Celoteh Aksara [14]: “FLP SOLO RAYA: KESAN PERTAMA BEGITU MENGGODA, SELANJUTNYA…”

14 April 2011



Salah satu aktivitas Nungma pagi ini menata buku di perpustakaan pribadi “AL FIRDAUS 2”. Rak kayu susun 3 itu dah overload bahkan Nung sudah naruh 2 kardus di depannya. Dan itupun sudah penuh semua. Termasuk almari pakaian yang bagian bawah juga sudah disulap menjadi rak buku. Hadeh…pengin rasanya segera “pindah rumah”. Tapi, road mapping untuk tahun ini maksimal sampai bulan September masih di Solo dan menempati Zona Inspirasi di kost Pink ini. Selanjutnya…sudah banyak rencana yang bergentayangan di kepala.

Gak sengaja tangan ini tergerak menarik salah satu buku yang berdiri bersejajar rapi di pojokan paling kiri. Di barisan ini memang khusus Nung gunakan untuk meletakkan buku-buku catatan harian. Buku-buku yang Nung kasih nama “NORMA” yang merupakan singkatan dari [NO]stalgia [R]o[MA]ntic dengan semangat DNA: “Dream ‘N Action”. Nung ngambil buku edisi Agustus-Desember 2009. Pas baca di bagian bulan November tepatnya pada tanggal 1, ada sesuatu yang menarik! Ya, Nung jadi flash back ke masa itu…(saat Nung masih jadi mahasiswi yang imut-imut di semester 7).

***
Ahad, 1 November 2009
Pagi-pagi aku dah sibuk nulis-nulis (nulis apa Nung?), nyuci (hadeh…), dan beres-beres kamar. Hm, semoga hari ini menjadi hari yang dahsyat di awal bulan ini (Amiin). Setelah semuanya beres, aku sarapan bareng anak-anak kost. Riyadhoh pagi ke boulevard, beli nasi liwet, roti bakar, dan tempura (busyeet, banyak amat, Nung?). Setelah balik lagi ke kost, aku pun bersiap-siap. Agenda hari ini: kunjungan SKI FMIPA ke FLP Solo Raya yang berlokasi di Taman Budaya Surakarta (mungkin dulu pas namanya masih TBS kali ya?).

Kumpul dengan teman-teman SKI di depan gedung B. Para ikhwan dikomandoni oleh Akh. Rocky, sedangkan yang akhwat oleh Ukhty Griya. Sekitar jam 9 kita pun berangkat. Sesampai di sana, kita disambut oleh rekan-rekan FLP di dekat Teater Arena. Kita lesehan di situ. Nung duduk di barisan terdepan. Benar-benar saat yang tepat untuk mencuri inspirasi nih! Senangnya bisa bertemu Bp. Aries Adenata (dah keliatan kebapakan sih. Xixixi), Bp. Runu (hahaha…aku salah nulis, Mas! Tenanan kie di buku diaryku tulisane ky ngene…), Mas Singgih, Mbak Ungu, Mbak Diah (uwuh…), dkk. Wah, semakin semangat berkarya nih!

***
Nung benar-benar merasakan banyak sekali manfaat yang bisa didapat dari aktivitas menulis catatan harian. Ya, menulis untuk mendokumentasikan hidup! Nung jadi teringat moment itulah kali pertama Nung kenal lebih dekat dengan FLP Solo Raya dan mulai berkeinginan bergabung dengan komunitas para penulis itu. Nung ingin belajar menjadi seorang penulis, yang dengan karya-karyanya mampu bermanfaat bagi diri sendiri terlebih bisa mencerahkan orang lain. Nung juga jadi ingat, moment itulah kali pertama Nung ngobrol dengan Mas Aries Adenata, Mas Ranu Muda, Diah Cmut, dan Mbak Ungu. Keempat orang itu sekarang dah kayak keluarga Nung sendiri.

Ingaaaat banget waktu Mas Aden cerita tentang FLP, kariernya di dunia kepenulisan, semangatnya untuk berbagi lewat tulisan. Begitupun dengan Mas Ranu yang bercerita tentang FLP Kids-nya. Beliau pun menunjukkan salah satu karya dari anak-anak di FLP Kids. Hihihi…kemudian Mbak Ungu, beliau yang menyemangati untuk berkarya dengan terus menulis. Beliau juga menantang siapa yang benar-benar serius pengin menjadi penulis, Mbak Ungu siap mengenalkan dengan salah satu penerbit di Solo (Dan di tahun 2010 Nung jadi penulis freelance di penerbit itu, Mbak! Alhamdulillah, dari menulis pun Nung bisa “menghasilkan”. Mbak Deasylawati pun pernah berkarya juga di penerbit itu. Dan Alhamdulillah, Nung sudah menulis 7 buku untuk penerbit itu, meski royalty kedua belum cair juga…padahal pengin nraktir Mas Tyo bebek bakar presto nih! Hahaha…). Kemudian Diah Cmut, dia pun cerita tentang hobinya menulis. Salah satunya menulis puisi. Dan kebiasaannya membawa note kecil kemana-mana. Tapi si doi nie masih malu-malu meong untuk mempublikasikan karyanya di media. Uwuh…kelkelkel….^^v

Ah, begitu banyak kenangan yang sayang jika terlewat begitu saja. Maka dari itu, kebiasaan menulis catatan harian semoga bisa terus Nungma lakukan untuk mendokumentasikan hidup. Nung jadi teringat Kang Nassirun Purwokartun yang dulu juga punya hobby menulis catatan harian, tapi Nung masih penasaran kenapa setelah menikah aktivitas itu tidak dilanjutkan lagi? (hehe…jawab, Kang!). Nung pengin pasca nikah nanti pun aktivitas ini tidak akan terhenti. Amin. (Suamiku, kita nulis bareng ya!). halah…wkwkwkwk.

Oya, Nungma juga masih menyimpan catatan harian di tahun 2003-2004, curahan hati saat mengalami masa-masa rapuh dan terpuruk dalam hidup. Ada puisi-puisinya juga. Bisa jadi bahan bikin novel DATD dah! Amin. Hm, bahkan waktu masih kelas 1 SMA dulu, SMS-SMS, puisi-puisi dari para fans dan ‘secret admirer’ pun catatannya masih ada (kurang kerjaan banget sih. Swear, kalau sekarang mbaca lagi ‘tu catatan bikin medungdung deh. Hehehe…). Surat-surat dari sahabat pena pun juga masih tersimpan dengan baik. Surat-surat dari para sahabat yang menyemangati saat Nungma sakit dulu pun juga masih tersimpan dengan baik. Surat-surat dengan untaian-untaian aksara yang punya ruh dan “menyembuhkan”.

Dan sekarang, buku NORMA yang ke-12 (Januari-April 2011) sudah hampir penuh dengan catatan-catatan dokumentasi hidup. Ingat, salah satu tugas pecan ini: menyiapkan buku yang ke-13 untuk edisi Mei-Agustus 2011. Uhuy…TERUS SEMANGAT MENULIS, Nung! (dan ini salah satu caraku untuk berproses “menjadi”. Menjadi “dewasa” dan menjadi “PeNuliS” tentunya…)

Betapa berharganya untaian aksara, yang dengannya aku belajar mengenal cinta, merasakan cinta, dicintai, dan mencintai…

[Keisya Avicenna, 14 April 2011. Saat mengenang awal jumpa dengan keluarga FLP Solo Raya. Kesan pertama begitu menggoda, selanjutnya…LUAR BIASA!!!]

0 komentar: