by Norma Keisya Avicenna on Friday, July 8, 2011 at 10:52am
Demi cinta ku pergi
Tinggalkanmu relakanmu
Untuk cinta tak pernah
Ku sesali saat ini
Ku alami ku lewati
Suatu saat ku kan kembali
Sungguh sebelum aku mati
Dalam mihrab cinta ku berdoa semoga
Suatu hari kau kan mengerti
Siapa yang paling mencintai
Dalam mihrab cinta ku berdoa pada-Nya
Karena cinta ku ikhlaskan
Segalanya kepada-Nya
Untuk cinta tak pernah
Ku sesali saat ini
Ku alami ku lewati
Suatu saat ku kan kembali
Sungguh sebelum aku mati
Dalam mihrab cinta ku berdoa semoga
Suatu hari kau kan mengerti
Siapa yang paling mencintai
Dalam mihrab cinta ku berdoa padaNya
(Afgan – Dalam Mihrab Cinta)
***
Banyak hikmah yang bisa saya ambil dari karya Kang Abik “Dalam Mihrab Cinta”. Ketika sebuah tulisan divisualisasikan pun tidak mengurangi esensi dari maksud dan tujuan sang penulis ketika menyusun karya tersebut. Satu hikmah yang ingin saya ulas dari film tersebut adalah makna dan hakikat KEIKHLASAN. Ya, ada adegan dimana Silvy (Asmirandah) akan menikah dengan Syamsul Hadi (Dude ^^v). Beberapa hari sebelum hari bahagia itu datang, Allah berkehendak lain. Silvy mengalami kecelakaan. Ia meninggal. Syamsul sangat syok. Ayah Silvy (Izur Muchtar) sempat meminta Syamsul menikahi jasadnya. Oh...T_T. Bagian dimana saya harus berebut tissue dengan Kaizenemon, boneka Doraemon kesayangan saya. Heuheu…
Ketika Syamsul kembali ke rumahnya di Pekalongan dia seperti kehilangan harapan, kerjaannya melamun, dan tidak mau makan. Ada adegan yang sangat berkesan bagi saya, saat Ibunya Syamsul mengatakan: “Sampai kapan kamu mau terus bersedih, ngger…Percuma, BIBIRMU BILANG IKHLAS TAPI HATIMU TIDAK!!!”. Nah, kalimat ini yang paling saya suka (cukup menampar luar-dalam). Tentang sebuah keikhlasan. Mudah diucapkan tapi kadang berat di tindakan. Sesuatu yang sekiranya hendak menjadi milik kita bahkan mungkin kita sudah benar-benar yakin bahwa segala yang kita rencanakan akan sesuai dengan yang kita harapkan. Tapi pada kenyataannya, Allah Swt berkehendak lain. Hm…belajar memaknai kehilangan. Ya, sebaik-baik rencana kita jauh lebih baik rencana Allah Swt untuk kita.
Dan tentang jodoh (seperti yang pernah dituliskan oleh saudari kembar saya), “Memang belum tentu seseorang yang ‘baru akan’ menikah dengan kita, itu benar-benar jodoh yang dipilihkan Allah Swt. Jodoh itu misterius, hadirnya tak terduga. Semua sudah diatur-Nya sedemikian rupa. Tidak akan datang terlambat atau terlampau cepat, jodoh kita akan datang pada saat yang tepat!” Yups, sepakat my supertwin…kalau saya selalu menuliskan kalimat ini di halaman depan catatan harian saya “Allah Swt pasti akan menjawab dengan lebih indah pada saat yang TEPAT dan TERBAIK”. (Ntah itu tentang siapa yang akan menjadi pendamping hidup saya, terealisasinya impian-impian saya, dll…ya, TEPAT dan TERBAIK! Sampai adik-adik di kampus pun hafal dengan kalimat dan dua kata tersebut seolah sudah menjadi ciri khas saya…hehe…)
Sekali lagi, banyak hikmah yang bisa saya ambil setelah dua kali menonton film ini… (yang jelas siap-siap tissue dulu yaa…Nulisnya cuma 15 menit nih. Mau rihlah ‘n refreshing dulu di taman pujangga bersama Ayu’ dan Diah Cmut. Mumpung masih libur 3 hari. Hm, SEMANGAT!!! Hidup Dude!!! Lho? ^^v)
[Keisya Avicenna]
NB: ditulis saat kondisi fisik lagi gak bersahabat (migrain…so, kalau ada yang salah, koreksinya yaw!) Hm, MENULIS itu MENYEMBUHKAN!!! kapan-kapan crita tentang DMC lagi, ah...
[NO]stalgia [R]o[MA]ntic JULI #2: “KARENA CINTA KUIKHLASKAN…”
14 Juli 2011
Label:
cinta,
inspirasi
Diposting oleh
KEISYA AVICENNA
di
Kamis, Juli 14, 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar