Efek Nibiru dan semangat Indonesia yang menggelora menyongsong 2011 telah merasuk. Kami dari kru Nibiru benar-benar mendapatkan mata baru soal jejaring, soal pengaruh media, soal antusias pembaca, soal kepenulisan, dan soal indahnya berbagi. Kami ingin menjadikan NIBIRU bukan sekadar produk novel yang harus dijual menembus angka best seller, melainkan lebih dari itu ingin NIBIRU menjadi sebuah gerakan: apakah itu minat baca, apakah itu minat menulis, dan apakah itu gerakan berbagi. Indahnya jika kami bisa memfasilitasi Tasaro GK mengunjungi sekolah-sekolah daerah bencana dan sekolah-sekolah tertinggal untuk menggelindingkan semangat NIBIRU, semangat Dhaca Suli, dan semangat Indonesia Baru.
Pendeknya, NIBIRU harus menjadi gerakan budaya baru. Gerakan memandang bahwa kita bukanlah bangsa inferior dan kita masih punya 1.001 cara untuk bangkit dari impitan dan adangan masalah. NIBIRU adalah sebuah takdir; dibuat lima serial (mirip dengan REPELITA zaman Pak Harto) dan angka akhir itu akan jatuh pada 2015. Namun, gemanya akan sampai pada impian Indonesia Emas.
Dalam sebuah perjumpaan akhiir Desember lalu, kami menyerahkan NIBIRU kepada Bapak Joko Wi, walikota Solo yang masuk tokoh pilihan Majalah GATRA menjelang tutup tahun 2010. Indonesia tahu bahwa seorang Joko Wi adalah walikota paling berpengaruh dengan segudang prestasi dan kembali terpilih tanpa mengeluarkan uang sepeser pun (90% kemenangan). Kami bangga dapat memberikan NIBIRU kepada tokoh inspiratif seperti Pak Joko Wi dan cita-citanya seperti gayung bersambut dengan semangat NIBIRU, membumikan kembali karakter bangsa Indonesia yang luhur.
NIBIRU adalah sebuah mata baru meski tidak gampang bagi kita untuk selanjutnya memandang dengan 'mata baru'--kita memerlukan juga optimisme baru. NIBIRU adalah deru untuk Indonesia Baru.
:: Bambang Trim
MEMBUKA MATA BARU DENGAN NIBIRU
03 Januari 2011
Diposting oleh
KEISYA AVICENNA
di
Senin, Januari 03, 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar