“Sebaik-baik manusia adalah manusia yang paling bermanfaat.”
Kalimat
berdaya itu menjadi spirit awal saya menuliskan kisah ini. Kisah yang Allah
izinkan terlukis indah pada hari Kamis, 12 Rabi’ul Awal 1434 H. Bertepatan
dengan tanggal merah dan libur nasional Maulid Nabi Muhammad Shalallahu’alaihi
wassalam.
Pagi
itu, saya dan Mas Sis sudah sibuk dengan aktivitas masing-masing. Saya sibuk
dengan buku yang sedang saya baca dan Mas Sis pun sibuk dengan laptopnya. Tapi
kemudian segera kita hentikan aktivitas pagi itu lanjut bersiap untuk sarapan
dan sederet rencana mengisi liburan hari itu dengan kegiatan yang produktif.
Berhubung
peralatan masak masih di Bogor, sarapan pagi pun masih berstatus “jajan di
warung”. Hehe. Takapalah, tetap romantis kok! *gubraaak. Selesai sarapan
mampirlah kita ke SBC milik sahabatnya Mas Sis. Mereka berdua pun asyik diskusi
dan saya pun kembali tenggelam dengan buku yang sedang saya baca.
Awal
tadi jumpa dengan sahabat Mas Sis itu beliau bilang: “…Kenalin ini istriku…(dst)…” Beliau pun langsung tanya ke Mas Sis,
“Wah…antum tambah gemuk sekarang.
Istrinya dah ‘isi’ belum?” Hehe. Deg! Lagi-lagi dapat pertanyaan itu. Kita
pun menjawab sambil request do’a. Dan mereka pun kembali asyik mengobrol,
apalagi kalau bukan obrolan seputar dunia bisnis. Telinga ini menyimak tapi
hati dan mata konsen juga pada buku yang sedang saya baca.
Tahu
gak, ini buku kereeen banget! Sebuah buku tentang beragam kisah penantian akan
hadirnya sang buah hati. Sebuah buku yang berisi penuturan jujur para pendamba
momongan. Judulnya, “YA ALLAH, BERI AKU
SATU SAJA…”
“Ya Rabbi, anugerahkan padaku
(seorang anak) yang termasuk orang yang shaleh.” (QS. Ash-Shafat [37]: 100
Ah,
pelajaran tentang sebuah “Kesabaran Tak Berbatas” tentang:
1.
Sebentuk
Ujian
2. Kunci untuk Melalui Ujian tersebut:
a.
Segera
sadari bahwa itu merupakan ujian dari Allah. Renungkan QS. Ali Imran ayat 14.
b.
Kuatkan
ikatan kita dengan Allah dan ikatan hubungan suami-istri.
c.
Berusahalah
secara optimal.
d.
Berdo’a.
e.
Pasrah
dan ikhlas dengan segala ketentuan Allah.
Kisah-kisah
dalam buku ini semakin menguatkan keyakinan bahwa Allah pasti akan mengabulkan
do’a dan harapan pada saat yang TEPAT dan TERBAIK. Lagi-lagi tentang keyakinan
dalam dua kata mahadahsyat: TEPAT dan TERBAIK! Saat seluruh upaya telah
dikerahkan. Saat kita sebagai manusia berada di titik maksimal kepasrahan
kepada Allah. Saat tak ada kekuatan yang kita harapkan selain kekuatan dan
kekuasaan-Nya. Semua terangkum dalam 2 kata: TEPAT dan TERBAIK! ^_^
***
Jam
09.00 acara silaturahim pagi pun selesai. Lanjut kami merapat ke Masjid
Al-Muhajirin Banyumanik. Ada agenda seru peringatan Maulid Nabi: “SEMARANG MENGKHATAM QUR’AN” bersama Uda
Ahmad Fuadi (penulis Negeri 5 Menara) dimoderatori oleh Ustadz Sunaryo
Adhiatmoko dari PPPA Daarul Qur’an.
Ini
kali kedua saya bertemu dengan Uda Ahmad. Pertama dulu saya bela-belain ‘telat’
datang ke GO untuk bertemu dengannya di FISIP UNS, sampai akhirnya saya jadi
penanya, dapat pin Negeri 5 Menara plus goresan pena di catatan harian saya.
Hehe. Kalau inget kejadian itu saya ngikik sendiri. Ke GO naik taxi dan telat 5
menit. Gubraaak!
Uda
Ahmad pun membuka talkshow interaktif dengan kisah singkat perjalanan
Rasulullah, perjalanan manusia agung yang harus senantiasa kita teladani.
Perjalanan hidup Rasulullah pun mengingatkan kita tentang perjalanan seorang
penuntut ilmu. Karena perjalanan penuntut ilmu = perjalanan yang penuh berkah =
perjalanan yang senantiasa dikawal oleh malaikat.
Uda
Ahmad pun menyampaikan tentang “ MIMPI dan SPIRIT MAN JADDA WAJADA”. Beliau
putar kembali video perjalanan hidupnya, thriller film Negeri 5 Menara, dan
penyampaian motivasi yang berdaya. Plus menyampaikan 3 jenis do’a: do’a untuk
diri sendiri, do’a untuk orang lain, dan minta do’a dari orang lain.
Yups,
disinilah saya kembali belajar tentang keajaiban impian dan cita-cita, tentang
do’a yang harus senantiasa kita bela dengan spirit “Man Jadda Wajada” Siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil! Dan
spirit itupun harus dibarengi dengan semangat “Man Shabara Zhafira”. Siapa yang ber-SABAR dia akan BERUNTUNG!”
Pada
akhirnya, saya pun menyimpulkan tentang semangat DNA. DNA juga merupakan impian
saya, impian Mas Sis, dan impian beberapa rekan-rekan hebat kami untuk
mendirikan sebuah ‘markas bisnis’ yang mampu bermanfaat dan berkontribusi lebih
banyak lagi untuk umat. DNA. Dream ‘N
Action!
Sekali
lagi, jangan pernah meremehkan impian dan cita-cita kita, karena Allah Maha
Mendengar. Lebihkan usaha kita di atas rata-rata usaha orang lain, dan teruslah
MENULIS! Karena menulis akan membawa lebih banyak kebaikan pada waktu yang
lebih panjang. Nafas kita pasti berujung tapi salah satu amal jariyah yang bisa
kita tinggalkan adalah ilmu bermanfaat yang didokumentasikan dalam sebuah karya
yang berisi aksara-aksara yang berdaya.
Dan
inilah salah satu impian terbesar saya yang terlantun dalam sebuah do’a yang
diajarkan oleh Nabi Zakaria…
“Robbi hablii miladunka dzuriyyatan thoyyibah. Innaka samii’uddu’aa…”
Ya Rabbi, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik.
Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar. (QS. Ali Imran [3]: 38)
Semoga
catatan ini bermanfaat dan mari saling mendo’akan… ^_^
[Keisya Avicenna, 26 Januari 2013 @Istana KYDFENS Wonogiri]
0 komentar:
Posting Komentar