Di Penghujung Perjalanan...(Kisah Ibu dan Anaknya)

21 Desember 2008

Wanita tua itu perlahan-lahan menyeretkan kaki rentanya ke ujung jalan…
Tatapan matanya sayu... seakan mengatakan bahwa aku ini sudah tua…dan sangat kelelahan..!!
Tapi hatinya bergejolak!!!tidak...!!!kau tidak boleh lelah..kau tidak boleh sakit…!! Lupakah kamu…
Lupakah kamu bahwa di kolong- kolong itu…tujuh anakmu masih perlu makan untuk hidup???
Lupakah kamu bahwa suami bangsatmu itu telah pergi meninggalkanmu dengan tanggungan yang berat untukmu sebagai seorang wanita..!!!


Seketika itu...kepulan debu-debu kota memecahkan lamunannya…
Seraya menutup hidungnya dengan selembar baju bekas, ia melanjutkan pekerjaannya…ia kumpulkan satu persatu barang dari tempat sampah... tempat segala kotoran dan menjijikkan bagi orang-orang..!!

Tapi tidak untuk wanita renta itu..!! ada roti basi yang berhasil ia temukan…dengan senyum sumringah…dengan gembira..!! ia memungutnya..lalu dibawa pulang…
“anak-anak…lihat apa yang ibu bawa…ibu bawa roti.. !!!’ spontan, ketujuh anaknya yang menanti kelaparan berlari menuju sang ibu yang bersimbah peluh…



”ini kalian bagi sama rata ya…”
satu roti basi itu…,dipakainya mengganjal perut yang terlilit usus-usus yang menuntut untuk diisi makanan..!!

“’doakan ibu.. esok hari masih ada makanan untuk kalian..”
sementara itu.. wanita renta mengganti rasa laparnya dengan ‘’hanya” melihat anak-anaknya makan..
malam itu berlangsung seperti tujuh hari sebelumnya..sang ibu tua itu tak makan sedikitpun sehingga pucat pasi menghancurkan wajah teduhnya…sekali lagi mata sayunya ingin berkata…

kau hanyalah manusia biasa..!! kau tak akan mampu bertahan…kau sudah tua…kau sudah sangat menderita…mengapa kau tidak pergi saja…
biarkan anak-anakmu di sini… lebih baik kau tidak melihatnya mati kelaparan!!
hati nurani sang wanita lalu menampik..
hey..!!jika kau pergi..ingatkah kau kelucuan mereka..apakah kau tidak berharap mereka akan hidup lebih baik dari dirimu..!!!?

wanita renta itu perlahan-lahan memejamkan mata.. ia harap lapar ini tetap bisa “bersabar” …
sampai saatnya nanti ia mendapatkan makanan untuknya…
sampai saatnya nanti tuhan mengubah hidup mereka..
entah di dunia yang garang ini… ataupun di surga…
yang jelas..ia akan tetap bersama ketujuh pangeran mungilnya..walaupun ajal yang harus menjadikan pemutus hubungan mereka…

0 komentar: