Di latar belakang surat Abasa membuktikan bahwa Rasulullah memilih-milih dalam domain berdakwahnya. Rasulullah SAW mempunyai asumsi bahwa jika dia mendapat dukungan dari orang-orang penting dari suku Quraisy yaitu Utbah bin Rabi'ah, Syaibah bin Rabi'ah,dll maka akan berkuranglah masalah yang dialami ummat pada saat di awal dakwah makkiyyah.
Datangnya Ibnu Ummi Maktum yang membuat Rasulullah SAW bermuka masam adalah refleksi keengganan untuk mengurus masalah yang diasumsikan kurang penting dan tidak signifikan, yaitu melayani orang yang tidak punya kekuatan masa dan tidak punya kemampuan ekonomi.
Hikmah dari Abasa terhadap Rasulullah SAW :
Tafsir Fizhilaali Quran menjelaskan bahwa disinilah langit campur tangan untuk mengatakan kata pasti dalam urusan ini, untuk menaruh rambu-rambu dan semua petunjuk jalan, dan untuk menetapkan timbangan untuk menimbang semua norma dan nilai, tanpa menghiraukan semua jenis lingkungan (kasta) dan pemikiran. Termasuk pemikiran tentang kemaslahatan dakwah menurut pandangan manusia, bahkan menurut pandangan penghulu semua manusia yakni Nabi Muhammad SAW
Tafsir Fizhilaali Quran karangan Sayyid Quthb juga menegaskan bahwa secara lughawi, didalam ayat 11, Allah memberikan peringatan yang keras terhadap Rasulullah SAW yang merupakan pembawa risalah yang amat diperhatikan dan dibimbing oleh Allah SWT. Bahkan ini dijelaskan sebagai celaan untuknya dengan uslub/cara " Sekali-kali jangan demikian !".
Dengan kata lain Allah meluruskan perbuatan dan asumsi Rasulullah SAW yang keluar dari kehendak Allah SWT :
1. Jangan sekali-kali seperti itu !
2. Jangan sekali-kali bermuka masam terhadap orang yang mencari ilmu Allah biarpun ia miskin lagi buta !
3. Jangan membeda-bedakan orang yang ingin mendengarkan dakwahmu !
4. Jangan terpedaya dalam kasta ketika berdakwah !
Aplikasi Surat Abasa di zaman Rasulullah SAW :
Tafsir fi zhilali Quran mengilustrasikan bahwa Rasulullah SAW sangat terkesan dan tersentuh oleh ayat-ayat surat 'Abasa. Maka pertama yang dilakukan oleh Rasulullah SAW adalah mengumumkan pengarahaan dan celaan yang turun berkenan peristiwa tersebut. Juga setelah peristiwa ini Rasulullah SAW. senantiasa bersikap lunak kepada Ibnu Ummi Maktum. Setiap kali berjumpa dengannya, beliau berkata, “Selampat berjumpa orang yang karenanya aku dicela oleh Tuhanku." Bahkan beliau dua kali menjadikannya pengganti beliau setelah hijrah di Madinah.
Atas pengarahan surat ini Rasulullah SAW juga menggugurkan timbangan sosial yang ada di Arab saat itu, atau penilaian berdasarkan kasta. Rasulullah SAW mengawinkan putri bibi beliau, Zainab binti Jahsy al Asadiyah dengan mantan budak beliau yang bernama Zaid bin Haritsah, walaupun masalah perkawinan sangan sensitif di masa itu.
Rasulullah juga mempersaudarakan Khalid bin Ruwaihah al Khats'ami dengan Bilal bin Rabah ( bekas seorang budak yang hitam ). Juga Hamzah dari darah Quraisy dengan Zaid bin Haritsah.
Tak terhitung perubahan yang Rasulullah berikan karena Tarbiyyah surat 'Abasa. Dari mempersatukan Salman Al Farisi yang bukan berbangsa Arab dengan Jamaah Islam sampai mengikis rasisme kulit. Tak juga melupakan bahwa Rasulullah melantik Usamah bin Zaid sebagai panglima perang dalam menghadapi pasukan Romawi sebagai bukti bahwa mentalitas feodalisme itu tidak ada tempat dalam Islam hanya kemampuan diri dan kredibilitas.
Reference : Tafsir FI Zhilaali Quran, Sayyid Quthb, Gema Iinsani Press, 2002 Jilid 23
TAFSIR SURAT ABASA
18 Juli 2009
Diposting oleh
KEISYA AVICENNA
di
Sabtu, Juli 18, 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar