Wanita Pilihan Allah SWT

27 Juli 2010




Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Perempuan itu dinikahi karena empat hal, yaitu: harta, keturunan, kecantikan, dan agamanya. Dapatkanlah wanita yang taat beragama, engkau akan berbahagia.” (Muttafaq Alaihi dan Imam Lima).

Dan dalam sabdanya yang lain;

“Dunia adalah kesenangan sementara, dan sebaik-baiknya kesenangan dunia adalah wanita (istri) yang sholehah.”. (Muslim, an nasa’i)

Banyak sekali ayat-ayat Allah dan hadits Rasulullah yang mengajarkan kaum wanita, agar mereka dapat menjadi wanita pilihan Allah, dan sebaik-baiknya perhiasan dunia.

Tentunya, dengan waktu yang singkat tidaklah mungkin kita hadirkan kajian ayat dan hadits yang sangat banyak sekali jumlahnya …, tetapi dengan sangat mudah kaum wanita dapat bercermin melalui ciri-ciri akhlaq mereka..

Beberapa ciri yang umum dari akhlaq wanita pilihan Allah adalah ;

Sebelum menikah, wanita sholehah akan selalu menjaga dirinya, ia tidak akan membuka satu hubungan khusus, kecuali jika ia mengetahui bahwa lelaki tersebut hendak meminang dirinya. Aqidah islam, kepahaman dan akhlaq calon suami, merupakan modal dasar dari kriterianya. Wanita sholehah tidak akan memperlihatkan auratnya pada kaum pria yang dilarang oleh syariat , dirinya tidak akan pula membiarkan bagian tubuhnya disentuh, walau hanya berjabat tangan oleh lelaki yang bukan muhrimnya dan yang tidak memiliki kepentingan.

Dalam proses perkenalan atau ta’aruf ia tidak akan membiarkan dirinya berdua-duaan dengan kaum pria. Menjawab salam, tidak berbicara kecuali hal yang mengarah pada kebaikan. Tidak menjatuhkan kehormatan dan martabatnya dengan memberikan peluang kepada kaum pria untuk mempermainkan dirinya. Tidak meminta harta maupun barang apapun selain kesungguhan calon suami untuk mempercepat proses akad nikah.

Dan..pada saat menikah dan setelahnya, ciri wanita sholehah tercermin dari akhlaq mereka ;

Menerima mahar sesuai dengan kesanggupan calon suaminya, sebagaimana sabda Rasulullah saw, “Wanita yang paling banyak berkahnya adalah mereka yang paling mudah maharnya”. (Ahmad dan Baihaqi).

Senantiasa taat dan melayani suami mereka selama perintah mereka tidak bertentangan dengan perintah agama. Mendahulukan kepentingan suami dari pada kepentingan dirinya. Dapat menjadi pendengar yang baik, lemah lembut dalam berbicara, menghibur, mendorong hati suami ketika dalam kesulitan dan kesedihan, memberikan ketenangan dalam rumah tangga, dan senantiasa memperhatikan penampilan, kebersihan, kecantikan dan menjaga kesehatan dirinya, dan istiqomah dalam beribadah…

Ketika suami tidak dirumah, dirinya tidak akan pernah memperbolehkan lelaki yang tidak dikenal atau lelaki yang tidak disukai oleh sang suami masuk ke dalam rumahnya. Menjaga harta suami adalah bagian dari tugas istri yang sholeh, mengatur harta rumah tangga dengan tidak berlebihan dan tidak juga kikir adalah hal yang dianjurkan dalam agama. Menyelesaikan pekerjaan rumah tangga, menyediakan makanan yang sesuai dengan selera suami, memperhatikan seluruh kebutuhan suami, adalah bentuk pengabdian yang selalu bernilai pahala.

Sebesar apapun, ia senantiasa bersyukur atas apa yang diberikan oleh suaminya, tidak banyak mengeluh, sabar dalam menerima keterbatasan suami, tidak meminta sesuatu yang lebih dari kemampuan suaminya, menghormati orang tua suami, memperlakukan mereka dengan sikap terbaik, pemaaf dan pengertian, adalah sifat yang senantias ditunjukkannya.

Jika ia bekerja, maka ia akan menjaga dirinya dalam pergaulan, menjauhkan diri dari perbuatan yang sia-sia, yang dapat mengantarkan dirinya dalam kemaksiatan. Memberikan sedekah kepada keluarga dari hasil pekerjaannya. Wanita sholeh adalah panutan dari anak-anaknya, mereka akan memberikan teladan yang terbaik bagi anak-anaknya, sabar dalam mendidik anak, tidak mengeluarkan perkataan yang tidak patut di contoh oleh anak-anak…

Setidaknya, inilah ciri-ciri akhlaq wanita sholehah..tentunya, kesholehan itu tidak datang sendirinya, ia memerlukan proses…

kehidupan dunia dan akhirat..Dan wanita sholehah tentunya akan memilih lelaki pilihan Allah, yang bersama-sama mengantarkan dirinya melalui proses tersebut.. agar mencapai keberkahan dalam

Wallahu’alam.

Lelaki Pilihan Allah SWT




Banyak sekali ayat-ayat Allah dan hadits Rasulullah yang mengajarkan kepada kaum wanita, agar mereka mendapatkan laki-laki yang Allah pilihkan untuk menjadi suami mereka. Tentunya, lelaki pilihan Allah, adalah mereka yang taat dalam memperlakukan wanita sesuai dengan petunjuk Allah dan Rasul-Nya. Karena aturan yang Allah berikan kepada lelaki dalam memperlakukan wanita itulah, salah satu bentuk, bagaimana Allah memuliakan kaum wanita….

Tentunya, dengan waktu yang singkat tidaklah mungkin kita hadirkan kajian ayat dan hadits yang sangat banyak sekali jumlahnya …, tetapi dengan sangat mudah kaum wanita bisa melihat dari ciri-ciri akhlaq mereka..

Beberapa ciri yang umum dari akhlaq lelaki pilihan Allah ketika ia hendak menikahi seorang wanita adalah ;

Ketika memulai satu hubungan, ia akan menyatakan niatnya dan memperlihatkan kesungguhannya bahwa hubungan yang dilakukannya itu semata-mata hanya untuk menikah, bukan untuk hubungan yang lain seperti berpacaran atau sekedar bermain-main saja. Dalam proses perkenalan, berdua-duaan adalah hal yang selalu dihindari, menjaga pandangan mata, tidak menyentuh calon istrinya, walaupun hanya berjabat tangan.

Dan pada saat berbicara, dirinya tidak melakukan pembicaraan yang tidak bermafaat, atau perkataan yang sia-sia, tidak mengobral janji, atau berangan-angan kosong. Sikapnya tawadhu, sopan, dan menyenangkan. Tidak pula berlebihan dalam berbicara. Mengucapkan salam dan berkata yang baik, adalah kepribadiannya, memiliki sifat optimis, rajin dalam bekerja dan berusaha tampak dari cara ia menceritakan hal yang berkaitan dengan pekerjaannya. Pergaulannya dengan orang-orang yang sholeh, bisa kita lihat pada teman-teman disekelilingnya, dan pemahamannya terhadap agama, atau pada perilaku ibadahnya. Mengisi waktu senggangnya dengan hal yang bermanfaat dan berolah raga.

Menghormati orang tua calon istri, dengan niat mempercepat akad nikah dan tidak menundanya dengan jangka waktu yang lama, dan yang terlebih penting lagi, tidak mengambil pinangan orang lain.

Dan..pada saat menikah dan setelahnya, ciri mereka sebagai suami pilihan Allah setidaknya memiliki akhlaq ;

Membayarkan mahar istri dengan sempurna, jika maharnya tidak tunai, maka akan segera ditunaikan. Memberikan nafkah kepada istri, lahir dan bathin dengan cara pertengahan, tidak kikir dan tidak pula berlebihan, sikapnya konsisten seperti apa yang katakan pada saat sebelum menikah dengan memperlakukan istri dengan lemah lembut, bercanda dan bersenda gurau dengan tidak berlebihan, berkata yang baik, memanggil istrinya dengan sebutan yang menyenangkan istrinya, dan dan senantiasa menjaga rahasia istri dan kehidupan rumah tangga mereka.

Dan pada sisi lain, ia tegas jika perbuatan istri mengarah kepada hal yang dapat menjerumuskan kepada kemasiatan, kelalaian dalam beribadah, atau sikap dan perilaku yang menyimpang dari aturan Allah.

Jika menghukumnya, ia tidak akan pernah memukulnya atau menyakitinya, tetapi jika perlu melakukan hal itu dengan alasan yang dibenarkan dalam syariat, ia hanya akanmelakukannya tanpa menyakiti, atau menimbulkan bekas pada bagian tubuh manapun dari sang istri.

Pemaaf dan pengertian, adalah sifat yang senantias ditunjukkannya, berterima kasih kepada istrinya adalah bentuk penghargaan yang tidak pernah dilewatkannya. Demikian pula dengan penampilannya yang senantiasa menjaga kebersihan, rapi dan wangi.

Senantiasa bermusyawarah, berdiskusi, meminta pendapat istri dalam urusan rumah tangga dan mendidik anak-anak. Membantu istri dalam urusan rumah tangga yang tidak bisa ditangani, apakah itu dengan menyediakan berbagai fasilitas yang disanggupi seperti pembantu rumah tangga, perlatan masak, dan hal lainnya. Jika berkemampuan, pasti dirinya akan menempatkan istrinya di tempat yang baik, dengan lingkungan yang baik pula dan menjaganya dari segala hal yang dapat menibulkan fitnah bagi istrinya.

Dalam waktu luangnya, ia pasti menemani istrinya apabila bepergian, memerintahkan istrinya untuk menutup auratnya, tidak membawa istrinya ke tempat yang dapat menimbulkan maksiat. Memuliakan orang tua dan keluarga istri sama seperti keluarganya sendiri.

Dan yang paling senantiasa ia lakukan adalah memberikan teladan bagi istri dan anak-anaknya, menjadi imam dalam beribadah, memberikan bimbingan dan senantiasa mengingatkan akan tujuan pernikahan, serta terus berusaha meningkatkan ketaatan dan ibadah mereka kepada Allah..

Setidaknya, inilah ciri-ciri akhlaq lelaki dan suami pilihan Allah, walaupun ia tidak harus selalu kaya, tampan dan gagah, tetapi jika dirinya dihiasi akhlaq yang sesuai dengan petunjuk Allah dan Rasul-nya, Insya Allah kehidupan rumah tangga yang diberkahi, sakinah, mawaddah, dan warrahmah akan dicapai.

Wallahu’alam.

SYURA (MUSYAWARAH)

Di antara nilai-nilai kemanusiaan dan sosial yang dibawa oleh Islam adalah syura (musyawarah). Makna syura adalah bahwa hendaknya seseorang tidak menyendiri pendapatnya dan dalam persoalan-persoalan yang memerlukan kebersamaan fikiran dengan orang lain. Karena pendapat dua orang atau lebih dalam jamaah itu dianggap lebih mendekati kebenaran daripada pendapat seorang saja.

Sebagaimana musyawarah dalam suatu urusan itu dapat membuka pintu kesulitan dan memberi kesempatan untuk melihat urusan itu dari berbagai sudut, sesuai dengan perbedaan perhatian tiap individu dan perbedaan tingkat pemikiran serta tingkat pengetahuan mereka. Dengan demikian maka keputusan yang diperoleh adalah berdasarkan persepsi (tashawwur) yang syamil (sempurna) dan berdasarkan studi yang menyeluruh (komprehensi).

Dengan adanya aktifitas bermusyawarah, manusia akan mempunyai nilai tambah, selain dan yang bersumber dari pikirannya sendiri. Yakni pemikiran orang lain. Selain itu ilmunya juga bertambah oleh ilmu orang lain. Seorang penyair mengatakan:

“Apabila suatu ide itu telah sampai pada musyawarah, maka minta tolonglah dengan ide orang yang memberi nasihat dengan mantab, dan jangan kamu mengira bahwa musyawarah itu akan merugikan kamu, karena para pendahulu itu menjadi penguat generasi masa kini.”

Islam telah menyuruh kita untuk bermusyawarah dalam kehidupan individu, berkeluarga, bermasyarakat dan bernegara.
SYURA DALAM KEHIDUPAN INDIVIDU

Dalam kehidupan individu Islam mendidik seorang Muslim apabila hendak melakukan sesuatu urusan yang penting yang di dalamnya masih terdapat banyak perbedaan pandangan dan pendapat serta kecenderungan-kecenderungan, sehingga membuat ia ragu antara melaksanakan dan tidak, hendaknya ia menempuh dua jalan dalam rangka untuk memperoleh keputusan yang benar.

Dua jalan itu adalah, yang pertama, bersifat Rabbani; yaitu istikharah kepada Allah SWT, dengan melakukan shalat dua rakaat, setelah itu berdoa yang intinya adalah meminta pilihan kepada Allah SWT kebaikan dunia dan akhirat, untuk agama dan dunianya.

Yang kedua bersifat Insani, yaitu dengan musyawarah dengan orang yang dapat dipercaya pendapat, pengalaman, nasihat dan keikhlasannya. Dengan demikian ia menggabung antara istikharah kepada Allah dan bermusyawarah dengan manusia.

Kaum Muslimin masih hafal dengan warisannya, yaitu kata-kata Umar:

“Tidak rugi orang yang beristikharah dan tidak merugi orang yang bermusyawarah.”

Para sahabat Radhiyallahu ‘anhum dahulu sering bermusyawarah dengan Nabi SAW dalam banyak masalah yang khusus, maka Nabi SAW pun memberikan pendapatnya yang benar dan baik. Sebagaimana kita ketahui, bahwa Fatimah binti Qais pernah bermusyawarah kepada beliau tentang masalah pernikahannya, karena ada dua laki-laki yang mencintainya yaitu Mu’awiyah dan Abu Jahm. Maka Nabi SAW bersabda, “Adapun Mu’awiyah, dia adalah seorang yang pelit, tidak mempunyai harta, sedangkan Abu Jahm, dia tidak pernah meletakkan tongkatnya dari lehernya (sering memukul wanita),” kemudian Nabi SAW menawarkan untuk menikah dengan Usamah bin Zaid.

SYURA DALAM KEHIDUPAN BERKELUARGA

Dalam kehidupan berkeluarga, Islam mengajak kita untuk membina kehidupan keluarga atas dasar musyawarah dan saling ridha. Demikian itu sejak awal pembentukan terbinanya rumah tangga.

Oleh karena itu nash-nash syari’at menolak adanya paksaan seorang ayah untuk menikahkan putrinya tanpa meminta pendapatnya, walaupun putrinya itu masih gadis. Sebaliknya Islam mewajibkan sebagaimana disebutkan dalam Taujih Nabawi agar anak wanita gadis itu dimintai izin, meskipun ia merasa malu, maka izinnya adalah diamnya, karena diam ketika ditawari sesuatu itu menunjukkan ridha dan menerima.

Nabi SAW pernah menolak sebagian akad nikah yang telah terjadi, di samping karena bukan keinginan anak puteri, hukum syari’at tidak memperbolehkan kepada siapa pun untuk mempergunakan harta miliknya tanpa seizin dia. Apalagi masalah pernikahan yang itu menyangkut masa depan kehidupannya.

Bahkan Sunnah mendorong para wali wanita untuk bermusyawarah dengan ibu anak wanita tersebut dalam masalah pernikahannya, yakni seorang suami bermusyawarah dengan istrinya ketika ingin menikahkan anak gadisnya. Dalam hal ini ada hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad:

“Bermusyawarahlah dengan kaum wanita (isteri-isterimu) dalam urusan anak-anaknya.” (HR. Ahmad)

Demikian itu karena ibu lebih tahu terhadap anak perempuannya daripada ayahnya, karena seorang ibu dan anaknya itu adalah sama-sama wanita sehingga lebih faham keinginan dan perasaannya, sementara anak wanita itu sering berterus terang kepada ibunya untuk mengungkapkan rahasianya, yang itu tidak diperoleh dari ayahnya.

Setelah terbinanya rumah tangga maka wajib bagi suami isteri untuk saling memahami dan saling bermusyawarah dalam hal yang membawa kepentingan bersama, demikian juga untuk kepentingan anak-anaknya di masa depan.

Di sini kita tidak boleh meremeh kan pendapat wanita, sebagaimana masyarakat pada umumnya. Karena banyak wanita yang pendapatnya lebih baik dan membawa berkah untuk keluarga dan kaumnya (masyarakatnya).

Alangkah cemerlangnya pendapat Khadijah dan sikapnya pada awal turunnya wahyu, dan betapa peran Khadijah dalam memperkuat mentalitas Nabi SAW sampai beliau membawa pergi Rasulullah SAW kepada anak pamannya (sepupunya) yaitu Waraqah bin Naufal, semuanya demi menenangkan dan menggembirakan Nabi SAW Demikian juga pendapat Ummu Salamah ketika terjadi perdamaian Hudaibiyah (akan ada pembahasan tersendiri tentang masalah tersebut).

Di antara ayat-ayat Al Qur’an yang menarik adalah menyebutkan pentingnya bermusyawarah dan saling ridha antara suami isteri, yaitu yang berkaitan dengan menyusui anak dan menyapihnya, meskipun setelah cerai di antara keduanya. Allah SWT berfirman:

“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknnya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan persusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang ma’ruf (baik). Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupanrya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan juga seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduannya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya.” (Al Baqarah: 233)


SYURA DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT DAN BERNEGARA


Adapun syura dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, maka Al Qur’an memasukkannya sebagai unsur terpenting dalam berjamaah (bermasyarakat). Demikian itu disebutkan dalam Al Qur’an Makky (yang diturunkan di Mekkah) yang telah membangun kaidah-kaidah asasi dan meletakkan dasar-dasar kehidupan Islam. Maka syura itu juga dimasukkan dalam sifat-sifat orang yang beriman, disertai dengan sifat-sifat lainnya yang asasi, di mana keislaman dan keimanan seseorang tidak sempurna kecuali dengan sifat-sifat itu. Yaitu, istijabah (menyambut) seruan Allah, mendirikan shalat, dan menginfakkan apa yang diberikan Allah kepadanya. Ini disebutkan dalam surat yang membawa nama “As-Syura.” Allah SWT berfirman:

“Maka sesuatu apapun yang diberikan kepadamu, itu adalah kenikmatan hidup didunia; dan apa yang ada pada sisi Allah lebih baik dan lebih kekal bagi orang-orang yang beriman, dan hanya kepada Tuhannya, mereka bertawakkal, dan (bagi) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan-perbuatan keji, dan apabila mereka marah mereka memberi mnaf Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannnya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka.” (Asy Syura: 36-38)

Yang dimaksud dengan firman Allah “Wa Amruhum,” di sini adalah urusan mereka yang bersifat umum, sebagai kepentingan bersama. Itulah yang diperintahkan oleh Allah SWT kepada Rasul-Nya untuk bermusyawarah. Allah SWT berfirman dalam surat Ali Imran yang turun di Madinah:

“Dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu…” (Ali Imran: 159)

Perintah dalam ayat ini turun serelah perang Uhud, di mana Rasulullah SAW bermusyawarah dengan para sahabatnya, tetapi Rasulullah mengikuti pendapat mayoritas sahabat. Dan hasilnya, adalah kekalahan yang menimpa ummat Islam sehingga gugur tujuh puluh syuhada’ dari para sahabat pilihan, termasuk di antaranya Hamzah, Mush’ab, Sa’ad bin Rabbi dan lain-lain.

Meskipun demikian Allah tetap memerintahkan kepada Rasul-Nya untuk bermusyawarah dengan mereka, artinya, kita harus terus bermusyawarah, karena di dalamnya ada kebaikan dan berkah, meskipun sesekali hasilnya tidak menyenangkan (tidak menggembirakan), karena yang lebih penting adalah akibat (akhir)nya.

Rasulullah SAW adalah orang yang paling banyak bermusyawarah dengan para sahabatnya, beliau pernah bermusyawarah dengan mereka pada perang Badar menjelang dimulainya peperangan, di tengah-tengahnya perang serta setelahnya. Beliau tidak memasuki medan perang kecuali setelah merasa tenang dengan keinginan dan aspirasi para sahabatnya.

Rasulullah SAW juga pernah musyawarah dengan mereka dalam perang Uhud, sehingga beliau mengikuti pendapat mayoritas yang menginkan keluar dari Madinah untuk menemui musuh daripada tetap tinggal di dalam kota Madinah.

Rasulullah SAW juga pernah bermusyawarah dengan mereka ketika perang Khandaq, dan beliau sempat berkeinginan untuk berdamai dengan suku Ghathafan dengan memberikan sebagian dari hasil kurma Madinah untuk membatalkan perjanjian mereka dengan Quraisy. Tetapi wakil dari orang-orang Anshar menolak yang demikian itu, maka Nabi SAW pun mengikuti pendapat mereka karena dipandang lebih baik.

Ketika peristiwa “Hudaibiyah” Rasulullah SAW bermusyawarah dengan Ummu Salamah untuk melarang para sahabatnya dari tahallul ihram mereka setelah berdamai, padahal para sahabat telah serius berniat untuk berumrah. Maka Ummu Salamah mengusulkan agar Rasulullah keluar di hadapan mereka dan bertahallul di hadapan mereka tanpa berbicara. Dan benar, ketika para shahabat melihat Rasulullah berbuat demikian mereka segera melakukan hal serupa secara serentak.

Sebagaimana Islam juga memerintahkan seorang hakim (penguasa) untuk bermusyawarah di satu sisi, dan ia juga memerintahkan ummat untuk memberikan nasihat kepadanya di sisi lain. Seperti diterangkan dalam hadits shahih:

“Agama adalah Nasihat .., untuk Allah, Rasul-Nya, Kitab-Nya, para imam Muslimin dan rakyatnya (kaum Muslimin pada umumnya).” (HR. Muslim)

Kewajiban beramar ma’ruf dan nahi munkar adalah kewajiban yang bersifat umum, mencakup para pemimpin dan rakyat secara keseluruhan. Demikian juga kewajiban memberikan wasiat akan yang benar, wasiat untuk berlaku sabar, di mana tidak ada keselamatan bagi manusia dari kerugian dunia dan akhirat kecuali dengan melaksanakan semua itu. Maka tidak ada di kalangan kaum Muslimin seseorang yang lebih tua kecuali dia harus menerima wasiat dan nasihat, diperintah dan dilarang, dan tidak ada di kalangan ummat Islam yang lebih muda kecuali harus menerima wasiat dan nasihat, diperintah dan dicegah. Tidak jarang Rasulullah SAW mendapati pendapat para shahabat yang berbeda dengan pendapat beliau, maka Nabi SAW mengambil pendapat yang ditawarkan tersebut dan meninggalkan pendapatnya sendiri.

Rasulullah SAW pernah mengutus Abu Hurairah untuk memberikan kegembiraan kepada masyarakat bahwa barang siapa yang mengatakan “Laa ilaaha illallah” maka ia akan masuk syurga. Maka Umar khawatir kalau masyarakat memahaminya dengan pemahaman yang salah dan memisahkan antara kata-katanya dengan pelaksanaannya. Oleh karena itu Umar sempat menyuruh Abu Hurairah berhenti sejenak dan menjelaskan kepada Rasulullah SAW akan kekhawatirannya kalau-kalau manusia itu berpegang pada ucapannya saja sambil mengatakan, “Biarkan mereka beramal,” maka Rasulullah SAW bersabda, “Biarkan mereka beramal” (HR. Muslim)

Abu Bakar berkata dalam pidato kenegaraannya yang pertama setelah beliau diangkat sebagai khalifah, beliau menjelaskan tentang manhajnya dalam memimpin:

“Jika kamu melihat aku dalam kebenaran, maka bantulah aku, tetapi jika kama melihat aku dalam kebathilan maka luruskan aku, taatilah aku selama aku taat kepada Allah, dan jika aku bermaksiat kepada-Nya maka tidak ada lagi kewajiban atas kalian untuk taat kepadaku.”

Umar bin Khatthab RA berkata, “Wahai manusia, barangsiapa di antara kamu melihat aku dalam kesalahan maka luruskanlah aku.” Kemudian ada seseorang yang berkata kepadanya, “Kalau kami melihat kamu berbuat kesalahan maka akan kami luruskan dengan pedang kami!” Umar berkata, “Alhamdulillah yang telah menjadikan rakyat Umar orang yang mau meluruskan Umar dengan ketajaman pedangnya.”

Pada suatu hari ada seseorang yang berkata kepada Umar, “Bertaqwalah kamu wahai Umar!” maka ada sebagian orang di sisi Umar mengingkari perkataan itu, maka Umar berkata, “Biarkan dia, karena tidak ada kebaikan di tengah-tengah kamu jika kamu tidak mengatakannya (kalimat taqwa), dan tidak ada kebaikan di tengah-tengah kita apabila kita tidak mendengarkannya.”

Bahkan Rasulullah SAW memperbolehkan menentang kepada Amir (pemimpin) yang dhalim dengan dua syarat:

Pertama: karena penyimpangan yang nyata dari manhaj Islam, baik dalam masalah aqidah atau ibadah, inilah yang diistilahkan dalam hadits Nabawi sebagai “Kufrun Bawwah.”"abi SAW pernah berwasiat kepada orang-orang yang berbaitat kepadanya yaitu dari para sahabat untuk bersabar terhadap amir mereka, meskipun amir itu mengutamakan sebagian pekerjaan duniawi, Nabi SAW bersabda:

“Kecuali apabila kamu melihat kekufuran yang bawwah (nyata) yang menurut kamu ada burhan (bukti) atau dalil dari Allah.” (Muttafaqun ‘alaih)

Kedua: Apabila kita memiliki kemampuan untuk menghilangkan kemungkaran, tanpa berakibat menimbulkan kemunkaran yang lebih besar daripadanya. Jika itu tidak mungkin, maka wajib menanggung kemungkaran yang lebih ringan karena takut terjadinya kemungkaran yang lebih besar. Hal itu berdasarkan kaidah, “bolehnya memilih yang paling ringan di antara dua bahaya atau dua keburukan.”

Ketika dikhawatirkan akan terjadi kemungkaran yang lebih besar, maka perlawanan beralih dari memerangi dengan tangan kepada siasat dengan lesan dan pena, kemudian pengingkaran hati. Yang demikian itu adalah selemah-lemah iman.

Ibnu Mas’ud meriwayatkan suatu hadits, dari Rasulullah SAW beliau bersabda:

“Tiada seorang Nabi pun yang diutus oleh Allah pada ummat sebelumku kecuali ada dari kalangan ummatnya “Hawariyyun” (para pendukung) dan para sahabat yang mengikuti Sunnahnya, dan berqudwah terhadap perilakunya, kemudian akan ada generasi setelahnya, yang mengatakan sesuatu yang tidak mereka perbuat, dan melaksanakan sesuatu yang tidak diperintahkan, maka barangsiapa yang memerangi mereka dengan tangannya maka ia mahmin, dan barangsiapa yang memerangi mereka dengan lesannya maka ia mukmin, dan barangsiapa memerangi mereka dengan hatinya rnaka ia mukmin, dan tidak ada setelah demikian itu dari keimanan sebiji sawi pun” (HR. Muslim)

Al Qur’an Al Karim mengisahkan kepada kita contoh yang baik tentang suatu hukum (keputusan) yang berdasarkan musyawarah, yaitu kisah Ratu Saba’ (Bilqis), yang dikejutkan dengan surat Nabi Sulaiman AS yang dibawa oleh burung Hud-hud, lalu ratu itu mengumpulkan kaumnya dan berkata:

“Berkata dia (Bilqis), “Hai para pembesar !, berilah aku pertimbangan dalam urusanku (ini) aku tidak pernah memutuskan sesuatu persoalan sebelum kamu berada dalam majelis(ku). Mereka menjawab, “Kita adalah orang-orang yang memiliki keberanian yang sangat (dalam peperangan), dan keputusan berada di tanganmu; maka pertimbangkanlah apa yang akan kamu perintahkan. Dia berkata, “Sesungguhnya raja-raja apabila memasuki suatu negeri, niscaya mereka membina, dan menjadikan penduduknya yang mulia jadi hina; dan demikian pulalah yang akan mereka perbuat. Dan sesungguhnya aku akan mengirim utusan kepada mereka dengan (membawa) hadiah, dan (aku akan) menunggu apa yang akan dibawa kembali oleh utusan-utusan itu .” (An-Naml: 32-35)

Akhirnya perilaku syura yang bijaksana ini sampai pada masuk Islamnya ratu Bilqis di hadapan Nabi Sulaiman AS, sehingga selamatlah dia, dan kaumnya dari peperanganyang merugikan, dan dengan demikian dia memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.

Al Qur’an juga mengisahkan bentuk lain (yang tidak benar) dari suatu hukum yang tegak di atas dasar penisbatan diri sebagai tuhan dan kediktatoran. Seperti hukum Fir’aun yang berkata kepada manusia:

“Saya adalah tuhanmu yang mulia.” (An Nazi’at: 24)

“Aku tidak mengetahui tuhan bagimu selain aku.” (Al Qashash: 38)

Fir’aun tidak mau bermusyawarah kecuali dengan para menterinya secara khusus, sebagaimana yang kita lihat dalam kisah Fir’aun dengan Musa, ketika Musa berdialog dengannya maka ia mengancamnya dengan penjara, Musa berkata:

“Apakah (kamu akan melakukan itu) kendati pun aku tunjukkan kepadamu sesuatu (keterangan) yang nyata?” Fir’aun berkata, “Datangkanlah sesuatu (keterangan) yang nyata itu, jika kamu adalah termasuk orang-orang yang benar. “Maka Musa melemparkan tongkatnya, yang tiba-tiba tongkat itu (menjadi) ular yang nyata. Dan ia menarik tangannya (dari dalam bajunya), maka tiba-tiba tangan itu jadi putih (bersinar) bagi orang-orang yang melihatnya. Fir’aun berkata kepada pembesar-pembesarnya yang berada di sekelilingnya, “Sesungguhnya Musa ini benar-benar seorang ahli sihir yang pandai, ia hendak mengusir kamu dari negerimu sendiri dengan sihirnya; maka karena itu apakah yang kamu anjurkan?” (Asy-Syu’ara: 30-35)

Ini sesungguhnya bukanlah musyawarah yang benar, karena musyawarah ini hanya dikhususkan untuk pembesar-pembesar yang ada di sekelilingnya saja (orang-orang sendiri). Selain itu musyawarah ini adalah musyawarah yang sudah terarah (disesuaikan dengan keinginannya). Fir’aun tidak mau mengambil pendapat mereka dalam masalah Musa dan sikap terhadap risalah yang dibawanya. Tetapi pada hakekatnya dia telah memutuskan sesuatu sebelum bertanya kepada mereka yaitu dengan kata-katanya yang dimuat oleh Al Qur’an

“Sesungguhnya Musa ini benar-benar ahli sihir yang pandai, ia hendak mengusirmu dari negerimu sendiri dengan sihirnya.” (Asy-Syu’ara: 34-35)

Al Qur’an telah menjelaskan hakikat hukum Fir’aun dan sikapnya terhadap rakyatnya, sebagaimana firrnan Allah SWT:

“Sesungguhnya Fir’aun telah berbuat sewenang-wenang di maka bumi dan menjadikan penduduknya berpecah belah, dengan menindas segolongan dari mereka, menyembelih anak laki-laki mereka dan membiarkan hidup anak-anak perempuan mereka. Sesungguhnya Fir’aun termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan.” (Al Qashash: 4)

Kesombongan di bumi inilah yang kita istilahkan dalam bahasa politik modern dengan “Thughyaan” (diktator). Al Qur’an juga sering mengulang-ulang dalam menyifati Fir’aun. sebagaimana dalam firman Allah SWT:

“Sesungguhnya dia (Fir’aun) adalah orang yang sornbong, salah seorang dan orang-orang yang melampaui batas.” (Ad-Dukhan: 31)

Kesombongan Fir’aun bukan hanya ditujukan kepada Bani Israil saja, tetapi juga kepada orang-orang Mesir, jika ternyata ada di antara mereka atau sekelompok dari mereka yang keluar dari rencananya dan menolak pengakuan bahwa dirinya adalah tuhan.

Itulah sikap yang nampak jelas dari Fir’aun terhadap tukang-tukang sihirnya yang diminta setiap saat untuk menolong dirinya dalam melawan Nabi Musa. Tetapi akhirnya Allah menjatuhkan Fir’aun melalui mereka juga, yaitu ketika mereka beriman kepada Rabb Musa dan Harun setelah kebenaran itu jelas di hadapan mereka dari pada kebathilan.

Allah SWT berfirman:

“Berkata Fir’aun, “Apakah kamu telah beriman kepadanya (Musa) sebelum aku memberi ijin kepadamu sekalian. Sesungguhnya ia adalah pemimpinmu yang mengajarkan sihir kepadamu sekalian. Maka sesungguhnya aku akan memotong tangan dan kaki kamu sekalian dengan bersilang secara timbal balik, dan sesungguhnya aku akan menyalib kamu sekalian pada pangkal pohon kurma dan sesungguhnya kamu akan mengetahui siapa di antara kita yang lebih pedih dan lebih kekal siksannnya.” (Thaaha: 71)

Ungkapan Fir’aun, “Mengapa kamu beriman kepadanya sebelum aku mengijinkan kamu,” ini membuktikan bahwa ia ingin memaksa pikiran dan hati manusia (untuk mengikutinya), sehingga tidak boleh akal dan hati untuk percaya kepada sesuatu kecuali atas izinnya dan mendapat keputusan darinya.

Al Qur’an mencela Fir’aun dan segala kekuatan kotor yang bersekongkol dengannya. Seperti “Qarun” yang menampilkan faham materialistis yang kejam dan kotor yang tidak memberikan kesempatan kepada orang lain untuk memiliki harta. Sikap ini tergambar dalam perkataan Qarun:

“Sesungguhnya aku diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku.” (Al Qashash: 78)

Seperti juga “Haman” yang menampilkan sosok politikus yang menjilat karena materi, di mana ia persembahkan kemampuan akal dan kreasinya untuk melayani thaghut yang sombong, Hamanlah sebagai otak pemikirnya (dalang) sekaligus pelaksananya.

Al Qur’an mencela secara keseluruhannya, yaitu Fir’aun dan para tentaranya yang dijadikan sebagai alat kekuasaan, yang ia pergunakan untuk menyiksa rakyat dan menindas mereka. Allah SWT berfirman,

“Sesungguhnya Fir’aun dan Haman beserta bala tentaranya adalah orang-orang yang bersalah.” (Al Qashash: 8)

Allah juga berfirman:

“Maka Kami binasakan Fir’aun dan bala tentaranya, lalu kami lemparkan mereka ke dalam laut. Maka lihatlah bagaimana akibat orang-orang yang zhalim.” (Al Qashash: 40)

Kata-kata “Al Junud” meliputi seluruh pendukung orang yang zhalim, baik dari kalangan militer maupun sipil.

Al Qur’an memerangi kezhaliman dan penindasan dari berbagai segi sebagai berikut:

Kelompok penguasa yang zhalim dan diktator di bumi ini, sebagaimana firman Allah SWT:

“Demikianlah Allah mengunci mata hati orang yang sombong dan sewenang-wenang.” (Al Mukmin: 35)

“Dan mereka memohon kemenangan (atas musuh-musuh mereka) dan binasalah semua orang yang berlaku sewenang-wenang, lagi keras kepala.” (Ibrahim: 15)

Kelompok para pendukung kekuasaan, seperti Haman, Qarun atau dari kalangan militer dan sipil, seperti tentara Fir’aun.

Dari kelompok rakyatyang menyerahkan ketaatannya kepada pemimpin yang zhalim, tanpa pernah bertanya kepada mereka suatu hal apa pun: mengapa?, atau bagaimana?, apalagi sampai berani mengatakan, “tidak.”

Al Qur’an juga telah mencela kaum Nabi Nuh, seperti firman Allah SWT:

“Ya Tuhanku, sesungguhnya mereka telah mendurhakaiku, dan telah mengikuti orang-orang yang harta dan anak-anaknya tidak menambah kepadanya melainkan kerugian belaka.” (Nuh: 21)

Al Qur’an pun mencela kaum Hud AS, dengan firman-Nya:

“Mereka menuruti perintah semua penguasa yang sewenang-wenang lagi menentang (kebenaran). Dan mereka selalu diikuti dengan kutukan di dunia ini dan (begitu pula) di hari kiamat.” (Huud: 59-60)

Al Qur’an juga pernah mencela kaum Fir’aun, sebagaimana dalam firman Allah SWT:

“Maka Fir’aun mempengarahi kaumnya (dengan perkataan itu) lalu mereka patuh kepadanya. Karena sesungguhnya mereka adalah kaum yang fasik.” (Az Zukhruf: 54)

Al Qur’an telah memaparkan kepada kita berbagai gambaran (contoh) yang banyak dari pemandangan kiamat, pada saat itulah terjadi saling mencela antara para pemimpin dan pembesar yang menyesatkan dengan para pengikut yang disesatkan, dan masing-masing saling berlepas tangan, saling melaknat dan berusaha untuk melemparkan tanggung jawab kepada yang lainnya. Tetapi Allah SWT memutuskan untuk semuanya bahwa mereka semua adalah termasuk ahli Neraka. Allah SWT berfirman:

“Dan mereka berkata, “Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah mentaati pemimpin pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar), Ya Tuhan kami timpakanlah kepada mereka adzab dua kali lipat dan kutuklah mereka dengan kutukan yang besar.” (Al Ahzab: 67-68)

“(Yaitu) ketika orang-orang yang diikuti itu berlepas diri dan orang-orang yang mengikutinya, dan mereka melihat siksa; dan ketika segala hubungan antara mereka terputus sama sekali. Dan berkatalah orang-orang yang mengikuti, “Seandainya kami dapat kembali (ke dunia), pasti kami akan berlepas diri dari mereka, sebagaimana mereka berlepas diri dari kami.” Demikianlah Allah memperlihatkan kepada amal perbuatannnya menjadi sesalan bagi mereka; dan sekali-kali mereka tidak akan keluar dari api neraka.” (Al Baqarah: 166-167)

Sesungguhnya diterimanya kepemimpinan politik bagi ummat dalam Islam adalah ridha dan bai’ah yang atas kehendak sendiri (kesadaran). Maka barangsiapa yang diterima oleh kaum Muslimin untuk menjadi imam, amir atau pimpinan bagi mereka dan mereka telah membai’atnya untuk yang demikian itu, berarti dia telah menjadi wali yang sah (secara syar’i) yang wajib ditaati dalam hal yang ma’ruf, dan wajib menasihatinya dengan benar serta membantunya atas setiap kebaikan.

Islam tidak menyukai seseorang yang menjadi imam shalat berjamaah, sementara para jamaah tidak menyukainya. Maka bagaimana Islam bisa menerima seseorang yang memimpin seluruh ummat dalam mengatur urusannya secara umum sedangkan ummat itu tidak suka, dan dengan itu ummat menjadi tersiksa dan marah? Rasulullah SAW pernah bersabda dalam haditsnya yang mulia:

Tiga orang yang shalatnya tidak diangkat di atas kepala mereka sejengkal pun; seseorang yang mengimami kaum sedangkan kaum itu benci padanya, wanita yang yang berdiam diri semalaman sedang suaminya marah kepadanya, dan dua bersaudara yang saling bertenghar. (HR. Ibnu Majah)

THE LITTLE TEACHER of “T.A.W.A.K.A.L” [TEPAT dan TERBAIK_2]

26 Juli 2010



Ada seorang laki-laki masuk ke masjid di luar shalat fardhu. Ia menemukan seorang anak kecil yang berumur 10 tahun sedang melakukan shalat sunnah degan khusyu’. Kemudian lelaki tu menunggu anak kecil menyelesaikan shalatnya. Setelah itu ia mendatanginya dan mengucapkan salam, lalu bertanya: ”Wahai anak, kamu putra siapa?”. Anak itu hanya menundukkan kepalanya dan meneteskan air mata. Lalu ia mengangkat kepalanya dan berkata: “Wahai paman, saya anak yatim piatu, tidak berbapak dan tidak memiliki ibu”.

Laki-laki itu tertegun dan muncul rasa kasihan. Ia berkata: “Apakah engkau mau ku angkat sebagai anak angkatku?”. Anak kecil tadi balik bertanya: “Apakah jika saya lapar engkau akan memberi saya makan?”. Laki-laki itu lalu menjawab: “Ya”. Si anak bertanya lagi: “Apakah jika saya telanjang engkau akan memberi saya pakaian ?”. Laki-laki itu menjawab: “Iya”. Si anak bertanya lagi: “Apakah jika saya sakit engkau akan menyembuhkan saya ?”. Laki-laki itu menjawab: “Itu tidak mungkin”. Si kecil bertanya lagi: “Apakah jika saya mati engkau mampu menghidupkan saya lagi ?”. Laki-laki itu kembali menjawab: “Itu jelas tidak mungkin!”. Si kecil lalu berkata: “Wahai paman, kalau begitu tinggalkanlah saya sendiri dengan Tuhan Yang Menciptakan saya, Yang memberi saya petunjuk, Yang memberi saya makan dan minum, Yang menyembuhkan saya saat saya sakit, Yang mengampuni dosa saya di hari akhir”. Laki-laki itu lalu terdiam membisu, ia kagum terhadap jawaban anak kecil itu. Lalu ia pun meninggalkannya dan berkata: “Saya percaya Allah, barang siapa bertawakkal pada-Nya niscaya akan dicukupkan segala kebutuhannya”.
***
Dari sepenggal kisah di atas kita belajar bagaimana seharusnya kita menyikapi setiap kemungkinan dari setiap peristiwa/kejadian yang singgah dalam episode perjalanan hidup kita...manusia boleh berusaha, ikhtiar semaksimal mungkin, tak lupa diiringi dengan doa optimal semampu kita. KEPASRAHAN TOTAL. Tapi pada akhirnya, Allah SWT-lah yang paling tahu episode yang TEPAT dan TERBAIK untuk setiap hamba-Nya…

“Manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya, dan sesungguhnya usahanya itu kelak akan diperlihatkan kepadanya,kemudian akan diberikan balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna. Dan sesungguhnya kepada Allah SWT-lah kesudahan segala sesuatu.” [Q.S. An Najm : 39-42]
[Keisya Avicenna…masih dalam semangat “TEPAT dan TERBAIK”!!!]
***
“TEPAT dan TERBAIK” [poem_version, taken from : “MENCINTAI ITU MENGINSPIRASI” by : SUPERTWIN ^^v]

Waktu yang selalu TEPAT melaju…
Mengajak diri lakukan aktivitas TERBAIK

Kudengar sendiri hela nafas TEPAT satu-satu
Dalam deguban TERBAIK kerja si jantung

Jiwa yang terbalut rapuh, TEPAT di dasar hati
Mencoba mengerti apa artinya cinta TERBAIK

Aku kutip semua serpihan-serpihan rindu dengan TEPAT
Berserakan di singgasana TERBAIK para perindu

Mimpi indah TEPAT beriringan terus semalam
Melewati hari-hari dan malam-malam hanya dengan harapan TERBAIK

Jiwaku melanglang buana menari-nari, TEPAT seirama simfoni alam
Membumbung tinggi, menembus sunyi, bermuara pada dekapan TERBAIK sang malam….

Ketika menebar senyum dan matanya tertuju TEPAT di hati
Sebuah bayangan kerinduan : kau yang nun entah dimana, di tempat TERBAIK pastinya…

Saat bayangan itu TEPAT terpantul di cermin kehidupan
Saat itulah suatu masa TERBAIK yang tlah Dia siapkan…

Teriring cahaya TEPAT benderang, tampak sebuah sinaran nan suci
Menuju kembara TERBAIK kerinduan hakiki

Tujuan yang TEPAT, indah tanpa tepi
Labuhkan diri didetik akhir perjalanan TERBAIK ini….

Desahkan nafas kerinduan, TEPAT hentikan jeritan jiwa
Di puncak TERBAIK, berteman keheningan

Isyarat itu TEPAT terbaca sebagai petunjuk arah
Menghentikan laju ini pada dermaga TERBAIK, saat pemberhentian tiba

Berenang dengan TEPAT separuh nafas, dalam samudera rindu yang berpeluh
Ungkapkan rasa, menitipkannya bersama hujan dalam tetesan TERBAIK

Saat kepak sayapku TEPAT lengkap, sempurna….
Cinta-Nya lah yang menjadi penawar TERBAIK sayap yang dulunya terluka

Suara lembut itu TEPAT menggema di lorong hatiku…
Menerjemahkan dengan TERBAIK rindu yang mulai terkikis oleh waktu…

Saat sang waktu tertatih berjalan, rinduku menyelinap TEPAT di palung hati
Tangan ini pun menggenggam erat pena dan menulis surat cinta TERBAIK untuknya….

Mata, hati dan jiwa meniti baris demi baris kata merangkainya dengan TEPAT
Berteman kesunyian TERBAIK yang tak pernah ia kenal sebelumnya…

Bagi jiwa yang selalu TEPAT merindu, membuka selaksa kenangan yang pernah tercipta dahulu…
Terdengar alunan simfoni TERBAIK laksana nyanyian surga

Saat cinta-Nya TEPAT ‘berbicara’…
Dalam rukuk dan sujud tanda pengabdian TERBAIK sang hamba…

[TEPAT dan TERBAIK_1]

Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) ke-42 Tahun 2010

16 Juli 2010



Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) Tahun 2010 merupakan event ke-42. Lomba ini diselenggarakan atas kerjasama Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) – AJB Bumiputera 1912. Peserta, bisa Usia 12-19 tahun terhitung pada tanggal 25 September 2010 Perorangan atau kelompok maksimal 3 orang. Bidang penelitian yang dilombakan terdiri IPS, IPA, dan Ilmu Teknik Rekayasa. Proposal penelitian dikirimkan secara elektronik melalui situs LKIR 2010 diterima oleh panitia selambat-lambatnya tanggal 15 Juli 2010. Peserta sangat dianjurkan untuk mengirim secara elektronik, dan hanya bila tidak memungkinkan bisa dikirim melalui pos tetapi harus dilengkapi dengan berkas elektronik lengkap.

PERSYARATAN LOMBA

PESERTA

1. Usia 12-19 tahun terhitung pada tanggal 25 September 2010
2. Perorangan atau kelompok maksimal 3 orang
3. Belum pernah menjadi pemenang LKIR dalam kurun waktu dua tahun terakhir
1. Melampirkan surat keterangan dari sekolah/instansi terkait, riwayat hidup diketahui oleh orangtua atau wali, mencantumkan alamat dan nomor telepon yang mudah dihubungi.

BIDANG PENELITIAN

1. Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial.
2. Bidang Ilmu Pengetahuan Alam
3. Bidang Ilmu Teknik dan Rekayasa

PENULISAN PROPOSAL PENELITIAN (maksimal 10 halaman)

1. Judul bebas (dalam konteks obyek penelitian)
1. Materi merupakan proposal penelitian yang akan dilaksanakan dengan metode ilmiah dan ditulis sesuai dengan kaidah penulisan yang benar, memakai template yang telah ditentukan meliputi :

* Judul dan nama penulis dalam 1 halaman
* Penulisan abstrak tidak lebih dari 300 kata
* Substansi: pendahuluan, masalah yang akan diteliti, hal baru yang diajukan terkait masalah, metode yang akan dilakukan sebagai justifikasi atas hal baru yang diajukan, kesimpulan, referensi
* Daftar riwayat hidup setiap penulis
* Menandatangani perjanjian diatas meterai
* Format judul dan abstrak dapat diunduh di bagian akhir tulisan ini.

1. Diketik dengan jarak 1½ spasi, jenis huruf Arial, ukuran huruf 11, menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar
2. Proposal penelitian dikirimkan secara elektronik melalui situs LKIR 2010 diterima oleh panitia selambat-lambatnya tanggal 15 Juli 2010. Peserta sangat dianjurkan untuk mengirim secara elektronik, dan hanya bila tidak memungkinkan bisa dikirim melalui pos tetapi harus dilengkapi dengan berkas elektronik lengkap.
3. Pengumuman proposal penelitian yang disetujui akan dilakukan pembimbingan oleh LIPI diinformasikan pada tanggal 1 Agustus 2010 melalui situs di atas
4. 6. Kegiatan pembimbingan penelitian proposal yang telah disetujui akan dilakukan dalam periode Agustus – Oktober 2010
5. 7. Pengiriman hasil akhir penelitian yang telah melalui proses pembimbingan, harap dikirim melalui situs LKIR 2010 dan harus diterima Panitia paling lambat pada tanggal 30 Oktober 2010
6. Finalis akan diundang ke Jakarta untuk presentasi. Bagi finalis kelompok, yang diundang hanya Peneliti Utama (berada di urutan pertama) untuk mewakili kelompoknya. Pengumuman finalis dapat dilihat melalui situs LKIR 2010 pada tanggal 7 November 2010
7. Pemenang LKIR 2010 diumumkan pada malam penganugerahan
8. Panitia berhak menyebarluaskan karya tulis dan alat peraga yang diperlombakan melalui berbagai media
9. Panduan dan informasi lomba dapat dilihat melalui situs LKIR 2010

HADIAH

Pemenang akan mendapatkan uang tunai dari AJB Bumiputera 1912 dan Piala serta Piagam Penghargaan dari LIPI

Pemenang I : Rp 12.000.000,- (Dua belas juta rupiah)

Pemenang II : Rp 10.000.000,- (Sepuluh juta rupiah)

Pemenang III : Rp 8.000.000,- (Delapan juta rupiah)

RANGKAIAN KEGIATAN

1. Penerimaan proposal penelitian : 15 Juli 2010 (paling lambat)
2. Pengumuman proposal yang dibimbing : 1 Agustus 2010
3. Proses pembimbingan penelitian : Agustus- Oktober
4. Penerimaan hasil akhir penelitian (Full Paper) : 30 Oktober 2010
5. Pengumuman Pemanggilan Finalis : 7 November 2010
6. Registrasi Finalis LKIR : 21 November 2010
7. Presentasi : 22 November 2010
8. Audiensi dan Field Trip : 23 November 2010
9. Malam Penganugerahan : 23 November 2010

Proses pembimbingan proposal penelitian akan dilakukan oleh Pembimbing (Scientific Review Committee/SRC) yang ditentukan oleh LIPI.
Panitia Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) Ke-42 Tahun 2010
Gedung Sasana Widya Sarwono Lt. 5
Jl. Jend. Gatot Subroto No. 10
Jakarta Selatan 12710
Telp (021) 5225711, ext. 273, 274, 276
Fax. (021) 52920839, 5251834

sumber: kompetisi.lipi.go.id

Perjalanan Cinta

08 Juli 2010

Oleh : Suprayitno (www.dudung.net)

Disepertiga malam-Mu dengan sifat PADI ku bersimpuh memohon ampun pada-Mu. Seribu tanya terus menggebu diqolbu, akankah ku temui BIDADARI ku disana. Disyurga, yang disanalah bidadari yang cantik dan tidak pernah disentuh jin dan manusia sebelumnya menunggu manusia bertakwa. Semua kan kupertaruhkan DEMI CINTA ku pada Rabb Yang Maha Kuasa pemilik dan penguasa alam raya. SUDAHLAH cukup perbuatan dosa dan sia-sia yang aku lakukan. Kenyataan dan pengalaman telah BERI AKU ARTI tentang bagaimana seharusnya mnjalani hidup. Meski TERLANJUR banyak kesalahan yang telah kuperbuat, tetap ku yakin BEGITU INDAH anugerah dan ampunan yang Allah berikan kepadaku. Semoga MAHADEWI disyurga kan menyambutku, saat kelak aku menghadap-Mu. Tuhan, sungguh aku tak sanggup DI SINI TANPA-MU, tanpa curahan kasih sayang-Mu, tanpa lindungan-Mu sekejap matapun sungguh ku tak akan mampu. Aku coba terus belajar dan teladani akhlak mulia SEPERTI KEKASIHKU, kekasihmu, kekasih Allah, Nabi Muhammad Saw. Rasul tercinta, teladan umat, Nabi teragung sepanjang zaman. SOBAT, ingatlah terus akan Tuhan-Mu niscaya Dia akan selalu mengingatmu di waktu lapang dan sempit.

BAYANGKANLAH jika mulut terkunci, hanya kaki dan tangan kita yang bicara takkan ada yang bisa membela kecuali amal perbuatan kita. Tak ada SESUATU YANG INDAH selain kehidupan disurga. Memang Allah menciptakan manusia SEMUA TAK SAMA, namun di hadapan-Nya semua tak ada beda, hanya iman dan takwa yang membuat manusia berbeda. KEMANA ANGIN BERHEMBUS Allah akan selalu bersama kita, Dia akan selalu menjaga kita, mengawasi tingkah kita, karena Dialah yang menciptakan kita dan dunia beserta isinya serta makhluk LAIN DUNIA yang tentu kita percaya keberadaanya. Aku sadar dunia ini tak lebih dari sebuah PERJALANAN yang harus kulewati untuk menuju persinggahan yang abadi. SEANDAINYA BISA MEMILIH diakhirat kelak, tentu semua manusia memilih surga. Namun akhirat bukan tempat untuk memilih bagi manusia, dunialah tempat memilih jalan mana yang akan menempatkan manusia ke surga atau neraka. KeANGKUHan manusia yang tak mau beriman kepada Allah & RasulNya, menolak kebenaran yang dibawa Rasulallah menjerumuskan manusia kedalam LINGKARAN api neraka. Allah Maha Pengasih dan Penyayang kepada semua makhluk ciptaanNya. Tak ada KASIH TAK SAMPAI kepada semua manusia atas segala curahan kasihsayang-Nya , karena manusialah yang sesungguhnya tak mengerti dan memahami kasih sayang Allah kepada hamba-Nya. Mahasuci Allah dengan sifat2-Nya Yang Maha Rahman dan Rohim.

KETAKJUBAN hati atas segala curahan nikmat yang Allah anugerahkan kepadaku akan selalu ku iringi dengan rasa syukur, pengabdian dan takwa kepada-Nya, Allah Yang Maha Esa. Akan selalu ku jaga hati ini agar tidak menjadi HITAM. Karena hati yg hitam akan mudah RAPUH jika dihadapkan pada kesulitan hidup. Aku yakin selama DI ATAS BUMI KITA BERPIJAK tak ada persoalan yang tak dapat kita atasi, karena sesudah kesulitan pasti ada kemudahan. Ketahuilah bahwa sesungguhnya kesulitan dan kemudahan itu adalah cobaan bagi manusia yg beriman. Allah selalu menguji hamba yang mencintai-Nya atas Dzat yang dicintai hamba-Nya. Keimanan adalah CAHAYA MATA untuk menerangi jalan kehidupan agar manusia tak mudah jatuh dalam lubang kemaksiatan yang akan membawa sengsara dunia dan akhirat. Hanya mengaku beriman tanpa pernah dan mau untuk menjalankan perintah serta menjauhi larangan-Nya tak ubahnya seperti MENANTI KEAJAIBAN untuk memperoleh syurga, karena syurga hanya diperuntukkan bagi manusia yang beriman dan bertakwa pada Allah. Setiap persoalan dan kesulitan yang kita alami hendaklah membuat kita MENJADI BIJAK dalam menghadapi serta mengatasinya. Mungkin kebahagian adalah SESUATU YANG TERTUNDA setelah kita berhasil mengatasi persoalan yang kita hadapi, walaupun sebenarnya kebahagian itu tak pernah tertunda, karena kebahagian laksana air yg mengalir, dimana setiap orang dapat meneguk kesegaraannya. Aku berusaha kokohkan lagi semangat yang mungkin pernah PATAH karena terpaan hidup yang kualami, kususun kembali REPIHAN HATI yang hampir mati. Dengan keimanan yg terpatri di hati, ku mencoba untuk hidup yang lebih berarti.
PROLOG hidup baru ku awali dengan hati dan jiwa yang suci. TAK HANYA DIAM dan terpaku dengan kenangan masa silam yang kelam atau termenung MENANTI SEBUAH JAWABAN atas dosa yang pernah ku lakukan, terampuni ataukah tidak. Tetap ku yakin Allah akan mengampuni dosa-dosa hamba-Nya yang benar-benar bertobat kepada-Nya. Aku terus perELOK hati agar menjadi hamba yang selalu mendapat rahmat dan ampunan-Nya. Karena ku tahu SIAPA GERANGAN DIRINYA yang mampu MENEROBOS GELAP rintangan hidup adalah manusia yang muttaqin, manusia juara. Aku akan selalu berusaha SAVE MY SOUL dari hal yang tercela dan dilarang Allah hingga AKHIR DUNIA. Insya Allah Dia akan selalu memudahkan urusanku didunia dan akhirat kelak. DAN TERNYATA CINTA kepada Allah dan Rasul-Nya yang menguatkan aku serta membuat hati dan jiwaku menjadi tenang, menjadikan hidup lebih terarah & penuh hikmah. Ku selalu berdo'a dan berharap suci dari dosa hingga MASIH TETAP TERSENYUM saat Izroil menjemputku, mati dalam keadaan khusnulkhootimah. Amin....

JADILAH PRIBADI PRESTATIF!!!!

07 Juli 2010

Sungguh beruntung mereka yang di karuniai Allah Swt dengan potensi dan bakat untuk unggul. Dan lebih beruntung lagi mereka yang dikaruniai kemampuan mengoptimalkan bakat dan potensinya sehingga menjadi manusia yang unggul serta prestatif. Namun pada kenyataanya betapa banyak manusia yang potensial tapi tidak menjadi manusia yang unggul.



Ada lima hal yang dapat memacu seseorang menjadi pribadi yang prestatif, yakni sebagai berikut;



1. Percepatan Diri



Salah satu kunci untuk memacu prestasi diri adalah kemampuan mengelola waktu. Orang yang akan unggul adalah orang yang berbuat lebih banyak dari orang lain dalam rentang waktu yang sama. Segala bentuk kemalasan, keengganan harus segera dibuang jauh kalau ingin masa depan cerah.



2. Sistem yang kondusif



Kalau ingin memiliki pribadi prestatif dan tangguh, pastikan untuk tidak salah dalam memilih pergaulan. Ingatlah pada riwayat, “Bergaul dengan tukang wangi akan terbawa wangi dan bergaul dengan pandai besi akan terbawa bau bakaran”.



Maka carilah lingkungan yang baik atau ssstem yang baik, yang dapat mengkatrol tata nilai kehidupan kita menjadi lebih baik.



3. Berdaya Saing Positif



Setiap orang pada dasarnya memilki naluri untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. Tetapi kebanyakan kita melihat pesaing sebagai musuh yang menghalangi kesuksesan. Padahal jika kita bermental bersaing secara positif, maka pesaing bisa menjadi sparring partner yang akan memicu kerja lebih berkualitas. Berani besaing secara sehat dan posistif adalah kunci menuju gerbang kesuksesan.



4. Mampu Bersinergi (berjamaah)



Jika kita ingin unggul maka nikmati hidup berjamaah, karena sebatang lidi akan mudah terputus dan tak mampu membersihkan apapun sedangkan kumpulan dari lidi akan mampu menghapus segalal kekurangan dan kelemahan bagian-bagiannya. “Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh”



5. Manajemen Qalbu



Bagi pribadi yang ingin unggul dan prestatif, maka dia harus mampu mengendalikan suasana hatinya. Rasulullah Saw bersabda, ”Ingatlah dalam tubuh manusia itu ada segumpal daging. Kalau segumpal daging itu baik, maka akan baik seluruh tubuhnya. Tetapi bila rusak, maka akan rusak seluruh tubuhnya. Segumpal daging itu adalah hati.

Be Your "BETTER" Self!!! [Super MotivACTION]

02 Juli 2010



Menjadi karanglah meski itu tidak mudah
Sebab ia akan menahan sengat sinar mentari yang garang
Sebab ia akan kukuh halangi deru ombak yang kuat menerpa tanpa kenal lelah
Melawan bayu yang keras menghembus
Dan menerpa dengan dingin yang coba membekukan
Sebab keteguhannya akan menahan hempasan badai
yang datang mengerus terus-menerus
ia akan kokohkan diri agar tak mudah hancur dan terbawa arus
ia akan berdiri tegak berhari-hari,
bertahun tahun berabad-abad
tanpa rasa jemu dan bosan

Menjadi mutiaralah meski itu juga tak mudah
sebab ia berada di dasar samudera yang dalam
sebab ia begitu sulit dijangkau oleh tangan tangan manusia
sebab ia begitu berharga
sebab ia begitu indah dipandang mata
sebab ia tetap bersinar meski tenggelam di kubangan yang hitam

Menjadi pohonlah yang tinggi menjulang meski itu tidak mudah
sebab ia akan tatap tegar bara mentari
yang terus menyala disetiap siangnya
ia akan meliuk halangi angin yang bertiup kasar
ia akan terus menjejaki bumi hadapi gemuruh sang petir
sebab ia hujamkan akar yang kuat menopang
untuk menahan gempita hujan yang coba merubuhkan
dan senantiasa berikan bebuahan yang manis dan mengeyangkan
sebab ia akan berikan tempat bernaung
bagi burung-burung yang singgah di
dahannya lalu berikan tempat berlindung
dengan rindang daun-daunnya

Menjadi pauslah meski itu juga tak mudah
sebab dengan sedikit kecipaknya ia akan menggetarkan ujung samudera
sebab besar tubuhnya akan menaklukan musuh yang coba mengganggu
sebab sikap diamnya akan membuat tenang laut dan seisinya
Menjadi melatilah meski tampak tak bermakna
sebab ia akan tebar harum wewangian tanpa meminta balasan
ia begitu putih seolah tanpa cacat
sebab ia tak takut hadapai angin dan hujan dengan mungil tubuhnya
ia tak pernah iri melihat mawar yang segar merekah
dan tak pernah malu pada bunga matahari yang menjulang tinggi
ia tak pernah dengki dengki dan rendah diri pada keanggunan anggrek dan tulip yang berwarna-warni dan tak gentar layu karena pahami hakikat hidupnya

Menjadi elanglah dengan segala kejantanannya meski itu juga tidak mudah
sebab ia harus melayang tinggi menembus birunya langit
melanglang buana taklukan medannya.
Sebab ia harus melawan angin yang menerpa dari segala penjuru
Ia harus mengangkasa jauh tanpa takut jatuh
Menukik tajam mencengkeram mangsa
Dan kembali ke sarang dengan makanan di paruhnya
Bersama kepak sayap yang membentang gagah

Menjadi kupu-kupulah meski itu juga tidak mudah
Sebab ia harus melewati proses-proses sulit sebelum dirinya saat ini
Ia lalui semedi panjang tanpa rasa bosan
Dan belajar lebih banyak berdiam
Untuk menunggu waktu yang tepat tentang keindahan
Sebab ia bersembunyi dan mehanan diri dari segala yang menyenangkan
Hingga tiba saat untuk keluar dan bagikan kebaikan

Menjadi diri sendirilah, meski itu juga sangat tak mudah karena dengan itu kita akan terus bersyukur atas nikmat yang telah Allah berikan untuk kita…

ADALAH CINTA

01 Juli 2010


Adalah CINTA yang telah melahirkanku…
Sebentuk kasih tiada terdua
Selaksa bahagia dalam hamparan asa
Menjadi awal nyawa hidup di dunia
Mengeja makna adanya jiwa yang terbalut raga

Adalah CINTA yang membesarkanku
Menapak jejak meski tertatih
Tapi inilah ‘fase belajar’
Tentang hidup yang penuh aral merintang

Adalah CINTA yang mengajarkanku…
Tentang arti tawa juga air mata
Harmonisasi CINTA juga keangkuhan dunia

Adalah CINTA yang tak boleh direkayasa
Ketulusannya adalah cermin kebahagiaan
Derita ada karna CINTA datang membawa penawarnya

Adalah CINTA karya Sang Maha
Cerminan rasa syukur
Ketika 2 insan bersatu karena Cinta-Nya
Ketika ia lahir dalam hembusan nafas penuh CINTA
Karna CINTA itu selalu ada dalam hati manusia yang sadar akan maknanya….

[Keisya Avicenna_1 Juli 2010 : Awal hari penuh CINTA!!! Tebarkan CINTA untuk sesama…kau kan semakin mengerti hakikat CINTA sebenarnya…]

• Berharap menemukan "SEBUAH AKHIR YANG INDAH". Kabulkan Ya Rabb...ini hanya ikhtiar kecil hamba untuk "MEMBANGUN ISTANA HARAPAN"...Semangat Nungma!!! TEPAT dan TERBAIK....Rencanakan secara TEPAT, lakukan yang TERBAIK!!!

• TEPAT dan TERBAIK!!! Saatnya kembali mengumpulkan bata-bata kehidupan,merekatkannya dengan semen motivasi, didirikan diatas pondasi ikhtiar dan doa yg kuat+kokoh.."MEMBANGUN ISTANA HARAPAN" dengan RASIPRO. RApi,SIstematis,&PROfesional!! SEMANGAT!! Wujudkan 2T:TEPAT dan TERBAIK

• Tinggal menunggu saat yg TEPAT untuk memutuskan pilihan mana yg TERBAIK!!(HUSNUDZON THINKING..^^v)

THE POWER OF “GIVING”



Sedekah adalah penolak bala, penyubur pahala, dan melipatgandakan rezeki; sebutir benih menumbuhkan tujuh bulir, yang pada tiap-tiap bulir itu terjurai seratus biji. Artinya, Allah yang Mahakaya akan membalasnya hingga tujuh ratus kali lipat. Masya Allah!

Sahabat, betapa dahsyatnya sedekah yang dikeluarkan di jalan Allah yang disertai dengan hati ikhlas, sampai-sampai Rasul sendiri membuat perbandingan. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik, Rasulullah SAW bersabda, “Allah SWT menciptakan bumi, maka bumi pun bergetar. Lalu Allah pun menciptakan gunung dengan kekuatan yang telah diberikan kepadanya, ternyata bumi pun terdiam. Para malaikat terheran-heran akan penciptaan gunung tersebut.

Kemudian mereka bertanya, ‘Ya Rabbi, adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari pada gunung?’.

Allah menjawab, ‘Ada, yaitu besi’.

Para malaikat pun kembali bertanya, ‘Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari besi?’.

Allah menjawab, ‘Ada, yaitu api’.

Bertanya kembali para malaikat, ‘Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari api?’.

Allah menjawab, ‘Ada, yaitu air’.
‘Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari air?’ tanya para malaikat.

Allah pun menjawab, ‘Ada, yaitu angin’.
Akhirnya para malaikat bertanya lagi, ‘Ya Allah adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih dari semua itu?’.

Allah yang Mahagagah menjawab, ‘Ada, yaitu amal anak Adam yang mengeluarkan sedekah dengan tangan kanannya sedangkan tangan kirinya tidak mengetahuinya’.”
“Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya diadakan-Nya jalan keluar baginya dan memberinya rejeki dari jalan/pintu yang tidak diduga-duga” (QS Ath Thalaq : 2-3).

Shalat Sunnah Hajat

Shalat Hajat adalah shalat sunah yang dilakukan karena ada suatu hajat / keperluan, baik keperluan duniawi atau keperluan ukhrawi. Agar hajat dikabulkan Allah, banyak cara yang dilakukan diantaranya adalah berdoa dan shalat. Shalat Hajat merupakan cara yang lebih spesifik untuk memohon kepada Allah agar dikabulkan segala hajat, karena arti shalat secara bahasa adalah doa. Allah berfirman "Dan mintalah pertolonganlah (kepada Allah) dengan sabar dan shalat" ( Al Baqarah : 45 ).

Cara Melaksanakan Shalat Hajat :
Shalat hajat tidak mempunyai waktu tertentu, asal pada waktu yang tidak dilarang, misalnya setelah shalat Ashar atau setelah shalat Shubuh. Shalat hajat dilaksanakan dengan Munfarid (tidak berjamaah) minimal dua rakaat dan maksimal dua belas rakaat. Jika dilaksanakan pada malam hari maka setiap dua rakaat sekali salam dan jika dilaksanakan pada siang hari maka boleh empat rakaat dengan sekali salam dan seterusnya.
1. Berniat sholat Hajat di dalam hati: Ushollii sunnatal haajati rok’aataini lillaahi ta’aala (“aku niat sholat sunah hajat karena Allah”). Lalu Takbiratul Ihram.
2. Membaca doa Iftitah, dilanjutkan dengan surat Al Fatihah kemudian membaca salah satu surat di dalam Al Quran.
3. Ruku’ sambil membaca Tasbih tiga kali lalu I’tidal sambil membaca bacaannya. Dilanjutkan dengan Sujud yang pertama sambil membaca Tasbih tiga kali
4. Duduk antara dua sujud sambil membaca bacaannya lalu Sujud yang kedua sambil membaca Tasbih tiga kali
5. Setelah rakaat pertama selesai, lakukan rakaat kedua sebagaimana cara diatas, kemudian Tasyahhud akhir, setelah selesai maka membaca salam dua kali. Jika dilaksakan sebanyak empat rakaat dengan satu salam maka setelah dua rakaat langsung berdiri tanpa memakai Tasyahhud awal, kemudian lanjutkan rakaat ketiga dan keempat, lalu Tasyahhud akhir setelah selesai membaca salam dua kali.
6. Setelah selesai sholat Hajat bacalah dzikir yang mudah dan berdoa sampaikan hajat yang kita inginkan kemudian mohon petunjuk kepada Allah agar tecapai segala hajatnya.


• Doa Sholat Hajat :
“Laa ilaaha illallahul haliimul kariimu subhaaanallahi robbil ‘arsyil ‘azhiim. Alhamdulillahi rabbil ‘aalamiin. As ‘aluka muujibaari rahmatika wa ‘azaaima maghfiratika wal ghaniimata ming kulli birri wassalaamata min kulli itsmin. Laa tada’ lii dzamban illa ghafartahu walaa hamman illaa farajtahu walaa haajatan hiya laka ridhan illa qodhaitahaa yaa arhamar raahimiin.”

• Artinya: “Tidak ada Tuhan melainkan Allah Yang Maha Lembut dan Maha Penyantun. Maha Suci Allah, Tuhan pemelihara Arsy yang Maha Agung. Segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam. Kepada-Mu-lah aku memohon sesuatu yang mewajibkan rahmat-Mu, dan sesuatu yang mendatangkan ampunan-Mu dan memperoleh keuntungan pada tiap-tiap dosa. Janganlah Engkau biarkan dosa daripada diriku, melainkan Engkau ampuni dan tidak ada sesuatu kepentingan, melainkan Engkau beri jalan keluar, dan tidak pula sesuatu hajat yang mendapat kerelaan-Mu, melainkan Engkau kabulkan. Wahai Tuhan Yang Paling Pengasih dan Penyayang”.

Jodoh Tidak Akan Pernah Tertukar




Aku teringat kisah seorang teman...
Ia adalah seorang muslimah yg senantiasa terjaga. Hari-harinya senantiasa diisi dengan kegiatan bermakna.. Apalagi kalau bukan mengisi kajian, membaca buku, menulis tausyah dan sebagainya.
Suatu hari, ia memiliki permasalahan dakwah yg begitu besar. Bahkan ia bingung, kepada siapa ia harus meminta bantuan... Tak ayal, dia hanya bisa memohon dalam sujud panjangnya agar segera diberi jalan keluar terbaik.
Tak berapa lama... Ia dikenalkan dengan seorang ikhwan, tepatnya terpaut 6 tahun yg pada saat itu, ikhwan tersebut memberikan bantuan berupa masukan-masukan serta solusi mengenai problema dakwah yg sedang dialami temanku itu.
Saat itu temanku benar-benar berterima kasih serta mengucap rasa syukur sedalam-dalamnya... Karena perlahan problema dakwah yg sedang dihadapi menemui titik terangnya.

Namun, setelah titik terang ditemui.. ternyata menambah sebuah problema baru. Bagaimana tidak, kedekatannya dengan sang ikhwan tersebut.. ternyata memunculkan benih-benih cinta dalam hatinya.

Sungguh, sebenarnya temanku itu tak mau memiliki rasa seperti itu, ia pun ingin membuang jauh-jauh bayangan tentang ikhwan tersebut yg sebenarnya sudah dianggap oleh temanku itu sebagai seorang kakak. Ya! hanya sebatas kakak.
Tapi, apa mau dikata... rasa kagum karena kefahaman ikhwan tersebut akan ilmu agama serta keshalihannya ternyata mampu mengalihkan keimanan temanku itu. Ia selalu uring-uringan dan pada akhirnya hidupnya jadi tak bersemangat lagi.. Kalau dulu, ia bersujud panjang karena rasa khouf-nya yg ada.. kini dalam sujud panjangnya selalu terhadirkan genangan air mata, ingin disatukannya ia dengan ikhwan tersebut.
Sampai suatu hari, ia menceritakan semuanya padaku... dan aku pun mencoba menenangkannya. Ia terus menangis dan menangis sejadi-jadinya. Ia sudah tak tahan lagi terhadap kegalauan perasaannya. Ia takut rasa itu akan semakin mencengkeramnya dengan kuat dan akhirnya terbius oleh hawa nafsu syaitan.

Aku pun mencoba memberikan saran, untuk coba berterus terang terhadap ikhwan tersebut akan perasaan temanku ini yg sebenar-benarnya. Malah kalau perlu langsung menawarkan diri untuk minta dinikahinya. Bukankah Siti Khadijah juga menawarkan diri kepada Rasululloh, hanya saja melalui seorang perwakilan? Apakah menawarkan diri ini disampaikan melalui perwakilan atau secara langsung oleh diri sendiri terserah, asalkan caranya baik & sesuai dengan syariat Islam. Bila ingin maju tanpa perwakilan tentu harus siap dengan satu syarat: harus siap mental!.

Temanku akhirnya paham dan memberanikan diri untuk menawarkan diri terhadap ikhwan tersebut, tentu minta untuk dinikahi.. bukan untuk dipacari. Dan ia sudah siap dengan berbagai kemungkinan yg akan terjadi. Tapi bismillah saja lah, pikirnya. Toh aku bukan meminta pada ikhwan tersebut tapi sebenar-benarnya aku meminta pada Sang Pemilik ikhwan tersebut (red. Alloh), kata temanku.

Dan setelah beberapa lama, aku kehilangan kabar temanku ini. Entah apa yg telah terjadi, namun rasa keingintahuanku begitu membuncah.. Sampai pada akhirnya, aku mendapat kabar darinya.. bahwa ikhwan tersebut telah menikah, dengan akhwat yg lain.
Aku ikut bersedih, tentu ada rasa kekecewaan yg hadir terhadap diri temanku tersebut. Tapi, ketika aku menemuinya, ia begitu tegar.. dan mengatakan "Aku sudah menawarkan diri pada ikhwan tersebut, tapi ikhwan tersebut justru menyerahkan undangan pernikahannya padaku. Aku mungkin telat menawarkan diriku padanya, tapi sungguh aku yakin bahwa jodohku tak akan pernah tertukar oleh siapapun".
Degg... tiba-tiba aku terlemas. Kata-katanya begitu menghujam dalam kalbuku. Ia sungguh wanita sholehah.. Aku yakin, ia akan mendapatkan jodohnya yg terbaik kelak.
Setelah pertemuan itu. Aku tak bertemu lagi dengan temanku tersebut... Kita benar-benar loss contact sama sekali.
***
Kita kembali dipertemukan.. tepatnya ketika aku berkunjung ke toko buku. Ia masih tampak seperti yg dulu, setelah pertemuan terakhirku dengannya setahun yg lalu. Ia pun menghampiriku dan menyapaku, lalu mengajakku untuk mampir ke sebuah rumah makan yg tak jauh dari toko buku itu. Disanalah kita berbincang kembali... kemudian ia menceritakan padaku, bahwa ia sempat ta'aruf namun gagal hingga kedua kalinya. Dengan hanya karena sebuah alasan, bahwa temanku itu adalah seorang "Aktivis".
Aku tak habis pikir mendengar ceritanya, wanita seperti dia, bisa ditolak ikhwan hanya karena alasan itu??!! Huhh..!! aku emosi sekali. Jarang-jarang kan ada wanita yg seperti ini, sudah cantik, sholehah, pemahaman ilmu agamanya banyak dan aktifis dakwah pula. Apalagi sih yg dicari dari para ikhwan tersebut?!
Ahh, itu pasti karena ikhwan tersebut takut menyeimbangi kafaah yg dimiliki temanku ini. Belum maju ke medan perang, ehh.. udah mundur selangkah demi selangkah. Capekkk dah!!

Tapi sekali lagi, tak ada rasa kekecewaan yg muncul dari temanku ini.. meski aku yakin, namanya juga manusia, tentu temanku merasakan sakit yg terdalam di hatinya mengenai kegagalannya berkali-kali dalam menuju gerbang pernikahan
***
Itu dulu.. ketika 1,5 tahun yg lalu kita bercerita... Tapi lihatlah kini, surat undangan pernikahan berwarna merah telah berada di genggaman tenganku. Akhir dari sebuah perjalanan seorang temanku.

Ia akan menikah 4 Juli 2010 mendatang... dan ia mendapatkan pendamping seorang akitivis dakwah pula, seorang dokter yg terpaut usianya 7 tahun. Kini, aku benar-benar bisa merasakan kebahagiaannya. Bersabar akan penantian tersebut ternyata membuahkan hasil yg istimewa. Dan sungguh benar janji Alloh, "Perempuan-perempuan yg keji adalah untuk yg keji pula dan laki-laki yang keji untuk wanita-wanita yg keji, sedangkan wanita-wanita yg baik untuk laki-laki yg baik dan laki-laki yg baik juga diperuntukkan bagi perempuan-perempuan yg baik…” (QS. An-Nur: 26).

Ternyata apapun yg telah Alloh tetapkan bagi manusia merupakan hak-Nya, pasti ada hikmah besar di dalamnya, tergantung bagaimana kita menyikapi.
Dan sebuah pembelajaran bagiku, bagi seorang Deasy Lyna Tsuraya.. tentu aku harus yakin seperti temanku ini, keyakinan bahwa "Jodoh tidak akan pernah tertukar". Insya Alloh


~DLT

TEPAT dan TERBAIK (poem_version)




Waktu yang selalu TEPAT melaju…
Mengajak diri lakukan aktivitas TERBAIK

Kudengar sendiri hela nafas TEPAT satu-satu
Dalam deguban TERBAIK kerja si jantung

Jiwa yang terbalut rapuh, TEPAT di dasar hati
Mencoba mengerti apa artinya cinta TERBAIK

Aku kutip semua serpihan-serpihan rindu dengan TEPAT
Berserakan di singgasana TERBAIK para perindu

Mimpi indah TEPAT beriringan terus semalam
Melewati hari-hari dan malam-malam hanya dengan harapan TERBAIK

Jiwaku melanglang buana menari-nari, TEPAT seirama simfoni alam
Membumbung tinggi, menembus sunyi, bermuara pada dekapan TERBAIK sang malam….

Ketika menebar senyum dan matanya tertuju TEPAT di hati
Sebuah bayangan kerinduan : kau yang nun entah dimana, di tempat TERBAIK pastinya…

Saat bayangan itu TEPAT terpantul di cermin kehidupan
Saat itulah suatu masa TERBAIK yang tlah Dia siapkan…

Teriring cahaya TEPAT benderang, tampak sebuah sinaran nan suci
Menuju kembara TERBAIK kerinduan hakiki

Tujuan yang TEPAT, indah tanpa tepi
Labuhkan diri didetik akhir perjalanan TERBAIK ini….

Desahkan nafas kerinduan, TEPAT hentikan jeritan jiwa
Di puncak TERBAIK, berteman keheningan

Isyarat itu TEPAT terbaca sebagai petunjuk arah
Menghentikan laju ini pada dermaga TERBAIK, saat pemberhentian tiba

Berenang dengan TEPAT separuh nafas, dalam samudera rindu yang berpeluh
Ungkapkan rasa, menitipkannya bersama hujan dalam tetesan TERBAIK

Saat kepak sayapku TEPAT lengkap, sempurna….
Cinta-Nya lah yang menjadi penawar TERBAIK sayap yang dulunya terluka

Suara lembut itu TEPAT menggema di lorong hatiku…
Menerjemahkan dengan TERBAIK rindu yang mulai terkikis oleh waktu…

Saat sang waktu tertatih berjalan, rinduku menyelinap TEPAT di palung hati
Tangan ini pun menggenggam erat pena dan menulis surat cinta TERBAIK untuknya….

Mata, hati dan jiwa meniti baris demi baris kata merangkainya dengan TEPAT
Berteman kesunyian TERBAIK yang tak pernah ia kenal sebelumnya…

Bagi jiwa yang selalu TEPAT merindu, membuka selaksa kenangan yang pernah tercipta dahulu…
Terdengar alunan simfoni TERBAIK laksana nyanyian surga

Saat cinta-Nya TEPAT ‘berbicara’…
Dalam rukuk dan sujud tanda pengabdian TERBAIK sang hamba…

[Keisya Avicenna : TEPAT dan TERBAIK, dua kata “SUPER INSPIRATIF” yang sangat saya cintai akhir-akhir ini, dua kata yang mengajarkan kepada diri ini bahwa “MENCINTAI ITU MENGINSPIRASI”…(mbak Thicko, ini MEGA PROYEK kita selanjutnya!!! OK???hehe…)….WE ARE SUPERTWIN!!! ^^v. Bahagianya di ISTANA KYDEN, 20 Juni 2010…21:00 WIB]

MENDAKI PUNCAK KERINDUAN




Malam kembali menenggelamkan kita dalam pekatnya yang tersirat rindu
Membawa nurani pada gelap yang rindukan cahaya
Cinta kembali penuhi taman-taman hati para perindu
Menyemaikan rindu
Ramaikan suasana pecahkan keheningan malam yang dirindukan

Rinduku kembali menghiba pada angin
Tiupannya membawa pesan rindu
Ingin kukatakan, betapa perjalanan ini adalah cermin puncak kerinduanku
Seketika luruh segala letih yang terasa merindu
Tersapu butiran gerimis kecil, dendangkan nada rindu…
Puncak kerinduan yang merindukan dentingan simfoni rindu nan syahdu…


-13 kata rindu untukmu…-
“Di luar sana hujan,cinta…tetap sandarkan kepalamu di bahuku…” ^^v
[Keisya Avicenna,18 Juni 2010 : ”Pulang Kampung Supertwin”…menembus pekat malam bersama Bus HAGE Solo-Baturetno, Wonogiri 19:00-21:00 WIB. Akhirnya Keisya dan Aisya bertemu juga…”Puisi untuk Aisya dari Keisya”…hihihi…so sweet…^^v]

”MENCARI CELAH LANGIT” [Sebuah Petualangan Intelektual]

Ahad, 13 Juni 2010
Ahad pagi yang penuh semangat!!!

Reportase pagi dari Istana KYDEN serta kawasan Wonogiri dan sekitarnya :
Ketika tengah asyik menyelesaikan pekerjaan rumah, Babe ngajak ke Plaza Wonogiri (kawasan wisata di are Waduk Gajah Mungkur Wonogiri). Biasanya kalau Ahad pagi rame n banyak pedagang macem2 gitu. Seru...perjalanan pagi yang begitu menyenangkan. Udara pagi yang begitu segar memenuhi alveolus dalam paru-paru ini. Sampai lokasi, memang benar2 rame. Apalagi bersamaan dengan acara sosialisasi PROGRAM ”AKU CINTA WONOGIRI”...padat merayap euy....tapi tetap bahagia bisa mengagumi keindahan alam ciptaanNya. Ketika melihat aliran air tiada yang bisa saya rasakan selain kedamaian yang menyeruak...semua terasa begitu indah...mentari pun menyemarakkan dengan terpaan kehangatan sinarnya. Di lokasi itu, sempat surprise juga karena bisa dipertemukan dengan ikhwah-ikhwah Wonogiri. Wow, dah bawa jundi-jundi kecilnya semua...selamat ya mas, mbak...^^v (pengen, mode:ON). Ketemu guru waktu masih di bimbel NURIS dulu...minggu pagi yang menyenangkan euy....

Sekitar jam 07.15 Babe ngajak beli sarapan...yadah, kita beli pecel dan sambal goreng pluz tempe bacem, jajanan pasar, dan gorengan. Tak lupa saya pun beli jamu gendhong. Biar tambah sehat!!! Hehe....

Singkat cerita sampai rumah, sarapan tyuz bersiap balik ke Solo. Coz rencananya pagi ini Tyo dari Semarang mau ke kostan nganter doralepito. Ibu juga mau ta’ziyah ke Palur. Babe nanti sore juga mau pergi kerumah simbah. Yadah, istana KYDEN sepi....jam 9 saya berangkat dianter Mas Dhody sampai cegatan biz. Menikmati perjalanan Wonogiri-Solo. Sang waktu saya habiskan untuk membaca majalah Hadila. Isinya bagus-bagus. Alhamdulillah, sampai kost juga. Masuk Zona Inspirasi Supertwin. Tyo mengabarkan kalau dia batal ke Solo. Coz di kawasan Banyumanik terjadi kecelakaan beruntun yang bikin macet mpe berkilo-kilo. Yadah, petualangan siang ini ma Tyo batal deh....tapi saya dah punya rencana lain. Tetap berpetualang, tapi dengan mbak Fadhil. Rehat siang dulu, jam 13.00 petualangan kita mulai.
Naik angkot 03-ATMO-turun Diamond. SOLO BOOK FAIR dan FRANCHISE juga...hyaaa...kalo ada pameran kayak gini jadi laper mata karena haus akan ilmu...wkwkwk...(liat daftar list buku yang harus dibeli karena BUTUH!!!!). Alhamdulillah, dapat 9 buku yang sangat bermanfaat untuk bekal “pasca kampus”. Menambah koleksi perpus Keisya Avienna juga...Hehe...SEMANGAT MEMBACA, MEMAHAMI, dan semoga bisa MENGAPLIKASIKAN dengan sebaik-baiknya, dan dalam tempoe yang sesingkat-singkatnya. Hehe. Amin. [2 keyword : TEPAT dan TERBAIK!!!]

Setelah cukup puas hunting bukunya, saya dan Mbak Fadhil bergegas meninggalkan lokasi (setelah sebelumnya makan Krebby Petty dulu...^^v. Laper euy....e, ketemu Pak Tanto dan keluarganya. Salut deh sama bapak!!!)

Naik Damri turun Gramedia, sholat Ashar dulu, lanjut lihat Pameran Grafis di Balai Soedjatmiko. Dan penikmat seni ini pun beraksi..Menikmati goresan warna dan garis yang pastinya sarat akan makna...

PAMERAN GRAFIS karya A T Sitompul, seorang seniman asal Yogyakarta. Karya-karya yang sungguh luar biasa....(nggumun, mode : ON). Setiap coretannya meski terkesan “abstrak” tapi sarat makna. Ni hasil reportase Keisya Avicenna sore itu :
1. Encourage your faith as big as your wishes (Besarkan keyakinanmu sebesar keinginanmu)
2. Tolerance (Toleransi)
3. Semua ada masanya
4. dll…..poko’nya unik-unik….(catatan di hape kok hilang ya????huhu)

Puas lihat-lihat kita pun segera meninggalkan lokasi. Jam di N5300 saya sudah menunjukkan pukul 16.30. kita naik Damri, turun Pedaringan....kemudian mbecak sampai gerbang surya....^^v. HAPPY ENDING deh!!!

Dalam perjalanan menuju Kost Pink Penuh Cinta, jemari ini begitu lincah menggabungkan aksara demi aksara di N5300, hingga akhirnya terciptalah sebuah puisi yang berjudul : ”MENCARI CELAH LANGIT”. Terinspirasi saat diri ini menengadah menatap langit sore ini....(menatap langit sambil jalan..Awas!! hati-hati nabrak....hehe)

”Aku bersandar pada dinding harap...
Menengadah dalam ratap
Pada celah langit tanpa atap...
Semua tampak indah dalam imajiku
Meski warna cerah kadang tertutup awan kelabu
Tapi semua itu tak buatku sendu...
Mencoba tetap tersenyum meski kadang hati tersayat sembilu...
Mendobrak ruang pekat di kepala
Karena lirih kegelisahan yang menggema

Sinar matahari sore terbias dan berkilat di mata
Sinarnya terang menghalau sisa-sisa siang....
Ku seperti melihat ”bayangannya”
Bak siluet di tengah sebuah benda bulat merah jingga

Ini sore terindah yang pernah kusaksikan!!!
Mencari celah langit
Mengeja pinta...
Sampaikan harap....
Pintalkan doa....
Hingga senja kembali menyambutku...
Hingga sang malam kembali menjelang
Dalam untaian kharismanya yang tak kan menghilang....


[Keisya Avicenna, 13 Juni 2010....”Hari ini adalah hari yang penuh petualangan intelektual, mengoptimalkan otak kanan, otak tengah, dan otak kiri. Hehe...”]

THE POWER OF “GIVING”

Sedekah adalah penolak bala, penyubur pahala, dan melipatgandakan rezeki; sebutir benih menumbuhkan tujuh bulir, yang pada tiap-tiap bulir itu terjurai seratus biji. Artinya, Allah yang Mahakaya akan membalasnya hingga tujuh ratus kali lipat. Masya Allah!

Sahabat, betapa dahsyatnya sedekah yang dikeluarkan di jalan Allah yang disertai dengan hati ikhlas, sampai-sampai Rasul sendiri membuat perbandingan. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik, Rasulullah SAW bersabda, “Allah SWT menciptakan bumi, maka bumi pun bergetar. Lalu Allah pun menciptakan gunung dengan kekuatan yang telah diberikan kepadanya, ternyata bumi pun terdiam. Para malaikat terheran-heran akan penciptaan gunung tersebut.

Kemudian mereka bertanya, ‘Ya Rabbi, adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari pada gunung?’.
Allah menjawab, ‘Ada, yaitu besi’.
Para malaikat pun kembali bertanya, ‘Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari besi?’.
Allah menjawab, ‘Ada, yaitu api’.
Bertanya kembali para malaikat, ‘Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari api?’.
Allah menjawab, ‘Ada, yaitu air’.
‘Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari air?’ tanya para malaikat.
Allah pun menjawab, ‘Ada, yaitu angin’.
Akhirnya para malaikat bertanya lagi, ‘Ya Allah adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih dari semua itu?’.

Allah yang Mahagagah menjawab, ‘Ada, yaitu amal anak Adam yang mengeluarkan sedekah dengan tangan kanannya sedangkan tangan kirinya tidak mengetahuinya’.”

“Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya diadakan-Nya jalan keluar baginya dan memberinya rejeki dari jalan/pintu yang tidak diduga-duga(QS Ath Thalaq : 2-3).