MENUNGGU HINGGA SUNYI YANG SEMPURNA

17 Maret 2011




Saat detik merangkak menyambut waktu Subuh…
Ada sosok yang tengah berpikir di kolong langit
Mengeja konstelasi bintang
Mencoba cari petunjuk
‘tuk temukan jawaban

Ada setitik keraguan, menjadi sandungan bagi tekadnya
Bersama sebuah kisah yang mengembara sendirian, tanpa berkawan

Hening melintas menggulirkan waktu
Kembali batinnya mengeja angka
Hatinya mendesah…
Betapa berlikunya jalan menuju keikhlasan
Betapa berat menjaga suasana hati yang sudah terkondisi agar tidak terkotori

Membuat jiwanya semakin ‘kaya’ (semoga…)
Batinnya pun mengamini
“Bahwa hidup menawarkan warna lain dari yang selama ini ia jalani”

Mendamba sebuah ketegaran
Ketegaran yang tidak mudah menguap oleh waktu
Berharap temukan sebuah senyum
Senyuman paling melegakan sepanjang hidup…

“Ya Rabb, inikah kebahagiaan yang Kau ‘tunda’ untuknya?”

***
“Kesediahn tak perlu diberi nama
Dan kebahagian itu kita sendiri yang menciptakannya…
Karena Tuhan mencintaimu lebih dari yang kamu perlu”

Saat langit malam terlukis sinar bintang dengan kecemerlangan yang tak berbanding…

[Keisya Avicenna, 15 Maret 2011…Jelang Peristiwa Subuh di Masjid Perjuangan NH IC]

0 komentar: