MELATI [7]: TEPAT dan TERBAIK

27 Juli 2012


TEPAT dan TERBAIK [1]
(Juni, 2010)

Waktu yang selalu TEPAT melaju…
Mengajak diri lakukan aktivitas TERBAIK

Kudengar sendiri hela nafas TEPAT satu-satu
Dalam deguban TERBAIK kerja si jantung

Jiwa yang terbalut rapuh, TEPAT di dasar hati
Mencoba mengerti apa artinya cinta TERBAIK

Aku kutip semua serpihan-serpihan rindu dengan TEPAT
Berserakan di singgasana TERBAIK para perindu

Mimpi indah TEPAT beriringan terus semalam
Melewati hari-hari dan malam-malam hanya dengan harapan TERBAIK

Jiwaku melanglang buana menari-nari, TEPAT seirama simfoni alam
Membumbung tinggi, menembus sunyi, bermuara pada dekapan TERBAIK sang malam

Ketika menebar senyum dan matanya tertuju TEPAT di hati
Sebuah bayangan kerinduan: kau yang nun entah dimana, di tempat TERBAIK pastinya…

Saat bayangan itu TEPAT terpantul di cermin kehidupan
Saat itulah suatu masa TERBAIK yang tlah Dia siapkan…

Teriring cahaya TEPAT benderang, tampak sebuah sinaran nan suci
Menuju kembara TERBAIK kerinduan hakiki

Tujuan yang TEPAT, indah tanpa tepi
Labuhkan diri di detik akhir perjalanan TERBAIK ini….

Desahkan nafas kerinduan, TEPAT hentikan jeritan jiwa
Di puncak TERBAIK, berteman keheningan

Isyarat itu TEPAT terbaca sebagai petunjuk arah
Menghentikan laju ini pada dermaga TERBAIK, saat pemberhentian tiba

Berenang dengan TEPAT separuh nafas, dalam samudera rindu yang berpeluh
Ungkapkan rasa, menitipkannya bersama hujan dalam tetesan TERBAIK

Saat kepak sayapku TEPAT lengkap, sempurna….
Cinta-Nya lah yang menjadi penawar TERBAIK sayap yang dulunya terluka

Suara lembut itu TEPAT menggema di lorong hatiku…
Menerjemahkan dengan TERBAIK rindu yang mulai terkikis oleh waktu…

Saat sang waktu tertatih berjalan, rinduku menyelinap TEPAT di palung hati
Tangan ini pun menggenggam erat pena dan menulis surat cinta TERBAIK untuknya…

Mata, hati dan jiwa meniti baris demi baris kata merangkainya dengan TEPAT
Berteman kesunyian TERBAIK yang tak pernah ia kenal sebelumnya…

Bagi jiwa yang selalu TEPAT merindu, membuka selaksa kenangan yang pernah tercipta dahulu…
Terdengar alunan simfoni TERBAIK laksana nyanyian surga

Saat cinta-Nya TEPAT ‘berbicara’…
Dalam rukuk dan sujud tanda pengabdian TERBAIK sang hamba…

***

TEPAT dan TERBAIK [2]

Lanskap kehidupan terhampar TEPAT di palung hati
Saat cinta TERBAIK kita bermula tumbuh…

Biarkan rindu kita TEPAT luluh bersama malam
Lalu membakar sukma TERBAIK sampai fajar menjelang

Ketika cakrawala TEPAT terbentang…
Menghadirkan jarak dari dua tempat TERBAIK yang berbeda

Masih tersimpan rahasia hati TEPAT rapat-rapat
Di mana ada lelah dan ketegaran TERBAIK yang menjaganya

Menyuguhkan dengan TEPAT rasa pilu yang tak terungkapkan
Di mana ada kenangan TERBAIK tentang hari-hari kita yang lalu

Senja pun turun perlahan TEPAT di ufuk barat sana
Menghayati setiap goresan TERBAIK dalam pesona merah saga yang ditinggalkannya…

Sebuah nama masih terperangkap TEPAT di rangka langit
Pada semesta, asa TERBAIK itu masih tergelar dalam do’a berbait-bait

Selarik pelangi terbentang TEPAT di batas cakrawala
Saat penantian TERBAIK-ku pun kian ranum oleh derap sang kala

Aku tuliskan kembali sajak-sajak terindah, TEPAT pada larik bianglala…
Mengemasnya dalam bingkisan TERBAIK berlabelkan cinta

Aku titipkan rinduku TEPAT pada embun pagi di rerumputan…
Membungkusnya dalam kado TERBAIK berlabelkan kasih sayang

Pusaran waktu membuatku terhempas, TEPAT dalam sunyi
Bersama lirih zikir TERBAIK yang selalu kulantunkan…

Saat rindu dengan TEPAT melenyapkan jarak…
Meniti ulang segala jejak TERBAIK yang dulu pernah kita genggam

Menyibak kabut keraguan yang menjalar TEPAT di relung hati
Saat cahaya TERBAIK sang dewi malam melumuri langit yang berselimutkan sepi

Pancaran nuansa bening TEPAT terlukis di dasar jiwa
Pada masa TERBAIK saat kita mengucapkan rerangkai kata untuk sebuah janji suci nan setia

Kelak… saat mataku TEPAT memaku mata teduhmu
Satu yang kupinta, kenanglah segala kisah TERBAIK tentang kita selamanya…

Setelah luka kehampaan itu TEPAT hilang dan pudar jejaknya…
Bersama itu pula kita merajut impian TERBAIK yang takkan lekang karena usia

Biduk yang kau kayuh akan merapat TEPAT di dermaga hatiku
Sampai akhirnya, terjadilah pertemuan TERBAIK pertama di temaram senja

Kubingkai binar indah lakumu TEPAT seperti kerlipan gemintang
Berpendar di seantero angkasa hatiku dengan formasi TERBAIK-nya

Biarkan degup jantung kita TEPAT berpadu karena-Nya…
Sebagai tanda tambatan TERBAIK, akhir dari segala pengembaraan atas nama cinta…

[Keisya Avicenna, lembar ketujuh Ramadhan]

NB: Akhirnya, setelah setengah jam belajar nulis puisi super kilat… (*request seorang sahabat untuk melanjutkan TEPAT dan TERBAIK session 2). Pokoknya, ini hasil latihan nulis ala Keisya Avicenna, dilarang protes! Xixixi :)








0 komentar: