by Norma Keisya Avicenna (Notes) on Sunday, March 10, 2013 at 3:27pm
Ada sebab, ada akibat. Dan akibat yang saya alami berupa ilmu dan pengalaman luar biasa hari ini bermula dari sebuah sebab. Sebab yang tanpa disengaja tapi saya yakin semua sudah tertulis dalam catatan skenario-Nya yang memang harus saya yang jadi salah satu lakon utamanya.
Malam itu (saya lupa tepatnya tanggal berapa) suami tercinta mengajak saya untuk singgah dulu di masjid kampus UNDIP untuk menunaikan sholat Isya’ karena adzan sudah berkumandang. Setelah meletakkan sandal di area rak dekat tulisan ‘batas suci’ kami pun berpisah ke tempat wudhu masing-masing. Setelah berwudhu, saya lanjut naik ke lantai dua karena tempat sholat untuk akhwat memang di lantai dua. Lumayan sepi jama’ah akhwatnya. Paling hanya sekitar 7 orang dengan saya.
Setelah sholat, mata saya seolah tergerakkan untuk menatap sebuah pamfleat dengan judul yang sangat provokatif. Langsung saya mbatin, “Harus ikut nih! Ini yang saya butuhkan!” Saat nulis ini saya jadi teringat ketika masih mahasiswa dulu, kata temen-temen salah satu hobi saya tuh “baca pamfleat”. Hehe. Ya, bahkan dulu saat jalan bareng temen saya dan diselingi obrolan yang seru saya tiba-tiba suka ngilang mendadak. Haha. Temen-teman jadi ada yang ngrasa dicuekin. Lha wong saya ‘nyanthol’ di papan pengumuman yang memuat banyak sekali tempelan pamfleat tentang info apapun, seperti beasiswa, seminar-seminar, bahkan lomba. Malam itu pun saya seolah menemukan kembali hobi saya yang terpendam. Halah… Segera saja saya keluarkan HP kemudian mencatat hal-hal penting yang tertera di pamfleat itu. Termasuk menuliskan cara daftar untuk menjadi peserta. Saya baru tersadar, di sekeliling saya sudah tidak ada orang. Hihi. Dasar!
Saya bergegas turun, tak ingin suami menunggu terlalu lama. Sambil jalan ke parkiran, ngobrol dengan suami dan mendapatkan izin darinya, saya pun menghubungi panitia acara. Terjadilan kontak dengan panitia. Saya juga minta ke panitia untuk mengirimkan SMS publikasi biar saya bisa turut membantu memforward agenda penting itu ke rekan-rekan akhwat yang lain.
[ ]
Sabtu, 9 Maret 2013
Akhirnya, hari yang ditunggu-tunggu pun tiba juga.
“Selesaikan amanah di sektor domestik dulu karena kesuksesan di ranah domestik menjadi salah satu indikator kesuksesan di ranah publik. Jadi, urusan keluarga beres dulu…” Ini salah satu hal yang menjadi pegangan saya sebelum saya memutuskan untuk meninggalkan rumah. Ya, urusan rumah harus beres dulu. Ntah itu mencuci, menyapu, mengepel, memasak, cuci piring, beres-beres ruangan, dsb. Meninggalkan rumah dalam kondisi bersih dan rapi pun akan membuat hati menjadi lebih nyaman dan tenteram. Hehe. Akhirnya, jam 7.30 saya baru bisa berangkat menuju lokasi acara. Alhamdulillah, ada yang mengantarkan. Semoga Allah melipatgandakan pahala untukmu, sayang… Hmm, Sabtu seru saatnya berburu ilmu!
Selama di perjalanan, saya sempat SMSan dengan Ania yang ternyata sudah sampai terlebih dulu. Sekitar setengah jam perjalanan, sampailah saya di pelataran gedung E Universitas Dian Nuswantoro Semarang (UDINUS). Langsung saja, saya pamitan dengan sosok istimewa yang sudah mengantarkan saya itu, mencium punggung tangannya, dan pasang tampang plus senyuman paling manis (halah, gubrak!)
Bergegas saya naik ke lantai 3, registrasi di meja panitia, dan Alhamdulillah dapat bingkisan jilbab, snack, dan blocknote. Asyiiik… Segera saya cari posisi yang strategis meski ternyata bagian kursi terdepan sudah penuh. Sipp, saatnya mengeluarkan pena dan mengabadikan setiap ilmu yang didapat lewat rerangkai kata.
Acara ternyata telah dibuka dan setelah saya duduk ada operet dari adik-adik SMP IT Harapan Bunda. Di akhir terdengar sebuah nyanyian yang sungguh menyejukkan qalbu…
“…hanya sebuah lagu sederhana… Lagu cintaku untuk Mama…”
(huaaa,jadi kangen kedua Ibuk saya)
Lanjut ya, pemateri pertama adalah seorang ibu yang telah melahirkan sebanyak 4x namun putra/putrinya ada 5. Yups, putra beliau ada yang terlahir kembar. Beliau sudah sangat berpengalaman di dunia pendidikan, banyak terlibat dalam pendirian SDIT di Jakarta, seorang pemerhati anak dan remaja. Beliau adalah Bunda Yayah Komariah. Sekilas saat beliau duduk di kursi panggung, saya langsung merasa beliau mirip sekali dengan Almarhumah Bunda Yoyoh Yusroh. Hmm, Masya Allah…ternyata mereka memang bersahabat sangat dekat.
Bunda Yayah menyampaikan materi tentang “BAGAIMANA MENJADI IBU”. Ibu adalah madrasah pertama bagi putra-putrinya. Bunda Yayah juga menekankan bahwa ikut kegiatan parenting itu penting! Yups, saya pun merasakannya. Sejak zaman mahasiswa saya paling senang ikut seminar-seminar yang juga ada hubungannya dengan persiapan pernikahan, kehidupan berumah tangga, dsb. Dan ilmu yang dulu saya dapatkan sekarang perlahan namun pasti saya coba aplikasikan dalam keseharian.
Ohya, apa saja sih persiapan untuk menjadi seorang ibu?
- 1. Persiapan Ruhiyah.
- Yuks, buka mushaf, baca juga terjemahan dan tafsir dari QS. Ar-Ruum ayat 21. Renungi kandungan isinya!
- Persiapan ruhiyah meliputi: beribadah dengan benar, mengerti fiqh wanita, ber-akhlaqul karimah.
- 2. Persiapan Aqliyah
- Banyak membaca
- Mengikuti parenting
- Belajar psikologi anak, belajar perkembangan anak, belajar cara berkomunikasi dengan anak..
- 3. Persiapan Mental
- Bisa mengelola emosi : sabar, tegar, dan tahan banting.
- 4. Persiapan Keterampilan
- Manajemen waktu
- Keterampilan Rumah Tangga
- Manajemen keuangan
- 5. Persiapan Jasmani
- Pola hidup sehat
- Banyak olahraga
- Makan makanan yang sehat dan bergizi
Pemateri kedua Bunda Hj. Sri Maskufah. Beliau sekarang beramanah sebagai Ketua Persaudaraan Muslimah (SALIMAH) Semarang. Alamat beliau pun di daerah Banyumanik. Sipp, moga kapan-kapan bisa silaturahim ke rumah beliau. Kakak ipar yang pengurus SALIMAH pasti juga kenal. Bunda Sri Maskufah menyampaikan tentang FIQH NIKAH. Pada awal penyampaian kita diingatkan dengan salah satu ayat cintanya, QS. Al Isra’ ayat 36. Hayooo, dibuka lagi yuks mushafnya!
Pada pembahasan kali ini lebih ‘provokatif’ untuk para akhwat yang sudah mempunyai niatan yang kuat untuk segera menggenapkan separuh agama. Hehe. Sip, simak ya…
1. Perkawinan merupakan fitroh.
2. Perkawinan merupakan masalah sosial.
3. Perkawinan dengan cara memilih.
Yuks, kita bahas satu persatu…
Kebutuhan fitroh manusia ada 2 hal, yaitu:
1. PENDAMPING HIDUP.
Buka QS. Al-Baqoroh : 168 dan QS. Ar-Ruum : 30.
2. Memenuhi hajat biologis
Perkawinan adalah masalah sosial, karena
- Perkawinan dapat memelihara kelangsungan jenis manusia
- Memelihara keturunan.
- Menjaga keselamatan masyarakat dari dekandensi moral.
- Memberikan ketentraman jiwa.
- Saling bahu membahu dalam membina keluarga dan mendidik anak.
- Menghaluskan rasa kebapakan dan keibuan.
Perkawinan dengan cara memilih. Antara harta, tahta, rupa, dan agama. Tentu, pilihlah yang TERBAIK agamanya. Insya Allah, akan berbuah syurga…
Nah, ini hanya sedikit catatan reportase yang bisa saya tuliskan. Bagi rekan-rekan hebat saya yang saat ini tengah berdebar-debar mempersiapkan peristiwa yang luar biasa istimewa dalam hidupnya semoga dapat bermanfaat. Pun dengan para akhwat yang tengah menjalani fase ‘METAMORFOSA’. Saya ucapkan selamat menanti! Tapi, jadikan penantian itu penantian yang produktif! Terus perbaiki diri dan senantiasa jaga hati. Dulu salah satu prinsip saya, ketika masih ‘ngejomblo’ adalah : “HATI YANG MENJAGA UNTUK HATI YANG TERJAGA”. Dan kini saya merasakan buah manis dari perjuangan rasa sabar di masa lalu. Allahu akbar!
So, lagi-lagi saya kampanyekan: SAY NO TO ‘PACARAN’ BEFORE ‘AQAD’!!!
[Keisya Avicenna, 9-10 Maret 2013 @Istana IPK 77… “4 bulan menyemai cinta bersamamu 10-11-12…10-03-13”]
0 komentar:
Posting Komentar