DI TAMAN PUJANGGA, AKSARAKU BERCERITA…

23 Maret 2011




Sahabat adalah bagai teman berlekat satu sisi
Menemani mimpi saat bulan tersenyum
Merindukan kesepian lari dari bayangan malam

Sahabat, inginku slalu melihat senyum mengembang di wajahmu
Tak kan kurela membiarkan air mata kesedihan membasuh keindahan
Keindahan yang terlukis di layar jiwa
Dan marilah melangkah untuk harapan sahabat kita yang lain
Berada untuk menemani saat kerapuhannya.

Dekatkanlah hatimu dalam kegundahan sahabat-sahabat kita
Hapuskanlah segala kehitaman
Tiupkanlah lirih kata-kata tersirat penghibur luka
Bantulah ia berharap sebagai akhir dari ucapmu
Bantulah ia tersenyum sebagai akhir dari perjumpaanmu...

Tak cukup puisi ini mewakili suara hati
Puisi ini hanya ingin menuliskan lagu senandung rindu
Seiring nada-nada spasi yang menjadi melodi masa lalu
Baitnya adalah belaian yang mengusap kerapuhan jiwa
Menyuarakan ketegaran
Mengokohkan dinding nurani

Karena persahabatan mengajarkan hakikat ketulusan
Dan ketulusan adalah sebuah judul dari baris-baris suara hati
Seperti sekuncup mawar diantara taman-taman melati yang memutih

*Maka engkau telah membangunku menjadi “sesuatu”. Sebab aku ada, salah satunya karena engkau ada. Bersyukur untuk cinta-Mu Ya Rabb, Tuhan yang Maha Agung. Dan terima kasih untuk sahabat-sahabatku yang telah meletakkan jiwaku dalam hatinya karena selalu yakin cinta-Nya ada dan selalu ada…(Keisya Avicenna_untuk jiwaku yang sedang bertumbuh)

[Serakan Inspirasi di Taman Pujangga Ronggowarsito, bawah Jembatan Jurug, saat “ndegan party bareng 7 kurcaci”…hihi…Ada Diah Cmut, Ayu’, Mas Aris El Durra, Mas Trims, Mas Tyo, Bunda Fu’ah. Jejak itu kembali terukir, 22 Maret 2011. Benar-benar ROMANTIS! ROmbongan MAkaN graTIS. *gelenggelengkepalagedhekgedhek.com. wkwkwk… Episode selanjutnya: bebek bakar presto yuk! Melanjutkan “Balada Permen Sunduk”^^v]

0 komentar: