TEPAT dan
TERBAIK [1]
(Juni, 2010)
Waktu
yang selalu TEPAT melaju…
Mengajak diri lakukan aktivitas TERBAIK
Kudengar sendiri hela nafas TEPAT satu-satu
Dalam deguban TERBAIK kerja si jantung
Jiwa yang terbalut rapuh, TEPAT di dasar hati
Mencoba mengerti apa artinya cinta TERBAIK
Aku kutip semua serpihan-serpihan rindu dengan TEPAT
Berserakan di singgasana TERBAIK para perindu
Mimpi indah TEPAT beriringan terus semalam
Melewati hari-hari dan malam-malam hanya dengan harapan TERBAIK
Jiwaku melanglang buana menari-nari, TEPAT seirama simfoni alam
Membumbung tinggi, menembus sunyi, bermuara pada dekapan TERBAIK sang malam
Ketika menebar senyum dan matanya tertuju TEPAT di hati
Sebuah bayangan kerinduan: kau yang nun entah dimana, di tempat TERBAIK pastinya…
Saat bayangan itu TEPAT terpantul di cermin kehidupan
Saat itulah suatu masa TERBAIK yang tlah Dia siapkan…
Teriring cahaya TEPAT benderang, tampak sebuah sinaran nan suci
Menuju kembara TERBAIK kerinduan hakiki
Tujuan yang TEPAT, indah tanpa tepi
Labuhkan diri di detik akhir perjalanan TERBAIK ini….
Desahkan nafas kerinduan, TEPAT hentikan jeritan jiwa
Di puncak TERBAIK, berteman keheningan
Isyarat itu TEPAT terbaca sebagai petunjuk arah
Menghentikan laju ini pada dermaga TERBAIK, saat pemberhentian tiba
Berenang dengan TEPAT separuh nafas, dalam samudera rindu yang berpeluh
Ungkapkan rasa, menitipkannya bersama hujan dalam tetesan TERBAIK
Saat kepak sayapku TEPAT lengkap, sempurna….
Cinta-Nya lah yang menjadi penawar TERBAIK sayap yang dulunya terluka
Suara lembut itu TEPAT menggema di lorong hatiku…
Menerjemahkan dengan TERBAIK rindu yang mulai terkikis oleh waktu…
Saat sang waktu tertatih berjalan, rinduku menyelinap TEPAT di palung hati
Tangan ini pun menggenggam erat pena dan menulis surat cinta TERBAIK untuknya…
Mata, hati dan jiwa meniti baris demi baris kata merangkainya dengan TEPAT
Berteman kesunyian TERBAIK yang tak pernah ia kenal sebelumnya…
Bagi jiwa yang selalu TEPAT merindu, membuka selaksa kenangan yang pernah tercipta dahulu…
Terdengar alunan simfoni TERBAIK laksana nyanyian surga
Saat cinta-Nya TEPAT ‘berbicara’…
Dalam rukuk dan sujud tanda pengabdian TERBAIK sang hamba…
Mengajak diri lakukan aktivitas TERBAIK
Kudengar sendiri hela nafas TEPAT satu-satu
Dalam deguban TERBAIK kerja si jantung
Jiwa yang terbalut rapuh, TEPAT di dasar hati
Mencoba mengerti apa artinya cinta TERBAIK
Aku kutip semua serpihan-serpihan rindu dengan TEPAT
Berserakan di singgasana TERBAIK para perindu
Mimpi indah TEPAT beriringan terus semalam
Melewati hari-hari dan malam-malam hanya dengan harapan TERBAIK
Jiwaku melanglang buana menari-nari, TEPAT seirama simfoni alam
Membumbung tinggi, menembus sunyi, bermuara pada dekapan TERBAIK sang malam
Ketika menebar senyum dan matanya tertuju TEPAT di hati
Sebuah bayangan kerinduan: kau yang nun entah dimana, di tempat TERBAIK pastinya…
Saat bayangan itu TEPAT terpantul di cermin kehidupan
Saat itulah suatu masa TERBAIK yang tlah Dia siapkan…
Teriring cahaya TEPAT benderang, tampak sebuah sinaran nan suci
Menuju kembara TERBAIK kerinduan hakiki
Tujuan yang TEPAT, indah tanpa tepi
Labuhkan diri di detik akhir perjalanan TERBAIK ini….
Desahkan nafas kerinduan, TEPAT hentikan jeritan jiwa
Di puncak TERBAIK, berteman keheningan
Isyarat itu TEPAT terbaca sebagai petunjuk arah
Menghentikan laju ini pada dermaga TERBAIK, saat pemberhentian tiba
Berenang dengan TEPAT separuh nafas, dalam samudera rindu yang berpeluh
Ungkapkan rasa, menitipkannya bersama hujan dalam tetesan TERBAIK
Saat kepak sayapku TEPAT lengkap, sempurna….
Cinta-Nya lah yang menjadi penawar TERBAIK sayap yang dulunya terluka
Suara lembut itu TEPAT menggema di lorong hatiku…
Menerjemahkan dengan TERBAIK rindu yang mulai terkikis oleh waktu…
Saat sang waktu tertatih berjalan, rinduku menyelinap TEPAT di palung hati
Tangan ini pun menggenggam erat pena dan menulis surat cinta TERBAIK untuknya…
Mata, hati dan jiwa meniti baris demi baris kata merangkainya dengan TEPAT
Berteman kesunyian TERBAIK yang tak pernah ia kenal sebelumnya…
Bagi jiwa yang selalu TEPAT merindu, membuka selaksa kenangan yang pernah tercipta dahulu…
Terdengar alunan simfoni TERBAIK laksana nyanyian surga
Saat cinta-Nya TEPAT ‘berbicara’…
Dalam rukuk dan sujud tanda pengabdian TERBAIK sang hamba…
***
TEPAT dan
TERBAIK [2]
Lanskap
kehidupan terhampar TEPAT di palung hati
Saat
cinta TERBAIK kita bermula tumbuh…
Biarkan
rindu kita TEPAT luluh bersama malam
Lalu
membakar sukma TERBAIK sampai fajar menjelang
Ketika
cakrawala TEPAT terbentang…
Menghadirkan
jarak dari dua tempat TERBAIK yang berbeda
Masih
tersimpan rahasia hati TEPAT rapat-rapat
Di
mana ada lelah dan ketegaran TERBAIK yang menjaganya
Menyuguhkan
dengan TEPAT rasa pilu yang tak terungkapkan
Di
mana ada kenangan TERBAIK tentang hari-hari kita yang lalu
Senja
pun turun perlahan TEPAT di ufuk barat sana
Menghayati
setiap goresan TERBAIK dalam pesona merah saga yang ditinggalkannya…
Sebuah
nama masih terperangkap TEPAT di rangka langit
Pada
semesta, asa TERBAIK itu masih tergelar dalam do’a berbait-bait
Selarik
pelangi terbentang TEPAT di batas cakrawala
Saat
penantian TERBAIK-ku pun kian ranum oleh derap sang kala
Aku
tuliskan kembali sajak-sajak terindah, TEPAT pada larik bianglala…
Mengemasnya
dalam bingkisan TERBAIK berlabelkan cinta
Aku
titipkan rinduku TEPAT pada embun pagi di rerumputan…
Membungkusnya
dalam kado TERBAIK berlabelkan kasih sayang
Pusaran
waktu membuatku terhempas, TEPAT dalam sunyi
Bersama
lirih zikir TERBAIK yang selalu kulantunkan…
Saat
rindu dengan TEPAT melenyapkan jarak…
Meniti
ulang segala jejak TERBAIK yang dulu pernah kita genggam
Menyibak
kabut keraguan yang menjalar TEPAT di relung hati
Saat
cahaya TERBAIK sang dewi malam melumuri langit yang berselimutkan sepi
Pancaran
nuansa bening TEPAT terlukis di dasar jiwa
Pada
masa TERBAIK saat kita mengucapkan rerangkai kata untuk sebuah janji suci nan
setia
Kelak…
saat mataku TEPAT memaku mata teduhmu
Satu
yang kupinta, kenanglah segala kisah TERBAIK tentang kita selamanya…
Setelah
luka kehampaan itu TEPAT hilang dan pudar jejaknya…
Bersama
itu pula kita merajut impian TERBAIK yang takkan lekang karena usia
Biduk
yang kau kayuh akan merapat TEPAT di dermaga hatiku
Sampai
akhirnya, terjadilah pertemuan TERBAIK pertama di temaram senja
Kubingkai
binar indah lakumu TEPAT seperti kerlipan gemintang
Berpendar
di seantero angkasa hatiku dengan formasi TERBAIK-nya
Biarkan
degup jantung kita TEPAT berpadu karena-Nya…
Sebagai
tanda tambatan TERBAIK, akhir dari segala pengembaraan atas nama cinta…
[Keisya
Avicenna, lembar ketujuh Ramadhan]
NB: Akhirnya,
setelah setengah jam belajar nulis puisi super kilat… (*request seorang sahabat
untuk melanjutkan TEPAT dan TERBAIK session 2). Pokoknya, ini hasil latihan
nulis ala Keisya Avicenna, dilarang protes! Xixixi :)
0 komentar:
Posting Komentar