Bukan dari tulang ubun ia dicipta
sebab berbahaya membiarkannya dalam sanjung dan puja
Tak juga dari tulang kaki
karena nista menjadikannya diinjak dan diperbudak
Tetapi dari rusuk kiri
Dekat dengan hati untuk dicintai
Dekat dengan tangan untuk dilindungi…
********
Hidup butuh perjuangan. Siapa saja yang duduk menopang dagu akan kalah dan tergilas waktu. Kita tidak hidup di negeri dongeng. Negeri antah berantah nun jauh di seberang, yang tak ada penat dan peluh di sana. Hanya kesenangan dan kelapangan yang terhampar. Kalaupun ada kehidupan seperti ini tidak menjanjikan apapun, selain keterlenaan dan kehampaan.
Sebagai seorang muslimah yang telah mengikrarkan perjanjian dengan Allah dan Rasul-Nya, sudah sepatutnya selalu melakukan evaluasi. Betulkah kita telah menepati janji itu. Ataukah sekedar janji yang tersendat di kerongkongan dan tak pernah keluar dalam bentuk amal. Iman yang tulus akan menghasilkan amal yang indah dan berkesinambungan. Adalah perkataan hampa bagi mereka yang mengatakan cukuplah iman tanpa amal. Bukankah Iman dan Amal diciptakan sebagai sebuah hatmiyyah (keniscayaan) dalam beribadah kepada Allah. Jika tidak demikian, maka kita termasuk dalam ilustrasi Rasulullah Saw. sebagai pohon yang tak berbuah.Tinggi dan rindang tapi tak memberi manfaat.
Coba kita renungkan kembali surat Al Ashr, “Demi masa sesungguhnya manusia itu berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan nasihat menasihati agar tetap sabar. (Q.S: Al Ashr, 1-3).
Betapa indahnya, seorang muslimah yang telah berkomitmen terhadap Tuhannya kemudian mengimplementasikannya dengan amalan yang nyata. Setiap langkah yang diayun selalu dalam koridor aturan Nya. Setiap keputusan yang diambil, pun dalam bingkai memohon petunjuk Nya. Pesan yang tersurat dalam surat Al Ashr tidak hanya beramal sholih, namun ada nasihat lain yang agung, dimana Allah memerintahkan kepada kita untuk saling menasihati agar tetap sabar dalam kebenaran. Inilah salah satu aspek penting itu. Di dalamnya ada keterkaitan yang erat antara iman dan kepekaan sosial. Keimanan yang benar tidak hanya menghantarkan cahaya bagi dirinya, tapi juga buat orang lain. Ini yang sering disebut oleh para ulama sebagai al fayadh al rabbani (limpahan keimanan). Yang sejatinya bisa memancar dari dalam diri seorang muslim dan muslimah, kemudian tumpah ruah menyinari orang-orang di sekelilingnya.
Jangan pernah lupa, bahwa para Ummahâtul Mukminin dan Shahabiyat pun ikut serta dalam membangun masyarakat menuju kehidupan yang lebih baik. Sebut saja Aisyah bintu Abi Bakar, Ummu Salamah, dan Ummu Waraqah. Mereka dikenal sebagai muslimah yang memiliki pengetahuan yang luas, sehingga tidak segan-segan untuk mengajarkan kepada yang lainnya dan menjadi tempat bertanya bagi para muslimah.
Asyifa binti Abdillah muslimah cerdas yang peduli terhadap masyarakat. Sebelum memeluk Islam memiliki keahlian dalam bidang membaca dan menulis. Ketika memeluk Islam, kegiatan baca tulis ini berlanjut dengan mengajarkan pada muslimah lainnya. Hafshah binti Umar bin Khattab adalah salah satu dari murid beliau. Bahkan dalam masa kepemimpinan Umar, Asyifa ditunjuk sebagai staf tenaga ahli yang khusus mengelola urusan perdagangan dalam kota. Amanah ini dilakukannya dengan baik.
Nah!, Bagaimana dengan kita selaku penerus mereka? Untuk itulah kita seyogyanya mesti terus berupaya meningkatkan sisi-sisi positif dalam diri kita sehingga bisa menumbuhkan Quwwatul khoir (potensi kebaikan) menjadi karakter, dan dalam waktu yang sama kita akan bisa melumpuhkan quwwatu syar (potensi keburukan) dalam diri kita.
Muslimah Berprestasi Ikut Membangun Peradaban
Berprestasi tidaklah selalu identik dengan mereka yang menjuarai berbagai perlombaan. Bukan juga untuk mereka yang selalu sukses mendulang prestasi akademisnya. Muslimah berprestasi adalah manusia pembelajar yang selalu mencari ilmu dan mencoba untuk mengaplikasikannnya. Seorang muslimah yang cerdas akan mencoba untuk mengerahkan potensi yang dimiliknya sehingga bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sekitar. Sangat disayangkan saat ilmu yang telah didapat tapi tidak diamalkan. Kreatifitas yang dimiliki tidak dikembangkan. Sungguh berbahagia menjadi muslimah yang mampu menciptakan amal-amal yang dibutuhkan oleh lingkungan.
Untuk menjadi bagian dari barisan Agent Of Changes dan anasir pembangun peradaban, paling tidak seorang muslimah berusaha memiliki beberapa hal berikut:
1. Selalu berpikir positif
Tentu! Siapa lagi yang mencintai diri kita lebih diri kita sendiri. Maka percayalah dengan potensi yang dimiliki. Sehingga tanpa keraguan akan mencoba untuk mengembangkan apa yang kita miliki dan mencoba untuk menyalurkannya kepada orang lain. Bukankah lebih indah saat kebaikan itu kita nikmati bersama-sama. Jangan ada perasan rendah diri atau merasa kurang percaya diri dengan kemampuan kita untuk berinteraksi sosial. Yakinlah, bahwa apa yang kita lakukan termasuk dalam kebaikan. Tentu jika dijalankan dalam koridor yang telah ditentukan.
2. Berkepribadian Tegar
Menjadi muslimah yang tegar? Mengapa tidak. Tegar bukan saja dimiliki oleh mereka yang bernama kaum Adam. Toh wanita tidak akan menjadi maskulin ketika memiliki sikap ini. Tegar dalam perjuangan dan menebar kebaikan merupakan hal yang terpuji. Masih ingat kisah Asiah saat mempertahankan keimanan ditengah hegemoni kesyirikan yang begitu kental. Ketegaran Sumayyah dalam menjalani keimanannnya, dan kesabaran Maryam ketika orang-orang mulai menuduhnya dengan kata-kata yang keji disaat megandung Nabi Isa. Ah! Ketegaran yang luar biasa!.
Saat kita mencoba untuk terjun dalam lingkungan sosial dan mendapati banyak rintangan, maka janganlah berhenti. Sesekali evaluasi dan berusaha melangkah lebih baik lagi. Dengan adanya kesulitan justru akan menambah kematangan sikap dalam menjalani hidup ini. Teruslah berkarya. Kelak Allah akan melihatnya.
Dan katakanlah: bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mu’min akan melihat pekerjaan kamu itu dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata lalu diberikan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. A-Taubah : 105)
3. Memulai dari diri sendiri.
Masih ingat dengan istilah mulai dari diri sendiri, mulai dari hal yang terkecil dan mulai dari sekarang. Cobalah untuk mengaplikasikannya. Maka kebaikan itu akan mudah diterima oleh orang lain. Bagaimana mungkin kita menyeru pada orang lain untuk bersedekah, sementara kita begitu kikir. Maka janganlah kita termasuk dalam golongan Kabura Maqtan. Menyuruh orang pada kebaikan tapi diri kita berada dalam jurang kenistaan.
4. Memelihara keikhlasan.
Saat kita terjun dalam lingkungan sosial dan disibukkan oleh berbagai aktifitas kebaikan, usahakan komitmen dan keikhlasan agar tetap terjaga. Buang keinginan untuk disanjung atau dipuji. Semua itu hanyalah pandangan manusia yang tidak berarti dibandingan pandangan Tuhan. Karena keikhlasan mampu menjaga kestabilitasan amal seseorang. Sehingga, saat kesulitan itu datang maka kita mampu mengatasinya. Yakinkan dalam hati, bahwa apa yang kita lakukan adalah bentuk satu kebaikan. Bukan hanya untuk diri kita sendiri, tapi juga untuk yang lainnya.
Masihkah ingin berdiam diri? Bergeraklah menjadi motor reformasi kebaikan bagi diri sendiri dan lingkungan sekitar. Sungguh tidak merugi menjadi muslimah yang berdaya dan memberdayakan. Dapat memberikan konstribusi dan manfaat bagi orang lain sungguh menyenangkan. Percayalah!
Serakan Inspirasi Keisya Avicenna 2010 dari :”Agent Of Changes dan Bangunan Peradaban”, oleh: N. Sausan Muhammad Sholeh, Lc.
********
Saudariku Muslimah,
Allah telah memuliakanmu, mensucikanmu dan mengangkat kedudukanmu. Tidak ada ajaran manapun yang lebih tinggi mengangkat derajat wanita selain ajaran Islam. Bahkan Allah banyak menurunkan hukum-hukum yang khusus berkenaan dengan masalah wanita di dalam kitab-Nya yang mulia.
Semoga Allah memberimu taufiq kepada apa-apa yang dicintai dan diridhai oleh-Nya, dan semoga Allah memberikan manfaat kepadamu dari apa-apa yang engkau dengar dan engkau baca, dan semoga Allah menjadikannya sebagai pendukung bagimu bukan sebagai bumerang atasmu.
Semoga Allah memberikan shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarganya dan para sahabatnya, seluruhnya….. Amin.
[Zona Inspirasi SUPERTWIN, 20 April 2010..22:47 WIB…H-2 sebelum Petualangan Inspirasi Tanpa Batas itu dimulai…BERSIAPLAH!!! Sekarang ini muslimah diharapkan mempunyai keteladanan dalam hal membangun husnul ‘alaqoh al ijtimaiyyah atau life social relationship. Bukan lagi waktunya duduk termangu berkhayal tanpa aktifitas yang bermanfaat. Sehingga menjadikan muslimah yang tidak produktif. Hm..SELAMAT HARI KARTINI!!! SELAMAT HARI MUSLIMAH!!!! BANGKIT dan BERSEMANGATLAH^^v. BE PRODUCTIVE!!!]
“KARENA IA TERCIPTA DARI RUSUK KIRI YANG BENGKOK…"
06 Mei 2010
Diposting oleh
KEISYA AVICENNA
di
Kamis, Mei 06, 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar