Bismillahirrohmannirrohiim....
Berdiskusi dengannya sangat mengasyikan
dan ia pun memberikanku artikel berikut:
selamat membaca ^_^
--------------
Generasi Rabbani adalah generasi
manusia yang beriman kepada Allah, Rasulullah Shallahu 'Alaihi Wasallam,
menjadikan al Qur’an dan al Hadist sebagi rujukan hidupnya dalam segala aspek
kehidupan. Kemudian generasi ini diteladani oleh generasi berikutnya
(Tabi’ien), kemudian dicontoh lagi oleh generasi berikutnya lagi (Tabi’ut
tabi’en). Rasulullah Shallahu
'Alaihi Wasallam menyebutnya sebagai generasi manusia terbaik
“Sebaik-baik
qurun (abad atau generasi) adalah generasi aku (generasi beliau dan
sahabat-sahabatnya), kemudian generasi setelah mereka, kemudian generasi
sesudah mereka. (HR.Bukhari)
Wahai
muslimah, tentu anda dan saya pasti ingin mempunyai anak-anak yang Rabbani,
yang sholih sholihah , yang menjunjung tinggi nilai-nilai alquran dan hadits,
anak yang berbalut akhlak alquran, sebagaimana akhlaknya Rasulallah. Ketika
Aisyah ditanya mengenai akhlak Rasulallah, beliau menjawab akhlak beliau (Rasulullah) adalah Alquran.” (HR Abu Dawud dan
Muslim).
Namun tidaklah
mudah untuk mendidik anak-anak kita menjadi berkepribadian Rabbani apalagi di
akhir zaman seperti ini. Generasi Rabbani, lahir dari rahim seorang wanita yang
sholihah, yang juga memegang teguh Alquran, dan juga terbentuk dari jenis
sperma yang berkualitas dari seorang laki-laki sholih yang sangat kuat
ketaatannya kepada Allah. Karena itu mari kita belajar dari kisah Rasulallah
dan Khodijah sehingga lahirlah wanita yang paling di kasihi Allah, dia adalah
Fathimah Az Zahra, dia menjadi wanita teladan sepanjang masa karena
keshalihannya dan kecerdasannya.
Fathimah Az Zahra
adalah seorang anak dari dua manusia agung yang tidak kita ragukan lagi
kesholihannya. Karena itu memilih pasangan (suami/isteri) dengan bibit yang
unggul kesholihanya sangatlah berpengaruh akan hadirnya generasi Rabbani.
Bahkan tidak hanya sebatas sholih akan tetapi pilih lah pasangan (suami) yang
benar-benar terjaga dari memakan harta yang haram, dan syubhat. Karena sperma
yang dibuahi di rahim yang akan menjadi janin berkembang dari darah yang
dihasilkan dari proses pencernaan makanan. Jadi, sangatlah berbeda sperma yang
merupakan hasil dari memakan daging babi, dan meminum minuman keras dengan
sperma yang memakan daging sapi, unta, kurma,madu dan jenis makanan yang halal
dan membuat ketenangan saraf serta jiwa.
Allah berfirman: dan makanlah makanan yang halal lagi baik (thayib) dari
apa yang telah dirizkikan kepadamu dan bertaqwalah kepada Allah dan kamu
beriman kepada-Nya” (terjemah Qur'an Surah Al Maidah: 88)
Dari ayat di atas dapat di
simpulkan bahwasanya tidak hanya cukup halal, akan tetapi thoyyib (baik),
karena makanan yang halal belum tentu thoyyib. Misalnya: daging kambing adalah
makanan yang halal, akan tetapi jika daging ini didapatkan dari hasil rampasan
atau mencuri tentunya akan merusak manusia. Jadi makanan yang dimakan oleh
orang tua (ibu dan ayah) sangat berpengaruh besar pada masa depan anak kita.
Mari kita simak kisah Rasulallah ketika menerima perintah
Allah untuk menjauhi Khodijah selama 40 hari.
Ketika
itu Jibril turun dan berkata kepada Rasulallah: Hai Muhammad, Yang Maha
Tinggi mengirimkan salam Nya untukmu dan memerintahkan dirimu untuk menahan
diri dari Khodijah selama 40 hari. Sungguh kita mengetahui perasaan
Rasulallah yang sangat mencintai Khadijah, pasti sukar untuk melakukan hal itu,
tetapi karena demi ketaatannya kepada Allah, Rasulallah melewati 40 hari
dengan puasa dan shalat malam. Sementara Khodijah Ridho dengan ketetapan
Allah. Inilah ciri-ciri wanita sholihah, ia ridho dan mendukung suami nya
selagi dalam ketaatan. Selama 40 hari di tinggal oleh suaminya Khodijah sangat
menjaga kesuciannya, ketika malam datang dia mengunci pintu dan menghabiskan
malamnya dengan mendirikan shalat. Pada
akhir hari ke 40, Jibril turun dan berkata kepada Rasulallah: Wahai Muhammad Yang Maha Tinggi mengirimkan salam
untuk mu dan memerintahkanmu bersiap untuk penghormatan dan hadiahNya. Pada
saat itu Jibril turun membawa pinggan dan berkata: Hai Muhammad, Tuhanmu
memerintahkan untuk membatalkan puasamu dengan makanan ini. Lalu beliau membuka
pinggan nya dan menemukan setandan kurma dan seikat anggur, beliau makan dan
minum secukupnya. Setelah itu Rasulallah bersiap diri untuk melaksanakan
shalat, lalu Jibril berkata: sholat terlarang bagimu hingga engkau pergi ke
rumah Khodijah dan berhubungan denganya karena Allah hendak menciptakan
keturunan mulia darimu malam ini. Maka di malam itupun Rasulallah menyalurkan
spermanya di rahim Khodijah. Sperma yang berkualitas dihasilkan dari makanan langit (Surga), dan
terlahir dari sperma itu seorang Fathimah Az Zahra.
Dari
kisah ini, dapat kita simpulkan Allah memerintahkan Rasulallah agar menjauhi
Khodijah agar kerinduan dan hasrat beliau pada khodijah meningkat, Rasulallah
lebih banyak ibadah dan berdoa agar mendapat kesucian lebih tinggi , karena itu
pengaruh makanan dan suasana kejiwaan orang tua selama berseggama berpengaruh
besar pada perilaku sang anak kelak. Dan
hasrat yang tulus, akhlak dan kesabaran orang tua berpengaruh pada
penampilan serta kecerdasan anak.
Generasi
Rabbani,lahir dari bibit yang unggul, dari rahim seorang muslimah yang
mencintai Allah, KekasihNya dan alquran, tidak harus mencari pasangan yang
hafizh atau hafidzah. Yang penting sesorang itu sangat mencintai Alquran, punya
komitmen bersama alquran, lisannya, akhlaknya, jiwanya terpelihara oleh
alquran, belum ada jaminan hafizh/hafizah sudah melekat alqurannya sampai
mendarah daging. Ya Allah kami berlindung dari hafalan alquran yang hanya
sebatas kerongkongan padahal kami membaca kitab MU…Semoga semakin banyak
generasi Rabbani yang terlahir. Aamiin……
------------
Tulisan oleh :
Annisa_insan dhoif
[dari blog mbakku cinta, Purnama Madinah]
0 komentar:
Posting Komentar