HISTERIA SEPANJANG SLAMET RIYADHI

31 Maret 2011

Rabu, 30 Maret 2011
Ah, tak terasa sang waktu bergulir begitu cepat. Hampir sampai di penghujung bulan Maret. Jadi ingat dengan tema Maret yang tertulis di lembaran targetan tiap bulan dan di Buku DNA-ku (Dream ‘N Action!):
MARET: Semangat [M]enja[A]di p[RE]diktor [T]erbaik, ‘tuk [M]erangkai k[A]rya, [RE]alisasikan impian, [T]otalitas ber-A.M.A.N.A.H!!!

Tak terasa sudah 3 bulan setelah hari itu. Aku hanya bisa tersenyum…dan merasakan betapa scenario Allah SWT sangat indah. Sebaik-baik rencana kita, jauh lebih baik rencana Allah untuk kita. Aku yakin, ini hanya bagian dari kebahagiaan yang Dia tunda untukku. Hingga nantinya waktulah yang akan menuntunku sampai pada suatu masa yang TEPAT dan TERBAIK. Semangat merangkai karya! Semangat tuk wujudkan impian tahun 2011!^^

Melihat agenda yang tertera di kertas jadwal pengajar Ganesha Operation, siang ini aku dapat jadwal piket jam 14.00. Jam 13.00 aku sudah siap berangkat. Seperti biasa tas EXPORT hitam backpackerku selalu menemani kemanapun aku beraktivitas. Salah satunya mengajar. Mungkin aku yang agak berbeda dengan pengajar yang lain. Hihi…kebanyakan mereka memakai tas yang “feminim” bangetlah. Gaya ibu-ibu atau ala wanita karier, pokoknya yang girly banget. Tapi meski aku punya dua tas model kayak gitu tapi aku lebih suka pake tas punggung. Pokoknya yang sporty! Dan itu “Nungma banget”. Coz dari dulu kata ibu tuh, SUPERTWIN selalu identik dengan bawaan yang “mbrengkut”. Hihi…pakai tas GD kan bisa bawa banyak, termasuk buku bacaan. Benda yang wajib ada di dalam tas, selain Al Qur’an, air putih, buku DNA, dan payung. Serasa punya kantong ajaib DORAEMON-lah.

Kulangkahkan kakiku di Jalan Surya Utama, daerah belakang kampus UNS. Tiba-tiba aku dikejutkan oleh suara seorang muslimah yang menghentikan sepeda motor Shogun birunya di sampingku.
“Assalamu’alaikum. Mau kemana Ukh?”, tanyanya. O…ternyata Aulia, sahabatku saat beramanah di Studi Ilmiah Mahasiswa (SIM) dulu.
“Wa’alaikumsalam.Wr.Wb. eh, Aul! Mau ke Sekarpace,” jawabku sambil tersenyum.
“Ayo, Ukh tak anter sekalian. Aku juga mau beli bensin,” kata Aul, kemudian aku pun “nebeng” dia sampai Sekarpace. Hihi…Alhamdulillah. Jazakillah khoir ya Ukhti…^^v

Naik ATMO dari Sekarpace sambil ndengerin nasyid yang menghentakkan semangat! Di luar sana hujan, Cinta! Benar-benar menikmati denting melodi air mata langit yang perlahan kemudian menderas, menghujam bumi. Damai banget rasanya! Turun di depan kantor pemadam kebakaran. Aku urungkan niat untuk membuka payung. Ah, aku ingin berjalan di bawah rintik gerimis. So nice moment!!!

Alhamdulillah, sampai juga di GO. Menyapa Bu RL, Bu DI, dan Bu NA. Tumben sampai jam 14.30 belum ada siswa yang datang minta jam tambahan pelajaran atau sekedar nanya PR. Yadah, aku memanfaatkan “free time” itu dengan mencoret-coret note kecilku. Judul yang tertera “HARAPAN dan IMPIANKU UNTUK FLP SOLO RAYA”. Aku pun tenggelam dalam semangat “MARET”-ku. Terpending sejenak karena ada dik Mega (siswi kelas 6) yang minta dikoreksi jawaban UKK Matematikanya. Sip…aktivitasku itu sempat terganggu karena aksi Sherina (siswi kelas 5) yang menggelitiki aku dari belakang. Jiaan…Sherina itu sering banget ngasih aku coklat. Hehe. Mbak Bella datang. Kita sempat ngobrol-ngobrol, tapi hanya sebentar. “Mbak Bella, aku pengin sharing banyak banget ma kamu! Kapan?”

Jam 15.30 bel masuk berbunyi. Hari ini aku mengajar di kelas 6UNR1. Kelasnya Agatha dkk di EINSTEIN. Seru banget euy. Kita membahas soal-soal UASBN Matematika dan Bahasa Indonesia. Di sela-sela pembahasan, aku kasih “break permainan”. Wizzz, pokoknya gayeng banget suasana KBM sore itu. Pasca mengajar jam 17.45, ada 2 orang siswa kelas 4 yang menodong PR ketika aku keluar dari EINSTEIN. “Bu NM, ajarin PR Bahasa Jawa dong!”. Hadeeeh… mendingan bahasa Arab atau bahasa Inggris dah daripada bahasa Jawa. Xixixi….akhirnya aku bawa mereka ke kelas NEWTON.

“Berapa soal dik PR-nya?”, tanyaku. Yang satu njawab, “60 soal ni, Bu!”. Gubrak! Yang satunya, “LKS, Romawi I-III, Bu!”. Gubrak lagi!. Hihi…yadah aku pun menikmati proses membantu mereka mengerjakan PR. Mengandalkan daya ingatku tentang bahasa Jawa. Ada bagian nulis Jawa juga, kalau yang materi ini mah aku masih ingat, tapi kalau sudah pewayangan atau istilah-istilah yang njawani banget, banyak yang lupa euy. Akhirnya, aku SMS Babe tanya 3 soal yang aku gak ngerti ‘n lupa apa jawabannya. Hihi…Babe pun membalas dengan sangat eksprezz! Tengkyu Babeku chayang! ^^v

Setelah sholat dan selesai membantu para siswa mengerjakan PR, aku pun melangkahkan kaki ‘tuk pulang. Menuju Jalan Slamet Riyadhi. Ah, sebenarnya tadi pengin banget ngajak Mbak Bella makan malam di warung nasi uduk kota barat. Tapi pas istirahat ngajar, aku gak ketemu beliau ‘n pas selesai ngajar kayaknya beliau pulang duluan. Yadah, akhirnya aku beli nasi uduk sendiri. Dibungkus! Gak enak kalau makan sendirian gak ada teman ngobrol. Berpayung ria di bawah rintik hujan. Menikmati gemerlap lampu dari kendaraan yang berlalu lalang.
Menanti angkot 01 di “tempat biasa”. Di tempat itu pula, aku sering mencuri dengar obrolan para tukang becak. Tak jarang mereka menawarkan jasa becaknya kepadaku. Tapi dengan halus selalu aku mengatakan, “Mau ke daerah kampus UNS kok, Pak. Jadi naik angkot saja!”. Ah, kapan-kapan mbecak sampai kampus seru kali ya? Hehehe…dijamin langsung pijet tukang becaknya! Hadeh…

Dari arah barat, muncul dua buah angkot 01. Sempat terjadi kemacetan kecil. Aku sempat bingung juga harus naik yang mana. Angkot yang 1 gak ada penumpangnya, sedangkan satunya ada. Angkot yang tidak ada penumpangnya mempersilahkan aku untuk naik angkot di belakangnya. Aku pun membawa ragaku memasuki angkot yang gelap itu. Tumben lampunya gak dinyalain. Biasanya angkot-angkot yang lain selalu menyala lampunya. Berkeliling mengedarkan pandangan. Ada seorang lelaki paruh baya yang duduk di sebelah pak sopir. Ada seorang ibu yang duduk satu ‘ruangan’ denganku. Aku sempat menangkap percakapan antara sang bapak dengan pak sopir.

“Sampun kagungan putro pinten, Mas?”, Tanya bapak itu.
“Setunggal, Pak……”, jawab pak sopir. Kalimat selanjutnya aku tidak bisa mendengar dengan jelas. Kalah dengan deru kendaraan yang memenuhi hiruk pikuknya jalan Slamet Riyadhi petang itu. Pokoknya ada bagian ketawa, kalau anak Pelangi mengistilahkan, ketawa gaya diare…”Mehehehehe…”.

Bapak itu turun di daerah warung makan Adem Ayem, masih dekat dengan SGM. Sebelum turun, Bapak itu menepuk pundak pak sopir sambil berkata, “ngati-ati olehe nyambut gawe!”. Kemudian menyapa ibu yang tadi duduk pas di belakang pak sopir. Aku masih sibuk dengan pikiranku dan perasaanku. Aku seperti menangkap aura-aura tidak beres tengah terjadi. Perasaanku mendadak berkabut. Astaghfirullahal’adzim, semoga ini hanya perasaanku saja!

Angkot 01 itu pun kembali melaju. Jantungku berdetak diambang batas normal. Angkot itu melaju cukup kencang. Hampir saja menabrak becak yang mau menyeberang. Polisi yang lagi kongkow-kongkow di pos aja aku bisa melihat ekspresi kagetnya. Alhamdulillah, kecelakaan itu bisa dihindari. Ibu itu minta pak sopir menghentikan angkotnya di Ngarsopuro. Wah, tinggal aku sendiri nih! Aku kembali menata hati dan perasaanku. “Tidak apa-apa, Nung. Semuanya akan baik-baik saja. Ingat, KAMU PUNYA ALLAH!!! Ada Dia yang selalu menjaga dan melindungimu.”

Pak Sopir itu menyalakan rokoknya, dan bertanya kepadaku “Mbak’e turun mana?” aku jawab singkat, “Pedaringan, Pak!”. “Nunggu bentar, ya Mbak!”
Aku masih berusaha menenangkan diri dan berusaha jangan sampai pikiran-pikiran negatif menghantuiku. Tapi jujur, aku menangkap suatu hal yang janggal dari gelagat Pak Sopir. Satu pertanyaan dan pernyataan yang berkecamuk dalam pikiranku, “Kayaknya ni sopir abis mabuk. Benarkah?”. Aku sempat melihat ada orang nyebrang, tak kira mau naik angkot. Tapi ternyata tidak. Hadeh…Ibu yang turun tadi aku lihat juga masih berdiri di bawah tulisan Ngarsopuro, sesekali sambil menatap angkot dan menatap ke arahku. Aku merasa seolah ibu itu “mengisyaratkan” sesuatu kepadaku tapi tak terucap, hanya tampak dari gesture tubuh dan roman mukanya. Ah, mungkin hanya perasaanku saja!

Sampai akhirnya, angkot itu kembali melaju. Kencang dan semakin kencang. Benar-benar memacu adrenalin. Meliuk-liuk, zig-zag. Aku benar-benar syok dan kalang-kabut. Wah, nek di video pasti gayeng tenan! Tapi mana sempat? Yang berkecamuk di otakku malah pikiran-pikiran gak jelas. Akankah terjadi kecelakaan hebat karena ulah sopir yang ugal-ugalan itu? Atau mungkin ini hari terakhirku? Hadeh…bibir ini basah oleh lantunan dzikir dan istighfar! Adegan paling tak terlupa pas ni angkot hampir aja nabrak mobil ‘n aku teriaaaak. Ya, aku teriak. Cukup kencang mungkin. Masak itu angkot hampir aja sampai di jalur rel kereta api. Alhamdulillah, untung itu sopir sigap. Kalau gak, aku dah gak bisa membayangkan apa yang akan terjadi. Posisiku tidak lagi duduk, sudah setengah berdiri. Sampai akhirnya di belokan Gladhag, aku berteriak ke sopir itu, “Udah, Mas…Udah…BERHENTI!!! Saya turun Gladhag. Dah, STOP…STOP…!!!” sempat takut juga, kalau-kalau sopir itu gak mau menghentikan laju mesin angkotnya. Tapi akhirnya, angkot berhenti dan aku turun dengan sedikit meloncat, karena angkot itu belum berhenti 100%. Pyuuuuuhhh…leganya! Keringat dingin masih membasahi dahiku. Hujan syukur menderas dalam hatiku. Ya Rabb, aku masih hidup! Aku masih terbayang-bayang dengan kejadian “ugal-ugalan” tadi.

Ada angkot 01 lain yang lewat. Aku menyetopnya kemudian naik. Ada seorang ibu yang kemudian mencecarku dengan beberapa pertanyaan.
“Mbak tadi naik angkot itu ya?”, sambil menunjuk angkot yang kunaiki tadi yang sekarang melaju di depan angkot kedua yang kunaiki.
“Iya, Bu. Kayaknya sopirnya habis mabuk. Tadi hampir aja nabrak becak dan mobil, Bu!”, jawabku, masih mencoba menenangkan diri. Obrolan berlanjut masih seputar sopir yang ugal-ugalan tadi.

Waktu lewat Jalan Urip Sumohardjo, tepatnya pas depan warung tenda BEBEK BAKAR PRESTO, aku jadi kangen dengan lelaki kedua yang sangat mencintaiku, Mas Dhody. Biasanya sepulang ngajar dari GO dia selalu menjemputku dengan Vega Merah kesayangannya. Tapi sekarang aku harus benar-benar mandiri dan survive kalau harus pulang agak malam. Kangen dinner bareng di tempat itu. Kangen sama bebek bakarnya juga.
Alhamdulillah, dengan selamat dan sehat wal’afiat akhirnya aku sampai juga di Zona Inspirasiku. Rehat sejenak, kemudian menyantap wedang ronde dan nasi uduk. Masih terbayang kejadian yang bikin aku histeria sepanjang Slamet Riyadhi. Sekarang harus lebih waspada dan hati-hati kalau mau naik angkot. Perhatikan sopirnya, penumpangnya, dll. Ya Rabbi, terima kasih atas penjagaan dan perlindungan-Mu pada diri ini. Terima kasih, Ya Rabb…

Aku jadi ingat SMS Motivasi yang tadi pagi aku kirimkan ke beberapa orang sahabatku,
“Berpikir jernih, hal yang seharusnya kita lakukan ketika dihadapkan pada sesuatu. Berpikir jernih akan membuat kita mengambil sikap yang lebih bijak. Bukan karena emosi, bukan karena arti, bukan karena pengalaman. Tapi layaknya mendengar dengan hati nurani, melihat apa yang terjadi. Karena ada yang mengatakan, bahwa orang bijak bukanlah orang yang mengambil pandangan dari ilmu pengetahuan yang sudah didapat atau pengalaman yang sudah dilalui. Tapi kemampuan untuk menggunakan bashirah (suara hati).”

[Keisya Avicenna, 31 Maret 2011…”MENULIS UNTUK MENDOKUMENTASIKAN HIDUP”. Tatkala kemewahan pagi masih menyapaku di penghujung Maret. Nasihat seorang kakak: “JIKA KAMU PUNYA ALLAH SWT, MAKA KAMU PUNYA SEGALANYA!”. Maka dengan tegas aku katakan, “CUKUP BAGIKU ALLAH SWT!”]

Hari-Hari Penantian

by Tazkiah an Nafs on Wednesday, March 30, 2011 at 3:56pm

Bagi seorang gadis, ada masa penantian yang acapkali menimbulkan suasana rawan, menanti jodoh. Padahal jodoh, maut dan rezeki adalah wewenang Allah semata. Tak ada sedikitpun hak manusia untuk mengklaim wewenang tersebut. Tapi, watak manusia terkadang lupa dengan janji Allah. Apalagi bila lingkungan sekitarnya terus menerus memburu’nya untuk menikah, sementara jodoh yang dinantikan tak kunjung tiba. Dalam keadaan demikian, kerap muncul bermacam efek yang dapat membahayakan dirinya.



Seorang wanita akan dianggap dewasa bila ia telah mengalami menstruasi. Islam mencatat masa ini sebagai masa awal mukallafnya seorang wanita. Yang perlu diketahui, wanita sekarang menjadi akil baligh jauh lebih cepat dibanding masa dahulu. Dua puluh tahun yang lampau, wanita paling cepat mengalami menstruasi pada usia 15 tahun. Namun pada masa ini, tak jarang wanita mulai mens pada usia 11 tahun. Akibatnya, kedewasaan wanita terhadap masalah-masalah perkawinan akan meningkat secara cepat.



Keresahan mulai melanda tatkala usia sudah merangkak naik, tapi calon suami tak kunjung datang. Tanpa disadari, ada perilaku-perilaku yang mestinya tak layak dilakukan oleh seseorang yang sudah dianggap sebagai teladan dilingkungannya. Ada muslimah-muslimah yang menjadi sangat sensitif terhadap acara-acara walimah ataupun wacana-wacana seputar jodoh dan pernikahan. Ada juga yang bersikap seolah tak ingin segera menikah dengan berbagai alasan seperti karir, studi maupun ingin terlebih dulu membahagiakan orang tua. Padahal, hal itu cuma sebagai pelampiasan perasaan lelah menanti jodoh.



Sebaliknya, ada juga muslimah yang cenderung bersikap over acting. Terlebih bila sedang menghadiri acara-acara yang juga dihadiri lawan jenisnya. Ia akan melakukan berbagai hal agar “terlihat”, berkomentar hal-hal yang nggak perlu yang gunanya cuma untuk menarik perhatian, atau aktif berselidik jika mendengar ada laki-laki (ikhwan) yang siap menikah. Seperti halnya wanita dimata laki-laki, kajian dengan tema “ikhwan” pun menjadi satu wacana favorit yang tak kunjung usai dibicarakan dalam komunitas muslimah.



Data yang terlihat dibeberapa biro jodoh juga menambah daftar panjang fenomena yang menggambarkan betapa kaum Hawwa sangat dihantui masalah-masalah rawan yang membuat kita berpikir panjang dan harus segera dicarikan jalan keluarnya.



Tentang hal diatas, Al qur’an dengan apik mengisahkan ketidakberdayaan seorang wanita menghadapi masa penantian. “Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali …” (QS. An Nahl:92).



Pernikahan memang bukan fardhu. Tidak ada dosa atas seseorang yang tidak menikah selama ia memang tidak menentang sunnah Rasul ini. Jadi, sekarang atau nanti kita menikah, bukanlah problem utama. Yang terpenting adalah bagaimana mengisi masa-masa penantian ini dengan hal-hal yang positif ataupun aktifitas yang berkenaan dengan persiapan pra nikah.



Persiapan berawal dari hati. Kebersihan hati akan membuat seseorang tenang dalam melangkah. Istilah “perawan tua” tidak akan menggetarkan perjalanannya dan membuat dia berpaling dari jalan dakwah. Kalaupun tak berjodoh di dunia, bukankah Allah akan menggantikannya di akhirat kelak sesuai dengan tingkatan amalnya?



Kebersihan hati juga akan sangat menentukan sikap qona’ah (ikhlas menerima dan merasa cukup) terhadap pemberian Allah. Sehingga ia dengan senang hati menerima, jika sekiranya Allah memberinya jodoh seseorang yang secara fisik (selain agama) tidak sesuai harapannya, agar tidak kaget melihat standar kebahagiaan yang diluar bayangannya.



Orang tua dan keluarga juga perlu dikondisikan, agar mereka tidak menyalahkan Islam. Banyak orang tua yang beranggapan bahwa jilbab adalah yang selama ini menjadi penghalang anaknya tidak mendapatkan pasangan.



Selain itu, bersabar dan berdo’a nampaknya merupakan kunci mutlak untuk menstabilkan moral (akhlaq). Dengan kesabaran, ada pintu-pintu yang terbuka yang barangkali tak terlihat ketika kita sedang sempit dada. Dengan do’a, ada jalinan mesra dengan Sang Pemilik. Mungkin tidak saat itu juga do’a-do’a kita akan segera dikabulkan, tetapi bukankah do’a adalah ibadah? Jadi, semakin banyak do’a terucap, semakin banyak pula ibadah dilakukan.



Buat para muslimah yang baru saja menikmati keindahan meneguk bahtera rumah tangga, tampaknya ada sikap yang harus dilakukan untuk menjaga perasaan muslimah yang belum menikah. Istri-istri baru itu, biasanya senang “mengompori”. Sebenarnya sikap ini sah-sah saja, agar tampak bukti bahwa menikah tanpa pacaran, menikah dalam rangka dakwah adalah “pengorbanan” yang menyejukkan. Tapi jika hanya sekedar memanasi tanpa solusi, sebaiknya sikap seperti itu ditahan. Apalagi jika si muslimah itu tidak siap dengan cerita-cerita seputar nikah itu, bisa jadi akan memedihkan perasaannya.



Namun demikian, lain halnya dengan muslimah-muslimah yang ‘bandel’, yang dengan berbagai alasan kerap menolak untuk menikah meski seharusnya sudah siap. Baik tuntutan dakwah maupun tuntutan lainnya.



Menikah adalah ibadah. Tapi, ia bukan satu-satunya ibadah. Masih banyak alternatif ibadah yang bisa dilakukan. Alangkah naifnya bila kita malah banyak membuang waktu untuk memikirkan masalah pernikahan yang tak kunjung juga teralami. Masih banyak pekerjaan dan hal lain yang membutuhkan penyaluran potensi kita. Mumpung masih gadis, optimalkanlah potensi diri. Karena kelak, jika kesibukan menjadi istri dan ibu menghampiri kita, waktu untuk menuntut ilmu, menghapal ayat Qur’an dan hadits, bahkan untuk bertemu Allah di sepertiga malam, tentu saja akan berkurang. Nah, kenapa tidak kita optimalkan sejak sekarang?



“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad diantaramu, dan belum nyata orang-orang yang sabar” (QS 3:142)

***



sumber : Eramuslim.com

KARENA SEMUA KENANGAN TAKKAN MUNGKIN TERHAPUS WAKTU #1 [Catatan untuk “Kaum Adam” FLP Pelangi]

30 Maret 2011



Buat : Kang Sofa, Mas El, Mas Dwi, Mas Tyo, Mas Sururi, etc…]

1. Fachmy Casofa (Kepala Suku yang “merah merona” karena tertolak Cut Mala)
Fachmy Casofa. Nama yang aneh! Itu yang pertama kali terlintas dalam pikiran Nungma saat menemukan sebuah buku yang sangat ingin Nungma beli pada tahun 2009, yaitu MUSLIM INSPIRATIF. Ah, sebodo dengan penulisnya. Yang penting INSPIRASI menjadi sebuah kata yang sangat Nungma cintai di tahun 2009. Buku itu sangat berjasa karena bisa menjadi salah satu sumber inspirasi pada saat SUPERTWIN mengisi Training Akademik di MIPA UNDIP.
Akhir 2009, Nungma sempat nge-add penulis buku itu di FB. Dan akhirnya nama itu masuk dalam friend list-nya Nungma di FB. Gila! Chatingan yang sangat konyol pada awalnya. Bener-bener gila. Kok bisa ya kenal dengan orang yang super jayus n konyol kayak dia. Wkwkwk… Sempat juga SMSan. Sampai akhirnya Nungma mengucapkan terima kasih karena buku MUSLIM INSPIRATIF-nya cukup berjasa dalam performance SUPERTWIN pas jadi trainer di UNDIP. Unforgettable experience dah. Dan ungkapan yang Nung masih ingat dari dia adalah: “Wah, terima kasih juga ya. Saya jadi merasa hidup saya ada gunanya.” Heuheu…jadi terharu! Hehehe…

Waktu terus berjalan (halah), kadang kalau ada waktu luang, sempat chat juga dengan dia, minta motivasi tentang kepenulisan. Balesan-balesan yang meluncur pun juga sangat konyol. Sumpah, Nung jadi penasaran banget dengan sosok Fachmy Casofa. Sudah namanya aneh, kegilaannya di atas rata-rata, dan yang terpenting rasa-rasanya pengin nimpuk!!! Beneeeer!!!
Sampai akhirnya, pada tanggal 7 November 2010 (pagi sebelumnya kita sempat chatingan, olok-olokan, pokoknya mencerminkan ketidakwarasannya deh.hehe…), hari itu ada agenda Pelat Pulpen FLP Solo Raya hari ke-2. Bertempat di Aula Fakultas Hukum. Waktu itu Nung berjalan menuju aula. Sekilas menangkap sosok yang sudah Nung kenal (karena Nung cukup hafal tampang ngeneznya di foto profile FBnya). Tu orang jalan berdua (kayaknya dengan Mas Dwi), lewat simpangan dengan Nungma. Ekspresine konyol banget!!! Sumpah, pengin nimpuk saat itu juga. Tapi Nung coba mengendalikan diri. Hahaha…Nah, pas di dalam ruangan, beliau sempat di “sindir” sama Mbak Asri Istiqomah. Kemudian semua mata tertuju padanya, gek dia pasang tampang paling innocent. Yang salah tingkah malah orang yang duduk di sampingnya (mas Dwi-red). Geeeerrrrr!!! Sampai akhirnya, Nung SMS tu orang. Melu ngosoni. Dan apa balasannya? (intinya) pengin nyamar. Henshin gitu n pinjem jilbab pink!!! (gila gak tuh??? Sangaaat!!!).
Dan dunia ternyata hanya seluas daun kelor (haiyyah), sekarang Fachmy Casofa bukan orang asing lagi, bukan makhluk planet yang kesasar ntah di belahan angkasa raya sebelah mana... Sekarang beliau menjadi sesepuh yang sangat berjasa dalam keberlangsungan keluarga besar FLP Pelangi Solo Raya. Hihi…menjadi kepala suku Pelangi, meski harus berngenez-ngenez ria, Kang Sofa selalu berusaha memberikan yang terbaik semampu dia! Agar kita terus produktif menghasilkan karya. Terima kasih banyak, ya Kang! Beliau juga menjadi pethunya di NIBIRU READERS SOLO dengan 5 anggota yang sangat unyu-unyu (baca: Mas Aris El Durra, dirinya, Diah Cmut, Ayu’, n Nungma).
Sukses selalu ya, Bro! Be a good brother ‘n teacher for us! Semoga segera ketemu dengan “Cut Mala”…jangan lupa malam ini jadwal Kamen Rider ronda! ^^v…HENSHIN!!!

2. Aris El Durra [Danus yang hobi banget kirim SMS dan super duper hiperaktif (baca: sukangilang). Hihihi]
Pertama kali bertemu dengan Mas Aris tanggal 5 Ramadhan 1431 H atau tanggal 15 Agustus 2010. Kenal beliau dari facebook. Sempat chating juga sebelum pertemuan perdana itu. Karena setahu Nungma beliau juga salah satu anggota FLP Solo Raya.
Nungma ingat, dulu sempat menanyakan apakah Mas Aris ini yang punya salon El Durra (salon yang dah jadi langganan Nungma sejak semester satu, pas dulu masih di Jalan Surya). Karena nama belakangnya kok pake “El Durra”. Beliau pada awalnya gak mau njawab ‘n nyuruh Nungma sendiri yang mencari jawabannya. Ealah, akhirnya terkuak juga. Ya, beliau adalah sosok pengusaha muda sekaligus PNS RSJD (hihi, moga gak ketularan pasien-pasiennya), sosok yang sangat gigih mewujudkan mimpi-mimpinya. Salah satunya dengan mendirikan salon syari’ah khusus muslimah El Durra itu. Subhanallah…
Kembali ke tanggal 15 Agustus 2010, Nungma mengikuti Workshop Nasional Menulis Kreatif “Ngabuburit Seru Bareng Gizone” yang bertempat di TK Permata Hati. Waktu itu, Mbak Asri Istiqomah (pas sesi beliau ngasih materi) sempat nyebutin nama ‘n nunjuk Mas Aris El Durra yang duduk di pojok belakang. Nungma pun mengo…”O, itu to orangnya!”. Trus pas break sholat, pas Nungma jalan melewati gerbang, beliau lagi ubet ngeluarin Vega Biru-nya. Tyuz tak sapa deh. “Mas Aris ya?”. Tu orang njawab. “Iya, Norma ya?’. Wkwkwk…konyol banget lah. E, sekarang setelah kenal tambah gayeng tenan.
Banyak hal yang bisa Nungma pelajari dari karakter beliau. Totalitas dalam mengemban amanah, rela berkorban dalam banyak hal, kehumasannya oke punya, semangat berbaginya luar biasa, pantang menyerah, ia terus bisa survive sebagai si bungsu meski sudah ditinggal orang tuanya sejak lama (bagian yang ini Mas yang aku paling salut dari dirimu!). Mas Aris juga yang bikin julukan baru buat SUPERTWIN; “UPIN dan IPIN”. Makanya jangan heran teman-teman, kalau ada yang manggil Nungma dengan sebutan IPIN. Gara-gara Mas Aris tuh!!! Betul…Betul…Betul…Hehe…
Yups, semoga bisa menjadi haji yang mabrur ya Mas (ntar tak siapin catatan list oleh-oleh.xixi) ‘n segera menemukan “bidadari”nya. Amin. Hehe…selalu jadi sahabat dan kakak yang luar biasa buat Nungma dan adik-adikmu di Pelangi ya… Adik-adikmu di Danus diberdayakan tuh. Suruh jualan permen sunduk gitu. Hihi…(Bravo Gus Durra! Gubrak…^^)

3. Mas Tyo (kaderisasi yang selalu “ngenez”)
Pertama kali ketemu dengan sosok Mas Tyo pas rapat perdana FLP Pelangi di Masjid Nurul Huda. Tapi belum tahu orangnya yang mana. Sampai akhirnya di pertemuan kedua saat bertempat di Pendhopo Kecil Taman Budaya Jawa Tengah, Nung baru ngeh o…itu to yang namanya Mas Tyo. Dari tampangnya aja dah bikin ngikikgulingguling. Wkwkwkwk…. Satu hal yang masih terekam di memory otak Nung, waktu itu kan yang ngisi Kang Nass dan beliau menyuruh kita mengungkapkan alasan kenapa buku yang beliau sebutkan -dari list buku yang kita kumpulkan tadi- menjadi buku favorit/ buku yang cukup berpengaruh dalam hidup kita. Gek Mas Tyo ditanyai bukunya Salim A. Fillah yang “Nikmatnya Pacaran Setelah Pernikahan” apa bukunya Muh. Faudzil Adhim yang “Saatnya Untuk Menikah” itu ya, Nung agak lupa. Yang jelas tentang pernikahan. Hahaha…gek njawabe, ya itu sesuai dengan cita-cita dan harapan dia gitu. (*nglirik Sephia-nya).
Dari Mas Tyo, Nung belajar banyak hal juga. Beliau orangnya ontime. Bener!!! Rela berkorban juga, baik hati, tidak sombong dan suka menabung. Suka ngabizin makanan juga. Haha. Hm, berhubung dia sering jadi tukang jepretnya Pelangi tomatis dia jarang ikutan foto bareng. Ealah, tapi sekali dia minta foto dijamin langsung bisa jadi bahan pitnah. Hahaha. Ni orang paling semangat kalau ada ROMANTIS alias ROmbongan MAkaN graTIS!!! Dijamin, Mas Tyo berada di garda terdepan. Serbuuuuu…..xixixi. (Ssssttt…Nung punya SMS puisinya Mas Tyo lho. Kapan-kapan tak publish. Dia punya bakat yang terpendam…kapan-kapan ngisi rubik puisi di EMBUN Mas bareng Diah Cmut n Nungma. Hahaha…gawe rubik dewe…^^). Pesen Nung, yang akur ya sama belahan jiwanya!^^b

4. Mas Dwi (sosok yang unpredictable…^^v)
Bertemu dengan Mas Dwi pertama kali pas Pelat Pulpen hari kedua tapi juga belum terlalu ‘ngeh’. Baru ngobrol ya pas di pendhopo kecil TBJT. Sosoknya unik. Hihi…beliau baik dan penuh semangat. Enak diajak sharing juga. Wiss, pokokmen tetep semangat ya Mas Cowie!!!

5. Mas Sururi (so myzteriuoz. DIMENSI! Diam-diam Menyimpan Potensi)
Bertemu perdana pas pertemuan Pelangi di NH. Baru mengawali percakapan ya pas di pendhopo TBJT. Kesan pertama pendiam dan misterius. Hehe. Tapi lama-kelamaan asyik juga diajak ngobrol. Mas Ruri, kamu masih punya tanggungan puisi buat Kyai Slamet lho yaaaa…

Hehe… Iseng aja bikin catatan untuk 5 orang “kaum Adam” di FLP Pelangi. Ohya, baru-baru ini tambah satu sosok. Orang menyebutnya Wildan. Hihi. Sangar tenan mukanya (peace, Wild!). Sosok yang ketika memakai jaket selalu ada tulisan berukuran super big yang berbunyi “JUAL PULSA”. Hadeeeeh…semoga kita bisa menjalin silaturahmi dengan baik, ya Wild! Ohya, ada yang tahu Mas yang satunya itu? Nung lupa namanya, gak pernah nongol sih…hehe….
Bersyukur kenal kalian semua. Kakak-kakakku yang LUAR BIASA!!! Bikin hidup Nungma semakin penuh warna…^^v

Catatan hasil RESEARCH HUMAS, setelah buka buku DNA dan flash back memory di otak ini. Tulisan sebagai bahan referensi pembuatan “NOVEL PELANGI”. Hihi…buat yang Kaum Hawa, nantikan tulisan selanjutnya. Tulisan ini hanya sebagai sarana “refreshing sejenak”. Bosan dengan naskah…^^. Sekarang, -setelah menulis catatan ini-, sepertinya “SPIRIT” itu kembali “MEMBARA”…SEMANGAT, PELANGIKU!!!

[Keisya Avicenna, 30 Maret 2011. Dalam episode: “MENULIS untuk MENDOKUMENTASIKAN HIDUP!”]

INI PAGIKU, BAGAIMANA PAGIMU?

by Norma Keisya Avicenna on Tuesday, March 29, 2011 at 6:25am
Pagi adalah saat dimana aku menyapa embun
Butiran bening yg mampu menghapus dahaga kegersangan jiwa..

Pagi adalah saat dimana aku leluasa mengagumi sang bagas
Merekah di timur
Menjelma dlm bulatan keemasan yg siap hangatkan semesta
Memancarkan semangat dalam batang-batang cahaya..

Pagi adalah saat dimana lidahku basah dlm lantunan dzikir..
Memuji kebesaranNya
Berucap hamdalah..dalam bilangan tak terkira bnyaknya..

Pagi adalah saat dimana aku mengeja angka,karena waktu tlah membwaku dlm hari yg berganti..
Yg tak pernah q tahu kapan ujungny nanti..

GORESAN WARNA KE-14 [FLP Pelangi Solo Raya]

28 Maret 2011




Ahad, 27 Maret 2011
Ada kabar duka dari salah satu anggota FLP Pelangi.
Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Ibu Muyassarah (ibunya Mbak Ummi Kultsum) meninggal dunia. Semoga amal ibadah beliau diterima Allah SWT dan semoga keluarga yang ditinggalkan senantiasa diberikan kesabaran. Amin.
***
Rencana awal, Pelangi mau ta’ziyah bareng. Kumpul di markas jam 10. Tapi ternyata banyak yang tidak bisa. Nung berangkat ke markas nebeng Mbak Anik. Sesampai di markas sudah ada Mas Dwi dan Kang Sofa dengan tampang “ngenez”mereka. Kita ngefixkan Ruang Multimedia dulu buat agenda pelatihan nanti siang. Karena tadi dapat kabar dari Mbak Fitri kalau beliau nanti siang tidak bisa datang. Otomatis tidak ada yang bertanggung jawab untuk peminjaman ruangan. Wadew, padahal siang ini kita mengundang pemateri tamu dari Tiga Serangkai. Hujan turun, deras juga euy. Kang Sofa n Mas Dwi sempat jadi “pahlawan kehujanan”, bantuin pak penjaga sekolah ngangkatin karpet yang dijemur. Hihihi. Hm, belum jadi berangkat ke rumah Mbak Ummi deh. Tapi di sana sudah ada Mbak Nury, Mbak Ivon, Mbak Amrih, dan Mbak Eka. Nung sempat baca statusnya Mbak Nury dan comment2 di bawahnya: “Layat paling geeeerrr kayae baru hari ini deh”. “Aku jadi bingung, mau bilang Innalillahi apa Masya Allah. Gokil banget dah, tapi aku tahu itu berangkat dari kesiapan dia untuk ditinggal seseorang yang dicintainya.”. wah, Nung jadi penasaran dengan apa yang tengah terjadi. Hehe…

Sambil nunggu konfirmasi dari Mbak Fitri dan nunggu hujan reda, kita berempat mbahas agenda Muslim Fair tanggal 10 April nanti. Bikin konsep “BANCAKAN PENULIS”. Wkwkwk… Tak terasa adzan Dhuhur berkumandang. Hujan juga masih turun tapi dah gak sederas tadi. Sholat dulu then persiapan Ruang Multimedia. Alhamdulillah, Mbak Fitri mengizinkan untuk pemakaian markas meski cuma sampai Ashar.

Mengenal Anak Melalui Buku
Sekitar jam 13.30, materi penulisan pun dimulai. Anak-anak Pelangi pada telat. Dasaaar! Tapi gak papa ding, yang penting bawain Nungma makanan. Laper euy… Mbak Af Idah Salmah menyampaikan banyak hal tentang “BUKU ANAK”. Mulai dari “Seputar Dunia Buku Anak”, “Jenis-Jenis Buku Anak”, “Cara Cari Ide dan Menentukan Tema Buku Anak”, “Cara Memasukkan Naskah ke Penerbit”, sampai “Tips Membuat Buku Anak yang Tidak Menjemukan”. Banyak dapat ilmu baru nih!
Pada bagian akhir beliau menyampaikan:
“MAN JADDA WAJADA. Keberhasilan adalah berkat kerja keras yang ikhlas menjalani dan menerima kritikan dengan meningkatkan kreativitas diri.”
Terima kasih ya Mbak Fida…^^

***
Sholat Ashar dulu. Kemudian kita rapat di pelataran masjid. Makhluk yang tersisa: Kang Sofa, Mas Dwi, Mbak Eka, Mbak Nury, Mbak Amrih, Mbak Anik, Nungma, Diah Cmut, dan Mbak Fu’ah. Oya, Mbak Santi nyusul setelah pulang dari kuliah. Hujan kembali menyejukkan hati-hati kita.
Rapat yang super gayeng dimulai dari pembahasan EMBUN, terutama jadwal pengerjaan naskah kita tiap pekan. Dan disepakati setiap Ahad sore pasca pertemuan rutin Pelangi kita merapatkan naskah EMBUN.
Point pembahasan kedua mengenai laporan keuangan Bendahara Pelangi, Bunda Fu’ah. Hoho…berhubung belum direkap jadi belum bisa diketahui kas terakhir Pelangi berapa duit. Tapi Insya Allah, sebentar lagi Pelangi bakal dapat pemasukan dari majalah di setiap bulannya. Cihuy…
Point pembahasan ketiga, Kang Sofa menyampaikan harapan besar Kang Nass untuk FLP Pelangi dan harapan Kang Sofa juga untuk anak-cucunya di Pelangi:
1. Pelangi menjadi tim yang kuat dan solid
2. 80% menjadi “PENULIS”
3. Produktif dalam BERKARYA!

Point pembahasan keempat, kewajiban penyelesaian naskah, maksimal sampai Juni 2011 lho yak…tiap orang ditanyai kepala suku sudah sejauh mana penulisan naskah bukunya. Hehe…Bismillah…Ayo, SEMANGAT!!!
Point pembahasan kelima, tentang agenda Muslim Fair tanggal 10 April. Pethunya menyampaikan usulan konsep “BANCAKAN PENULIS”. Tapi setelah disampaikan kepada Kang Nass via SMS beliau ternyata pas hari H tidak bisa datang. Beliau juga kurang setuju dengan konsep yang kita buat, hal terpenting yang beliau tekankan adalah harus ada “REGENERASI”. Yah, mungkin nanti Kang Sofa duet sama Mbak Asri aja deh. Hehe…ben tambah gayeng n seru!
Point pembahasan keenam, agenda dari Divisi Kaderisasi. Kita buat kesepakatan tiap tiga bulan sekali ada agenda silaturahim ke rumah personil Pelangi. Rencana ke depan, bulan Juli kita silaturahim ke rumah Mbak Anik di Sukoharjo. Ciiip…d^^b.
Dan pertemuan kita hari ini berakhir pukul 17.15. Sampai ketemu lagi pekan depan dalam kondisi yang lebih baik. SEMANGAT MENYELESAIKAN NASKAH BUKU KITA YAK!!! Yang sudah selesai, TERUSLAH BERKARYA!!!
Dan di akhir reportase ini, terlantunkanlah doa…”Semoga Pelangi menjadi keluarga yang sakinah, mawadah, warohmah…Amin.” d^^b

[Keisya Avicenna, 27 Maret 2011]

IMPROVE YOUR WRITING! (Dari Tiga Serangkai, NIBIRU, Bebek Goreng, sampai ber-EMBUN di Pendhopo Sriwedari)




Sabtu, 26 Maret 2011

Hidup bagaikan WAYANG…
Sudah ada DALANG dan LAKON-nya
Tetaplah TAWAKAL… berusaha semaksimal mungkin
Dan berdoa kepada Allah SWT
Rezeki, jodoh, dan ajal, Allah-lah yang menentukan
Dan Allah-lah yang paling mengetahui
Yang TEPAT dan TERBAIK buat kita
Jangan pernah putus asa dari rahmat Allah!
Ingat, jalan di depanmu masih terbentang luas…
Penuh tantangan dan cobaan
Maka, bersiapsiagalah!
-Motivasi Keisya Avicenna hari ini-

***
Improve Your Writing#2, bersama Pak Bambang Trim
Sabtu pagi yang cerah, sekitar jam 7 Nungma kembali mengayunkan langkah kakinya untuk kembali beraktivitas di luar Zona Inspirasi-nya. Ngenet setengah jam kemudian berangkat ke Tiga Serangkai. Menikmati perjalanan bersama Surya Kencana A sambil membaca 5 lembar artikel yang tadi malam Nungma temukan di folder jadul. Sebuah artikel kepenulisan yang berjudul “KETIKA PENA MACET”.

Alhamdulillah, sampai juga di TS. Jam di HP sudah menunjukkan pukul 08.15 WIB. Wah, dah telat nih. Semoga belum dimulai. Masuk pintu gerbang, menyapa Pak Satpam dan bertemu Mas Ranu. Yadah, kita jalan bareng sambil ngobrol menuju aula lantai 4. Hadeh, ternyata masih sepi. Belum banyak yang datang. Beberapa ada yang izin. Sekitar jam 9 acara baru dimulai. Dibuka oleh Kang Sofa, kemudian lanjut diisi pelatihan menulis oleh Pak Bambang Trim. Wow, banyak ilmu dan hal baru yang bisa Nungma dapatkan. Terima kasih ya, Pak BT. Satu hal yang tak terlupa, Pak BT sempat cerita tentang DORAEMON. Ahihihi…^^v.

Rapat Nibiru Readers Solo
Pasca acara pelatihan, Pethunya memimpin rapat ke-3 anggota unyu-nya. Diah Cmut, Nungma, n Mas Aris El Durra. Hihi. Bakalan ada agenda seru yang akan dilaunching bulan April nanti. Sip, Siraradhi Luminya segera keluar dari “persembunyiannya”. Cekidot!

ROMANTIS di Bebek Goreng H.Slamet
Sekitar jam 12.30, makhluk yang tersisa di TS tinggal Kang Sofa, Mas Ranu Muda, Mas Aris El Durra, Nungma, dan Diah Cmut. “Makan siang bareng, yuk!”. Dan akhirnya berdondong-donglah eh berbondong-bondonglah kita ke daerah Tipes. Asyik, bakalan ditraktir nih! Akhirnya, kita ber-5 lesehan bareng di warung makan bebek gorengnya Pakdhe H. Slamet. Sayangnya gak ada menu bebek bakar euy! Sambil nunggu pesanan kita jadi, mulai deh ngobrol, dari FLP sampai kemana-mana. Kita juga sempat ‘silau’ dan surprise dengan kehadiran Mas PANGSIT-eks. TeamLo yang datang bersama keluarganya. Hihi…Makan siang yang seru!!! Foto-foto otomatis tak terlewatkan.

Saat kita hampir selesai makan, Mbak Nury dan Mas Dwi baru datang. Haiyyah…dan terjadilah battle rubik antara Kang Sofa dan Diah Cmut. Kompetisi itu dimenangkan oleh Diah Cmut dengan skor 2-0. Jiaaan, pethunya ngenez banget! Selesai makan, masih berlanjut obrolan serunya. Sebelum kita beranjak meninggalkan tempat, Mas Pangsit malah menghampiri kita. Uhuy, endingnya foto-foto bareng. Hehehe… Asyik, makan siang kali ini dibayari pethunya. ROMANTIS yang mantabz! Selanjutnya, kita ke Masjid Jami’ Baitussalam di dekat bangjo Tipes. Sholat Dhuhur berjamaah disitu. Wah, hujan deras euy. Yadah, diskusi n obrolan seru pun dilanjutkan sambil nunggu hujan reda.

Rapat EMBUN di Pendhopo Sriwedari
Mbak Ivon, Mbak Nury, Mbak Umi, Mbak Santi, dan Mas Tyo sudah ada di lokasi. Makanan dan aneka camilan pun digelar. Asyik…mendadak lapar lagi. Hehe…Selang beberapa saat kemudian, Kang Nass datang. Rapat pun dimulai. Pembahasan yang cukup panjang dan lebar untuk majalah EMBUN. Kang Nass berharap FLP Pelangi bisa menjadi “Laboratorium”-nya FLP Solo Raya. Bismillah… KITA PASTI BISA!
Sekitar jam 14.30 kita harus pindah ke lokasi lain yang lebih kondusif. Khawatir juga dengan kondisi Mas Tyo kalau kita terlalu lama di tempat itu (njoget2 dewe mengko. hihihi). Akhirnya, kita melanjutkan pembahasan EMBUN di dalam Gedung Kesenian Solo. Ah, Mas Gus Durra pake acara ketinggalan. Hehe…
Lanjut… Ada beberapa hal yang telah disampaikan Kang Nass di awal. Seperti pembagian job, Kang Nass menjadi pimred, Kang Sofa menjadi Redaktur Senior, Kepala Redaksinya Mbak Amrih, Redaktur Utama ada Nungma, Erni, dan Mbak Nury, Sekretaris Redaksi diamanahkan kepada Mbak Santi, Bendaharanya Ayu’, Mas Tyo sebagai fotografer, sedangkan yang lain include ke dalam tim redaksi. Selanjutnya juga ada pembahasan mengenai “ALUR NASKAH” dan pembahasan tema majalah EMBUN selama satu tahun ke depan. Uhuy, seru euy!!!
Pembahasan belum selesai, Nungma n Diah Cmut harus colut meninggalkan arena rapat. Semangat PELANGI-ku!!!
Sampai ketemu besok di markas yuaaa…

[Keisya Avicenna, 26 Maret 2011…”SABTU PENUH CINTA”]

MENGHIRUP TEMARAM MALAM

by Norma Keisya Avicenna on Friday, March 25, 2011 at 7:58pm
Saat malam kembali jatuh...
Terdengar lirih suara gemuruh
Belum tentu pertanda hujan kan bertandang
Mungkin saja ia hanya ingin temani malam
Menggantikan tugas gemintang
Menyuarakan rindu..

Begitupun gemuruh d hatiku..
Meluluhlantakkan kesunyian yg mengembara dlm jiwa..
Menatap langit yg pancarkan rahasia..
Akan sebuah nama yg menggenang pada episode doa-doa

Kembali kuhamparkan sajadah..
Mengucapkan pinta
Memintalkan doa..

~pada sebuah nama yg masih menjadi rahasiaNya~

[Keisya Avicenna,25 Maret 2011]

KEISYA AVICENNA DAN IMPIAN NO. 75

26 Maret 2011

KEISYA AVICENNA dan IMPIAN NO. 75!

Akhir tahun 2008, Keisya pernah menuliskan sebuah impian No. 75. Mencoba menuliskan salah satu bagian dari RESOLUSI 2009 juga. Impian yang konyol sebenarnya. Hehe. “Bisa masuk koran karena PRESTASI”. Ngakak guling-guling dah kalau ingat saat menuliskannya. Saat itu menjelang akhir semester 5. Tulisan satu kalimat di “DREAM BOOK” Keisya itu menjadi salah satu pemantik semangat dan motivasi untuk mewujudkannya.

Semester5…sedikit mengenang masa-masa perkuliahan di semester 5. (Buka Buku DNA tahun 2008) Ada beberapa kalimat menarik yang Keisya temukan di bagian agak belakang dari buku DNA itu.

KOREKSI PASCA MID MENUJU UAS yang GEMILANG:
1. MID kemarin kurang persiapan khususnya dari segi penguasaan materi.
Solusi :
• Sebelum kuliah pelajari dulu materi yang akan disampaikan dosen.
• Browsing di internet/ cari literatur di perpus
• Perbanyak latihan soal
• Jangan malu bertanya kepada dosen/ teman apabila ada materi yang belum jelas
2. Belajar rutin. Bentar aja, yang penting frekuensinya sering.
3. Manage waktu dengan baik. Harus balance!!!
4. Ada tugas/ tanggungan laporan harus segera dikerjakan! GAK BOLEH MALES…GAK BOLEH DITUNDA-TUNDA!!!
5. Aktifkan atau buatlah forum-forum diskusi!
6. Bikin GRAND DESIGN jadwal perkuliahan (belajar materi perkuliahan, praktikum, dan responsi) kemudian buat komitmen untuk merealisasikannya. Lakukan evaluasi dan analisa SWOT sesudahnya.

Hoho…tulisan selanjutnya ada targetan-targetan nilai tiap mata kuliah yang harus Keisya capai beserta IPK-nya.

Alhamdulillah, target IPK terpenuhi. Tetapi ada satu mata kuliah 4 SKS yang Keisya mendapatkan nilai 2 alias C untuk mata kuliah itu. Wuah, Keisya memang agak gak ngeh dengan mata kuliah yang berbau-bau hewan.

Sebenarnya mata kuliah ini bisa Keisya make-up di semester 7. Tapi apa yang Keisya lakukan? Keisya tahu kapasitas Keisya dalam memahami mata kuliah yang satu itu. Hm, akhirnya setelah membuat analisa SWOT, Keisya memutuskan untuk tidak make-up mata kuliah itu. Tapi Keisya bertekad di tahun 2009/2010, Keisya harus mengukir lebih banyak prestasi. Minimal punya banyak pengalaman-lah. Gak melulu kuliah. Hihi…(tiru yang positif aja ya!).

Keisya sebenarnya tahu, berdasarkan hasil kalkulasinya, jikalau dia make-up mata kuliah itu pada akhirnya nanti Keisya bisa “CUMLAUDE”. Tapi sekali lagi, bukan hanya nilai yang Keisya kejar. Kuliah lagi 4 SKS untuk mata kuliah yang “gak Keisya banget” pasti membutuhkan “waktu lebih”. Hehehe…saat itu tekad Keisya hanya satu, Keisya harus lebih banyak mengukir prestasi sebelum lulus. Sebagai salah satu “penebus” tidak ter-make up-nya satu mata kuliah 4 SKS itu.

Dan benar…di buku DNA 2009 “THE JOURNEY OF MY LIFE”. Satu kalimat dengan huruf kapital tertulis di halaman paling depan: “MENUJU MAWAPRES 2009”. Alhamdulillah, impian itu bisa terwujud. Atas izin-Nya, Keisya bisa jadi juara 3 Mahasiswa Berprestasi tingkat jurusan (mewujudkan impian no.55). Hehe, menang-kalah gak masalah. Yang penting dah berani mencoba serta merealisasikan salah satu impian. Keisya juga membuat “GRAND DESIGN PENCETAK PRESTASI”. Di lembaran itu tertulis kompetisi-kompetisi yang akan dan ingin Keisya ikuti beserta targetan-targetannya.

Satu kompetisi yang paling berkesan di tahun 2009 adalah saat menjadi juara III International Scientific Paper Competition in “Students Scientific Weekly Forum : Get More Inovation” SIM-BEM UNS 2009, dengan judul “The Potency and Development of Food Diversification of Sorghum Plant (Sorghum bicolor L. (Moench.) as Altenative Food Resources in Indonesia”. Hihi…gak nyangka dari kompetisi itu bisa mencoret impian no.75 yang telah tertulis di DREAM BOOK. Impian yang terwujud pada tanggal 16 Mei 2009. Nampang di halaman paling belakang Koran Solopos. Keisya pada mulanya juga gak tahu, yang ngasih tahu malah ibu dan teman-teman. Hehe…gak nyangka aja, impian yang pada mulanya Keisya anggap konyol itu, malah diizinkan Allah Swt bisa menjadi kenyataan.

***
Ah, malam ini Keisya hanya ingin mengenangnya. Tatkala diri ini membuka-buka catatan dokumentasi hidup yang tertulis di buku DNA tahun 2008 dan 2009. Dan menemukan foto realisasi impian No.75!

Sebagai motivasi pribadi dan semoga bisa memotivasi rekan-rekan serta adik-adikku di kampus…
“Berusaha maksimal untuk lebih orisinalitas dalam berpikir dan bertindak. Jangan bangga dengan predikat pengekor atau plagiator! Jadilah yang PERTAMA! Jadilah yang lain daripada yang lain. Jadilah PEMBERANI! Dengan cara itu kamu akan menciptakan PERUBAHAN berarti di dunia. Sekali lagi, JADILAH PENCETAK PRESTASI dan JADILAH SANG PEMENANG! Dare to dream ‘n make your dreams come true!!!”

[Keisya Avicenna, 25 Maret 2011…karena orang yang PRODUKTIF bukanlah mereka yang menghabiskan waktu untuk konsen mengerjakan amanah tertentu. Akan tetapi, yang dimaksud PRODUKTIF adalah seberapa besar seseorang mampu menjadikan amanah yang ia emban untuk memberi kemanfaatan sebesar-besarnya terhadap peningkatan diri, terbantunya orang lain, kebangkitan umat dan damainya alam semesta…^^. Bismillah…LIFE with A GREAT MISSION: LILLAH, BILLAH, ILALLAH!!!].

JADILAH PENCETAK PRESTASI !!!

SD
1. Juara II Lomba Senam Kesegaran Jasmani (SKJ) se-Kecamatan Wonogiri
2. Juara I Lomba Cerdas Cermat P4 Se-Kecamatan Wonogiri
3. Juara II Lomba Cerdas Cermat P4 Se-Kabupaten Wonogiri
4. Juara I Lomba Sinopsis Buku Fiksi dan Non Fiksi Se-Kecamatan Wonogiri
5. Juara I Lomba Sinopsis Buku Fiksi dan Non Fiksi Se-Kabupaten Wonogiri
6. Kontingen (mewakili Kabupaten Wonogiri) Lomba Sinopsis dan Menceritakan Kembali Buku Bacaan Fiksi dan Non Fiksi Tingkat Provinsi Jawa Tengah (GOR Jatidiri Semarang, 7-9 Agustus 1997)
7. Juara III Lomba Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Se-Kecamatan Wonogiri
8. Dokter Kecil
9. Juara I dari kelas IV-VI
10. Peringkat I NEM Tertinggi di SD Wonoboyo III
11. Peringkat II NEM Tertinggi se-Kabupaten Wonogiri
12. Penyelenggara TRY OUT EBTANAS SD

SMP
1. Juara Umum SMP/Nilai Rapor Tertinggi (kelas 2 naik kelas 3)
2. Juara I Lomba Matematika Antar Kelas dalam rangka HUT SMP 1 Wonogiri ke-50 (pertama kali salaman dengan Bupati Wonogiri…hehe…seneng banget, dapat trophy juga!!!)
3. Kontingen Olimpiade Matematika tingkat Provinsi
4. Juara III Olimpiade Matematika tingkat kabupaten, yang diselenggarakan oleh BPG Nurul Islam
5. Peraih Nilai 10 untuk mata pelajaran Matematika saat Ujian Akhir Sekolah

SMA
1. Kontingen Olimpiade Astronomi tingkat Kabupaten
2. Finalis Lomba Karya Tulis Ilmiah kategori IPA tingkat Kabupaten
3. Juara I Lomba Nasyid dalam Festival Lomba Nasyid Nisa’ SMA se-Kabupaten Wonogiri
4. Peraih Nilai 10 untuk mata pelajaran Bahasa Inggris saat Ujian Akhir Sekolah

KULIAH
1. Juara I Lomba Majalah Dinding (Mading) Pekan Olahraga dan Seni (PORSENI) 2006 BEM FKIP UNS
2. Juara II Lomba Puisi Ajang Kreativitas dan Seni (AKSI) 2006 HIMABIO FMIPA UNS
3. Juara II Lomba Desain Poster Program Kreativitas dan Seni Islami 2007 SKI FMIPA UNS
4. Juara II Lomba Puisi Islami Program Kreativitas dan Seni Islami 2007 SKI FMIPA UNS
5. Juara II Lomba Poster dalam kegiatan Kompetisi Antar Lembaga (KOLEGA) 2007 BEM FMIPA UNS
6. Juara II Lomba Keilmiahan (LOHAN) 2007 HIMABIO FMIPA UNS
7. Program Kreatifitas Mahasiswa (PKM) Lolos DIPA Tahun 2008 dengan Judul “Uji Perkecambahan Gramatophyllum scriptum, Anggrek Raksasa Langka Endemik Papua dengan Perlakuan Macam Media”.
8. Juara III Lomba Mahasiswa Berprestasi (MAWAPRES) 2009 Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta.
9. Juara I Lomba Menulis Artikel Pemilu 2009 BEM (MEDALI 2009) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta.
10. Juara III International Scientific Paper Competition in “Students Scientific Weekly Forum : Get More Inovation” SIM-BEM UNS, dengan judul “The Potency and Development of Food Diversification of Sorghum Plant (Sorghum bicolor L. (Moench.) as Altenative Food Resources in Indonesia”
11. Juara V SCIENCE FESTIVAL 2009 Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) BEM FMIPA UNS , dengan judul “Pengaruh Ekstrak Jahe (Zingiber officinalis), Ekstrak Kulit Nanas (Ananas comosus), dan Ekstrak Buah Pepaya (Carica papaya) terhadap Pengempukan dan Kadar Protein Daging Sapi”
12. Juara VI SCIENCE FESTIVAL 2009 Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) BEM FMIPA UNS, dengan judul “Pelatihan Pembuatan Biogas Limbah Cair Industri Tahu dan Pengadaan PORBAHU (Kompor Berbahan Bakar Limbah Cair Tahu) sebagai Pendukung Berkembangnya Ekonomi di Desa Krajan, Mojosongo, Jebres, Surakarta”.
13. Juara I Call For Paper Festival Ekonomi Islam 2009 KEI (Kajian Ekonomi Islam) Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakata, dengan judul : “Urgensi Memahami dan Mengenal Sistem Ekonomi Islam”
14. Juara II Lomba Menulis Artikel Kemuslimahan 2009 Syiar Kegiatan Islam (SKI) FMIPA UNS, dengan judul : “Kiprah Muslimah di Era Globalisasi : Menjadi Muslimah Pencetak Sejarah”
15. Juara III Lomba Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ) VI UNS tahun 2010, kategori Penulisan Karya Tulis Ilmiah Al Qur’an (KTIA), dengan judul : “Islamisasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kontemporer sebagai Upaya Rekonstruksi Peradaban Islam”
16. Program Kreatifitas Mahasiswa (PKM) Lolos DIPA Tahun 2010 dengan Judul “Mikroanatomi Hepar Mencit (Mus musculus L.) Galur BALB/ C Setelah Terpapar Dosis Akut Ekstrak Etanol Rumput Mutiara (Hedyotis corymbosa (l.) Lamk.)


KARYA DI BIDANG TULIS-MENULIS
A. PKM (Program Kreativitas Mahasiswa)
1. “Uji Perkecambahan Gramatophyllum scriptum, Anggrek Raksasa Langka Endemik Papua dengan Perlakuan Macam Media” (PKM-Penelitian).
2. “Pengaruh Ekstrak Jahe (Zingiber officinalis), Ekstrak Kulit Nanas (Ananas comosus), dan Ekstrak Buah Pepaya (Carica papaya) terhadap Pengempukan dan Kadar Protein Daging Sapi” (PKM-Penelitian).
3. “Pelatihan Pembuatan Biogas Limbah Cair Industri Tahu dan Pengadaan PORBAHU (Kompor Berbahan Bakar Limbah Cair Tahu) sebagai Pendukung Berkembangnya Ekonomi di Desa Krajan, Mojosongo, Jebres, Surakarta” (PKM-Pengabdian Masyarakat).
4. “KLIVER, Bimbingan Belajar Trilingual yang Murah dan Berkualitas untuk Segala Kalangan " (PKM-Kewirausahaan)
5. “Achievement Teenagers Power (ATP), Program Peningkatan Softskill Remaja Banaran Rt 02/X Wonoboyo sebagai Sarana Mengubah Potensi Menjadi Prestasi” (PKM-Pengabdian Masyarakat).
6. ”Analisis Tahan Hidup Penderita Demam Berdarah Dengue Menggunakan Metode Kaplan-Meier” (PKM-Penelitian).





B. Artikel
1. Refleksi Peran Guru dalam Dinamika Pendidikan di Indonesia
2. Urgensi Memahami dan Mengenal Sistem Ekonomi Islam
3. Kiprah Muslimah di Era Globalisasi : Menjadi Muslimah Pencetak Sejarah
4. Reformasi Birokrasi, Pilar Demokrasi Indonesia untuk Masa Depan Lebih Baik
5. Gerakan Mahasiswa Sukseskan Pesta Demokrasi 2009 untuk Menuju Indonesia Lebih Baik

C. Karya Tulis Ilmiah
1. “The Potency and Development of Food Diversification of Sorghum Plant (Sorghum bicolor L. (Moench.) as Altenative Food Resources in Indonesia” [Potensi dan Pengembangan Diversifikasi Pangan Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor L. Moench) Sebagai Sumber Bahan Pangan Alternatif di Indonesia].
2. Potensi dan Pengembangan Diversifikasi Pangan Umbi Ganyong (Canna edulis Ker.) menjadi Produk Olahan yang Berdaya Saing guna Mewujudkan Ketahanan Pangan di Jawa Tengah
3. Potensi dan Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Berbasis Sektor Riil sebagai Pilar Ekonomi Kerakyatan Di Indonesia guna Mewujudkan Kemandirian Bangsa
4. Penggunaan Radio Komunitas Berbasis Internet untuk Mendukung Pembangunan Masyarakat Pedesaan di Jawa Tengah
5. Potensi Pengembangan Tanaman Obat Tradisional untuk Mendukung Tercapainya Indonesia Sehat 2010.
Dll….^^v

DI TAMAN PUJANGGA, AKSARAKU BERCERITA…

23 Maret 2011




Sahabat adalah bagai teman berlekat satu sisi
Menemani mimpi saat bulan tersenyum
Merindukan kesepian lari dari bayangan malam

Sahabat, inginku slalu melihat senyum mengembang di wajahmu
Tak kan kurela membiarkan air mata kesedihan membasuh keindahan
Keindahan yang terlukis di layar jiwa
Dan marilah melangkah untuk harapan sahabat kita yang lain
Berada untuk menemani saat kerapuhannya.

Dekatkanlah hatimu dalam kegundahan sahabat-sahabat kita
Hapuskanlah segala kehitaman
Tiupkanlah lirih kata-kata tersirat penghibur luka
Bantulah ia berharap sebagai akhir dari ucapmu
Bantulah ia tersenyum sebagai akhir dari perjumpaanmu...

Tak cukup puisi ini mewakili suara hati
Puisi ini hanya ingin menuliskan lagu senandung rindu
Seiring nada-nada spasi yang menjadi melodi masa lalu
Baitnya adalah belaian yang mengusap kerapuhan jiwa
Menyuarakan ketegaran
Mengokohkan dinding nurani

Karena persahabatan mengajarkan hakikat ketulusan
Dan ketulusan adalah sebuah judul dari baris-baris suara hati
Seperti sekuncup mawar diantara taman-taman melati yang memutih

*Maka engkau telah membangunku menjadi “sesuatu”. Sebab aku ada, salah satunya karena engkau ada. Bersyukur untuk cinta-Mu Ya Rabb, Tuhan yang Maha Agung. Dan terima kasih untuk sahabat-sahabatku yang telah meletakkan jiwaku dalam hatinya karena selalu yakin cinta-Nya ada dan selalu ada…(Keisya Avicenna_untuk jiwaku yang sedang bertumbuh)

[Serakan Inspirasi di Taman Pujangga Ronggowarsito, bawah Jembatan Jurug, saat “ndegan party bareng 7 kurcaci”…hihi…Ada Diah Cmut, Ayu’, Mas Aris El Durra, Mas Trims, Mas Tyo, Bunda Fu’ah. Jejak itu kembali terukir, 22 Maret 2011. Benar-benar ROMANTIS! ROmbongan MAkaN graTIS. *gelenggelengkepalagedhekgedhek.com. wkwkwk… Episode selanjutnya: bebek bakar presto yuk! Melanjutkan “Balada Permen Sunduk”^^v]

SELASA PAGI, MENGINGAT “MATI”

Sepotong pagi yang tenang. Tetesan embun masih setia basahi dedaunan. Aku pun masih menanti semburat sinar nan megah dari sang mentari tuk hangatkan bumi.

Alhamdulillah, Selasa pagi yang istimewa. Setiap hari yang berganti harus senantiasa menjadi episode untuk mensyukuri cinta-Nya. Menjadi hamba yang semakin bertaqwa.
Seperti Selasa-Selasa sebelumnya, jam 6 pagi aku dah rapi. Biasanya tanpa sarapan aku langsung berangkat ke PPQ Al Mahir yang berlokasi di daerah Colomadu. Dan sarapannya di daerah dekat SMK Penerbangan. Tapi ntah kenapa pagi ini nuraniku mengajak bahkan ‘sedikit memaksa’ untuk sarapan dulu sebelum berangkat. Biasanya jam 06.30 aku dah keluar dari kost. Karena hanya NUSA B yang langsung lewat daerah itu tanpa perlu oper dua kali. Dan Nusa B jumlahnya bisa dihitung jari, timing lewatnya cukup lama, perjalanan menuju lokasi pun bisa memakan waktu lebih dari setengah jam. Tapi sekali lagi, kata hatiku “memaksa” harus sarapan dulu sebelum berangkat. Yasudah, aku menunggu “bu dhahar” –panggilan khas untuk seorang ibu yang setiap hari berkeliling menjajakan sarapan-, beli sarapan, menikmatinya, sholat Dhuha sekalian dan baru keluar kost sekitar jam 7. Dalam hati aku berdoa, semoga tidak telat dan sampai di Al Mahir tepat waktu.

Bismillah, menikmati setiap jejak perjalanan. Kadang sambil baca buku, liat info-info di FB, ‘nguping nasyid’, atau muroja’ah. Pokoknya setiap detik harus full manfaat. Tak perlu menunggu lama di Sekarpace, NUSA B lewat. Alhamdulillah, masih ada tempat duduk. Biasanya kalau bareng anak-anak sekolah NUSA itu penuh.
Sesampai di Pasar Nangka, setelah palangan rel kereta api terjadi kemacetan yang cukup panjang. Selidik punya selidik ternyata terjadi sebuah kecelakaan yang menimpa NUSA B. NUSA yang biasa kunaiki tiap hari Selasa-Selasa sebelumnya. Jalan di daerah Pasar Nangka yang biasanya merupakan jalur lambat, mendadak berubah padat. Terlihat polisi yang sibuk di TKP. Posisi NUSA B sampai serong ke arah kanan. Aku nebak pasti sang sopir berusaha menghindari kecelakaan dan banting stir ke kanan. Waktu NUSA yang kunaiki melewati samping TKP, terlihat sesosok tubuh korban yang masih terjepit di bagian bawah NUSA. Di dekat TKP, ada seonggok sepeda motor yang ringsek dan tak berbentuk layaknya sepeda motor lagi. Innalillahi wa innailaihi raji’un. Ketika belok menuju Jalan Adi Sucipto, banyak penumpang operan dari NUSA yang mengalami kecelakaan tadi. Mendadak NUSA yang kunaiki menjadi riuh. Banyak yang bercerita alur kejadian peristiwa naas tadi. Dan aku mendengarkannya dengan seksama. Ada yang bilang, kalau korban meninggal seketika. Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Semoga Allah SWT mengampuni dosa-dosanya.

Ya Rabb…Engkau adalah sebaik-baik pelindung. Hm, tatkala hati nurani bicara…dan kembali aku mengingat suatu episode yang pasti akan menimpaku juga suatu saat nanti. Sebuah pengingatan untuk senantiasa DZIKRUL MAUT!!!
***
ALLAH beri semua makhluk di dunia ini 24 jam sehari, tiadalah seorangpun yang mendapat kurang atau lebih barang sesaatpun.
1/3 umur kita hilang karena masa kecil dan mencari ilmu.
1/3 lagi sibuk untuk kerja, menikah, berumah tangga.
1/3 lagi sibuk karena banyaknya harta dan hari tua.
ALLAH juga memberi kita peluang untuk menggunakan masa yang ada untuk dimanfaatkan dengan sebaik mungkin…

Umar bin Abdul Aziz rahimahullah suatu hari menasihati para sahabatnya, di antaranya beliau berkata : “Jika kalian melewati kuburan, panggilah mereka jika engkau bisa memanggil. Lihatlah, betapa berdempetnya rumah-rumah mereka. Tanyakanlah kepada orang-orang kaya dari mereka, masih tersisakah kekayaan mereka? Tanyakan pula kepada orang-orang miskin di antara mereka, masih tersisakah kemiskinan mereka? Tanyakanlah tentang lisan-lisan yang dengannya mereka berbicara, sepasang mata yang dengannya mereka melihat indahnya pemandangan. Tanyakanlah pula tentang kulit-kulit lembut dan wajah-wajah yang cantik jelita, apa yang diperbuat ulat-ulat di kain kafan mereka? Lisan-lisan itu telah hancur, wajah-wajah yang cantik jelita itu telah dirobek-robek ulat, anggota badan mereka terpisah berserakan. Karena itu, wahai orang yang tak lama lagi akan tinggal di kuburan… Mengapa terpedaya dengan dunia??? Renungkanlah orang-orang yang telah pergi meninggalkan kita. Sungguh mereka amat berharap untuk bisa kembali ke dunia agar bisa menghimpun amal sebanyak-banyaknya. Tetapi itu semua tidak mungkin terjadi karena mereka telah dikuburkan”

Bilakah ajal kan menjalang, jemput rindu-rindu syahid yang penuh KENIKMATAN…

[Keisya Avicenna, 22 Maret 2011. Setiap detik tuk siapkan “perbekalan”]

Seharusnya...Solusinya.... (Catatan Mas Aris El Durra)

21 Maret 2011


Seharusnya...Solusinya....
by Aris El Durra on Sunday, March 20, 2011 at 10:59pm
Bismillah...

Sebuah kelegaan yang luar biasa saya rasakan hari ini. Hari ini saya betul-betul merasa “plong” dan lega luar biasa. Sepertinya sebuah jalan keluar sudah mulai terbentang luas saat ini.

Hari ini, Alhamdulillah....
Sedikit amanah (sebuah janji pribadi tepatnya red) yang seolah-olah sudah saya serahkan pada tempatnya. Paling tidak gambaran itu sudah jelas terpampang sekarang.
Hari ini ketua FLP Solo raya telah terpilih, mbak Asri Istiqomah. Barokallah buat mbak asri.

Bersamaan dengan itu pulalah berarti sedikit banyak saya merasakan janji pribadi saya sudah selesai saya wujudkan.

Sebuah keharuan dan kelegaan luar biasa saya rasakan hari ini.

Kalau boleh kilas balik sebentar…


Kenapa aris eldurra mau-maunya "ubet ngalor ngidul", "Diayahi dhewe".
Sebuah kejadian yang membuatku tertohok saat itu. Dan membuatku mengancam serta berjanji dalam hati tuk Justru lebih siap tempur di FLP Solo adalah kejadian ketika saya Sms seluruh anggota FLP Solo Raya dan angkatan saya untuk hadir dalam rapat membahas pelat pulpen saat itu (sebelum ramadhan tepatnya rapat diadakan red.) disebuah masjid depan as gross belakang kampus UNS, saya ingat betul kejadian ditempat itu. Bahkan aroma suasananya pun saya masih bisa saya rasakan saat ini.

Waktu itu wajar pulalah kalau saya mengharapkan paling tidak hadir sekitar 5-8 orang teman hadir, tetapi alangkah tertohoknya saya waktu itu. Yang hadir adalah saya dan mas farhan. Betul-betul hanya kami berdua, beberapa teman berhalangan hadir waktu itu dan sebagian sms menanyakan tentang jalannya rapat, Saya jawab "Alhamdulilah luar biasa, sukses".

Sejak saat itulah awal saya justru menyatakan dalam diri saya (sebuah janji pribadi), kalau saya akan fight sampai titik darah penghabisan untuk event ini. Terlepas dari semua kejadian yang saya sedikit "tidak mau tahu" dengan kondisi A-Z di FLP Solo raya saat itu. Saya berjanji akan mensukseskan acara ini.
Cukup Alloh bagiku benar-benar kutanamkan saat itu.

Ya sudah, mulai dari design pamfleat, lobi ukmi, Lazis, pin, sertifikat, bolak-balik kerumah mas aden, surat perjanjian, nego acara, siapkan pra acara (touring yogya 1, 2, Buka puasa, acara bareng kang sakti, pak BT,etc), secara umum saya kayaknya ubet dhewe "ngalor ngidul". Saya nekat mengundang semua anggota calon peserta FLP Solo Raya.
Maka tak jarang waktu itu sayapun tak begitu kenal dengan personal yang hadir satu persatu.

Semua acara itu salah satu tujuannya tidak lain supaya mereka tertarik tuk bergabung dengan FLP Solo Raya dan mengikuti pelatihan kepenulisan (pelat pulpen) sebagai pintu masuk FLP Solo Raya.

Berbagai triks pribadi saya gencarkan, termasuk mengirimi sms ke daftar telp pribadi maupun members eldurra yang saya punyai, lini-lini eldurra saya gerakkan tuk event ini. Termasuk pula terus memfollow up dan mendata satu persatu teman-teman yang ikut dalam pra event pelat pulpen. Sekedar sapa dan menanyakan kabar atau memberikan sms motivasi menulis dan sebagainya. Setiap sms yang masuk saya respon dan selalu saya balas .

Bahkan database pribadi di phone bookpun yang tidak ada hubungan dengan FLP saya hapus (maklum kapasitas phone book hape saya adalah hanya 1.000 orang). Saya terpaksa harus merelakan beberapa daftar relasi saya hapus dari phone book.

Hampir tiap hari saya sms puluhan bahkan ratusan tuk memberikan propaganda agar Teman-teman secara tidak langsung tertarik dengan FLP dan mau hadir dalam Pelat pulpen dan menjadi members FLP Solo Raya.
Setiap hari pula, saya melayani sms yang menanyakan seluk beluk pelat pulpen, FLP itu apa, kamu siap , bahkan kadang kala yang isinya agak “nyleneh” , etc.

Bahkan saya pun meluas tuk menyebarkan sms dengan beberapa kode yang sebenarnya gak ada hubungannya dengan Acara itu. Tapi bagi saya itu juga mempengaruhi FLP kedepannya.
Saya sms "T" dan kadang saya sms "S".

Sesuatu yang tiba-tiba terloncat dalam pikiran saya. Saya ingin tahu siapa diantara teman-teman yang terbiasa melaksanakan "T" dan "S" secara rutin dan tepat waktu.

Waktu itu saya tidak menjawab dari setiap sms yang masuk dan penasaran dengan maksud T dan S itu. Saya akan jawab di pelatihan kepenulisan besok, pikir saya terlontar seketika waktu itu.

Beberapa teman sudah bisa menebak kalau T disana maksudnya adalah Tahajud dan S adalah Subuh.
Kalau mengingat kejadian pra event itu saya sedikir merasakan unik dan lucu juga.

Tak tahu sudah berapa ribuan sms saya keluarkan tuk propaganda itu.

Dan Alhamdulillah acara pelat pulpenpun dengan berbagai kekurangan yang ada saya katakan lumayan sukses tuk mendatangkan sekitar 250 an orang. Padahal biasanya acara pelat pulpen jumlah peserta, misalnya tuk angkatan saya adalah 30 orang.

Setelah acara pelat pulpen itu, saya pikir mulai selesai urusan saya tuk “ngalor-ngidul” berkaitan dengan FLP.

Ternyata oh ternyata..
Masalah berlanjut satu demi satu, mau dikemanakan Peserta Pelat Pulpen kemarin ??.

Kepala saya pening sekali memikirkan hal itu. Dan Akhirnya keputusan dibuat dengan membentuk ranting-ranting. FLP UNS, UMS, STAIN, Pelajar dan Umum.

Jujur….Ide itu memang terlontar setelah pelaksanaan Pelat pulpen itu (sepertinya yang disampaikan mas aries adenata tadi red). Dan saya tahu betul…Bahwa secara personal kita belum siap tuk hal ini. (saya dan angkatan saya adalah bukan pengurus FLP Solo Raya red.).

Maka pantas dan wajar saja, kalau ada masalah disana-sini. Dan komentar dari peserta yang bersautan disana-sini. Dan yang pertama kali terkena dan dapat informasi adalah saya. Maklum informasi dan komentar langsung masuk ke hape saya.

Pertanyaan mas kapan pertemuan lanjutan setelah Pelat Pulpen selalu masuk bertubi-tubi ke hape saya. Dan jujur saya mau jawab gimana lumayan bingung juga.

Saya terus mensuport dan memberikan argument kalau emang kita butuh waktu 1-2 bulan untuk menenangkan diri setelah diadakan pelat pulpen kemarin. Padahal dalam pikiran saya, kita masih bingung mau dikemanakan FLP Solo raya.
Sebulan kemudian saya sms meminta mas Aden tuk segera gelar rapat. Dan Alhamdulillah rapat bisa diadakan di markas gizone waktu itu dan yang hadir adalah saya, mas aden, mbak yatik, sotya, erny dan tetra.

Salah satu kesepakatan yang penting adalah dibentuk Pembina atau pembimbing tuk masing-masing ranting.Mbak Tetra usul namanya bukan Pembina atau pembimbing tapi adalah fasilitator saja. Karena memang kita hanya seorang fasilitator saja. Dan kitapun sepakat untuk menggunakan nama ini.

Mau tidak mau diluar mas Aden semua menjadi fasilitator. Maka sayapun mengajukan tuk fasilitator UNS (karena posisi kerja yang dekat dengan UNS), mbak Yatik STAIN, Sotya UMS, Tetra pelajar dan Erny Umum.

Nach waktu itu kita masih bingung konsep acara seperti apa yang akan kita bentuk atau buat. Maka disepakati waktu itu, pokoknya kita resmikan FLP masing-masing ranting habis itu kewajiban FLP Solo Raya adalah mengadakan acara Sebulan sekali. Tuk event selebihnya menjadi tanggung jawab dari masing-masing ranting.

Satu persatu ranting mulai dibentuk dan mulailah sekarang bermunculan gaya FLP masing-masing ranting seiring dengan berbagai permasalahan yang dihadapinya pula dan Alhamdulilah paling tidak titik solusi sudah mulai bisa dibicarakan bersama seiring dengan adanya pengurus nanti.

Lalu seharusnya seperti apa…

Sekarang inilah waktunya tuk menyatakan “seharusnya”…..

Seharusnya Ada Agenda rapat Rutin Bulanan tuk FLP Solo ray. Solusinya adalah buat agenda minimal sekali sebulan tuk rapat. Semakin banyak intensitas pertemuan akan mengurangi berbagai fitnah, kesalahan komunikasi diantara pengurus.

Seharusnya ada divisi yang menangani hal-hal yang bersifat “sensitive”..Dalam kacamata saya seperti divisi tabayun, dimana divisi inilah yang akan menangani dan menengahi setiap fitnah, salah informasi, maupun pembicaraan diluar forum yang tidak seharusnya diungkapkan. Divisi inilah yang akan mengkonfirmasi hal-hal yang bersifat “ngembosi” atau bersifat personal yang perlu diklarifikasi, ketidak aktifan seseorang di komunitas, komentar miring dan lain sebagainya yang terlontar secara langsung maupun tidak langsung adalah menjadi tugas divisi in tuk menyelesaikannya. Solusinya bentuk divisi ini. Sangat urgent sekali divisi ini.

Seharusnya setiap tahun ada refresh kepengurusan yang telah ada. Maklum di tengah perjalanan itu akan ada personel yang tidak aktif lagi bisa dikarenakan factor pekerjaan, keluarga ataupun hal-hal pribadi lainnya. Maka solusinya setelah satu tahun berjalan maka masing-masing pengurus ditanyai komitmen dan kesanggupannya.

Seharusnya ada ranting baru yang bisa menengahi personel dengan karakter yang berbeda dan lintas generasi yaitu Ranting Umida ( Umi dan Abi Muda). Ranting inilah yang tepat tuk karakter siapapun dia orang baru atau lama yang sudah menikah tuk berkumpul disini. Karena saya merasakan perbedaan gaya gerak dan pola pikir dari anggota ketika dia sudah menikah. Diranting inilah berkumpul semua personel baik itu pengurus lama, pengurus baru maupun members baru yang sudah menikah. Pertemuannyanya pun disesuaikan dengan gaya mereka sendiri. Apakah dalam bentuk arisan bulanan atau dua bulanan atau refreshing keluarga atau apalah. Suatu saat semua teman-teman akan masuk ke ranting umida ini. Kenapa members baru juga dilibatkan ??..Members baru yang sudah berkeluarga dilibatkan dan diharapkan masuk ke ranting ini karena memang disanalah gaya mereka bisa berkembang, tetapi secara personal tuk meningkatkan bobot kemampuan individunya maka diharapkan personal itu tetap diminta tuk bergabung pula di FLP ranting umum (pelangi). Solusinya paling tidak ini menjadi wacana pemikiran kita. Bahwa tak selamanya kita bisa mengikuti gaya seperti sekarang di masing-masing ranting yang kita ikuti. Tapi kalau bisa dibentuk sejak dini lebih baik.

Seharusnya semua peserta pelat pulpen kemarin direfresh dan ditanyai komitmentnya tuk gabung di FLP. Mau jadi members aktif atau pasif yang hanya mengikuti event isidental saja. atau bahkan yang ketiga tidak bisa aktif di keduanya (paling tidak tiga tipe ini yang muncul). Solusinya dibuat suatu pertemuan akbar semua anggota FLP Solo raya semacam upgrading cabang.

Dan lain sebagainya yang mungkin tidak bisa diwakili dengan kata-kata. Karena kadang kalau kita lupa bahwa ada hal-hal yang tidak bisa diwakili lewat tulisan kita. Sebaik-baik komunikasi adalah dengan komunisi secara langsung. Ada respon balik. Ada ekspresi yang bisa dilihat dan ada perkataan yang tidak bisa diwakilkan dengan mengetik dalam tulisan.
Mungkin empat hal ini saja yang saya usulkan lewat tulisan..

Selebihnya kita berjalan bersama-sama tuk memperbaiki FLP Solo Raya ini..
Bismillah…..
Jazakumulloh buat keluargaku FLP Solo Raya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.


nb :

*Mungkin lewat tulisan inilah saya ingin membuat komitmen pribadi agar saya sendiri punya arah yang jelas dalam menulis sebuah karya, saya nyatakan setahun lagi jikalau saya tidak bisa menerbitkan sebuah buku meskipun hanya buku indie, maka dengan hormat ijinkan saya untuk mengundurkan diri sejenak dari FLP Solo Raya. Mohon pemaklumannya karena sudah 1,5 tahun ini saya lewati tahap ini dan memang target saya adalah 1,5 tahun mencoba meraba-raba , setahun kemudian pasang target ( 20 maret 2011 sampai 20 Maret 2012).

*Spesial terima kasih buat teman-teman yang telah mendukung propaganda saya "menolak aris eldurra sebagai calon ketua flp solo raya", dan memang demikianlah saya teman. Sayalah yang lebih paham terhadap diri saya pribadi. Kalau mau saya tetap aktif bergerak di FLP maka jadikan aku yang kedua, ketiga dan seterusnya.

Barokallah fiikum....


Komen Kang Fahmi :

bro, karya tak harus berbentuk buku. jika seperti itu, tentu tak ada muhammadiyah, al-ikhwan, nu, persis, ataulah majelis adz-dzikra. ente lebih dari sekadar legenda. lebih dari sekadar panutan. lebih dari sekadar inspirasi bagi kawan-kawan. ente jauh hari sudah membuktikan, lelaku lebih menyelesaikan persoalan daripada rerentet kata yang berbusa-busa itu.

bergerak lagi kawan. it's just d'beginning. saya kira tak ada yang boleh mundur --atau mungkin beristirahat sejenak--. ketua baru telah terpilih. ikon semangat baru harus dibrand dan dishare ke semua. itu artinya, banyak nian yang harus jad...i komporisnya. tak ada yang boleh di luar sistim. sekadar mengamati, ataupun sekadar mengkritisi. semua harus di dalam. menyelesaikan pekerjaan. ada sekian anggota yang kemampuannya masih harus dilesatkan. biarlah semua berperan. biarlah semua membantu asri menyelesaikan pekerjaanya. yang lihai melesatkan bakat itu, supportlah ia dengan senyum dari semua. yang pandai manajerial, bantulah ia sekuat raga. ini saatnya revival. butuh banyak pilar. atau akan tumbang lagi seperti saat chaos dulu. biarlah lelah kita usung bersama. biarlah senyum kita kembangkan sehangat-hangatnya. tak ada yang boleh berhenti. atau akan sulit lagi untuk memulai. tak ada yang boleh mundur. atau satu persatu akan juga mundur tak teratur. ini baru permulaan. mari memulainya dengan rangkulan terhebat yang pernah kita punya.

MENUNGGU HINGGA SUNYI YANG SEMPURNA

17 Maret 2011




Saat detik merangkak menyambut waktu Subuh…
Ada sosok yang tengah berpikir di kolong langit
Mengeja konstelasi bintang
Mencoba cari petunjuk
‘tuk temukan jawaban

Ada setitik keraguan, menjadi sandungan bagi tekadnya
Bersama sebuah kisah yang mengembara sendirian, tanpa berkawan

Hening melintas menggulirkan waktu
Kembali batinnya mengeja angka
Hatinya mendesah…
Betapa berlikunya jalan menuju keikhlasan
Betapa berat menjaga suasana hati yang sudah terkondisi agar tidak terkotori

Membuat jiwanya semakin ‘kaya’ (semoga…)
Batinnya pun mengamini
“Bahwa hidup menawarkan warna lain dari yang selama ini ia jalani”

Mendamba sebuah ketegaran
Ketegaran yang tidak mudah menguap oleh waktu
Berharap temukan sebuah senyum
Senyuman paling melegakan sepanjang hidup…

“Ya Rabb, inikah kebahagiaan yang Kau ‘tunda’ untuknya?”

***
“Kesediahn tak perlu diberi nama
Dan kebahagian itu kita sendiri yang menciptakannya…
Karena Tuhan mencintaimu lebih dari yang kamu perlu”

Saat langit malam terlukis sinar bintang dengan kecemerlangan yang tak berbanding…

[Keisya Avicenna, 15 Maret 2011…Jelang Peristiwa Subuh di Masjid Perjuangan NH IC]

“MEMBENTANGKAN HARAPAN PADA JEJAK-JEJAK PERJALANAN”

15 Maret 2011




Sekali lagi aku ingin membiarkan aksara ini menemaniku, menjadi saksi perjalanan hidupku.

Seperti hari Selasa-Selasa sebelumnya, pagi ini aku pun berangkat menuju salah satu tempat di mana tersandar harapan besar untuk diriku sendiri. Aku ingin lebih dekat dan lebih dekat lagi dengan Al Qur’an. Yupz, tempat dimana aku juga menemukan sosok kakak-kakak yang luar biasa, seperti Mbak Nury dan Mbak Ivon. Dua “mbak” ku di FLP Pelangi yang menjadi inspirator sekaligus motivatorku juga.

Ahay, setelah semalam mabit bersama orang-orang luar biasa di masjid perjuangan Nurul Huda UNS, jam 05.15, aku balik kost untuk bersiap, tanpa sarapan, kemudian berangkat. Dengan langkah ringan, jam 06.15 kembali ku gendhong tas ‘backpacker’ hitam manisku menuju gerbang Surya. Naik angkun kuning menuju Sekarpace, ‘nongkrong’ di situ sambil nunggu NUSA B. Transportasi menuju PPQ Al Mahir memang hanya dilewati oleh kendaraan tertentu, kalau naik NUSA B cuma sekali jalan, langsung sampai Colomadu. Tapi kalau naik bis kota Setia Rini harus turun Manahan kemudian ganti angkun 08.

Hm, menikmati hilir mudik kendaraan yang berlalu lalang. Terekam banyak hal aktivitas pagi segelintir orang. Mulai dari pelajar, tukang becak, pengemis, sampai pegawai kantoran. Aha…saatnya mengasah kepekaan jiwa. Sumber ide bikin cerita itu bisa berasal dari banyak hal. Bahkan dari peristiwa yang terjadi di sekeliling kita yang terkadang tidak kita sadari itu bisa jadi sumber inspirasi.

Alhamdulillah, sampai di pertigaan dekat SMK Penerbangan, aku sempatkan sarapan. Nyoto dulu. Sudah ketiga kalinya aku sarapan di warung ini sebelum ke “bhepomany”. Sesekali ngobrol dengan ibu pemilik warung. Menikmati soto sambil berinspirasi dan mengagumi nuansa pagi. Selesai sarapan, kembali aku lanjutkan perjalanan. Sampai depan SMK, ada seorang ibu bejilbab dan berseragam PNS dengan “sepeda motor tuanya” berhenti di dekatku. Kemudian beliau menawarkan tumpangannya. Subhanallah, aku gak bisa berkata apa-apa lagi selain ucapan terima kasih. Padahal sebelumnya aku sempat menolak karena jarak PPQ AL Mahir juga sudah dekat. Tapi dengan wajahnya yang tulus, ibu itu “sedikit memaksaku”, alasan beliau karena jalannya juga searah. Jadi sekalian saja. Aku pun “mbonceng” ibu itu…^^

Ingatanku pun melayang tepat seminggu yang lalu. Kejadiannya waktu aku pulang. Keluar gerbang PPQ Al Mahir, aku bertemu dengan seorang Ibu. Akupun berkenalan dengan beliau dan kita ngobrol sepanjang perjalanan. Ibu itu juga bertanya banyak hal tentang aktivitasku, asalku dari mana, kuliah dimana, dll. Beliau seorang dosen UMS, pemilik sebuah panti asuhan dan TKIT pluz SDIT. Asli Flores tapi sudah lama tinggal di Boyolali. Ibu tadi akan menjemput “anak asuhnya” yang sudah “mondok tahfidz” di Al Mahir. Ceritanya, ibu tadi menjemput sang anak yang nantinya akan diamanahi untuk menjadi guru di SDIT milik beliau. Ah, Subhanallah…

Di tengah jalan, ibu itu mendekati sebuah taxi yang sopirnya sedang berteduh di bawah pohon Muntingia calabura (talok_red) sambil baca koran. Beliau bilang ke aku, kalau tadi dari Boyolali juga naik taxi itu. Akhirnya, beliau mengajak aku naik taxi itu kemudian balik lagi ke arah Al Mahir untuk menjemput anak asuhnya tadi yang beliau tinggal karena masih melakukan “perpisahan” dengan rekan-rekannya. Ibu itu harus buru-buru ke UMS karena ada rapat. Yasudah, karena bertemu taxi yang tadi, beliau memutuskan untuk naik taxi saja. Singkat cerita, aku turun di depan UMS. Mencium tangan ibu itu dan mengucapkan terima kasih. Beliau juga memberikanku no.telp dan menyuruhku kapan-kapan silaturahim ke panti asuhannya. Insya Allah ya Bu…Pertemuan yang cukup singkat namun sangat membekas! 30’ obrolan luar biasa terjadi di dalam taxi. Terima kasih ya, Bu.

***
Selalu saja banyak peristiwa luar biasa, mengejutkan dan tak terduga tiap hari Selasa.

Betapa aku sangat menikmati “sebuah perjalanan”. Dan mulai Senin kemarin, hari ini, dan hari-hari berikutnya…aku akan menikmati masa-masa untuk pulang kerja tanpa dijemput dan tanpa teman menikmati makan malam. Sangat berbeda dengan waktu-waktu lalu saat Mas Dhody masih bekerja di Solo. Setiap hari dia menjemputku dan biasanya kita langsung wisata kuliner, yang nraktir gantian. Sekarang, lelaki kedua yang sangat mencintaiku itu memutuskan untuk fokus berwirausaha di Wonogiri. SUKSES ya BRO!!! Aku pasti akan merindukan saat-saat nunggu jemputanmu ‘n saat kita makan malam bareng, terutama di warung BEBEK BAKAR PRESTO di jalan Urip Soemohardjo.

***
Bismillah, semoga setiap perjalanan yang aku lalui senantiasa menempa diriku untuk menjadi pribadi yang mandiri, pantang mengeluh dan tahan banting. Karena sampai sekarang pun aku masih teguh memegang prinsip, selama aku masih bisa melakukan sesuatu sendiri, sesuai dengan kemampuan yang aku miliki, aku tak akan pernah merengek minta bantuan orang lain atau merepotkan orang lain.

Harapanku di tahun ini aku berani menaklukkan jalan raya lagi, ah…kecelakaan 16 Agustus 2006 silam masih terekam manis di memory otakku. Kejadian yang membuatku merasakan trauma untuk naik sepeda motor (lagi)…hehehe… Meskipun sempat “mubeng-mubeng” di kampus naik motor tapi keberanianku belum full 100%. Tapi gakpapa lah. Dalam segala keterbatasanku sebagai seorang manusia, Allah Swt telah memberikanku banyak hal. Termasuk anugerah kedua kaki yang membuatku senantiasa bersyukur, setiap langkah kaki yang semoga selalu menuju pada kebaikan. Selalu dalam rangka mencari ridho-Nya. Karena kelak kedua organ inipun akan menjadi saksi atas apa yang sudah aku perbuat selama ini.

***
Hidup itu berpikir, berjalan, dan menemukan…

Kemenangan hari ini adalah kelapangan hati untuk bisa menerima tantangan. Ya, hidup ini memang penuh dengan tantangan. Bukan perjuangan namanya jika tanpa ada aral yang melintang. Memang, tak selamanya hari berhias sinaran mentari. Adakalanya guntur dan petir pun menghiasi. Memang, liku perjuangan juga tak ayal akan menemukan batu sandungan. Tapi perjuangan ku tak kan luntur hanya karena kerikil kecil yang sempat melukai kaki dalam menapaki langkah perjuangan ini.

Aku telah, masih, dan akan terus tegak berdiri. Memang belum banyak yang mampu aku persembahkan untuk orang-orang di sekelilingku, orang-orang yang sangat aku cintai. Tapi inilah yang terbaik yang mampu aku lakukan. Dan aku akan terus berusaha mempersembahkan yang terbaik. Aku hanya ingin seperti matahari bagi bumi, yang memberikan cahaya tanpa mengenal kata berhenti…

[Keisya Avicenna, “MEMBENTANGKAN HARAPAN PADA JEJAK-JEJAK PERJALANAN”. 15 Maret 2011 @Zona NOstalgia RoMAntic : belajar nulis tanpa berhenti selama satu jam (11.00-12.00). Aku mulai dengan mengisahkan apa yang aku alami hari ini sekaligus mereview peristiwa beberapa waktu lalu. Bonus renungan untuk diriku sendiri yang semoga bisa menginspirasi orang lain…SEMANGAT!!!]

“INI CERITA HIDUP GUE, APA CERITA HIDUP LOE ?” [Special Edition FLP Pelangi_12]

14 Maret 2011




Ahad, 13 Maret 2011
Alhamdulillah, di saat diri membuka mata kondisi fisik sudah bisa diajak kerja sama. Ahay, saatnya mengukir kisah penuh warna di hari ini. Catatan 10 lembar sudah tertulis, mencoba mendokumentasikan kegiatan MUBENG KRATON hari Sabtu kemarin. Dan catatan ini adalah hasil reportase pertemuan FLP Pelangi ke-12. Cekidot !

Kost Pink, 13:00 WIB

Nungma dapat telp dari Mas Aries Adenata, ketua FLP Solo Raya yang rencananya mau “melengserkan diri. Saatnya melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan FLP kepada generasi berikutnya. Mas Aden rencananya jadi bintang tamu di pertemuan pekanan FLP kali ini. Beliau tanya lokasi markas kita (Ruang Multimedia-red).

Berhubung Nungma belum sampai lokasi, Nungma telp Kang Pahmi. E…pake acara sibuk tu HP. Then telp Diah Cmut ajah. E…gak diangkat-angkat. Lagi pada sibuk ngapain sih? Akhirnya mencoba telp Kang Pahmi lagi. Alhamdulillah, nyambung! Dari seberang sana terdengar suara orang ter-ngenez yang pernah Nungma temui. Nung bilang kalau Mas Aden ada di parkiran, bla..bla..bla.. haiyyah, gek tu bocah ngekek wae kie.
“Lha kowe saiki neng ndi?”, tanya dia.
Nung jawab, “Masih di kost. Nunggu mbak Santi. Kita kan HUMAS yang kompak.”
Hahaha…tu kepala suku semakin termehe-mehe ketawanya. Gila!

Jam 13:45 WIB…akhirnya Mbak Santi datang menjemput. Cihuy….saatnya meluncur ke markas. Sampai di markas bertemu duo unyu, Ayu n Diah Cmut yang lagi pada ribut nyari belimbing wuluh. Mas Dwi datang dengan Legenda-nya. Kemudian kita naik ke markas.

Markas Pelangi, 14:00-15.30
Masuk ke ruangan, mendapati Mbak Amrih dan Mbak Fitri sedang asyik menghidupkan LCD. Menyapa Mbak Nury, Mbak Eka, Mbak Ivon, Mas Nur, duduk di belakang ada Mas Aden sama Kang Pahmi. Masih dengan ekspresi yang aneh. E..ada Wildan juga. Wah, sephianya Kang Pahmi kok gak ada ya??? “Diajeng Tyo, kamu kemana?” hahaha…
Lagi asyik makan “pastel” pemberian Mbak Santi, Nungma dikejutkan oleh SMS dari Mbak Umi Kultum…
“Mb Nungma, tlg keluar bentar. Aku tabrakan di perempatan dr.oen”

Weikz, langsung dah. Tanpa ba-bi-bu, Nung ambil langkah seribu. Meninggalkan seculi pastel yang tinggal satu kali suap. Setengah percaya, Nung keluar gerbang SMP menuju daerah perempatan dr.Oen. Beneran, Nungma belum 100% percaya, karena SMSan kemarin malam dan komen2 di FB kita malah asyik guyonan dan bercanda. Sempat terpikir, jangan-jangan Mbak Umi ngerjain nih. Makanya, Nung belum ngasih tahu yang lain. Memastikan dulu. Celingak-celinguk di dekat bangjo. Di mana mbak Umi Kultum-nya??? Akhirnya tak telp. E, ternyata…Mbak Umi sudah nangkring dengan suksesnya di sebuah bangku merah depan toko dengan tampang meringis tapi tetap berusaha tersenyum manis. Gubraaaak….^^v

Ternyata eh ternyata, tadi sebelum belok ke arah SMP sempat terjadi adegan ciuman dengan bamper mobil. Mbak Umi pun dirawat oleh 2 cewek yang tadi juga ada di dalam mobil yang nabrak dia. Mereka anak Poltekes. Luka memar dan lecet-lecet di bagian tubuh sebelah kiri. Kaos kaki sebelah kirinya aja sampai sobek n dia pakai tas kresek sebagai pengganti kaos kaki. Ngekek deh aku! Ku ngasih tahu Diah Cmut kalau aku lagi nemenin Mbak Umi yang tadi tabrakan tapi jangan ngasih tahu sapa-sapa dulu. Karena perawatan lukanya belum usai. Setelah kelar, akhirnya bala bantuan pun datang. Ada Diah Cmut, Ayu’, dan Mas Dwi.

Selang beberapa saat kemudian, para anggota Pelangi pun bermunculan. Kayak laron aja. Gek mbak Umi pas ekspresinya gak cetho blazzz…senyam-senyum gak jelas. Hahaha…malah berakhir foto-foto. Jian, narsis puol. Sepeda motornya biar diperbaiki dulu dan kita pun kembali ke markas. Mbak Umi diboncengin Mbak Fitri pake legenda-nya Mas Dwi. Kemudian dipapah ke atas oleh Mbak Ivon dan Mbak Eka. Sampai di tangga menuju Ruang Multimedia, terjadilah diskusi konyol tentang “Kongkalikong”. Hahaha…istilah yang bikin ngakak guling-guling.

Duduk sebentar di kursi. Ah, banyak adegan yang bikin ketawa sampai nangis. Wkwkwk. tabahkan hatimu ya Mbak Umi. Berdoalah, doa orang teraniaya insya Allah diijabah. Hehehe…(foto-foto pun tetap berlangsung. Seru! ^^

Dan duo HUMAS Pelangi pun membuat kesimpulan atas kejadian yang baru saja menimpa Mbak Umi,
“Nung, ternyata memang benar, ada yang jauh lebih narsis, lebih manja, dan lebih konyol dari kita ya?”, ujar Mbak Santi, merasa kalah saingan. Hahaha…
“Iya, Mbak!”, kata Nungma mengiyakan. Wkwkwk…dasar mbak Umi Kultum!
***
Tak terasa adzan Ashar berkumandang.
Pada reportase ini Nungma tidak bisa mengisahkan aksi Mas Aden. Tolong yang kemarin ada di lokasi bisa menceritakan maksud dan tujuan Mas Aden jadi “bintang tamu” di pertemuan Pelangi kemarin. Katanya sih, “pamitan” karena mau lengser. Wah, bagi-bagi SAOS dong Mas buat kenang-kenangan. Hehe…

Saat asyik duduk-duduk di serambi depan Ruang Multimedia, Mas Aris El Durra datang. Ah, telat ni orang. Hehehe…kejadian seru baru saja terlewatkan.
Pending sholat Ashar sampai jam 15.30…kemudian lanjut materi dari Kang Pahmi.

Masih di Markas, 15.30-17.15 WIB
Kang Pahmi menjelaskan tentang “POWERFUL HEADLINE” dan “MENCURI PERHATIAN di PARAGRAF AWAL”. Materi yang seru…banyak ilmu dan hal baru yang didapat. Sip dah… tapi kegilaan dia pun tetap aja muncul. Apalagi saat tu kepala suku mengungkapkan kerinduannya dengan Diajeng Tya, sang sephia yang pada pertemuan kali ini Diajeng Tya berhalangan hadir karena harus “munggah gunung” memperdalam kitab sakti peninggalan Sun Go Kong. Hahahaha…
(Adegan di luar ruangan: Diah Cmut dan Ayu’ malah asyik bikin kreasi unik dan pemotretan untuk majalah EMBUN. Hihihi…)

Kita pun sempat dipertontonkan dengan short movie-nya Raditya Dika si “Kambing Jantan”. Hm, jadi pemantik semangat dan pelecut motivasi juga! “INI CERITA HIDUP GUE, APA CERITA HIDUP LOE???”

Ayo, keluarga Pelangi segera selesaikan naskahnya ya! Ingat, akhir bulan mau dicek dan ricek. Saling membantu, saling menyemangati dan saling mendoakan ya! Semoga senantiasa diberikan kemudahan oleh Allah SWT. Amin.

Ayo, Nung!!! KAMU BISA!!! BE FOCUS!!! (tanda “penthung” nya banyak, biar lebih semangat. Hehehe…).
Bismillah….

Dan kisah Pelangi sore ini ditutup oleh rona jingga penuh cinta dari lukisan senja yang begitu memesona…Awesome!

Ngabsen dulu ah…
Yang datang:

• Kang Pahmi, Mas Nur, Mas Dwi, Mas Aris El Durra, Mbak Amrih, Mbak Nury, Mbak Ivon, Mbak Fitri, Erni, Mbak Eka, Mbak Umi, Mbak Anik, Mbak Santi, Nungma, Diah Cmut, Ayu’, Mbak Fu’ah (jaga baik-baik calon ponakan Pelangi ya mbak!)

Yang gak datang:
• Mas Tyo (Diajeng Tya, ketidakhadiranmu membuat kakanda Pahmi kesepian tuh….hahaha), Mas Ruri (kecapekan ya Mas abiz meet n greet dengan Kyai Slamet?), Bunda Eny (dedek kecilnya kapan-kapan diajak dong, Bund), Pak Wiwid.

Logistik hari ini:
• teh panas, kue bolu tape, roti tawar bertabur meyses, pastel, ‘n pudding.

WORO-WORO:
• Ingat, tanggal 20 Maret 2011 ada MUSCAB FLP SOLO RAYA jam 08.00-15.00 di SD IT Nur Hidayah. Masa depan FLP SOLO RAYA ada di tangan perwakilan ranting yang datang. Hohoho…
• Tanggal 20 Maret 2011 otomatis pertemuan Pelangi libur dah. Sampai ketemu di pertemuan-pertemuan super seru selanjutnya yaaaaa…
• Doakan Pelangi segera MANTU! ^^

[Keisya Avicenna, humaz’crew. Terima kasih Kang Pahmi atas buku “MENITI JALAN PEWARIS NABI”-nya. Ah, sebuah ending yang sangat indah dan itu menunjukkan sisi “kewarasan”-mu. Hihihi…Sippp…^^v]

MUBENG KRATON: “PERJALANAN KITA JADI CERITA”

13 Maret 2011





Ketika pagi membuka hari
Tak henti lisan ini berucap penuh kesyukuran tiada henti,padaMu Ya Ilahi Rabbi
atas semua nikmat yang telah Engkau beri
Mata ini memandang hamparan ilalang hijau yang lembut bergoyang
Cericit burung menyenandungkan lagu seolah ikut berdendang
Bersama iringan simfoni alam, mencoba menyatukan nada-nada menjadi berirama
Tiupan angin berhembus halus menghadirkan kesejukan yang begitu tulus
Ketika ku tatap langit, serasa diri ini turut mengangkasa
Ingin rasanya terbang mensketsa impian, menuliskannya di atas sana…
[Keisya Avicenna_celoteh aksaraku di Buku DNA]
***

Tetesan embun menambah kemewahan romantisme pagi ini, iringi rona jingga Sang Bagas yang perlahan meninggi tuk terangi hari. Nungma masih asyik bercengkerama dengan catatan hariannya, membuka lembar demi lembar yang telah tertulis, membiarkan aksara berbicara untuk mendokumentasikan hidupnya. Kembali ia lihat jadwal yang tertulis di lembar “AGENDA BULAN MARET”. Hm, tepat di hari Sabtu tertanggal 12 Maret 2011 ada agenda MUBENG KRATON bareng Kang Nassirun Purwokartun bersama keluarga FLP Pelangi Solo Raya. Cihuy…bergegas ia menyelesaikan tugas-tugasnya pagi itu kemudian bersiap untuk melakukan “petualangan” seru hari ini.

Melihat jam di N 5310-nya, 07.45 WIB. Dengan langkah ringan sambil menjinjing helm dan menggendhong tas “backpacker” hitam manis yang telah malang-melintang menemani aksi petualangannya, Nungma berjalan menuju daerah belakang UNS. Menanti kedatangan Mbak Santi. Nungma duduk di salah satu kursi merah depan apotek, mengeluarkan buku sketsanya dan mulai mencoret-coret kertas putih itu dengan berbagai gambar. Salah satunya gambar tukang becak. Nungma jadi ingat sama Pak Katno, tukang becak langganannya, yang sudah 15 tahun berprofesi sebagai tukang becak untuk menghidupi seorang istri dan tiga orang anaknya.

Sekitar jam 08.15, yang dinanti Nungma pun datang. Dengan jaket pink dan jilbab kremnya, gadis cantik asal Sragen itu tersenyum penuh keceriaan. Turun dari sepeda motornya kemudian berkata,
“Nungma, aku ke apotik dulu ya!”
“Iya mbak,” jawab Nungma sambil membereskan perkap menggambarnya tadi.
Selang beberapa menit kemudian, Mbak Santi keluar sambil memamerkan bulatan-bulatan hijau dengan merk PROMAG. Mengeluarkan salah satu isinya kemudian mengunyah bulatan hijau itu seolah tengah asyik mengunyah “permen cecak”. Hihi…
“Nung, beli maeman dulu yuk!” ajak Mbak Santi
“Itu ada toko roti mbak,” kata Nungma sambil mengajak Mbak Santi memasuki sebuah toko di samping apotik.
“Tapi aku pengin gorengan Nung. Beli di Pasar Gede mungkin ada ya?”,
“Okelah Mbak. Ayo, berangkat!”

Perjalanan menuju Pasar Gede pun berlangsung sangat menyenangkan. Sesekali Nungma membuka pesan yang masuk ke inbox-nya. Salah satunya dari Mas Tyo,
“Ngumpule dimana? Pas-e?”
Nungma bales, “Daerah Gladag, tunggu aja di dekat Patung Slamet Riyadhi, kamu hormat dulu Mas sama tu patung, ntar dikasih kata sandi. Hahaha…”
“Aku udah hormat di patung Gladag, sama Kang Nass.”
SMS-an yang dung-dung tralala.

Setelah dapat 6 buah timus dan 6 buah klenyem di Pasar Gede, Mbak Santi dan Nungma pun segera menuju daerah Gladag. Parkir di dekat tukang stiker sepeda motor kemudian jalan kaki sampai taman dekat patung Slamet Riyadhi yang masih gagah berdiri. “Pak, kalau capek istirahat dulu ya, Mas Tyo siap menggantikan.” (hahaha…imajinasinya Nungma).

Ah, kalau berada di daerah ini, Nungma jadi mengenang masa-masa jadi mahasiswa dulu. Sering banget ikut “aksi” di kawasan itu. HIDUP MAHASISWA!!! Paling tak terlupakan ya pas aksi bareng rekan-rekan BEM SI (BEM Seluruh Indonesia), dengan jas almamater warna-warni kita berikrar SUMPAH MAHASISWA INDONESIA!!! Ough, unforgetable memories dah…Nung rela mbolos kuliah Fisiologi Mikroba hanya untuk membersamai rekan-rekan mahasiswa dari berbagai pelosok Indonesia. Uhuy, beruntung juga waktu itu malah kosong kuliahnya. Hahaha…

Dengan wajah yang berseri-seri, seperti wajah sang mentari yang mulai meninggi, duo humas itu pun menyapa para personil Pelangi yang sudah nongkrong di situ. Ada Mbak Nury dengan baju merah hatinya, Mbak Ivon dengan jilbab biru mudanya, Ustadzah Sa’idah (teman mbak Ivon sekaligus guru tahsinnya Nungma di PPQ Al Mahir…^^v), Mbak Umi dengan gamis merah batanya, Ayu’ dengan kostum bunga-bunga dan jilbab pinky-pinkynya, Diah Cmut dengan kaos, jilbab, dan jaket yang warnanya ungu semua.hihi…dikau jadi kelihatan tambah unyu. Mbak Eka dengan kostum ala “bu dosen” tapi lebih casual. Hehehe…

Belum sempat duduk manis, Nungma pun tenggelam bersama aksi foto-foto para ibu PKK itu. Hihihi. Datanglah Mas Tyo dengan kamera NIKON-nya. Jeprat-jepret…asyik dah! Aksi pemotretan ternyata membuat perut terasa lapar (lagi!), duduk-duduk dulu, makan gorengan sambil minum dan bersenda gurau. Ah, saat-saat kebersamaan yang sungguh membahagiakan.

Kang Nass, Mas Dwi, dan Mas Ruri pun datang mendekati kita. Kemudian kita cari lokasi yang nyaman untuk “memprologi” agenda Mubeng Kraton hari ini.
“Fahmi endi? Wis tangi durung? Wingi aku SMS jam 7 nganti saiki durung dibales,” tanya Kang Nass kepada anak-anak Pelangi mempertanyakan keberadaan sang kepala suku. Hahaha, tu pethunya emang dung-dung deh. Paling pake acara umbah-umbah n nyetrika dulu. Atau gak ketiduran lagi karena terlalu larut malam nge-ronda jadi Kamen Rider. Membasmi kejahatan. Hahaha…dung-dung sangat!

Setelah menemukan posisi yang pe-we untuk menggelar koran, acara pun dibuka oleh Kang Nass. Beliau menjelaskan 3 agenda kita hari ini. Pertama, ngefix kan proyek Pelangi dan Majalah EMBUN, kedua kita akan bersama-sama mencoba memaknai kembali masa-masa kejayaan Islam dengan agenda “Mubeng Kraton”, kebetulan Kang Nass juga tengah menggarap buku tentang Kota Solo sebagai wujud dan bukti kecintaan beliau setelah 10 tahun ada di Kota Solo. Wow!!! Dan yang ketiga, mempertegas agenda tanggal 19 Maret untuk adik-adik FLP UNS (khusus bagi yang ingin serius jadi penulis). Sippp dah….(adegan tambahan: ada Mas Tyo yang masih asyik jeprat-jepret).
Setelah prolognya usai, saatnya jeng-jeng…

Memasuki area Gladag, kita melewati Gapura Gladag. Di sana terdapat patung raksasa yang tengah membawa gada. Patung ini menggambarkan penghalang yang sangat menakutkan, angkara murka dan watak kekerasan. Hikmahnya, ketika kita ingin “nggayuh kautaman”, kita pasti akan menghadapi banyak sekali rintangan, hambatan, dan cobaan. Ketika kita tidak tabah dan mudah menyerah, kita pasti akan gagal dalam menggapai impian dan cita-cita kita.

Sampailah di alun-alun utara…tadi sebelum masuk alun-alun ada dua Ficus benjamina yang berasal dari family Moraceae. Begitu ilmu Biologi yang pernah Nungma dapatkan setelah belajar binomial nomenklatur warisan bapak taksonomi, Carolus Linnaeus. Haiyaah………

Masuk pendhopo kraton, ada meriam besar. Huaaah, gimana make’nya nih? Hoho…wizzz, pokoknya seru banget lah mubeng-mubengnya. Apalagi sambil mengabadikan spesies alias poto-poto. Masuk kawasan pendopo. Kang Nass juga sempat cerita kalau bangunan itu menjadi salah satu cikal-bakal berdirinya UNS. Dulu namanya UGS (Universitas Gabungan Surakarta). Nungma pun manggut-manggut. O….
***
Cerita yang lengkap bisa dibaca di note nya Mbak Eka.hehe…
http://www.facebook.com/home.php#!/notes/eka-susylowati/unforgettable-memories-in-kraton-surakarta/197603503593107
***
Sampai di depan pendopo, tampaklah sosok “duo ngenez” yang datang. Haha, ternyata Mas Tyo tadi menghilang kie njemput soulmatenya to??? Hahaha…gek wis adus durung tu kepala suku??? Ntar kita bingung mbedain dengan Kyai Slamet. Ckikikik…dengan pasang tampang ngeneznya, tu pethunya ngeles kalau telat karena abiz syuting Twilight! Haiyyah, jadi petugas yang ngipasi sutradaranya ajah pake ngelezzz…hahaha…
Perjalanan pun dilanjutkan, menuju Sasana Mulya.
Adegan yang bikin ngakakgulingguling adalah ketika menyaksikan aksi mbak Umi Kultum berpose dengan patung. Hahaha…sempet-sempetnya bergaya dengan mencet hidung tu patung. Jiaaan, narsisnya Nungma n mbak Santi ternyata belum ada apa-apanya dibandingkan aksi narsisnya Mbak Umi. Gubraaaaaaaakkk!!!
Kemudian keliling Kampung Baluwarti….
Sampailah di SD Pamardi Siwi, bertemu adik-adik yang lucu berseragam Pramuka. Para siswinya sedang asyik bermain hulahop. Foto-foto dah! Karena ingin mengenang masa-masa kecilnya, Mas Tyo pun bergabung dengan mereka. Oalah, selain berbakat jadi fotografer, ternyata Mas Tyo juga berbakat jadi instruktur hola hop.

“Anak-anak, begini lho caranya. Lingkaran hola hop dimasukkan kemudian dipegang sebatas perut. Udah siap semua? Diputar dengan menjaga keseimbangan, ya! Mulai bergoyang yuk!,” kata Mas Tyo selaku instruktur hola hop sambil bergoyang, untungnya gak pake adegan gaya ngebornya Inul. Hahaha…ngayal.com! Tapi sumpah, aksi Mas Tyo kala itu bikin kita ngakakglundhungglundhung!!!

Perjalanan selanjutnya, menuju Alun-Alun Selatan. Tempat yang kosong tanpa bangunan yang berarti alam baka. Haha…tempat favoritnya Mas Tyo n Kang Fahmi nih. Ada saudara kembar mereka. Mas Kyai Slamet. Kebo bule yang hanya dikeluarkan satu tahun sekali pada waktu malam 1 Sura. Wah, herannya kenapa tu kotoran kebo jadi rebutan pas malam itu doang yo? Padahal tiap hari tu kebo pasti juga buang hajat. Hehe…ah, tradisi n mitos!!! Pas di bagian ini, Trio Permen Sunduk (Ayu’, Diah Cmut, n Nungma) gak ikutan masuk. Mereka bertiga malah asyik nangkring di warung juz buah dekat pintu masuk, dengan berbekal uang 5.000an dua lembar pemberian Kang Fahmi.

“Mas, juz apelnya satu, jus tomatnya tiga, jus alpukatnya satu, gak pake lama ya, Mas!!” order Ayu kepada Mas-mase. Hehe…
Nungma ngambil 2 roti dari stoples, satunya dikasihkan ke Diah Cmut karena Ayu’nya gak mau. Diet katanya, hihi…gubrak!
“Yu’, aku jus apelnya gak pake es ya!”, kata Nungma
Kemudian Ayu bilang ke Mas-e.
“Nung, kalau gak pake es berarti jus anget dong!”, ujar si Cmut.
“Bukan, kalau jus gak pake es berarti namanya JU”, timpal si eNung.
Hahaha…obrolan unyu…

***
Setelah jusnya jadi, e… rombongan sudah selesai bezuk kebo bule. Wah, padahal Nungma pengin nyuruh Mas Tyo n Mas Ruri untuk bacain puisi buat tu para kebo. Akhirnya, Nung n Diah Cmut masuk ke area kebo bule. Belum sampai mendekat, crooot….jus alpukatnya Cmut tumpah. Ahihihi…ngompol season dua nih! Untungnya saksi matanya cuma aku Mut, kalau ada Kang Fahmi pasti kamu habis. Habis Dipitnah!!!xixixi.. Gak jadi mendekat ke area kebo bule, cukup melambaikan tangan dari jauh aja. Ah, adegan yang sangat mengharukan. Heuheu….^^.

Nungma n Diah Cmut pun segera menyusul rombongan. Kita kembali ke Alun-Alun Utara. Berkumpul bersama. Mbak Amrih juga ikutan. Foto-foto dah…Salut deh buat Mas Tyo!!! Hahaha…meski harus berngenes-ngenes ria gak ikutan foto bareng.
Ada adegan lucu lagi. Sekarang tentang Mbak Santi.
“Nung, lumba-lumbanya lucu dan bagus ya…bisa jungkir balik”, kata gadis cantik itu penuh kekaguman.
Hahaha…..
“Beli aja mbak!”, kata Nungma sambil ngakakgulingguling.
***
Kemudian kita pun duduk melingkar di pendopo, menggelar semua bekal dan jajanan. Asyiiiik, dapat bros juga dari Mas Tyo. Terima kasih, Mas!!! Belum ada 10’ duduk, kita ‘diusir secara halus’ oleh kerabat keraton. Hahaha, akhirnya pindah deh di bawah pohon, deket lapangan. Kang Nass mulai asyik bercerita. Tentang perjalanan hidup dan perjuangannya menjadi seorang “seniman” dan “penulis”. Karena jadi “penulis”, Kang Nass mampu mengangkat harkat dan martabatnya, hingga akhirnya bisa berjodoh dengan Bu Nass (Bu Yuli Astuti), istri beliau sekarang. Konon dulu…sang istri berperan sebagai ‘mak comblang’ sahabatnya, ealah…malah beliau yang ditantang Kang Nass untuk dijadikan pendamping hidup. Kisah yang lucu dan seru…dibikin cerita aja, Kang! Kang Nass juga memberikan banyak motivasi kepada kami untuk terus menulis. Karena menulis itu kerja individual. Hihi, Nungma juga dapat masukan nih. Semangat menulisnya dah OK, tinggal bagian editingnya nih yang harus lebih diseriusi. Teman-teman, mohon dibantu yak!!! Oke yak… ^^

Pada kesempatan kali itu pun, Kang Nass juga membagi-bagikan buku. Kali ini yang beruntung, Mas Tyo, Mas Dwi ‘n Diah Cmut. Yang belum kebagian, sabar yak…tunggu sesi selanjutnya!!!

Tak terasa adzan Dhuhur berkumandang. Kang Nass dah jalan duluan menuju Masjid Agung Surakarta. Walah, anak buahnya malah asyik menikmati “empek-empek” bikinan Mbak Ivon. Hihi…

Setelah selesai, kita-kita pun nyusul ke masjid. Diah Cmut, Ayu’, mbak Ivon, mbak Umi Kultum pada balik duluan. CU tomorrow. Berhubung lagi gak sholat, Nungma nemenin Mbak Santi sambil liat jepretan di NIKON-nya Mas Tyo. Hihi….gambarnya lucu-lucu.

Ba’da sholat, kita ke bagian buku-buku bekas. Sempet foto-foto juga. Dan akhirnya Nung beli buku yang dulu sempat tertunda gak jadi beli waktu di pameran buku. Hanya dengan uang 10.000 rupiah, akhirnya buku MAINTAIN THE HEART-nya Aa’Gym bisa menambah koleksi “AL FIRDAUS 2”. Ahay…terima kasih juga buat Mas Dwi yang rela menyumbangkan uang 5.000-nya dan akhirnya Nung bisa mendapatkan novel “SETITIK KABUT SELAKSA CINTA”nya Mbak Izzatul Jannah. Sebuah novel yang selama ini masuk dalam daftar novel yang Nungma cari. Hm, ada yang punya novel KETIKA MAS GAGAH PERGI-nya Mbak HTR gak??? Kalau ada yang punya, Nungma minta ya…(gak pinjem lho!!! Wkwkwk…). Makasih ya Mas Dwi!!!

Kang Nass pun akhirnya pamitan pulang. Waktu untuk keluarga tercintanya dan bekerja. Sedangkan kita-kita??? It’s time to lunch!!! Laper berat euy…Akhirnya, duduk manis di dekat penjual tahu kupat. Seperti biasa, Nungma pesan tahu kupat tanpa tahu (setelah tadi beli jus tanpa es.hehehe). Makan siang yang sangat heboh dan menyenangkan. Adik-adik UNS juga masih lengkap bertiga. Wien, Nur, dan Kurnia. Tapi Wahab UMS kok dah ngilang ya??? Tertinggal dimana tu bocah??? Ada yang tahu???

Perbincangan keluarga Pelangi seputar “rencana mantu” ke depan. Hihihi…wah, benar-benar gila!!! Sampai akhirnya, Nungma merasa ada yang tidak beres dengan kepalanya bagian kanan. Migrain-pun menyerang dan mencoba meruntuhkan pertahanan fisiknya.

Tepat jam 14.00, keluarga Pelangi pun berpisah. Terima kasih buat Mbak Amrih yang dah nraktir. Kang Fahmi, kapan-kapan tak tagih traktiranmu!!! Hm, nebeng mbak Santi, Nungma pun meluncur menuju kostan. Sepanjang perjalanan, satu hal yang dilakukan memejamkan mata karena menahan rasa sakit yang luar biasa!!! Pengin rasanya segera ‘ngglethak’. Heuheu…

***
Ah, meski Nungma pun berakhir “ngenez” karena migrain…tapi agenda Mubeng Kraton kemarin sungguh sangat luar biasa sekali bangeeeetttt!!!
Alhamdulillah, ketika membuka mata tadi…migraine itu sudah pamitan…ahay, bersyukur bisa berjumpa di hari Ahad penuh semangad!!! Saatnya kembali mengukir cerita penuh warna….
Sampai ketemu nanti siang di markas yak!!!
***


Matur nuwun sanget kagem para aktor dan aktris yang sudah menjalankan lakonnya dengan sangat baik di skenario yang telah Dia tuliskan untuk kita hari ini….
1. Kang Nassirun Purwokartun: terima kasih untuk ilmu, pengetahuan, wawasan, motivasi, cerita-ceritanya yang luar biasa, serta waktu yang sudah dialokasikan khusus untuk mengokohkan kebersamaan Keluarga Pelangi. Doakan ya kang, kita bisa menjadi keluarga yang sakinah, mawadah, warohmah. Amin..^^
2. Mas Tyo: sang fotografer, meskipun harus rela berngenez-ngenez ria gak ikutan difoto. Jangan minta Nungma untuk menggantikan posisimu sebagai seorang fotografer ya, MAs. Karena dengan sangat tegas, pasti Nungma berkata: “TIDAK!!!”. Hahaha….Terima kasih ya Mas, jepretan2mu menjadi sebuah dokumentasi hidup untuk kita semua.
3. Mas Dwi: terima kasih atas sumbangan 5.000-mu ya Mas!!! Novel itu sangat luar biasa buatku…hehe…Hanya Allah yang mampu membalas kebaikanmu. Termasuk usulan obatmu tadi malam.
4. Mas Ruri: terima kasih ya Mas, karena sudah bersabar menghadapi orang-orang unyu di Pelangi (ex: Mas Dwi, Mas Tyo, n Kang Fahmi). Hihihi…tetaplah kalem dan selalu tersenyum.
5. Kang Fahmi: terima kasih buat kepala suku. Orang ter-ngenez di Pelangi, yang selalu rela mengorbankan semuanya untuk kelangsungan hidup anak-cucunya di Pelangi. Teruskan kegilaanmu, karena itu sudah menjadi ciri khas orang-orang yang “extraordinary”.
6. Wahab UMS, adik-adik FLP UNS (Wien, Nur, Kurnia): jangan heran dengan ‘kegilaan’ kami ya…hehe…
7. Mbak Santi: terima kasih ya Mbak, atas tebengannya, atas gorengannya, atas hari-hari HUMAS yang semakin berseri-seri sepanjang hari…
8. Mbak Umi: teruskan kenarsisanmu, Mbak. Kapan-kapan bagi-bagi ilmu buat aku n Mbak Santi ya. Hehe….gubraaaakkk buat Mbak Umi Kultum. Terima kasih buat poto-potonya!
9. Mbak Eka: ibu dosen yang satu tanah kelahiran dengan Nungma ini selalu mampu memberikan semangat. Siiipp, bu dosen. Beliau rela meliburkan murid-muridnya hanya untuk membersamai keluarga Pelangi. Hahaha, dosene yo pengin jeng-jeng, mahasiswanya senang dosennya juga senang! (mbak Santi, upload foto mbak Eka pas lagi ngemut permen sunduk dong!xixixi)
10. Mbak Nury: meski kebersamaan dengan Mbak Nury cukup singkat di hari itu, tapi terima kasih ya Mbak buat semangat dan motivasinya…SALUT!!!
11. Mbak Ivon: terima kasih ya Mbak, buat “empek-empek”nya. Meskipun banyak yang ngira itu bakwan. Ah, gubrak tenan! Tapi enak kok mbak…kapan-kapan ajarin bikin yak! Terima kasih juga buat Ustadzah Sa’idah yang tadi dah ikut n sempat jadi fotografernya aksi Nungma n Mbak Santi..
12. Mbak Amrih: terima kasih wafer Tango-nya! Terima kasih juga karena dah rela ngedit karya anak-anak Pelangi untuk majalah Embun. Nungma belum bisa berkontribusi di bagian perdana nih. Karena kemarin KO!!! Minimal bantu menyemangati dan mendoakan dulu. Hehe…terima kasih juga dah ditraktir makan siang. Sering-sering ya Mbak!!
13. Erny: terima kasih dah jadi fasilitator Keluarga Pelangi. Sabar ya nduk dalam menghadapi kakak-kakakmu yang “aneh-aneh” ini.
14. Diah Cmut: terima kasih ya Mut!! Buat semuanya dah…^^. Jangan “ngompol” lagi yak…
15. Ayu’: terima kasih buat permen sunduknya ya Yu’. Bersabarlah dalam menghadapi pitnah-pitnah dari orang-orang di sekitarmu. Ahahaha….
***
[N] ikmati indah perjalanan yang terbentang di depanmu
[U] kirlah kisah terindah tuk membuat JEJAK TERHEBAT dalam hidupmu…
[N] iscaya kan kau temui beranekaragam keagungan-Nya
[G] ali dan rasakan gema alam yang berhembus bersama sentuhan kasih-Nya
[M] elukiskan kebahagiaan dalam canda dan bukan air mata kesedihan
[A] lam akan selalu menjadi saksi terpautnya hati…
dalam indahnya CINTA…dalam tulusnya sebuah PERSAHABATAN…

[Keisya Avicenna, 3 jam menyelesaikan tulisan ini…semoga menjadi [NO]stalagia [R]o[MA]ntic yang tidak ingin dilupakan….!!!]

NB : AYO, KRITIK TULISAN INI!!!! (10 lembar yang menyembuhkan….salah satu terapi migrain yang mujarab adalah….MENULIS!!!)