‘Sebening Tetesan EMBUN pada Barisan PELANGI’

23 Februari 2011



Catatan Februari hari ke-22

Ah, rasa lelah yang teramat sangat masih terasa dan membekas dalam tulang-belulang yang terbalut seonggok daging ini. Ahad kemarin menjadi hari yang luar biasa. Luar biasa memeras otak dan tenaga!!! (reportase di bagian tersendiri yak…Nung belum sempat untuk nylesein). Dan apa yang sudah kita bantai habis-habisan di hari Ahad harus kita presentasikan di hari Selasa. Ya, hari ini…

Senin siang (kemarin) kepala suku Pelangi sempat SMS, minta tolong humas untuk cari orang yang nemenin Kang Nass, presentasi tentang konsep majalah kepada pihak LAZIS JATENG. Nung sebagai humas pun langsung beraksi. SMS balasan berdatangan. Kebanyakan pada gak bisa karena ada aktivitas kalau pagi. Akhirnya, mas Dwi lah yang bisa. Tapi ntah kenapa siangnya (pas Nung di GO), kepsuk malah SMS: “Nung, kw sesuk jam 9-12 free gak? Temeni gw menemui lazis. Pelangi butuh dua wakil”. Hah, Selasa pagi? Nung biasanya ada agenda sampai jam 10. Hm, perdebatan pun terjadi. Hihihi…(pas kayak gini ku jadi inget mbak Santi dengan kata “sewot” nya. Wkwkwk…). Ada SMS dari kepsuk yang belum terbalaskan karena break ngajar cuma 15’ n dia SMSe pas ku dah mulai ngajar lagi. Hihihi…ya maaph. Yadah, akhirnya kuputuskan untuk ikut meski harus merelakan tidak bisa datang di agenda selasa pagi. Heuheu…

Asli, melas banget kepsuk malam itu. Ketawa aja gaya diare. Bener2 otaknya diare akut. Nung tanya bisa bantu apa buat besok. Jawabane: “bantu logistic wae kie!” Haiyyah, koyo’anak pengungsian ae…hm, Nung minta bantuan kiriman doa-doa terbaik aja dari keluarga Pelangi moga besok lancar n dipermudah deh…gak mpe diare beneran….^^v.
Pas buka FB Selasa pagi…membaca perbincangan di “post” nya mbak Santi. Ternyata ada Kang Nass juga yang ngasih komen. Kepsuk ternyata belum kirim email. Akhirnya ku SMS dia. Eh, ternyata semalem koneksi internetnya mati. Hehe…yasudahlah!

Selasa, jam 08.45 Nung dah sampai lokasi pertemuan. Di 13064-13061 alias BOGA-BOGI (tepatnya yang BOGA-BOGI 1, sebelah timur Fajar Indah). Sampai situ, gerbangnya masih ditutup. Walah, mau buka jam berapa ni resto? Nung duduk manis dulu di warung sebelah kanane resto itu. Untung ada kursi merah yang nganggur. Jajan dulu ah, sekalian nanya pemilik warung tu resto buka jam berapa. Hm, ibu itu bilang biasanya buka jam 10.00.oh, awesome!!! >.<. Yadah, Nung baca buku lagi sambil makan wafer Tango.

Selang beberapa saat kemudian, Kang Sofa n Mas Tyo datang dengan tampang-tampang aneh mereka. Gerbang BOGA-BOGI dah dibuka tapi ruanganne baru diberesin n dibersihin. Yadah, bertiga kita nongkrong lagi di depan warung ibu itu. Ngobrol2 gak cetho karena efek otak yang masih diare. Ternyata tadi malem Mas Tyo nemenin Kang Sofa bikin slide presentasi. Mpe ngenez semua tapi so romantic beud. Hahaha….

Sekitar jam 09.30 kita masuk tu resto, pilih tempat yang lesehan. Melewati seorang bapak yang sedang duduk sendiri, berkaca mata dan pakai rompi. Ku bilang ke Mas Tyo, apa bapak itu ya yang dari pihak LAZIS. Hihi, hanya menduga aja. Kang Nass akhirnya datang bersama si sulung Ahya. Ternyata benar, bapak yang duduk sendiri tadi itu Pak Arif, Direkturnya LAZIS JATENG.

Sesi ramah tamah pun dimulai. Kang Nass yang membuka dan mengawali. Saling memperkenalkan diri dan tak lupa order logistic. Pak Arif pun mempresentasikan tentang program LAZIS Jateng. Sampai akhirnya, giliran kepala suku Pelangi yang presentasi. Tentang 12 rubrik yang hari Ahad kemarin sudah bikin otak kita diare akut saat membahasnya bersama :

1. Secangkir Inspirasi
2. Pembaca Menyapa
3. Inspirasi Usaha
4. Pena Redaksi
5. Pelangi Aksara
6. Lentera Keluarga (jadi inget ‘mahligai’.hahaha..)
7. Cerpen
8. Secercah Harapan
9. Telaga Hati
10. Az Zahra (Muslimah corner)
11. Islamopedi
12. Kreasi Unik

Dapat banyak tanggapan dan masukan, kemudian kita tarik benang merah…segmen majalah EMBUN itu tetap bertema besar KELUARGA dengan sasaran pembaca kalangan menengah ke bawah dan kebanyakan ibu-ibu yang membacanya. Setting pointnya tetap menghadirkan inspirasi dan motivasi, khususnya agar pembaca berpikir mandiri (dapat meningkatkan kemampuan ekonominya), serta maju dan berkembang. So, diharapkan majalah EMBUN ini menjadi majalah yang berkualitas. Awesome dah!!!

Pertemuan diakhiri dengan foto bersama. Haiyyah…^^v
Hm, Pelangi banyak dapat PR. So, untuk keluarga Pelangi siapkan jasadiyah, fikriyah, dan ruhiyah yang maksimal untuk pertemuan hari Ahad besok ya!!! (bawa logistik yang banyak dan bersiapsiagalah!!!).

Terima kasih buat Kang NasSirun PurwOkartun yang telah berbagi dan memberikan kesempatan sekaligus KEPERCAYAAN kepada keluarga Pelangi untuk mengaktualisasikan kemampuannya menulis dan berkarya lewat majalah EMBUN, serta Pak Arif yang dah jauh-jauh datang dari Semarang. Terima kasih juga buat keluarga Pelangi yang sudah bekerja keras dan mendoakan.hehe…hm,kami hanyalah sekelompok pemuda/i yang masih kental dengan idealisme dan semangat belajarnya yang sangat tinggi. Dan inilah kesempatan emas kami untuk BELAJAR LEBIH BANYAK. Semoga ‘kerjasama’ ini menjadi suatu hal luar biasa yang penuh keberkahan. Amin Ya Rabbal’alamin….
“EMBUN, Penyejuk Jiwa Perindu Surga”

[Keisya Avicenna, *humazcrew]

60 HADITS NABI YANG TELAH TERBUKTI ILMIAH..CHECK IT OUT..!!!

by Ratu Surya Atmajaya on Wednesday, February 23, 2011 at 6:12am

eramuslim – Cendekiawan Mesir Dr. Zaghlul an-Najjar menemukan bahwa Allah telah menurunkan lebih dari 1.000 ayat yang secara tegas berkaitan dengan tema mukjizat ilmiah. An-Najjar juga mengungkapkan, ada lebih dari 60 hadits Nabi saw telah berbicara tentang hakikat ilmiah di alam semesta ini.

Lebih lanjut an-Najjar, seperti dilansir situs Mishr al-’Arabiyyah, mendorong perlunya seorang Muslim dan Muslimah untuk mempelajari bagaimana mempertahankan Al-Qur’an dan Sunnah Nabi serta para sahabatnya. Pasalnya, Nabi dan para sahabatnya itu merupakan kebenaran yang nyata.



Cendekiawan Mesir itu juga menyatakan bahwa ketika para orientalis mengarahkan ‘panah racun’ mereka terhadap Al-Qur’an menemui kebuntuan, kini mereka pun membidik hadits-hadits Nabi, padahal sabda utusan Allah itu juga menurut Al-Qur’an merupakan kebenaran mutlak. Bahkan menurut an-Najjar, tak ada satu pun disiplin ilmu yang lebih teliti dan rumit seperti halnya ilmu hadits.

Doktor Mesir yang juga anggota Dewan Otoritas Lembaga I’jaz Ilmi di Makkah Al-Mukarramah itu menambahkan, ada beberapa kalangan Yahudi, Kristen dan Muslim yang coba-coba meragukan otensitas hadits. Namun menurut an-Najjar, pada kenyataannya Al-Qur’an menyebut Muhamad itu sebagai seorang yang ma’shum (dijaga dari kekeliruan) dalam urusan agama dengan kebenaran yang mutlak. Dan itu kata an-Najjar, terdapat di banyak ayat Al-Qur’an.

Masih kata an-Najjar, saat ini ada seorang yang bermukim di Amerika dan disokong oleh negara itu serta negara Zionis Israel, mendirikan sebuah televisi satelit, di mana semua program-programnya getol menyerang Al-Qur’an, Nabi Muhammad dan para sahabatnya.

Cendekiawan yang juga anggota Dewan Tertinggi Urusan Islam di Mesir itu memberikan beberapa contoh dari hadits ilmiah itu yakni, Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa merampas sejengkal dari tanah bumi ini, maka dia akan ditenggelamkan oleh tujuh tanah bumi ini.”

Padahal menurut an-Najjar, dalam Al-Qur’an hanya dikenal dengan ungkapan tujuh langit. Lalu sejumlah ilmuwan penasaran, dan mereka pun mengadakan penelitian serta pengeboran, sampai akhirnya mereka menemukan kenyataan yaitu, ketika getaran bumi itu bergerak, didapatinya batas-batas tanah bumi yang tujuh itu, yang berpusat pada satu titik, di mana dari setiap batas itu dilapisi dari dalam. Dan Nabi saw bersabda ketika mendeskripsikan Tanah Haram di Makkah, bahwa di Makkah itulah titik pertama dari pusat lapisan tanah yang pertama.

An-Najjar juga menyebutkan contoh lainnya yaitu, Nabi saw bersabda, “Jangalah mendekati lautan kecuali seorang yang berhaji atau berumrah atau berperang di jalan Allah. Karena di bawah lautan itu terdapat api, dan di bawah api itu ada lautan.”

Menurut an-Najjar, terkait hadits itu para ilmuwan itu menggelar penelitan, pasalnya bagaimana mungkin dua hal yang bertolak belakang dapat saling berdampingan. Sampai akhirnya mereka menemukan kenyataan bahwa, setiap samudera bumi dan beberapa lautan itu memanas yang mencapai ribuan derajat celcius.

Lainnya lagi, sabdanya yang menyebutkan bahwa tak akan terjadi hari kiamat sehingga bumi yang luas ini berubah menjadi padang rumput dan sungai-sungai. Setelah penelitan, para ilmuwan menegaskan bahwa bumi saat ini tengah menjalani perputaran menuju serbuan air es dan berubahnya padang pasir yang tandus ke curah hujan yang deras.

An-Najjar menegaskan, kita sekarang ini tengah menuju ke era es baru, dan itu salah satu tanda hari kiamat. Demikian juga para ulama menetapkan bahwa bersama dengan perputaran bumi, secara perlahan matahari akan berubah dari timur menuju ke barat, dan itu juga salah satu tanda hari kiamat, di mana Nabi yang mulia bersabda, “Hari kiamat tak akan terjadi sampai api keluar dari selatan Hijaz (Arab Saudi dan sekitarnya), yang akan menyinari leher-leher unta di al-Yusrah.”.

Menurut an-Najjar, di bagian barat dari Jazirah Arab ditutupi oleh lebih dari 300 lempengan vulkanik yang masih aktif sampai sekarang, dan jika lempengan-lempengan vulkanik itu mengamuk, maka dapat dipastikan itu akan menjadi tanda kubra (besar) kiamat.(hmi/msr)

Cintakah diriMu pada Allah???

18 Februari 2011

Pernahkah pertanyaan itu tertuju pada kita? atau bahkan kita pertanyakan kepada diri kita sendiri? kalaupun pernah, InsyaAllah yakin 1000% (saking yakinnya) klo jawabannya pasti iya!! ya kan

Tapi, mari coba kita jawab pertanyaan pertanyaan selanjutnya. ..
Apa yang kita lakukan saat panggilan indah dari-Nya memenaggil kita 5 kali dalam sehari??? dengan sigap segera memenuhinya? berleha leha dan menunda nunda memenuhi panggilanNya? atau bahkan menghiraukannya? naudzubillah! !!

Bukankah seorang penCinta akan sangat bahagia jika yang dicinta memanggilnya? ??
Bagaimana juga pelaksanaan shalat kita?? Sepenuh hatikah kita melaksanakannya karena kecintaan kita padaNya? sekedarpenggugur kewajiban? Terburu buru seakan gak betah lagi untuk shalat? atau bahkan hanya shalat 1 minggu sekali ( shalat jum'at saja), atau 2 kali dalam satu tahun (saat shalat ied saja), hanya saat banyak manusia yang melihatnya?? ? naudzubillah!

Bukankah Seorang pencinta akan sangat bahagia jika bisa berlama lama berinteraksi dengan yang dicinta, bukankah shalat adalah salah satu media kita mendekat padaNya?? bukankah moment terdekat antara Allah dan hambaNya saat sujud dalam shalatnya???
Seberapa dekat interaksi kita dengan Al-Qur'an? senangkah kita membacanya berulang ulang, setiap hari, rindu jika tidak membacanya barang satu hari saja? atau sebaliknya?! ? jangankan membacanya, menaruhnya saja lupa dimana?!? Naudzubillah. ..
Bukankah seorang pencinta akan sangat bahagia membaca surat Cinta dari yang dicintanya?? membacanya berulang ulang? hingga hafal tiap katanya??!!?

Rindukah kita untuk menemuiNya dimalam malam kita.. berjuang untuk bangun dimalam yang dingin, penuh dengan rasa kantuk, disaat sebagian besar orang terlelap dalam tidurnyaa.. hanya untuk mendekat padaNya, mengadu padaNya, berkeluh kesah padaNya, meminta pertolonganNya, merintih di HadapanNya.. . berdua denganNya.. ya hanya kita dan Ia... atau sebaliknya sepanjang malam setiaphari sepenuh tahun, kita hanya tertidur pulas tanpa ingat padaNya, tanpa mau bersyukur padaNya, tanpa mau mengadu padaNya saat kita dilanda masalah...?? !!??

Bukankah seorang pecinta akan sangat bahagia jika bisa berdua duaan dengan yang dicinta? mencurahkan segala isi hatinya, berkeluh kesah pada yang dicinta, meminta pertolongan pada yang dicinta??!!? ?

Benarkah kita MencintaiNya? ? Cinta yang tak hanya di bibir saja, namun juga tertanam di dasar hari dan tercermin dalam tindak tanduk sehari hari???
Pantaskah kita mendamba Cinta dan kasih sayangNya ketika Cinta kita padaNya saja belum tulus???
Astagfirullah….

MEJIKUHIBINIU : Melukis Warna di Taman Sriwedari dan Markas Pelangi [FLP Pelangi Solo Raya_8]

15 Februari 2011




Ahad, 13 Februari 2011
Pertemuan Keluarga FLP Pelangi_Sesi 1

Spirit Ahad pagi yang “berbeda”. Ahay, ada agenda seru pagi ini. Menanti jemputan mbak Fu’ah sambil membaca buku. Setelah beliau datang (dengan kostum pinky-pinky), kita pun berangkat menuju lokasi. Yupz, pagi ini Keluarga Pelangi ada acara seru yang lain dari biasanya. Hehe…ngumpul di area Sunday Car Free Day, tepatnya di depan gapura Taman Sriwedari. Janjiannya sih jam 7 teng! Saat Nung dan Mbak Fu’ah sampai lokasi, dah ada Mas Dwi, Mas Ruri, Mas Tyo, Diah Cmut dan Kang Sofa. Lima orang dengan tampang ngenez pluz memelas!!! Untungnya gak ada garukan Satpol PP. xixixi…bisa merusak keindahan kota.

Setelah menyapa kelima orang ngenez tadi, Nung dan Mbak Fu’ah kabur dulu. Menyelamatkan perut yang belum terisi. Ahay, sarapan nasi teamlo dulu deh. Nyamnyamnyam…pas Nung asyik makan, sempat lihat dua murid Aksel Nung di GO. Alvin dan Yosi. Pas Yosi lihat ke arah Nung, dia langsung berlari menghampiri, Alvin juga ikutan. Ah, serunya bisa ketemu ‘murid-murid’ yang lucu-lucu dan cerdas itu!!!

Pasca nyam-nyam, kita berdua kembali bergabung dengan Keluarga Pelangi. Dah nambah Ayu dan Mbak Ummi. Tiba-tiba Nung dapat kabar (SMS) kalau Kang Nassirun Poerwokartun tidak bisa datang karena sakit. Untungnya tadi pagi Nung sempat ngetik n ngeprint apa yang tadi malam Kang Nass SMS-kan. Yadah, rapat dimulai. Duduk melingkar di bawah pohon beringin di depan tulisan “Taman Sriwedari”. Jalan Slamet Riyadhi pagi itu rame banget euy!!! Rapat dipimpin oleh Kang Sofa. Beberapa hari lalu Kang Nass sempat menawarkan proyek kepada Keluarga Pelangi untuk menjadi tim redaksi Majalah LAZIS JATENG. Hm, menjadi kesempatan emas buat FLP Pelangi nih untuk mengasah keterampilan menulis dan semangat untuk “berbagi”.

Mbak Nury dan Erny kemudian membersamai kita, menyusul Mbak Santi (jiaaan, Indonesia banget!!! Xixixixi…^^v). Alhamdulillah, banyak makanan!!! Ada jelly, kripik, ‘gembukan’, hihi…malah jadi pesta. Pokokmen seru lah…tak lupa foto-foto tentunya. Tapi dalam sesi kali ini, Nung kurang maksimal dalam berekspresi. Halah…^^v.

Rapat berlangsung sangat seru!!! Uedyaaan tenan lah. Bikin otak makin diare (tapi khusus otaknya Kang Sofa ajah!!!). Semoga “proyek ini” bisa menjadi sarana mewujudkan salah satu impian FLP Pelangi untuk menjadi “writing service” sekaligus “mengeksiskan” karya rekan-rekan Pelangi. Amin. SEMANGAT BERKARYA, KELUARGA PELANGIKU!!!

Rapat diakhiri jam 09.00, rencana nanti sore dilanjutkan meeting lagi sehabis pertemuan rutin Pelangi. Ah, ternyata ada yang datang paling akhir. Who is she? Wkwkwk..Mbak Anik euy, pakai acara nyasar ya mbak tadi? Maaf dah…^^. Sampai ketemu dalam acara rutinan pekanan kita “menggila dalam karya” nanti siang yak…bersama Mbak Amrih Rahayu dari harian JOGLOSEMAR lho. Cekidot….

***
Pertemuan Keluarga FLP Pelangi_Sesi 2
Jam 13.15…Nung bareng Mbak Fu’ah menuju markas di SMP Muhammadiyah 7 Surakarta. Sampai lokasi ternyata belum dimulai. Masih sibuk pasang LCD. Jam 13.30 acara dibuka oleh Kepala Suku. Bosen tenan ik…pagi tadi dah ketemu, siangnya ketemu lagi. (yang bosen mari kita adakan penimpukan massal!!! Biar makin diare…sasaran tambahan : Mas Dwi, Mas Tyo, n Mas Ruri…xixixi).

Jam 14.00, Mbak Amrih baru beraksi. Asisten redaksi dari harian JOGLOSEMAR ini memberikan materi tentang : “CERDAS MEMANFAATKAN MEDIA”. Mulai dari Pengantar (hehe), Penulis vs Media, Kepuasan Menulis di Media, Bisnis Media, Lebih Dekat dengan Joglosemar, Menulis Opini, Etika Menulis Opini, dan diakhiri dengan TANTANGAN untuk menulis opini, lalu dikirimkan ke Joglosemar, dikasih waktu satu minggu….(hm, ide yang aktual n up to date apa ya??).

Kalau ‘kepala suku’ Kang Sofa pasti : “bagaimana mencegah dan mengantisipasi agar otak tidak diare?”, kalau mbak Fu’ah : “opini pinky-pinky menyambut kedatangan sang suami”, kalau Cemut : “opini perbedaan antara gender dengan permen sunduk”, kalau Ayu’ : “opini cara menikmati permen sunduk dengan berbagai gaya”, kalau mbak Santi : “opini mematahkan predikat jam ngaretnya Indonesia menjadi jam beker.” hehehe…kalau Mas Tyo :”opini cara praktis dapat makan gratis tanpa mengemis dan mengais-ngais”.wkwkwkwk… gubrakgubrakgubrak… (yang lain cari ide gila yang lain yaw….biar lain dari yang lain…ahay…).

Pending sholat Ashar, istirahat dulu. Mbak Ivon mendekati kita bertiga (Nung, Ayu’, n Cemut), kemudian ngasih kita permen sunduk satu-satu. Aih-aih, lucu pisan euy. Terima kasih Mbak Ivon! Tahu aja kalau kita bertiga gak mau kalah dengan Trio Kwek-Kwek. “Trio Permen Sunduk”. Xixixi….kemudian kita bertiga pun beraksi di depan pintu Ruang Multimedia. Apalagi kalau bukan foto-foto dengan berbagai ekspresi, dari yang ngenez sampai yang pualing ngenez. Hehehe…

Pasca sholat Ashar, setting ruangan diganti. Kita melonjong or mengkotak. Haiyyah..pokmen adhep-adhepan gitu lah. Tyuz agenda selanjutnya rapat kepengurusan Pelangi dan rapat Tim Majalah. Pas rapat pengurus, ada rekomposisi kepengurusan. Nih hasilnya :
Kepala Suku : Kang Fachmy Casofa
Sekretaris : Mbak Fitri
Bendahara : Mbak Fu’ah
Divisi :
a. Kaderisasi : Bunda Eny, Mas Tyo, Mbak Anik, dan Pak Wiwid (jobnya :‘merawat anggota’, peningkatan character building peserta, mengagendakan silaturahim, dan menjaga keharmonisan Rumah Tangga Keluarga Pelangi…hehehe…biar Pelangi bisa jadi keluarga yang sakinah, mawadah, warohmah dah…)

b. Humas : Nungma, Mbak Santi, Mbak Ivon, dan Mbak Amrih (jobnya : melaporkan setiap kegiatan Pelangi, menjalin kerjasama dengan berbagai pihak yang bisa menjadikan Pelangi lebih produktif, menjaring institusi yang bisa kita rangkul)

c. Karya : Mbak Nury, Erny, Mas Sururi, Mbak Ummi, dan Mas Dwi (jobnya: targetan 2 buku Keluarga Pelangi selama 1 tahun ini yaitu fiksi dan nonfiksi; menginventarisir karya teman-teman; majalah LAZIS JATENG_kerja bareng Danus!)

d. Danus (Dana Usaha) : Diah Cemut, Ayu’, Mbak Eka, dan Mas Aris El Durra (jobnya : majalah_kerja bareng divisi karya; menjadikan Pelangi sebagai ‘WRITING SERVICE’)

Setelah rekomposisi usai, kita pun membahas MIMPI-MIMPI PELANGI selama satu tahun ini :
1. Buku Fiksi dan NonFiksi (akhir tahun 2011…semoga semua anggota Pelangi sudah bisa melaunching 2 buku di tahun ini. Amin)
2. Menjadi “WRITING SERVICE”/ jasa penulisan…target Juli 2011.
3. Bikin “SANGGAR BACA PELANGI”. Bismillah…target Agustus 2011.
4. Touring PELANGI yuk…Rumah Dunia-nya Gola Gong, Rumah Cahaya-nya Asma Nadia, etc…(pengin sangat!!!)

Pembahasan selanjutnya, konsep majalah. Setelah melalui pembahasan yang cukup sengit, akhirnya dapat tema : “MENGGAPAI CINTA DENGAN SHADAQAH” dan beberapa orang didaulat untuk membuat ‘sample tulisan’ dalam beberapa rubrik yang pada akhirnya nanti diserahkan ke Kang Nass:
1. Cerpen : Mbak Eka
2. Artikel orang tua dan dewasa : Mbak Ummi
3. Kolom kreativitas anak : Mas Dwi
4. Shiroh : Mbak Ivon
5. Motivasi Usaha : Mbak Amrih
6. Kajian ayat : Erny
7. Desain cover : Kang Sofa
8. Ngasih motivasi, pemantik semangat dan mengirim doa-doa terbaik: Nungma, Cemut, Ayu, Mbak Fitri, Mbak Santi, Mbak Fu’ah, Mas Tyo, Mas Ruri, Mbak Nury, hehehehe…^^v

Bagi yang bertugas di atas, ingat ya…ini amanah berat (halah), kalian membawa nama baik Pelangi. hihihi…so, SEMANGAT!!! (Nung sudah menjalankan tugas nih…). Dan ingat, Jum’at naskah yang sudah ditulis dikirim ke emailnya kepala suku. Don’t porget ‘n ampun kesupen!!!

Tak terasa sudah jam 17.15, kebersamaan Keluarga Pelangi harus diakhiri. Mengingatkan juga tugas minggu depan : masing-masing membawa buku (dibungkus pakai koran yak…), yang nantinya akan ditukarkan. Kita bakal kado silang buku nih!!! Sekalian belajar tentang “METAFORA”. Mau tahu itu jenis makanan apa? Nantikan kelezatannya di pertemuan pekan depan…

Ending yang sangat membahagiakan : FOTO-FOTO!!! Ah, mendokumentasi hidup itu penting… sangat penting!!! (bukanbermaksudnarsis.com). ^^b!
Demikian reportase dari HUMAS…cihuy…CU next week!!!

Logistik siang ini :
Jeruk anget, roti pia kacang hijau, ada roti bolu, nagasari, permen, tahu bacem, onde-onde… macem-macem lah!!! ^^

Presensi hari ini :
• Yang datang :
Kang Fachmy Casofa, Mas Tyo, Mas Ruri, Mas Dwi, sama temennya Kang Sofa dari Penerbit AQWAM (nung lupita namanya sapa), Nungma, Diah Cmut, Ayu’, Mbak Fu’ah, Mbak Ivon, Mbak Nury, Mbak Santi, Mbak Anik, Mbak Eka, Mbak Ummi, Mbak Fitri, Erny, Mbak Amrih. 18!
• Yang gak datang :
Mas Aris El Durra (ijin manasik haji dan ngurus agenda Ust. Yusuf Mansur di Sukoharjo), Bunda Eny (masih cuti melahirkan), Pak Wiwid (ada agenda keluarga), Mas Benny (Nung gak tahu ^^). 4!

Ada info dari Kang Nass :
• Ahad pagi di Sunday Car Free Day tanggal 20 Februari 2011 ada aksi SOLOXTRAVAGANZA!!! Keluarga Pelangi diajak diskusi sama Kang Nass, so…jam 6/jam 7 Ahad pekan depan kita “menggila” lagi di depan Taman Sriwedari. So, siapkan LOGISTIK terbaik kalian…piknik lagi yuk…^^v.


[Keisya Avicenna, 14 Februari 2011…Humas’z crew]

CINTAKU ADA DALAM SENYUMANNYA

by Norma Keisya Avicenna on Thursday, February 10, 2011 at 6:47pm
Dalam derap langkah lalui jalan ini..
Terasa nyata cintaNya ada..
Menelusup ke dalam relung hati..
Membuka tabir pekatnya nurani..

Sudah tak terbilang syukur yg terucap..
Saat malam kembali bergulir..
Bersama rindu yg terendap..
Membawa cinta yg terukir..

Cintaku ada dalam senyumannya..
Saat kutatap langit penuh kekaguman..
Sabit dalam lengkungan senyuman..

~Menanti mie goreng special sambil menatap langit..laper.com!^^v~

"CINTA VALENTINA" [Lomba FF Bukan Cinta Ala Valentin's Days]



CINTA VALENTINA
Oleh : Keisya Avicenna


“Minyak atsiri kebanyakan diisolasi dengan cara destilasi uap. Selain murah, senyawa yang terkandung di dalam minyak atsiri tidak mengalami perubahan selama proses destilasi uap. Oke, ada yang tahu apa itu destilasi?”tanya Kak Dani, koordinator asisten laboratorium (aslab) Kimia Organik kepada para mahasiswa semester dua Biologi yang diampunya pada praktikum kali ini.
Dinda,yang satu kelompok denganku menjawab,“Destilasi merupakan pemisahan campuran berdasarkan perbedaan titik didih.”

“Ya, betul sekali.Pada praktikum kali ini kita akan melakukan proses destilasi uap pada serbuk temulawak untuk mengisolasi minyak atsiri yang terkandung didalamnya. Sekarang setiap kelompok bisa mulai bekerja, kalau ada yang kurang jelas bisa bertanya kepada asisten,”Kak Dani mengakhiri penjelasannya.
Kak Dani,mahasiswa jurusan Kimia,dua tingkat di atasku.Dia pernah menjadi juara satu Mahasiswa Berprestasi di universitas ini.Tak heran jika banyak yang ngefans.Sudah cakep,aktivis organisasi,pintar pula.
Sekarang aku seperti memutar kembali ‘sebuah rekaman skenario kehidupan’ yang telah dituliskan-Nya untukku 3 tahun lalu…

***
“Tina, tunggu!”
Aku menoleh ke belakang mencari sumber suara.O, ternyata Kak Dani.Ia sedikit berlari menghampiriku.
“Tadi aku mencari kamu di kelas, tapi gak ada,”kata Kak Dani sambil mengusap peluhnya.“Ada bingkisan special yang mau aku berikan. Ada juga undangan perayaan Valentine nanti malam.Aku akan sakit hati jika kamu menolaknya. Aku sayang kamu Tina. Selamat Hari Valentine.Selamat Hari Ulang Tahun, Tina.”Dani menyodorkan sebuah kado berbentuk hati berwarna pink.Cantik.
“Mohon maaf, Kak.Tina tidak bisa menerimanya,Tina harus segera pulang.” Tina sedikit berlari meninggalkan Dani yang hanya diam seribu bahasa tanpa mampu mencegah kepergian adik kelas yang sekaligus pacarnya sejak 8 bulan yang lalu itu. Saat itu Tina kelas 1 SMA dan Dani kelas 3.
Dani bingung dengan perubahan sikap Tina. Ia selalu berusaha menghindar. Puncak kebingungan Dani saat Tina menolak kado Valentine pemberiannya itu dan ajakan untuk merayakan Valentine bersama teman-temannya.

“Aslm.Wr.Wb.Kak,Tina ingn menyampaikan sesuatu yg penting.Tina skrng sadar Kak, hubungan qt slma ini salah.Cinta ini blm waktuny qt gunakan.Tina takut melampaui batas.Tina ingn Kak Dani fokus mempersiapkan Ujian Nasional.Mohon maaf Kak,qt lebih baik jd sahabat sj.Dan skrg Tina tdk merayakan hari Valentine,perayaan itu bisa membahayakan akidah qt.Tina ingin menempatkan cinta Tina kpd Allah sbg cinta tertinggi yg tak terbandingi.Namaku memang Valentina, Kak.Tapi aku ingin menjadi muslimah yang baik.Sekian.Wass.Wr.Wb.”
SMS dari Tina, membuat gerimis di hati Dani…
***
“Tin,hayoo…ngalamunin apa?Buruan bantu merangkai alat destilasinya nih!”,kata Dinda membuyarkan lamunanku.“Oh, eh, iya…ayo-ayo aku bantu”.
Kak Dani berkeliling untuk mengecek kinerja para praktikan.Sampailah ia di meja praktikum kelompok kami.“Kalian memasangnya kurang kencang,perhatikan bagian ini.Seharusnya dipasang seperti ini,”jelas Kak Dani sambil membenarkan pemasangan alat destilasi itu.Aku memperhatikannya, sesekali curi-curi pandang. Ah,dia sangat luar biasa.Tapi itu kisah klasik masa lalu. Semoga sang waktu sudah bisa menyembuhkan luka itu.Aku melirik Dinda.Dia memperhatikan aslab itu dengan pandangan terkagum-kagum.
Aku tidak menyangka bisa bertemu Kak Dani di Fakultas MIPA.Ia sekarang jadi aktivis masjid di kampus.Kak Dani sudah banyak berubah.
Ah,masa lalu itu...

Perlahan Tina melangkah,beristighfar,menyesali masa jahiliyah yang sempat dilewatinya,sambil membetulkan letak kerudung yang sudah dua tahun ini lekat menutup rambutnya.Namaku Valentina,tapi aku ingin menjadi muslimah yang baik.
***
Getar cinta, sebuah reaksi kimiawi yang memesona.Ketika ikrar cinta sudah diproklamirkan bahwa kasta cinta tertinggi hanya untuk Ilahi, semuanya akan berakhir indah suatu saat nanti…


-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
FF ini diikutkan dalam Lomba FF Bukan Cinta Ala Valentine’s Day
BIODATA SINGKAT

Keisya Avicenna adalah nama pena dari Norma Ambarwati, S.Si. Terlahir kembar pada tanggal 2 Februari 1987. Saat ini berprofesi sebagai pengajar SD di Ganesha Operation Solo. Menguatkan azzam untuk menjadi seorang penulis dengan bergabung di Forum Lingkar Pena (FLP) Solo Raya angkatan ke-7 (FLP Pelangi). DNA (Dream ’N Action) menjadi salah satu motto hidup saya. Senang membaca, menulis, menggambar, membuat puisi, mengisi training, koleksi buku, berpetualang, melihat bintang, berkontemplasi, dan melakukan hal-hal yang menantang serta full inspirasi. Berdomisili di Banaran Rt 02/X Wonoboyo Wonogiri ini bisa dihubungi di keisya_avicenna@yahoo.com, webblog : http://nungma.blogspot.com, HP : 085647122033

***
Lomba FF Bukan Cinta Ala Valentine's Day!
(Say No Valentine!)

Lomba ini diadakan untuk menolak hari Valentine yang sering dirayakan oleh anak muda pada tanggal 14 Februari, soo mari kita murnikan kembali cinta kita bukan sekedar ikut-ikutan merayakan tradisi jahiliyah tersebut.

Lomba ini akan diambil 3 pemenang yang akan mendapatkan masing-masing 1 buku Cinta Monyet Never Forget dan buku lainya (menunggu donatur), 30 naskah FF yang memenuhi syarat, akan kami coba untuk mengirimkan ke penerbit, semoga bisa jadi buku ya!

So...menulis FF: Bukan Cinta Ala Valentine Days

1. Peserta bebas tanpa batas usia
2. Tema tentang menolak acara valentine.
3. Ketik 300-500 kata, kirim tulisan (sebagai attachment/tidak menaruhnya di badan email) ke naqiyyah_syam@yahoo.co.id (sertakan nama, lengkap alamat, no telpon yang bisa dihubungi,) dengan SUBJECT: Lomba FF Bukan Cinta Ala Valentin's Days
4. Naskah diterima paling lambat tanggal 15 Februari 2011 pukul 12.00.
5. Posting naskah tulisanmu (FF) di note fb juga info lomba ini dengan cover buku Cinta Monyet Never Forget tag Naqiyyah Syam Full dan minimal 20 teman lainnya.
6. Masing-masing peserta mengirim maksimal 2 Flash Fiction.
7. Semua FF yang masuk, baik menang ataupun tidak, akan dipertimbangkan untuk dibukukan.
8. Pengumuman Pemenang,insya Allah, tanggal 28 Febrauri 2011

Mari sukseskan FF ini, tolak tradisi jahiliyah dengan menulis!

Salam Kreatif,

Naqiyyah Syam

Info:
1. Tentang FF klink di http://www.facebook.com/note.php?note_id=200512953297002
2. Sejarah Valentine's Day di http://ugiq.blogspot.com/2010/01/sejarah-hari-valentine-mitos-valentine.html

UPGRADING NASIONAL FLP : “MEMBUKA GERBANG PROFESIONALISME” [Kaliurang, 4-6 FEBRUARI 2011]

10 Februari 2011










Jumat, 4 Februari 2011
Mimpi itu Jadi Nyata
Jumat petang pasca ngajar di GO Monginsidi, Nungma pulang ke kost gak dijemput Mas Dhody. Tapi pulang sendirian. Hm…seru juga euy…setidaknya banyak sekali perenungan sepanjang perjalanan. Termasuk episode ngajar sore ini. Benar-benar bisa menghidupkan kelas. Seru banget!!! Alhamdulillah, bisa menikmati rintik gerimis petang itu. Rencana mau pulang ke Wonogiri, tapi suara hati mengatakan ‘besok saja’. Nanti di rumah juga tidak efektif…(baca : kayak cuma numpang tidur doang) karena besok pagi-pagi juga dah harus ke Solo lagi. Yadah, agenda mudik dipending dulu. Hari Ahad saja pasca pertemuan FLP Pelangi. Turun gerbang Surya, mampir ke toko alat tulis dulu. Beli isi bolpoin. Inget kalau satu bolpoin kesayangan yang tiap hari dipakai untuk mendokumentasikan hidup sudah hampir habis. Selanjutnya beli makan malam…

Alhamdulillah, sampai kost juga…melepas penat sejenak, makan, sholat Isya’, tyuz nyalain doralepito. Rencana mau melanjutkan menulis ‘proyek Pelangi’. Ohya, tadi pagi sempat dapat SMS dari Mas Aris El Durra kalau hari ini beliau, Mas Aries Adenata, dan Mbak Rianna Wati akan menghadiri Upgrading Nasional FLP di Kaliurang Yogyakarta. Wah, seru banget mesti. Jadi mupeng sangaaaaat!!! Apalagi tadi sempat baca statusnya Mas El di FB kalau lagi Sesi 2 : “Dakwah Layar Kaca” bersama Kang Abik. Hmmm….pasti seru banget acaranya!!! Malam itu, sebelum melanjutkan menarikan jemari di atas keyboard doralepito, Nung sempatkan SMS para delegasi FLP Solo Raya itu. Nanya kabar disana n ngasih semangat. Ahay… ntah ada angin dari mana, tiba-tiba ada SMS yang mengatakan : “…kalau besok kamu nyusul gimana, bisa gak? Lumayan masih dua hari….”. whatz??? Beneran nih??? Setelah dapat penjelasan panjang kali lebar dari Mas El, akhirnya Nung minta izin ibu dulu buat berangkat besok ke Kaliurang. Bismillah…dan Alhamdulillah, dapat ACC. Jadilah Nung bersorak-sorai di kamar (eh, gak ding!). Siiiip, let’s prepare to “mbolaaaaaaang!!!”.

Setelah semua beres, sekitar jam 22.22 WIB bobo’ dah…(nulisnya baru dapat dikit, terpending dulu. Hehe). Malam ini mimpiku sangaaaaat indah….^^v

***
Sabtu, 5 Februari 2011
Ular Besi itu Membawaku Menjemput Impian…
Munajat di sepertiga malam yang luar biasa, terima kasih Ya Rabb atas kesempatan untuk menjadi lebih baik lagi hari ini. Bismillah….semoga!!! Sekitar jam 06.15, checking akhir dulu kemudian bersiap berangkat ke Stasiun Balapan, sempat ditelp Boz Aries Adenata dulu…(nitip obat. Haiyyah…). Alhamdulillah, tiap kali ketemu bangjo selalu warna favoritku lah yang menyala. Hijau!!! Dahsyat sangat dah...^^. Rintik kecil gerimis seolah menyenandungkan lagu kedamaian yang membahagiakan diri ini. Kebahagiaan yang sulit diungkapkan dengan kata-kata…

Beli tiket pramex (9.000) kemudian mampir minimarket dulu. Belum sarapan euy. Beli roti, wafer tango n coklat beng-beng. Kemudian sambil menunggu pramexnya datang, Nung duduk-duduk bersama para calon penumpang yang lain di deretan kursi panjang. Menikmati roti yang tadi dibeli sambil mendengarkan nasyid lewat earphone dari N5310 ku. Menangkap banyak “pesan” di lokasi itu. Alhamdulillah, pramex nya datang jam 06.55. Ambil posisi yang paling Nung suka, duduk di deket jendela. Alhamdulillah, bisa dapat gerbong yang khusus wanita. Bismillah, dan perjalanan pun dimulai…tak lupa mengabarkan yang di Jogja kalau dah di kereta n SMS panitia yang bertugas menjemput. Ternyata nanti mobil baru turun dari Kaliurang jam 10an. Whatz? Berarti kira-kira harus menunggu 2 jam. Kalau lancar sebelum jam 8 ni kereta pasti dah nyampe Stasiun Lempuyangan. Tapi…tenang saja, sudah banyak hal yang menari-nari di otak “si pembolang” ini. Ahay, “masa penantian” gak boleh berlalu begitu ajah!!!

Menikmati panorama di luar jendela.

“Kulayangkan pandangku melalui kaca jendela…dari tempat ku bersandar seiring lantun kereta. Membawaku melewat tempat-tempat yang indah, membuat hidupku menjadi riuh dan berwarna…”. Hehe…jadi bernostalgia dengan tembangnya PADI. Pada episode mbolang kali ini buku yang Nung bawa salah satunya novel “Cinta-Mu Seluas Samudra” –nya Mas Gola Gong. Sempat membaca beberapa bab di kereta, selebihnya banyak melihat pemandangan di luar kereta. Sempat bikin puisi juga yang tertulis di HP…^^.

Jejak yang Terpetakan di Lempuyangan
Stasiun Klaten lalu Maguwo…dan selanjutnya Lempuyangan. Yups, tepat jam 8 kereta sampai. Nung SMS Mas El dan memberitahukan ke panitia PJ yang nati njemput kalau dah sampai Lempuyangan. Menghirup udara pagi Jogja di luar stasiun. “Membaca’ suasana sejenak kemudian memutuskan untuk berjalan ke kanan. Sampailah pada sebuah warung soto. Sarapan dulu yak…^^. Sampai jam 08.40 di warung soto itu. Sempat mencatatkan ‘sesuatu’ di buku catatanku. Kemudian bertanya kepada ibu pemilik warung dimana letak apotik terdekat. Beliau bilang kalau dari warung itu sekitar 500an meter, di daerah Jalan Hayam Wuruk.

Hm, akhirnya setelah sarapanku usai, bergegas meninggalkan warung itu dan melanjutkan petualangan. Hehe…jalan kaki menuju apotik sekalian cari warnet terdekat. Ada email yang harus dikirim. Setiap kali bertemu tukang becak atau tukang ojek selalu ditawari untuk memanfaatkan jasa mereka. Tapi batinku selalu berkata, “Ah, 500 meter mah kagak jauh-jauh amat…hehe”. Sekalian riyadhoh juga. Menikmati setiap jejak yang terpetakan seiring langkah kaki yang berjalan. Akhirnya, sampai juga di apotik. Gak jauh kok ternyata n kayaknya gak ada 500an meter. Tanya yang jaga, ternyata “protecal defence” pesenan Mas Aden gak ada. Hm, yadah deh…sempet tanya-tanya juga di beberapa toko yang cukup besar di sekitar situ tapi juga gak ada. Selanjutnya, sekitar jam 09.00 Nung sampai di sebuah warnet. Cukup setengah jam saja di situ. Duh, agak lambreta juga. Coz komputernya masih tipe Pentium yang jadul. Hehe…tapi lumayanlah…^^

Jam 09,30 memutuskan kembali ke Stasiun Lempuyangan. Menurut rencana sih, nanti dijemput jam 10an. Yadah, masuk peron lagi, bayar 2.500. Duduk di tempat yang gak begitu rame. Tepatnya di depan warung makan, paling pojok. Mengeluarkan buku note ku n bolpoin. Sempat “menuliskan” sesuatu juga. Capek nulis, kemudian baca novelnya Mas Gola Gong lagi. Sesekali menikmati “ular besi” yang keluar masuk stasiun. Tiba-tiba ada yang ngagetin. E, ternyata Mulit, teman SMA. Hehe…kaget aku say!!! Gak sempet ngobrol karena dia rombongan sama teman-temannya dan mau ada acara di jogja juga. Kembali tenggelam bersama alur cerita di novelnya Mas Gola.

Tak terasa satu jam, 2 jam sudah berlalu…Nung pindah posisi tempat duduk. Pindah di peron bagian tengah. Sampai-sampai Nung lihat kereta pramex yang tadi pagi Nung naiki dah sampai lagi di lempuyangan. Sempat menangkap sosok seseorang yang Nung kenal, yang turun dari situ. Akhirnya PJ penjemput telpun n mohon maaf karena tadi masih harus nunggu mobil dan kebetulan jalanan macet. Akhirnya, mereka baru sampai jam 12.15. e, malah ketemu Mas Aries Adenata juga. Sempet bingung juga, kenapa beliau harus pulang ke Solo? Hm… (Nung belum jadi beli protecal defense pesananmu Mas…hehe).

Dan Kaliurang pun Bertasbih….
Naik mobil, duduk paling belakang. Ada 3 ikhwan di mobil. Mereka masih mahasiswa. 2 dari FLP Jogjakarta (Sobat dan satunya lupa), 1 nya dari FLP Riau (Indra). Banyak crita-crita seru di mobil. Nyambung juga dengan Indra karena dia tahu MITI (waktu itu Nung pake jaket MITI), dan kemarin sempat jaga stand waktu ada Seminar Nasional di IPB. Perjalanan yang menyenangkan…pemandangan kota Jogja dan Kaliurang yang sangat eksotis. Alhamdulillah, akhirnya sampai juga di VILLA TAMAN EDEN. Wow, dari luar aja dah WOW…bakalan seru nih!!! Diantar ke meja sekretariat. Registrasi dulu, mbayar, ambil cocard, kemudian diberi kunci kamar. Kamar Bougenville. Di room itu ada 2 kamar. Nung dapat yang kamar no.2. langsung deh kenalan dengan para penghuni terdahulu. Ada Floweria dari FLP DIY, Umbara FLP Semarang, Henny FLP Malang, Aisiyah FLP Madura, Ibu Mildaini dari FLP Bengkulu. Wah, bakalan heboh juga nih. Sholat Dhuhur dulu, kemudian makan siang berang di ruang makan. Di situ dapat kenalan juga, dari FLP Makasar.

Ohya, SMS Mas Aris El Durra kalau dah sampai ruang makan. Dah ketemu Mbak Riannawati juga. Koordinasi sebentar dengan Mas El. Karena jam 14.00 kita dah harus masuk ruang sesi. Akhirnya, diputuskan Mas El yang di komisi C (bagian fundrising, dkk), Nungma di komisi B (Kaderisasi).

Komisi B didampingi oleh Teh Maimon Herawati (Teh Imun) dan Kang Ganjar. Seru banget lah!!! Pending Ashar dan break, kemudian dilanjutkan lagi jam 16.00 bersama Kang Irfan Hidayatullah (mantan ketua FLP Jakarta, sebelum Kang Taufan E. Prast yang terpilih). Hm, gak nyangka euy bisa bertemu dan diskusi bareng Kang Irfan (dulu hanya bisa baca karya-karyanya, e…dalam kesempatan luar biasa ini bisa ketemu langsung!). masih bersama Kang Ganjar juga terus Mbak Sinta Yudisia (Nung baru nyadar kalau yang dari tadi duduk di samping Nung n sempat ngobrol juga itu Mbak Sinta. Xixixi. Maklum lah, coz foto ma aslinya agak beda. Sedikit pangling gitu. Hehe… terima kasih Mbak Sinta!!!). Nung benar-benar merasakan banyak ENERGI POSITIF di dalam agenda UPGRADING NASIONAL FLP yang mengambil tema : MEMBUKA GERBANG PROFESIONALISME” itu. Sip…..bersyukur bisa menjadi bagian dari acara ini.

Pending sholat Maghrib dan ISHOMA. Balik ke kamar. Banyak kejadian seru yang terjadi. Ah, Nung paling suka ketika bertemu dengan orang-orang baru dan kita bisa berdiskusi serta berbagi banyak hal. Gak nyangka juga bisa ketemu dengan Umbara di acara ini. Apalagi jadi satu kamar. Dulu kita sempat ketemu di UNS pas Nung jadi panitia Lomba Karya Tulis Ilmiah Se-Jawa nya SIM BEM UNS. Setelah beres n rapi, Nung berkunjung ke kamar sebelah (Bougenville 1). Tadi pas sholat Ashar sempat kenalan dengan rekan-rekan dari FLP Pati dan FLP Bali yang ada di kamar itu. Gak nyangka juga bisa bertemu dengan Mbak Wahyu. Pas kenalan : “Ini Norma Keisya Avicenna ya?”. Ah, ternyata dunia ini hanya seluar daun kelor.wkwkwk. Seringnya kita ketemu di FB pas ngomentari status/foto nya salah seorang sahabat yang ternyata masih tetangganya beliau. Padahal kita belum jadi friend juga di FB tapi nama masing-masing dah gak asing di FB. Ealah, malah ketemu di Kaliurang. Hm, skenario Allah begitu indah…

Setelah makan malam, kembali melanjutkan diskusi di komisi masing-masing. Malam itu, komisi B dapat ilmu tentang “MENYUNTING ITU PENTING” dari Kang Irfan Hidayatullah dan “CERDAS MENGEMAS PESAN SECARA SINGKAT” (Bahasa Jurnalistik) dari Teh Maimon Herawati. Beberapa materi nanti Insya Allah akan Nung tuliskan di bagian yang terpisah aja ya (note ini sebagai reportase perjalanan aja..hehe…).

Tak terasa sudah jam 22.00. Diskusi dulu dengan Mas El, banyak hal yang dibahas termasuk rencana muscab bulan Maret. Hehe…Jam 23.15, saatnya melepas penat. Ah, Nung masih belum percaya kenapa bisa sampai di tempat ini. Jadi ingat, dulu pernah menulis di buku mimpi, bisa ketemu penulis-penulis beken pluz produktif dan para penulis dari FLP se-Indonesia. Dan Alhamdulillah, impian itu bisa jadi nyata!!! Terima kasih, Ya Rabb…Have A Nice Dream….

Ahad, 6 Februari 2011
Napak Tilas Awan Panas [“Mengasah Pena Alam”]
Menikmati sepertiga malam terakhir di kamar Bougenville. Sekitar jam 02.30, hm…tengok kanan-kiri belum ada yang bangun. Yadah, Nung sholat dulu saja. Jam 03.00 baru bangunin mereka yang mau sholat. Malam yang syahdu…Menikmati ‘peristiwa Subuh’, kemudian bersiap-siap. Jam 05.30 dah rapi. Kemudian duduk-duduk di teras kamar sambil menghirup udara pagi Kaliurang yang sangat segar dan sejuk. Subhanallah…pemandangan yang sangat indah yang tertangkap dari lantai 2…

Wah, yang ikhwan dah ada yang jalan-jalan di bawah. Ada Mas El juga. Akhirnya, Nung ngajakin Umbara jalan-jalan juga. Tapi dia belum siap. Xixixi. Yadah, ngajak tetangga sebelah…sama 2 akhwat FLP Pati, kita riyadhoh pagi deh sambil mengabadikan moment alias foto-foto. Pas sampai gerbang depan wisma ada Teh Maimon Herawati, Teh Rahmadiyanti Rusdi, dan Mbak Lilo. Sip…mendaki gunung yuk…ada 4 orang ikhwan juga yang dah jalan di depan kita. Akhirnya gabung deh. MENGASAH PENA ALAM. Sampai juga di kawasan Kalikuning, bekas awan panas Merapi. Masya Allah, kondisinya separah itu…>.
Menikmati jadah tempe dan kerupuk kuning bareng-bareng. Akhirnya kami memutuskan untuk naik “kereta Batman” yang akan membawa kami berkeliling menikmati pemandangan di sekitar area. Yang ikhwan naik di tengah jalan (tadi mereka jalan duluan untuk pulang), mbak Wahyu yang nyusul juga kita angkut di tengah jalan, ada Mae juga (FLP Bogor). Hehe…asyiknya rame-rame. Tiap orang bayar 4.000. ehm, tapi terima kasih buat Teh Imun karena kita-kita dibayari. Asyiiiik….Sejauh mata memandang sangat indah dan luar biasa!!! Akhirnya, kita kembali ke Wisma, pas mau jalan turunan, malah ketemu Mas El lagi ngopi di pinggir jalan. Hehehe…kok malah sarapan duluan??? Sampai di depan wisma, sempet foto-foto dulu…laper juga karena aksi mbolang kita pagi itu. Saatnya ke ruang makan….^^b.

Ceremonial Milad FLP ke-14 [1997-2011]
Jam 08.00 kembali masuk ke ruang aula. Tapi berhubung acaranya belum mulai, akhirnya kita foto-foto dulu dan saling bertukar identitas. Hihi, lucunya pas manggil bukan nama, tapi daerah asal kita. Mbak Solo, Mbak Aceh, Mbak Bali….hehe…seharusnya pagi ini acara diisi oleh Mbak Helvy Tiana Rosa (HTR), tapi ternyata beliau berhalangan hadir. Hiks, padahal dah pengen banget ketemu. Ya sudahlah…mungkin timingnya belum TEPAT dan TERBAIK..^^

Acara diisi dengan pengisian form pendaftaran BSM dan pembuatan kartu anggota FLP. Sampai sekitar jam 11.00. Kemudian ada acara CEREMONIAL MILAD FLP. Sambutan-sambutan lalu ada penampilan nasyid dari SINTESA, pembacaan cerpen “Jejak-Jejak Sang Nabi” oleh Pak Bahtiar, kang Irfan tampil dengan nasyid MUPLA : “Wahai Hati” (dengan mata yang sembab…T_T…saya juga Kang…hiks..hiks…karena hanyut dalam pembacaan cerpen tadi, merindu Rasulullah…sangat!!!). Nasyid ini juga menjadi salah satu nasyid favoritnya Nungma!

Kemudian Kang Irfan tampil lagi bersama Mas Benny Arnas…”Rindu kami padamu, Ya Rasul…” (bikin merinding euy…^^). Selanjutnya ada pembacaan cerpen dari Mas Benny. Judulnya apa ya, Nungma lupa coz panjang banget. Hehe… Ada aksi balas pantun juga, monolog, sintesa tampil lagi dan diakhiri doa bersama. Setelah doa bersama ada pemotongan tumpeng oleh para pembesar FLP. Seperti Mbak Intan Savitri (Izzatul Jannah), Teh Maimon Herawati, Teh Rahmadiyanti Rusdi, Kang Irfan, dll. Potongan pertama diberikan kepada FLP Yogyakarta yang telah berjuang keras dalam penyelenggaraan upgrading kali ini. Salut buat rekan-rekan FLP Yogya!!! Potongan selanjutnya diberikan kepada FLP Lombok (yang tengah merintis dan sekaligus sebagai FLP termuda). Sipp…

Semoga dalam miladnya yang ke-14, FLP mampu menjadi organisasi kepenulisan yang lebih profesional dan produktif. Dan para ‘pejuang pena’ di dalamnya senantiasa mampu menjaga KEBERSIHAN NIAT dan AZZAM di jalan dakwah pena ini. Amin.

Karena Kata adalah Cahaya
Sesi selanjutnya foto-foto dan ngumpulin ‘motivasi’. Hehe…
1. To : FLP Solo
Semangat, ya! Tetap menulis! Tetap berkarya! Tetap bersama! [Sakti Wibowo]

2. Untuk FLP Solo : “Menulislah, akrabi realitas dan temukan Dia disana!” [Kang M. Irfan Hidayatullah]

3. Untuk FLP Solo : “Tarikan penamu dengan nurani, cerahkan umat. Keep fighting, keep writing, keep shining!” [Teh Rahmadiyanti Rusdi]

4. “Tidak begitu penting menjadi terkenal dengan menulis. Lebih penting menjadi terampil dan bisa memberi manfaat banyak melalui tulisan kita…” [Mas Koko Nata]

5. “Norma….Amal jariyahmu akan kau bawa mati, maka MENULISLAH!!!“ [Mbak Sinta Yudisia]

6. “Norma, mengarang juga tentang menciptakan kebahagiaan!” [Mas Benny Arnas], dll….
yang jelas, banyak ENERGI POSITIF di sini…dan aku sangat bersyukur karenanya!!!

Karena Setiap Pertemuan Pasti Ada Perpisahan…Ini Sunatullah!!!
Jam 13.30…makan siang bersama. Bareng Mbak Wahyu dan Niswa juga. Di samping makan, kita juga membahas perjalanan pulang nanti. Kita bertiga sepakat bareng naik pramex dari stasiun Tugu dan turun di stasiun Jebres. Mbak Wahyu mau pulang ke Jumantono (setelah 4 bulan tidak pulang) dan Niswa mau ikut Mbak Wahyu. Hari Selasa baru balik ke Bali. Siip….ocre deh!!! Pas asyik makan, Mas El telp. Beliau ngabari kalau pulang duluan bareng Mbak Riannawati. Jiaah, critane Nungma ditinggal mbolang lagi nih. Tak apalah, Nung juga dah punya teman mbolang pas pulang nanti. Hehe… hm, sedih juga euy…harus berpisah dengan rekan-rekan yang luar biasa dan para penulis yang luar biasa pula!!! Semoga suatu hari nanti Allah SWT berkenan mempertemukan kita kembali dalam kondisi yang lebih baik. Amin…

Jam 14.30 naik minibus yang sudah disediakan panitia. Perjalanan “turun” yang seru euy! Sempat terpejam juga, capek tapi seru…. Alhamdulillah, sampai juga di Tugu. Rombongan berpramex ria bertambah 2 ikhwan. Mas Lombok dan Mas Jambi. Hehe…^^. Kereta baru datang jam 16.15. Ternyata eh ternyata, Mas El dan Mbak Rian masih nunggu kereta di stasiun Maguwo. Wkwkwk, bakalan satu kereta juga nanti.

Banyak Cinta, Cita, dan Cerita di Pramex… (Antara Jogja dan Solo)
Wah, kereta penuh sesak. Bergelantungan deh… Saatnya “membaca” dan “menyerap inspirasi”. Menikmati perjalanan dengan pikiran dan hati yang “berbeda”…ada sesuatu yang “kubawa” saat pulang…nuansa yang “berbeda” dari sebelumnya ketika ku berangkat. Satu hal yang pasti…ada sesuatu yang harus dan harus aku perjuangkan!!!

Ternyata Mbak Rian dan Mas Sakti akhirnya naik kereta yang ke Madiun dan Mas El malah jadi satu gerbong dengan kita-kita. Hihi…konyol bangat lah….^^

Alhamdulillah, akhirnya sampai juga di kota perjuangan, Solo. Disambut rintik air mata langit yang menetes lirih…mencoba meluruhkan penat yang terendap dalam lubuk jiwa.

Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar!!! Dua hari kemarin benar-benar menjadi hari yang dahsyat dan luar biasa…

Terima kasih Ya Allah…skenario-Mu indah..sangat indah!!! Kawan, inilah aku…inilah diriku yang sedang berproses!!! Semangat Nungma….!!!

[Keisya Avicenna : “Menulis adalah menjadikan setiap huruf bermetamorfosa menjadi dzarrah kebaikan. Menulis untuk mendokumentasikan hidup…LET’S WRITE TO FIGHT!!!”]

SAAT ‘PENA KEKUASAAN’ MENULISKAN TANDA KEINDAHAN DI ATAS LEMBARAN KEHIDUPAN

04 Februari 2011




Sebuah Catatan Perjalanan Hari Kedua di Usia Seperempat Abad Kurang Satu

Aktivitas pagi yang luar biasaaaa…sibuk. Hehe. Hari ini tanggal merah, otomatis libur euy. Tapi Nung sedari pagi dah habis 2 buku. Baca maksudnya… Hehe…nylesein bukunya Asma Nadia. Sekitar jam 09.45 nyalain Doralepito. Rencana ‘satu jam saja’ nulis, tapi baru dapat setengah jam, seorang sahabat (satu kost juga), ngajakin jalan-jalan. Yadah deh...dari tadi pagi Nung juga dah bilang pengen banget hari ini “mbolang” menjelajah SoLo.

Akhirnya jam 10.30 kita berangkat. Sipsip…melewati sepanjang jalan depan Rumah Sakit Moewardi sampai perempatan Panggung…mencoba mengoptimalkan panca indera, menangkap “sesuatu” yang bisa diletakkan di hati. Ada beberapa hal unik yang berhasil Nung tangkap dan rekam di memori otak ini. Para musisi jalanan yang tengah beraksi di lampu merah dengan alat musik seadanya, wajah-wajah penuh gurat ketegaran dari para pedagang yang asyik menjajakan hiasan mobil yang lucu-lucu, ada seorang pria separuh baya yang selalu Nung lihat ‘mangkal’ di daerah itu. Nung jadi kepikiran dan pengin tahu kisah hidupnya. Beliau yang berjuang dengan satu kaki (maaf), selalu ada kruk kayu yang membantu menopang tubhnya. Tapi sayangnya, beliau perokok. Bagian ini yang Nung kurang suka. Hm, tapi tiap orang punya pilihan hidup masing-masing. Semangat Pak!!! (teriak batin Nung tatkala melihat beliau, untuk para tukang becak yang biasa mangkal disitu juga. Yang dulu pernah membantu Nung nyetop bis waktu mau mudik…). Ah, inilah perjuangan dalam hidup…Mereka yang rela ‘membanting tulang’ demi keluarga…(semoga keikhlasan dan rasa kesyukuran senantiasa bersemayam di dalam hati nurani mereka. Harapku…).

Tujuan perdana kita : ke PGS dan Beteng. Nung hanya ingin beli sepasang sepatu (yang murah tapi awet…^^v). Karena Nung bukan tipe shopingholic, belanja suatu barang ya kalau dah benar-benar butuh aja. Hehe…(lagi butuh sepatu soalnya, yang biasa dipake dah minta pensiun. xixi). Kelar beli sepatu, nemenin Fina milih-milih kain kebaya. Suasana Beteng n PGS siang itu cukup ramai, hari libur euy. Apalagi juga pas ada Sekatenan. Sekitar jam 12.15 kita beranjak ninggalin PGS. Lalu lintas di sekitar Gladag padat banget. Macet!!! Dengan penuh perjuangan, akhirnya kita bisa bebas meluncur. Target lokasi selanjutnya suatu tempat yang terletak di jalan Solo-Sragen. Kita sempat sholat Dhuhur di sebuah mushola kecil di tepi jalan. Kita berkenalan dengan 3 bidadari kecil yang lucu-lucu yang masih mengenakan mukena. Duh, imut-imut banget!!! (pengen tak culik…hehe). Sementara Fina menyelesaikan urusannya, Nung nunggu sambil menulis “sesuatu” di buku DNA nya. Buku yang tak pernah ketinggalan untuk selalu dibawa. Ungkapan isi hati, tepatnya. Ah, akhir-akhir ini banyak hal berputar-putar di kepala….

Ya Rabb, hanya kepadaMu hamba memohon petunjuk, berikanlah hamba kemudahan dalam setiap urusan. Amin.

15’ kemudian…Fina datang, kemudian kita pun melanjutkan perjalanan. Mendung hitam semakin bergelayut. Tetes-tetes air mata langit perlahan namun pasti mulai berjatuhan menghujam bumi. Perlahan, kemudian mulai menderas. Akhirnya, kita berteduh di warung soto kwali daging sapi Bu Pur di Jalan Adisucipto, sekalian makan siang. Enak, porsinya pas, murah lagi…cuma 1500 tiap 1 mangkok imut. Bener-bener kuliner yang mak nyuz dah…(kapan-kapan makan disini lagi ya Fin!!!). Sementara di luar sana hujan masih menderas…kita tenggelam dalam sensasi rasa yang luar biasa, menghangatkan sekaligus mengenyangkan. Alhamdulillah…

30’ kemudian…hujan dah mereda. Perjalanan dilanjutkan menuju Pameran Buku Nasional di Goro Assalam. Pengunjung siang itu juga cukup banyak. Bertemu dengan beberapa sahabat, hah..salah satunya ketemu Mas Cowie (FLP Pelangi) yang lagi nangkring di depan bapak2 yang lagi nyampulin buku. Biz itu dia sms minta traktiran…jiaaan, bener2 setipe sama Mas Tyo ni orang. Wkwkwk…gak janji lah yaw!! Kan dah lewat sehari…kesempatan makan gratis itu dah hangus. Kecuali bakal ada ‘kejutan’ lain. Hohoho… menikmati kunjungan dari satu stand ke stand yang lain. Sebenarnya banyak buku yang pengin dibeli…hm…tapi direm dulu, nanti aja nunggu Solo Islamic Book Fair bulan Maret. Nung cuma beli 2 buku masing2 harganya 5.000. hehe…murah tapi lagi ‘butuh’ bacaan kayak gitu. Yang penting isinya dahsyat dah!! Prioritas utama ke Goro mau beli jilbab-jilbab pesanan Mbak Eli yang sekarang jadi PNS di Pulau Borneo. Titipan beliau coz nyari jilbab kayak gitu cukup susah disana.

Hm, sebenarnya sore ini rencananya mau ada meeting Nibiru Readers Solo di kantin Goro. Tapi gak jadi, para 4’unyu (Kang Fachmy Casofa, Mas Aris El Durra, Ayu’, n Diah Cemut) pada sibuk mengasah pughaba masing-masing. Tetep semangat 5’unyu!!! ^^v.

Sekitar jam 15.30 hujan turun dengan sangat deras disertai angin…ngeyup dah kita sambil duduk-duduk di areal panggung. Sesekali diterpa sapuan air yang terbawa angin. Dingin juga euy…apalagi Nung gak pake jaket waktu itu. Mengedarkan pandangan berkeliling. Ada panitia yang lagi sibuk menghalau air agar tidak memasuki areal panggung, mengelap sofa-sofa yang basah, menjaga soundsystem, kemudian sosok adik-adik TPA yang mau mengikuti lomba hadrah, dan di belakang Nung ada suami-istri (masih muda kelihatannya) yang sedang asyik bercengkerama sambil menikmati kentang goreng. Duh, jadi kepengen… Kepengen kentang gorengnya!!! ^^v

Sekitar jam 16.00 hujan mulai mereda, meski masih menyisakan rintik. Akhirnya Nung dan Fina memutuskan untuk segera beranjak dari Goro. Jam 16.30 Fina juga mau ngelesi. Akhirnya, Nung diturunkan di pinggir jalan (sakne banget euy…hehe…) pulangnya Nung gak bareng Fina. Nung naik ATMO. Di tangan kiri pegang helm, tangan kanan bawa plastik berukuran sedang yang berisi sepatu dan jilbab-jilbab Mbak Eli.

Naik ATMO, Nung langsung mengambil posisi tempat duduk terdekat yang masih kosong, kebetulan di dekat pintu. Setelah duduk dengan posisi ternyaman, Nung mengedarkan pandangan. Hm, Subhanallah…ternyata yang duduk di samping Nung seorang pria setengah baya, bapak-bapak, dengan baju koko warna putih dan celana biro dongker, bersandal jepit, rambut dengan kolaborasi dua warna, hitam dan putih. Ada tongkat besi lipat yang dipegang erat dalam genggaman tangannya. (maaf) Bapak itu buta.

Seketika hati Nung luluh, gerimis…Batin ini berucap, Ya Rabb…nikmatMu yang mana lagi yang akan ku dustakan??? Mata Nung sempurna (meski sejak kelas 2 SMA harus pake kacamata, gara-gara terlalu maniak sama sebuah benda bernama BUKU)…Nung masih bisa melihat semua kebesaran-Mu, Nung masih bisa menangkap setiap warna yang Engkau lukiskan dalam kehidupan ini…sedangkan sosok yang ada di dekat Nung sekarang? Hitam, kelam, gelap…mungkin itu yang mewarnai penglihatannya secara fisik. Tapi Nung yakin, mata hati Bapak ini begitu bening, tulus… mata batin yang terang, bercahaya…

Nung mencoba memulai percakapan….
“Bapak badhe tindak pundi?”, tanya Nung.
“Ajeng teng Putri Ayu, mbak,” jawab Bapak itu.
“O…”, Nung bergumam.
“Lha Mbake ajeng mandhap pundi?”, tanya beliau.
“Sekarpace, Pak. Ajeng teng wingking kampus UNS”

Diam sesaat. Nung merenung cukup lama. Kemudian Nung jadi ingat sebuah nasyid : “JANGAN AMBIL PENGLIHATANKU”. Astaghfirullah, mata yang sempurna ini seringkali lalai, melihat yang tidak sepantasnya dilihat…(Ayo, lebih istiqomah jaga pandangan!!!). Selesai Nung bersenandung dalam hati…(tak terasa ada bulir bening di sudut mata ini) naiklah sesosok pemuda dengan rambut sedikit gondrong, tangan kirinya mengapit sebuah kruk kayu. Ya Rabb, lagi-lagi Engkau mengingatkan untuk banyak-banyak bersyukur atas kelengkapan fisik pada diri ini. Pemuda itu berjalan melewati sampingku dan duduk di jok kursi bagian belakang.

“Bapak dalemipun pundi?”, tanya Nung lagi.
“Kartosuro Mbak…”
“Namung kiyambakan to Pak? Putri Ayu niku pundi to Pak?
“Nggih mbak. Pun biasa. Putri Ayu niku sa’wetane Diamond, Mbak,” jawab Bapak itu sambil membenarkan posisi duduknya. Sesekali mendengarkan suara sang kondektur, mungkin untuk memastikan kalau tempat dimana beliau harus turun tidak terlewat.
“Lha dhateng Putri Ayu ajeng nopo, Pak?,” tanyaku semakin penasaran.
“Pados pasien Mbak…”
“O…pijet nggih Pak?”, tanyaku mencoba menebak.
“Nggih Mbak.”

Deg…di balik keterbatasannya, beliau sangat bersemangat untuk bekerja. Nung jadi mikir, bagaimana cara beliau pulang nanti??? Siapa yang akan mengantarkan beliau pulang….??? Ah, pertemuan singkat dengan bapak itu membuat gerimis di hati Nung semakin menderas saja, bersamaan dengan hujan di luar sana yang juga semakin menderas…Ya Rabbi…

Sampai di daerah Diamond, Nung bilang ke bapak itu kalau dah sampai Diamond. Kemudian beliau bersiap turun, ATMO berhenti di depan Pizza Hut. Agak kebablasan dikit. Hotel itu di sebelah kiri Pizza Hut. Tapi Nung lihat kayaknya namane bukan Putri Ayu deh. Putri apa gitu, Nung lupita. Sebelum bapak itu turun, Nung sempat bilang: “Ngatos-atos nggih Pak…”. Bapak itu tersenyum…(Jaga beliau, Ya Allah…). Detik selanjutnya, Nung tenggelam dalam “sebuah perenungan yang mendalam”…

Menikmati perjalanan ke kost dengan pikiran dan hati yang ber”MUHASABAH”!!! mengingat efisiensi waktu, Nung lebih memilih naik becak. Melihat senyum dari Pak Becak yang Nung naiki seakan memancarkan suatu semangat tersendiri. Seolah senyum itu mengisyaratkan: “Hidup itu penuh perjuangan, Nungma…!!!”. Ah, dah lama Nung gak naik becaknya Pak Katno….tukang becak dengan senyumannya yang khas. Sampai gerbang Surya, Nung turun, menyerahkan ongkos becak dan mengucapkan terima kasih. Ada beberapa barang yang harus Nung beli di toko Plenthon, setelah selesai Nung kembali berjalan ‘di bawah hujan’. Hujan-hujanan euy. Baru kali ini tas Nung tidak berfungsi sebagai kantong ajaib. Biasanya apa-apa ada. Termasuk payung. Kebetulan tadi pake tas kecil, bukan tas yang biasa Nung pake ‘mbolang’. Sekalian mampir beli maem…sesampai di kos jam 17.15. Belum ada orang. Sendirian. Langung naik ke lantai 2…dan apa yang Nung lihat…Subhanallah, rona jingga yang melukis langit, meski rintik gerimis masih membasahi bumi. Ya Rabb, Nung masih bisa menjadi saksi mata lukisan-Mu yang begitu istimewa, penuh cinta…SENJA!!!

“Aku sangat mencintai senja, seperti aku mencintai inspirasi-inspirasiku…Keremangan senja, selipkan sejuta hampa rasuki jiwa…karna rinduku belum usai…kerinduan yang belum tntas…tetapi kehadiranmu SENJA, meski sebentar namun membekas..”

Banyak hikmah hari ini….Terima kasih Ya Rabb….
Berjalan di muka bumi membuat kita belajar untuk bisa membaca “buku penciptaan” yang terbuka lebar untuk kemudian menyaksikan bagaimana PENA-PENA KEKUASAAN menuliskan tanda-tanda keindahan di atas lembaran-lembaran kehidupan. Sekali waktu, lakukanlah perjalanan untuk menyegarkan kembali suasana hidup, untuk melihat perihal dunia di luar dunianya, untuk melihat hal-hal baru, dan tempat-tempat yang lain. Perjalanan adalah sebuah kenikmatan tersendiri…dan aku sangat mencintai aktivitas ini…karena hidup itu “berjalan, mencari dan menemukan”…

[Keisya Avicenna, 3 Februari 2011…”TEPAT dan TERBAIK”, dua kata yang sangat kucintai!!! 23:03 WIB @Zona Nostalgia Romantic]

MENGUMPULKAN YANG TERSERAK : DI PENGHUJUNG DUA TIGA

02 Februari 2011

DI PENGHUJUNG DUA TIGA [1]
by Norma Keisya Avicenna on Tuesday, February 1, 2011 at 1:53pm
Sehabis hujan, ia tengadahkan kepala..
Berharap pada hamparan mega ada lukisan pelangi di angkasa..

Imajinasinya menyentuh langit,
Mencoba menawarkan hati yg sendiri..
Ketika kesunyian benar-benar tlah sampai pada titik terparah!!

Bibirnya mencoba mengeja senyum..
Sepasang matanya masih seperti cermin..
Membinarkan harapan..

Menuliskan sebuah nama dengan kesyahduan..
Dengan cinta yg menyeluruh..
Tapi sekali menulis,berkali-kali ia hapus..
Absurd!!

Di penghujung dua tiga..
Ada yang mengkristal dibenaknya..

[Keisya Avicenna]

DI PENGHUJUNG DUA TIGA [2]

by Norma Keisya Avicenna on Tuesday, February 1, 2011 at 2:57pm
Rintik gerimis belum usai..
Tatapan itu masih memancarkan keteguhan,ketabahan,dan kematangan..

Seolah-olah pengalaman hidup menyiapkan dirinya untuk selalu siap menjawab pertanyaan..

Berharap akan ada senyuman paling melegakan sepanjang hidupnya..

Di penghujung dua tiga

[Keisya Avicenna]
@GO Veteran..menatap rintik air mata langit smbl mengamati keceriaan adik2 bermain d ruang diskusi..



DI PENGHUJUNG DUA TIGA [3]
by Norma Keisya Avicenna on Tuesday, February 1, 2011 at 4:52pm
Pada halaman catatan hariannya yg retak..
Seolah ada yg menculik huruf-huruf rapuh
Mengabadikan detik-detik yg terlampaui..
Inikah yg ia sebut masa lalu??

Membesarkan denyut..
Menasbihkan maut

Sebab ia takkan berhenti untuk memilih..
Meski senyap dalam harap..
Itulah cintaku yg masih rahasia..

Pada hening yg mengendapkan wangi surga..
Meneteskan rindu dalam bait-bait doa..

Di penghujung dua tiga..

[Keisya Avicenna]

Kelas MENDEL@GO VETERAN..saat menikmati 15'break..

DI PENGHUJUNG DUA TIGA [4]
by Norma Keisya Avicenna on Tuesday, February 1, 2011 at 6:56pm
Diam-diam ia terpesona pada kemurahan langit..

Dalam kelamnya meski tiada rembulan dan kerlipan bintang yg bertahta..
Tapi ia mengagumi apa yg tertangkap di pandangan matanya..

Saat malam menepi..
Ia coba mengerti..
Kala bertahan pada arus rindu..
Mengenang kisah indah masa lalu..

Saat cahaya mengeja kelam..
Sepuluh ribu malaikat berjaga di tiap kedip mata..

Sebelum pagi menyempurnakan harumnya..
Pada segenap jejak yg tersisa..

Di penghujung dua tiga..

[Keisya Avicenna]

@GO Veteran..d ruang pengajar,menanti jemputan kakak tercinta..
DI PENGHUJUNG DUA TIGA [5]
by Norma Keisya Avicenna on Tuesday, February 1, 2011 at 7:59pm
Cinta menitipkan rindu pada hujan..

Pada suatu masa penuh cinta..
Dalam renungan panjang penghambaanku padaNya..

Untuk ruang kecil bernama "HATI"..
Biarkan ia memecah sepi..
Mencoba hadirkan pendar cahayadalam nurani...

Merangkumnya dalam untaian dua kata : "TEPAT dan TERBAIK"

Di penghujung dua tiga..

[Keisya Avicenna]


@Warung Bu Darmo sehabis ngajar di GO,saatny menanti lele bakar..smbil menikmati rintik gerimis..