yang mau Keisya kembalikan dan novel Bumi Cinta yang mau beliau pinjam.

Dan akhirnya kita pun berangkaaaattt….sempet tanya2 dulu dengan sahabat2 yang asli Solo….akhirnya kita berpetualang deh!!! Pertama, tanya arah ke Pabrik Gula Colomadu…(Keisya juga masih asing sih dengan daerah ini), then tanya Puri Alam Asri tu mana…ketemu Pak Security, hm, dikasih penjelasan kalau di situ Puri Alam Asri ada 3. Keisya tanya aja yang daerah Kartasura yang mana (sesuai SMS). Hoho…akhirnya dikasih petunjuk. Dan air mata langit pun mulai menitik…gerimis mengundang.
Hyaaaaaa…..singkat cerita Keisya dan Erny nyasar sampai Bolon. Akhirnya telp Mas Aris, dan kita pun kembali ke lokasi di daerahnya Pak Security tadi…hoho...total tadi kita tanya ke 6 orang!!! Xixixi, sama kayak waktu dulu nyasar pas mau ke rumah Mbak Afifah Afra ‘n Mas Aries Adenata.

Alhamdulillah, meski basah tapi gak pake kuyup, sampai juga di rumah Pak Bambang Trim…(Mas Ariiiiiiiiiisssssssssss, tanggung jawab membuat kita tersesat…hehehe…). Subhanallah, keren lah!!! (termasuk koleksi buku-bukunya…). Keisya masih setengah percaya bisa ketemu dengan Pak Bambang Trim. Jadi inget dengan buku MENGINSTAL NYALI (buku yang Keisya baca mulai tanggal 6 Februari 2010 di NH IC UNS, saat nunggu mulainya syuro’..hehe…), yang akhirnya membuat keberanian Keisya berlipat-lipat untuk mewujudkan salah satu impiannya menginjakkan kaki di ITB pasca Sidang Sastra Intelektual (penceplokan_red!). Ya, buku itulah yang berhasil membakar semangat Keisya yang pada akhirnya buku itu menjadi sahabat petualangan Keisya di Bandung dan berangkat ke ITB sendirian (mbolang.com) untuk menemui salah seorang sahabat terbaiknya yang kebetulan kuliah disana. Masih ada beberapa tulisan penyemangat diri sendiri yang Keisya ‘orek-orekkan’ di buku itu…

“SATU KATA DALAM SATU KOTA BANDUNG”
“LANJUT S2 ke ITB!!!” (Ya Rabb…semoga bisa!!! ^^)
ITB : Impian.Totalitas.Berani
ITB : Inspirasi.Tanpa.Batas
[I]ngin sukses??? [T]eruslah [B]ersemangat!!!
[I]ngin kaya??? [T]eruslah [B]erusaha dan berdoa!!!
[I]ngin cerdas??? [T]eruslah [B]erkreasi!!!


Betapa besar dulu keinginan Keisya untuk sekedar silaturahmi ke kampus Ganesha. Dan Alhamdulillah terwujud juga!!! (bulan April 2010)
Kembali ke cerita…


Alhamdulillah, dapat ilmu banyak banget dari Pak Bambang Trim….termasuk motivasi dan metode2, meski singkat namun sangat dahsyat!! Menulis memang butuh proses. Merangkai tulisan yang menghibur dan tentunya bermanfaat…Menulis buku dengan research!! (wow, ayo NungmaResearcholic…let’s move!!!). Buku yang mempunyai EKSISTENSI dan mampu ‘menjual dirinya sendiri’. Buku yang mempunya DAYA!! Ketakutan utama penulis : BENTUK TANGGUNG JAWAB KITA TERHADAP BUKU ITU!!! Wow, membahas tentang insting editor, metode matriks dalam penulisan, bagaimana kita harus mencintai buku/naskah, mencari ide baru, dll….SERU banget lah!!!
Selengkapnya buka notenya Pak Bambang Trim…..^^V

Diskusi seru antara para ‘pejuang tinta’ FLP SOLO RAYA dengan Pak Bambang Trim…
Akhir kisah luar biasa sore ni..Keisya minta tanda tangan dan motivasi di 2 buku yang tadi dy bawa…asyik!!!

“SEMOGA MENJADI JALAN UNTUK BERANI DAN SUKSES BERLARI!!!
[di buku MENGINSTAL NYALI]
“YOUR BOOK. YOUR POWER. MAKA MENULISLAH!!!”
[di buku “MENJADI POWERFULL DA’I DENGAN MENULIS BUKU”]
Hm….so sweet…

Tak lupa menyampaikan salam mysupertwin, Etika Aisya Avicenna ke Pak Bambang Trim…”O, kalian kembar to??” hehe..(nyengir.com). “Kok jauh banget, Jakarta-Solo?’ hehe…(nyengir.com lagi). Terima kasih buuuuaaaaannnyyyaaaaaakkkkkk Pak Bambang!!! Siippp…d^^b

Epilognya, Keisya barteran buku dengan Mas Aris (hm, pake acara manggil dengan sebuatan ‘Ipin’ pula…awas ya!!!). then pulang deh…(ohya, ada Kang Casofa Fachmy ternyata!!! Hihihi..peace…). Menikmati senja di sepanjang perjalanan pulang. Senja yang benar-benar Keisya rindukan!!!

Ya Rabbi, terima kasih atas scenario-Mu untuk Keisya hari ini…scenario yang indah…SANGAT INDAH!!!

Banyak kejutan hari ini dan semoga besok dan seterusnya akan banyak kejutan-kejutan lain yang luar biasa dan membahagiakan. Amin
[Zona Nostalgia Romantic Keisya Avicenna, 17 Oktober 2010…LET’S WRITE TO FIGHT!!!]

Epilog: Doa seorang Akhwat yang merindukan jodohnya ^_^




Ya Allah….
Aku berdoa untuk seorang pria yang menjadi bagian hidupku
Seorang yang sungguh mencintai-Mu lebih dari segala sesuatu
Seorang pria yang hidup bukan untuk dirinya sendiri, tetapi untuk-Mu
Dan mengetahui bagi siapa dan untuk siapa ia hidup,
Sehingga hidupnya tidaklah sia-sia
Seorang yang memiliki hati bijak bukan hanya otak yang cerdas,
Seseorang yang tidak hanya memujaku, tetapi dapat juga menasehatiku bila salah,
Seorang pria yang mencintaiku bukan karena kecantikanku, tetapi karena hatiku,
Seorang pria yang dapat menjadi sahabat terbaikku dalam tiap waktu dan situasi
Seorang pria yang dapat membuatku merasa dihargai sebagai seorang wanita kala berada di sisinya,
Aku tidak meminta seorang pria yang sempurna,
Namun aku meminta seorang pria yang tidak sempura sehingga aku dapat membuatnya sempurnya di mata-Mu

Ya Allah….
Buatlah aku menjadi seorang lelaki yang dapat membuat seorang wanita bangga
Berikan aku sebuah hati yang sungguh mencintai-Mu, sehingga aku dapat mencintainya dengan cinta-Mu,
Bukan mencintainya dengan sekedar cintaku
Berikanlah aku mata-Mu, sehingga aku dapat melihat banyak hal dalam dirinya
Berikanlah aku mulut-Mu yang penuh dengan kata-kata bijak dan pemberi semangat,
Sehingga aku selalu dapat mendukungnya setiap hari
Berikanlah aku bibir-Mu, dan aku akan selalu tersenyum kepadanya
Kami bersyukur kepada-Mu yang telah mempersatukan kami
Telah memberi kami seorang yang dapat melengkapi hidup kami menjadi sempurna
Dan Engkau mempertemukan kami pada waktu yang tepat,
Yang akan membuat segalanya indah pada waktu yang Engkau tentukan.

Ya Rabbana, jika aku jatuh hati, jagalah hatiku paanya agar tidak berpaling dari hati-Mu
Ya Allah, jika aku jatuh cinta, cintakanlah aku pada seseorang yang melabuhkan cintanya pada-Mu
agar bertambah kekuatanku untuk mencintai-Mu
Ya Allah, jika aku jatuh hati, izinkanlah aku menyentuh hati seseorang yang hatinya tertaut pada-Mu,
agar tidak terjatuh aku dalam jurang cinta semu
Ya Allah, Engkau mengetahui bahwa hati ini telah berhimpun dalam cinta pada-Mu,
telah bersatu salam dakwah pada-Mu, telah berpadu dalam membela syariat-Mu,
kukuhkanlah ya Allah ikatannya, kekalkanlah cintanya, tunjukkanlah jalan-jalannya,
penuhilah hati kami ini dengan Nur-Mu yang tiada pernah pudar,
Lapangkanlah dada kami dengan limpahan keimanan kepada-Mu dan keindahan bertawakal di jalan-Mu

Aku adalah bintang terang
Melintas diantara ribuan cahaya
Aku adalah matahari
Hangatkan jiwa yang beku
Andai kau tau
Tubuhku disiram kasih sayang
Ku bagi hangatnya
Lihat aku…
Bahasa hatiku terdengar merdu
Senandung berirama
Terdengar dari puncak bahagia

Persembahan hati satu dari kesetiaan diri
Dituang dalam cawan cinta
Diteguk para bidadari
Bila kau teguk isi dari cawan itu
Maka mereka menuntutmu ke taman bunga
Aku disini, ada untukmu
Raih pundakku, kau akan rasakan betapa aku sayang kamu
Tatap mataku, lihatlah didalamnya terdapat cinta

Ya Allah, andai Engkau berkenan, limpahkan kepada kami,
cinta yang menjadikan pengikat rindu antara Rasulullah dan Khadijah Al-Qubro,
yang Engkau jadikan mata air kasih sayang antara Ali, RA dan Fatimah Az-Zahra,

Ya Allah, andai hal itu layak bagi kami, maka cukuplah doa kami dengan ridho-Mu
untuk jadikan kami sebagai suami istri yang saling mencintai dikala dekat,
saling menjaga kehormatan dikala jauh,
saling mengingatkan dikala senang,
saling menyempurnakan dalam ibadah,
saling mendoakan dalam kebaikan dan ketaqwaan

ya Allah sempurnakanlah kebahagiaan kami dengan menjadikan pernikahan ini
sebagai ibadah kepada-Mu dan bukti cinta kami kepada sunah Rasul-Mu

Ya Allah…
Aku tidak meminta orang yang sempurna,
namun aku meminta seorang yang tidak sempurna,
sehingga aku dapat membuatnya menjadi sempurna di mata-Mu

Seorang yang membutuhkan dukunganku sebagai peneguhnya
Seorang yang membutuhkan doaku untuk kehidupannya
Seorang yang membutuhkan senyumku untuk mengatasi kesedihannya
Seorang yang membutuhkan diriku untuk membuat hidupnya menjadi sempurna

Ya Allah…
Terima kasih Engkau telah menciptakan dia
Terima kasih Engkau telah mempertemukan aku dengannya
Terima kasih untuk saat-saat indah yang dapat kami nikmati bersama
Terima kasih untuk setiap pertemuan yang dapat kami lalui bersama

Sucikan hatiku ya Allah,
sehingga aku dapat melaksanakan kehendak dan rencana-Mu dalam hidupku
Semoga Engkau ridhoi kami untuk bersatu mengarungi sisa umur kami

Betapa Maha Besarnya Engkau karena telah memberikan kepadaku
pasangan yang dapat membuat hidupku menjadi sempurna

BIDADARI-BIDADARI BUMI


“Menikah ?”
“Ya..”
“Tentu”, jawab Ayesha tanpa ragu.
“Pertimbangkan dulu. Jangan cepat ambil keputusan.”
Bibinya berkata benar. Ayesha sedikit tersipu, tangannya membenahi abaya yang dipakainya dengan rikuh.
“Dengan siapa, Ammah ?”
Wajah lembut itu tiba-tiba mengeras. Kedua matanya mendadak meyembung.

Mungkin karena air mata yang siap turun, entah kenapa. Luapan bahagiakah,karena keponakannya yang diurus sejak kecil ini akhirnya ada yang meminang ?

Ayesha menunggu jawaban dari ammahnya. Tapi beberapa kejap hanya dilalui gelombang senyap.
“Ammah….dengan siapa ?”
Pandangan tajam wanita berumur itu menembus bola mata Ayesha. Seperti menimbang-nimbang kesiapan keponakan yang dicintainya itu, menikah.
Ayesha membalas pandang, lebih karena ia tak mengerti kenapa pernikahan, kalau memang itu yang akan terjadi padanya, tak disambut ammah dengan riang, seperti pernikahan pada umumnya.
“Dengan Ayyash !”
Ayyash ?
Ammah mengangguk. Wajahnya pucat, namun terkesan lega.

Biarlah…..biarlah Ayesha yang memutuskan….ini hidupnya.
Suara hati wanita itu bicara.

Di depannya tubuh Ayesha seperti kaku. Seolah tak percaya. Senang, tapi …juga tahu apa yang akan dihadapinya. Berita itu mungkin benar. Yang jadi pertanyaan, siapakah dia ?

“Kau pikirkan dulu, ya ? Ia memberi waktu sampai tiga hari. Katanya lebih cepat lebih baik.”

Ayesha masih tak bergerak. Pandangannya menembus jendela, meyisiri rumah-rumah di lingkungannya, dan debu tebal yang terembus di jalan.

Pernikahan….sungguh penantian semua gadis. Dengan Ayyash pula, siapa yang keberatan ? Tapi semua pun tahu, apa arti sebuah pernikahan di Palestina.

Tantangan, perjuangan lain yang membutuhkan kesiapan lebih besar. Terutama bagi setiap gadis, yang menikahi pemuda pejuang macam Ayyash!
***

Dulu sekali, sewaktu kecil, ia tak memungkiri, kerap memperhatikan Ayyash dan teman-temannya dari balik kerudung yang biasa ditutupkan ke wajah, jika mereka kebetulan berpapasan. Mereka bertetangga. Begitulah Ayesha mengenal Ayyash, dan melihat bocah lelaki yang usianya lebih tua lima tahun darinya, tumbuh dewasa.

Ayah Ayyash salah satu pemegang pimpinan tertinggi di Hamas, sebelum tewas dalam aksi penyerangan markas tentara Israel. Ibunya, memimpin para wanita Palestina dalam berbagai kesempatan, mencegat, dan mengacaukan barisan tentara Yahudi, yang sedang melakukan pengejaran atas pejuang intifadah. Mereka biasa muncul tiba-tiba dari balik tikungan yang sepi, atau memadat di pasar-pasar, dan menyulitkan pasukan Israel yang mencari penyusup.

Bukan tanpa resiko, karena semua pun tahu, para tentara itu tak menaruh kasihan pada perempuan, atau anak-anak. Para perempuan yang bergabung, menyadari betul apa yang mereka hadapi. terkena tamparan atau tendangan, bahkan popor senapan, hingga tubuh mengucurkan darah, bahkan terlepas nyawa, adalah taruhannya.

Ayesha sejak lima tahun yang lalu, tak pernah meninggalkan satu kalipun aksi yang diadakan. Ia iri dengan para lelaki yang mendapat kesempatan lebih memegang senjata. Itu sebabnya gadis berkulit putih kemerahan itu, tak ingin kehilangan kesempatan jihadnya, sejak usia belia.

Tiga tahun lalu, ketika ibunda Ayyash syahid, dalam satu aksinya, setelah sebuah peluru mendarat di dahinya, mereka semua datang, juga Ayesha, untuk menyalatkan wanita pejuang itu.

Pedihnya kehilangan ummi, Ayesha menyadari perasaan berduka yang
bagaimanapun memang manusiawi. Begitu kagumnya ia melihat ketegaran Ayyash, mengatur semua prosesi, hingga tanah menutup dan memisahkannya dari ibunda tercinta. Tak ada sedu sedan, tak ada air mata. Hanya doa yang terucap tak putus. begitulah Ayyash menghadapi kehilangan abi, saudara-saudara lelakinya, adik perempuannya yang paling kecil, lalu terakhir ummi yang dikasihi. Begitu pula yang dipahami Ayesha, cara pejuang menghadapi kematian keluarga yang mereka cintai.

Dan kini, Ayesha dua puluh dua tahun. masih menyimpan pendar kekaguman dan simpati yang sama bagi Ayyash. Bocah lelaki bermata besar itu sudah menjelma menjadi lelaki gagah, dengan kulit merah kecoklatan, hidung bangir, dan mata setajam elang. Semangat perjuangan dan ketabahan lelaki itu sungguh luar biasa. Sewaktu kedua abangnya melakukan aksi bom syahid, meledakkan gudang logistik Israel, ia hanya mengucapkan innalillahi, sebelum bangkit dan menggemakan Allahu Akbar, saat memasuki rumah dan mengabarkan berita itu pada umminya.

Lalu ketika Fatimah, adiknya yang berpapasan dengan tentara, diperkosa, dan dibunuh sebelum dilemparkan ke jalan dengan tubuh tercabik-cabik.
Ayyash masih setabah sebelumnya. Padahal siapapun tahu, cintanya pada Fatimah, bungsu di keluarga mereka.

Ayesha tak mengerti terbuat dari apa hati lelaki itu. Setelah semua kehilangan, tak ada dendam yang lalu membuatnya membabi buta atau meluapkan amarah dengan makian kotor. Ayyash menerima semua itu dengan keikhlasan luar biasa. Hanya matanya yang sesekali masih berkilat, saat ada yang menyebut nama adiknya. Di luar itu, hanya keshalihan, dan ketaatannya pada koordinasi gerak Hamas, yang kian bertambah. Begitu, dari hari ke hari.
****

Mereka berhadapan. Pertama kali dalam hidupnya ia bisa bebas menatap wajah lelaki itu dari jarak dekat. Ayyash yang tenang. Hanya bibirnya yang menyunggingkan senyum lebih sering, sejak ijab kabul diucapkan, meresmikan keberadaan keduanya.

Ayyash yang tenang dan hati Ayesha yang bergemuruh. Bukan saja karena kebahagiaan yang meluap-luap, tapi oleh sesuatu yang lain. Sebetulnya hal itu ingin disampaikannya pada lelaki yang kini telah menjadi suaminya.

Namun saat terbayang apa yang telah dihadapi Ayyash, dan senyum yang dilihatnya pertama kali begitu cerah. Batin Ayesha urung. Biarlah….nanti-nanti saja, atau tidak sama sekali, pikirnya. Ia tak mau ada yang merisaukan hati lelaki itu, terlebih karena waktu yang mereka miliki tak banyak. Bahkan sebentar sekali.

Dua hari lalu, Ayyash sendiri yang meyampaikan kebenaran berita itu, niatan lelaki berusia dua puluh tujuh tahun, yang sudah selama dua pekan ini dibicarakan dari mulut ke mulut.
“Ayyash mencari istri ?”
“Ia akan menikah secepatnya, akhirnya ”
“Tapi siapa yang akan menerima pernikahan berusia sehari semalam ?”
Percakapan gadis-gadis di lingkungan mereka. Awalnya Ayesha tak mengerti.
“Kenapa sehari semalam ?”, tanyanya pada ammahnya.
“Sebab, lelaki itu sudah menentukan hari kematiannya, Ayesha. Kini tinggal sepekan lagi. Waktunya hampir habis.”

Ayesha ingat ia tiba-tiba menggigit bibir menahan sesak yang tiba-tiba melanda. Ayyash pasti sudah menyanggupi melakukan aksi bom bunuh diri,seperti dua saudaranya dahulu. Cuma itu alasan yang bisa diterima, kenapa pejuang yang selama ini terkesan tak peduli dan tak pernah memikirkan untuk menikah, tiba-tiba seolah tak sabar untuk segera menikah.

“Saya ingin menghadap Allah, yang telah memberi begitu banyak kemuliaan pada diri dan keluarga saya, dalam keadaan sudah menyempurnakan separuh agama.
Kalimat panjang lelaki itu, wajahnya yang menunduk, dan rahangnya yang terkatup rapat. Menunggu jawaban darinya.

Ayesha merekam semua itu dalam ingatannya. Dua hari lalu, saat khitbah dilangsungkan.
“Ya….”jawabannya memecah kesunyian. Ammah serta merta memeluknya dengan wajah berurai air mata. Bahagia berbaur kesedihan atas keputusan Ayesha.

Membayangkan keponakannya yang selalu dibanggakan karena semangatnya yang tak pernah turun, akan menjalani pernikahan. Yang malangnya, bahkan lebih pendek dari umur jagung.
Berganti-ganti Ayesha melihat wajah ammah yang basah air mata, lalu senyum dari bibir Ayyash yang tak henti melantunkan hamdalah.

Di depan Ayesha, Ayyash tampak begitu bahagia, karena tiga hari, sebelum tugas itu dilaksanakan, ia berhasil menemukan pengantinnya. Seorang bidadari dalam perjuangan yang ia hormati, dan kagumi kekuatan mental maupun fisiknya. Ya, Ayesha.

Mereka masih bertatapan. Saling menyunggingkan senyum. Ayesha yang
Wajahnya masih sering bersemu dadu, tampak sangat cantik di mata Ayyash.
Pengantinnya, bidadarinya…..kata-kata itu diulangnya berkali-kali dalam hati. Namun betapapun cantiknya Ayesha, Ayyash tak hendak melanggar janji yang ditekadkan jauh dalam sanubarinya.
“Ayesha…..saya tak menginginkanmu, bukan karena saya tak menghormatimu.”
Senyum Ayesha surut. Matanya yang gemintang menatap Ayyas tak berkedip, menunggu kelanjutan kalimat lelaki itu. Ini malam pertama mereka, dan setelah ini, tak akan ada malam-malam lain. Besok selepas waktu dhuha,lelaki itu akan menemukan penggal akhir hidupnya, menemui kekasih sejati.
Allah Rabbul Izzati. Tak layakkah Ayesha memberikan yang terbaik baginya ?
Bagi ia yang akan menjelang syahid ?

Pendar di mata Ayesha luluh. Ayyash mendongakkan dagunya, tangannya yang lain menggenggam jari-jari panjang Ayesha, seakan mengerti isi hati istrinya.

“Saya mencintaimu, Ayesha. Dan saya meridhai semua yang telah dan akan Ayesha lakukan selama kebersamaan ini dan setelah saya pergi. Saya percaya dan berdoa, Allah akan memberimu seorang suami yang lebih baik, selepas kepergian saya.”

Ayesha tersenyum. Menyembunyikan hatinya yang masih gemuruh. Seandainya ia bisa menceritakannya pada Ayyash. Tapi ia tak sanggup. “Tak apa. Saya mengerti.” Cuma itu yang bisa dikatakannya pada Ayyash.

Suasana sekitar hening. Langit tanpa bulan tak mempengaruhi kebahagiaan di hati Ayyash. Bulan, baginya, malam ini telah menjelma pada kerelaan dan keikhlasan istrinya.

“Saya ingin, Ayesha bisa mendapatkan yang terbaik.” Lelaki itu melanjutkan kalimatnya. “Dan karenanya saya merasa wajib menjaga kehormatanmu. Kita bicara saja, ya ? Ceritakan sesuatu yang saya tak tahu, Ayesha.”

Ayesha menatap mata Ayyash, lagi. Disana ia bisa melihat kegarangan dan keteduhan melebur satu. Sambil ia berpikir keras apa yang bisa ia ceritakan pada lelaki itu ? Tak lama dari bibir wanita itu meluncur cerita-cerita lucu tentang masa kecil mereka. Canda teman-teman mainnya, dan kegugupannya saat pertama berhadapan dengan Ayyash. Juga jari-jari tangannya yang berkeringat saat ia mencium tangan Ayyash pertama kali.

Betapa ia hampir terjatuh karena kram, akibat duduk terlalu lama, ketika mencoba bangun menyambut orang-orang yang datang menyalami mereka tadi pagi.

Di antara senyum dan derai tawa suaminya, Ayesha masih berpikir tentang lelaki yang duduk di hadapannya. Sungguh, ia ingin membahagiakan Ayyash,dengan cara apapun. Melihat kebahagiaan yang terpancar di wajah Ayyash,membuat Ayesha tak habis pikir. Kenapa kebahagiaan orang lain, bisa membuatnya begitu bahagia ? Tapi inilah kebahagiaan itu, bisiknya sesaat setelah mereka menyelesaikan sholat malam dan tilawah bersama. Kali pertama dan terakhir. Kebahagiaan bukan pada umurnya, tapi pada esensi kata bahagia. Dan Ayesha belum pernah sebahagia itu sebelumnya.

Mereka masih belum bosan menatap satu sama lain, dan berpegangan tangan.
Saat ia merebahkan diri di dada Ayyash setelah sholat subuh, lelaki itu tak menolak.
“Biarkan saya berbakti padamu, Ayyash”
Ia ingat Ayyash menundukkan wajah dalam, seperti berpikir keras, sebelum kemudian mengangguk dan menerimanya.

Beberapa jam lagi, Ayesha menghitung dalam hati. Kedua matanya memandangi wajah Ayyash yang pulas di depannya. Tinggal beberapa jam lagi, dan mereka akan tinggal kenangan. Dirinya dalam kenangan Ayyash, Ayyash dalam kenangan orang-orang sekitarnya.

Ketika fajar mulai menampakkan diri, Ayesha yang telah rapi, kembali menatap Ayyash yang tertidur pulas, mencium kening dan tangan lelaki itu, sebelum meninggalkan rumah dengan langkah pelan.

***

Ayyash terbangun oleh gedoran di pintu. Pukul setengah tujuh pagi. Kerumunan di depan rumahnya. pagi pertama pernikahan mereka. Ada apa ?
“Ayyash….istrimu, Ayesha.”
Ada titik air meruah di wajah ammah Ayesha. Lalu suara-suara gemang berdengung. Saling meningkahi, semua seperti tak sabar menyampaikan berita itu padanya.
“Setengah jam yang lalu, Ayyash. Ledakan…Ayesha yang melakukannya…”
“Gudang peluru itu. Bunyi…bagaimana kau bisa tak mendengar ?”
Ayyash merasa tubuhnya mengejang. Istrinya…..Ayesha mendahuluinya ?
Kepalan tangannya mengeras. Mengenang semua keceriaan dan kejenakaannya,serta upaya Ayesha membahagiakannya semalam. Jadi….Masya Allah !
Istrinya kini….benar-benar bidadari.

Pikiran itu menghapuskan rasa sedih yang sesaat tadi mencoba menguasai hatinya. meski senyum kehilangan belum lepas dari wajah lelaki itu, sewaktu ia undur diri, dari kerumunan di depan rumah.
Keramaian yang sama masih menantinya dengan sabar, ketika tak lama kemudian lelaki itu berkemas, lalu dengan ketenangan yang tak terusik, melangkahkan kakinya meninggalkan rumah.

Waktunya tinggal sebentar. Tentara Israel pasti akan melakukan patroli kemari, sesegera mungkin, setelah apa yang dilakukan Ayesha. Ia harus segera pergi. Ayyash mempercepat langkahnya. teman-temannya sudah menunggu di dalam jip terbuka yang membawa mereka berempat.

Sepanjang jalan, tak ada kata-kata. semua melarutkan diri dalam zikir dan memutihkan niatan. Opearsi hari ini rencananya akan menghancurkan salah satu pusat militer Israel di daerah perbatasan. Memimpin paling depan, langkah Ayyash sedikitpun tak digelayuti keraguan, saat diam-diam mereka menyusup. Allah memberinya bidadari, dan tak lama lagi, ia akan menyusulnya.

Pikiran bahagianya bicara. Ayyash tersenyum, mengaktifkan alat peledak yang meliliti badannya. Ini, untuk perjuangan…

Dan bumi yang terharu atas perjuangan anak-anaknya, pun meneteskan air mata.
Hujan pertama pagi itu, untuk Ayyash dan Ayesha.

Story by Asma Nadia