[NO]stalgia [R]o[MA]ntic JULI #4: “PELANGI HIDUPKU”

14 Juli 2011





by Norma Keisya Avicenna on Thursday, July 14, 2011 at 10:10am

Ah, tak terasa ya hampir sampai di pertengahan Juli. Itu artinya, bulan Ramadhan sebentar lagi datang. Ayo, makin semangat menyambut sang tamu agung! Semoga Allah Swt masih berkenan mempertemukan kita dengan bulan mulia itu… Aamiin ya Rabb…



Targetan hari ini aku mulai mencicil kembali Bab 6 naskah CPNS-ku yang beberapa hari terakhir ini sempat tertunda untuk aku kerjakan karena ada kesibukan yang lain. Hehe. Mungkin kurang fokus ‘n kurang bisa buat prioritas! Tapi tak apalah, yang penting terus semangat berkarya. Seperti menaiki anak tangga, untuk mencapai puncak kamu harus berjalan bertahap di setiap anak tangganya... ^^v



Saat aku tengah asyik menikmati makan siang di kost yang mulai sepi karena ditinggal penghuninya liburan (heuheu…kesepian nih gue!), datanglah seorang adik (Bio 2007) menukarkan charger laptopnya yang dulu tertukar dengan punyaku. Ah, kayak judul sinetron aja. “Charger yang Tertukar”. Adikku satu ini memang asyik dan lucu. Alhamdulillah, dia sudah selesai ujian pendadaran dan sedang sibuk mengurusi kelengkapan wisuda buat September nanti. Dia sempat bercerita proses revisian skripsinya menjelang ujian pendadaran beberapa waktu lalu. Kebetulan dosen pembimbing skripsi kita sama. Meski perjalanan bimbingannya jauh lebih ribet daripada aku dulu. Perasaan pas aku dulu konsultasi semuanya fine-fine aja. Tapi seru juga sih, banyak suka-dukanya!



Adikku itu juga cerita tentang teman-teman seangkatannya yang masih sibuk riset skripsi mereka. Tak jarang terjadi konflik internal maupun hal-hal yang menyangkut masalah teknis. Suer deh, pikiranku langsung melayang kepada sosok-sosok sahabat terbaikku yang jadi satu tim penelitianku dulu. Tim AMBRE. Ambre adalah nama tanaman yang terdapat di daerah Tawangmangu. Nama ilmiahnya Geranium radula Cavan. Dulu aku satu tim dengan Tanti dan Mita. Ah, aku jadi kangen sama mereka.



Mengenang riset kita dulu… Aku kadang merasa bersalah juga karena mungkin dalam satu tim aku yang paling sering meninggalkan mereka saat riset. Di saat mereka membantuku uji toksisitas, aku sering gak bisa bantu mereka saat uji bakteri. Tapi, Alhamdulillah… mereka paham dengan segudang aktivitasku. Saat mereka harus ngelab, pada jam yang sama aku dibutuhkan teman-teman lain untuk rapat di SIM-BEM UNS atau ada agenda di Masjid Nurul Huda. Hah, maafkan aku kawan, jika kurang optimal. Tapi aku sangat bersyukur, Tim AMBRE selalu kompak. Gak pernah musuhan atau terjadi persengketaan diantara anggotanya. Satu kuncinya, KOMUNIKASI! Dari komunikasi yang terbangun dengan baik akan menumbuhkan sikap saling pengertian satu dengan yang lain, bukan masalah pemakluman tapi kita mampu menempatkan tugas dan tanggung jawab masing-masing. Seiring berjalannya waktu, kita juga jadi semakin paham karakter masing-masing. Saling melengkapi kekurangan antara yang satu dengan yang lain.



Aku yang kadang cuek dan kurang peka, Tanti yang rajin tapi kadang panikan, Mita yang selalu santai dan kadang lola. Lucu-lucu banget lah kalau inget. Sampai ada satu peristiwa yang benar-benar menguji kesolidan tim kita. Pada suatu siang, riset kita salah! Kita salah menggunakan sampel yang harus difraksinasi. Alhasil, pekerjaan kita (waktu itu dosen pembimbing kita juga setia menemani di lab) dari siang sampai sore itu bisa dibilang sia-sia. Hah… sebenarnya dosen kita tidak tahu masalah ini. Panik, itu pasti! Kacau banget pikiran kita saat itu. Masing-masing punya pendapat sendiri-sendiri. Sampai akhirnya, kita bertiga memutuskan untuk mengulangi lagi dari awal. Lab Biologi lantai 1 sepi banget karena sudah malam! Untungnya ada Pak Satpam yang berpatroli. Hihi… benar-benar menjadi sebuah moment yang gak bakal kita lupain deh! Kita baru pulang jam 9 malam… Kita juga pernah belajar bertiga di kost Tanti. Aku sampai nginep. Buat persiapan seminar skrispi. Seru banget lah! Mereka sahabat-sahabat terbaik yang luar biasa. Ya Rabb, aku merindukan mereka. Jagalah mereka selalu…



Mendengar cerita adik tingkatku itu, aku hanya bisa tersenyum simpul. Ah, jangan sampai deh…persahabatan yang mulai terjalin saat di awal perkuliahan bisa rusak hanya gara-gara ketidaksepahaman saat melakukan penelitian. Semuanya akan baik-baik saja jika paham hakikat sebuah “amal jama’i”. Bekerja sama. Kerja tim! Ya, semoga itu bisa menjadi bumbu pemanis persahabatan kalian… tapi yang terpenting, “KOMUNIKASI”. Oke…hal yang sepele, tapi menjadi sangat berpengaruh dalam keberhasilan kinerja sebuah tim.



Cerita siang menjelang sore… sebelum ngajar di GO Mawar, aku menyempatkan diri untuk mampir di showroom Tiga Serangkai. Rencananya aku mau beli buku “first novel” seperti yang disarankan oleh mentor kepenulisanku, Casofa Fachmy. Berharap sih, gak ketemu tu orang. E…mak bedunduk…tu orang malah lagi nangkring di kursi, ngobrol sama seorang ibu dan seorang bapak. Nyengir deh gue! Liat-liat buku dulu, sampai akhirnya dia ngasih tau mana lokasi first novel yang harus aku beli. Yuhuy, beli 2. Semoga bisa jadi perbekalan untuk masa depan menulis yang lebih baik. Bergegas aku ke GO (cukup jalan kaki saja, coz gak jauh-jauh amat), e…aku malah ketemu sama Pangsit TeamLo. Hm, 11-12 deh sama seonggok yang tadi aku temui di TS. Wkwkwk…ngekek sepanjang jalan.



Cerita sore… bertemu dengan murid-murid baru di kelas Galileo. Wuih, seru banget deh! Mencatat inspirasi yang bisa ku dapat saat 2 jam bersama mereka.

Cerita malam… saat ngajar piket seorang murid yang besok ada ulangan IPA ada pemandangan menarik yang sayang kalau terlewat begitu saja. Ada sepasang suami istri. Mereka berdua mengantarkan salah seorang putranya (yang masih kelas 4 SD) untuk tes modalitas. Saat sang anak tengah dibimbing oleh seorang pengajar untuk tes, mereka mengeluarkan sebuah buku dari tas masing-masing. Wuizzz…adegan pertama yang memukau! Sang suami (bapak itu, dari segi fisik dah cukup berumur deh, warna rambutnya juga sudah berubah), sang istri pun demikian… (sudah banyak kerutan di wajahnya). Tak pikir adik yang tadi itu cucunya. Tapi gak tau juga deh, putranya atau cucunya. Yang penting, aku suka gaya mereka memanfaatkan waktu “penantian” dengan PRODUKTIF. Mbaca buku bhook… ngintip dikit, buku yang mereka baca juga keren! Buku keagamaan. Hm, malam yang sangat inspiratif!



Menikmati malam sorangan wae, mampir beli nasi uduk di kota Barat kemudian naik angkot 01. Ketemu mbak-mbak yang dulu pernah kenalan. Kalau ada barengan gini sedikit lebih tenang. Di dalam angkot, sempat terekam sebuah dialog antara bapak, ibu, dan seorang anak laki-lakinya yang aku taksir usianya sebaya dengan anak kelas 6 SD. Pembahasan mengenai “anak punk”. Wuiz, kedua orang tua itu wanti-wanti agar tu anak gak ikut-ikutan “gaya berandalan”-nya mereka. Ada satu dialog lagi, saat seorang laki-laki dengan mata sedikit kemerahan, wajah yang ‘culas’, dengan senyum tidak ramah (gue serem liat elo, mas!). Duduk dekat mbak-mbak yang kukenal tadi. Kemudian dia bertanya, “Turun mana mbak?”. “Pedharingan”, jawab mbak itu. “Kuliah atau kerja?”, kata cowok tadi. “Kerja!”, jawab mbak itu. Singkat! Sumpah, ngeliat adegan itu antara pengin ketawa dan pasang tampang sangar karena waspada. Hehe…



Sampai di kost, wuih… sepi banget! Kost tiga lantai dengan 19 kamar saat ini tinggal 3 orang. Sampai jam 9, aku ngobrol dan mendengarkan curhatan adik kostku di ruang tengah tentang kondisi kampus. Masuk zona inspirasiku, aku mengeluarkan satu buku first novel dari dalam tas yang berjudul “Nathan, Sang Penjelajah Mimpi”. Melahap lembar demi lembar dari kisah di buku itu. Mencoba mengikat makna. Sampai akhirnya aku terlelap dan berpetualang dalam EKSPEDISI MIMPI-ku sendiri. Muncul wajah-wajah penuh cinta yang sangat akrab kukenal. Diah Cmut, Aprisa Ayu Primasari, Mbak Santi, Mbak Amrih, Mbak Nury, Mbak Umi, Mbak Fu’ah, Mbak Eka, Mbak Anik, Mas Aris El Durra, Kang Fachmy, Mas Tyo, Mas Alib, Mas Cowie… wah, kok mereka rombongan hadir di mimpiku yha? Mimpi yang sangat seru… (gak perlu diceritakan di sini ah… bikin ketawa!)



Sekelumit kisah hari ini yang sayang jikalau aku tidak bisa mendokumentasikannya dengan baik. Jejak-jejak berharga yang semoga bisa memberikanku banyak hikmah dan pelajaran sarat makna.



Ketika Solo menjadi pilihanku!



(Aku hampir meninggalkan kota ini yang itu artinya aku meninggalkan “PELANGI”. Tapi waktu itu wajah-wajah keluarga Pelangi-ku pernah muncul di istikharahku, yang membuatku cukup berat untuk meninggalkan kota ini. Hikzhikz… Ya Rabb, mereka sangat berharga!!! Izinkan aku di sini lebih lama lagi… Kuatkan aku apapun skenario-Mu untukku!)



[Keisya Avicenna, jejak 13 Juli 2011 tentang aku dan Pelangi Hidupku…]

\NB: pemanasan dulu…

0 komentar: