Anton (Presiden BEM MIPA UNSOED), Sinta Ar Djahrie (FLP Purwokerto),
,Keisya Avicenna (FLP Solo Raya), Kun Geia (penulis novel TLJ)
“Suatu saat, ya suatu saat nanti
catatan-catatan sederhana ini akan membuatmu menemukan siapakah diriku yang
sebenarnya. Mungkin manuskrip sederhana ini akan menjadi warisan termahal dalam
sejarah hidupku hingga nanti kaupun sadar, apa itu arti DEWASA, seberapa besar
CINTA yang aku punya, seberapa banyak TETES AIR MATA dan PELUH RASA LELAH yang
telah tercipta…”
Dan izinkan aku kembali
mendokumentasikan sebuah jejak kelana penuh makna lewat rerentet kata.
Realisasi Impian di Kota Mendoan
Rabu,
19 September 2012
Dulu, ketika masih mahasiswa aku
mempunyai sebuah “DREAM BOOK” (catatan impian yang Nung tulis tahun
2009_sekarang sudah direvisi). Salah satu impian yang tertulis: “Mengukir jejak istimewa di kampus-kampus
ternama di Pulau Jawa.” Semua kampus yang tertulis di situ sudah berhasil
terealisasi lewat skenario-Nya yang sungguh istimewa bahkan ada yang di luar
nalar Nungma sebagai manusia biasa. Dan hanya satu kampus yang belum Nung
kunjungi, yakni UNSOED (“Universitas Jenderal Naik Kuda”). Yups, dan impian itu
sebentar lagi menjejak nyata! Bismillah…
Setelah pagi disibukkan dengan
segudang aktivitas di Istana 5 Cinta, siang baru selesai packing dan akhirnya
baru bisa berangkat ke Solo sekitar jam 12:15 dari rumah. Nunggu bis juga cukup
lama, jam 12:45 baru dapat bis, jalanan Wonogiri-Solo juga lumayan padat. Dalam
hati jadi harap-harap cemas euy! Semoga nggak telat sampai di Stasiun Jebres.
Karena menurut jadwal, kereta LOGAWA berangkat jam 14:15. Menenangkan diri sambil
menikmati perjalanan dengan melakukan serangkaian aktivitas yang bermanfaat.
Sekitar jam 13:45 baru sampai
Gemblegan, lanjut naik bis kota NUSA menuju stasiun. Heuheu, pake agenda
ngetime pula. Benar-benar memacu adrenalin! Waktu yang tersedia tinggal
setengah jam. Hm, nyantai Nung! Dilarang galau! Lhoh? Dengan membawa tas ala
“backpacker” pluz satu tas jinjing berisi camilan (hehe) jam 14:05 sampai juga
di dekat palang kereta api Jebres, langsung ngibrit naik becak dan sedikit
berlari saat masuk ke stasiun. Benar-benar INJURY TIME! Lewat pintu pemeriksaan
karcis, Nung menatap sosok yang sudah nggak asing. Asyik, dapat barengan
mbolang nih! (yakin aja kita bakal barengan) Seorang akhwat, dulu Arsitek
angkatan 2005. Beliau asli Purwokerto dan kala itu beliau sedang menjalani
chapter angkut-angkut barang dari kost buat dibawa pulang. Wow, bawaannya
banyak banget! Kesempatan bantuin nih! Mantaaap. Skenario Allah Swt memang
super kereeen. Kita satu gerbong dan tempat duduknya juga nggak jauh-jauh amat.
Hm, ternyata kereta “delay” setengah jam. Episode “penantian” aku gunakan untuk
mengobrol banyak hal sama mbak itu temasuk ngobrolin The Lost Java. Hihi.
Mengukir Jejak Istimewa Bersama Logawa
Bismillahi majreha wamursaha…
Ular besi LOGAWA mulai meninggalkan
Stasiun Jebres jam 14:45. Have a nice mbolang day, Nung! ^_^
Perjalanan yang super awesome, meski
udara cukup bikin gerah, tapi kipas Doraemon cukup “menyelamatkan”. Hihi. Ada
banyak cerita yang bisa Nung tangkap dari sekeliling. Ada banyak kisah yang
mengurai berjuta hikmah. Mbak tadi juga sempat cerita kalau adiknya baru saja
meninggal secara mendadak (karena sakit) di kamar kostnya di Jakarta. Beliau
bercerita sambil menahan perasaan sedih yang menyergap hatinya.
Wajah-wajah dengan gurat harapan juga
berhasil Nung tangkap dari para penumpang kereta. Terus ada lagi, dekat Nung
duduk ada seorang Ibu yang jika ada pedagang asongan yang menjajakan sesuatu
dan anaknya kemudian minta, Ibu itu pasti menuruti kemauan anaknya (Nung sampai
geleng-geleng kepala dan tersenyum dibuatnya). Kursi di dekatnya sampai penuh
makanan dan barang-barang. Anak kecil itu pasti langsung merengek atau
mengeluarkan jurus andalannya (nangis.com) jika Ibunya tidak mau menuruti
kemauannya. Hmm… (Nung belajar memetik hikmah dan berpikir visioner. *Cliiing…).
Paling nggak banget waktu ada pengamen banci yang cukup mengusik ketenangan
kami. Aarrrghhh…
Dan satu hal paling istimewa adalah
saat retina menangkap indahnya SENJA! Wow, subhanallah… kereeen!
Saat hari mulai gelap, penumpang di
gerbong juga sudah tidak sepenuh awal tadi. Ada 2 mahasiswa baru yang duduk di
dekat kursinya Nung. Satu yang cewek dari FKIP Mat UNS, yang cowok dari Teknik
Elektro UGM dan kita sharing banyak hal, sampai nggak terasa kalau sudah harus
turun di Stasiun Purwokerto.
Melipatgandakan Cinta di Kota SATRIA
SMS PJ penjemput yang tak lain adalah
Ibu Presiden BEM MIPA UNSOED (Westhy), suatu kehormatan nih! Hehe… Asyiknya!
Nunggu sejenak kemudian bertemu
Westhy, Kang Anton Maulana (Mantan Wakil Presiden BEM UNSOED) dan Syukron yang
biasa dipanggil Uon (Ketua Teater Receh MIPA). Uon pakai jas almamater UNSOED.
Hihi, lucu amat ni anak! Ajaib!
Singkat cerita, Nung “diculik” di
tempat mereka biasa nongkrong dan makan. Sebuah warung angkringan di dekat
pasar, menjual beraneka gorengan dan makanan. Asyiiik, mendoan panas dan kupat
siap disantap! Kuliner yang mengenyangkan.
Rombongan kami pun sudah lengkap! Ada
Kun Geia (PJ nraktir), Thalhah (biasa dipanggil “Sopir”, anak Teater Receh
juga), Ajun (tangan kanannya Westhy). Seruuu bangeeet deh! Nung menemukan
“keluarga baru” yang sungguh ajaib di Kota Satria, Purwokerto. Dalam hati ini
langsung ingin berteriak: “Dan nikmat Tuhanmu yang manakah yang akan
kamu dustakan?”
Makan, ngobrol, sambil cekikikan super
keren dan berbobot. Berakhir dengan sebuah rencana istimewa: “Besok pagi kumpul
jam 08.00 di depan sekre BEM, kita ke BATURRADEN.” Wuaaa, mantaaap euy!
Selesai makan, kita pun berpisah ke
“tempat peristirahatan” masing-masing. Nung pun nebeng di kost-kostan Westhy.
Ibu Pres BEM yang satu ini memang super kereeen. SEMANGAT, bu! HIDUP MAHASISWA!
Hehe. Malam ini kita ngobrol sampai kantuk membuat kita terlelap dan terbuai
dengan mimpi indah masing-masing. Insya Allah, besok akan menjadi hari yang
super keren dan ARROGANT! ^_^
Kamis,
20 September 2012
Saat jarum pendek berhenti di angka 3
dan jarum panjang menunjuk angka 12 (bahasa khas Kun Geia nih! *nyomot, ya
Prof! xixixi) diri ini sudah terjaga dan mencoba memanfaatkan waktu yang
tersedia dengan sebaik-baiknya. Ya Rabb, terima kasih atas semua karunia dan
nikmat yang telah Engkau berikan…
Ba’da Subuh, Nung dan Westhy pun
siap-siap. Westhy juga masih sibuk ngeprint surat-surat. kalau Nung sibuk
nulis-nulis aja di catatan harian.
Sekitar jam 07.30 kita pun keluar kost
dan sarapan. Nasi kuning komplit. Enak banget euy! Lanjut ke kampus MIPA
UNSOED, menelusuri tiap lorong sampai akhirnya ke depan sekre BEM. Jun yang
pertama kali datang, menyusul Uon dan Kun Geia, then Sopir (jalan kaki.com).
Kang Anton nggak bisa ikut, ada acara pagi ini.
Uon masih sibuk memegang novel The
Lost Java. Rencananya siang nanti akan ada parodi novel The Lost Java yang akan
dipersembahkan oleh anak-anak Teater Receh. Hihi. Paraaah! Setelah semua siap
dan lengkap, ekspedisi Tim WAR14 pun dimulai. Hihi. Nggak nyangka kalau jumlah
kita pas ada 6 orang (Kun Geia, Uon,
Jun, Sopir, Westhy, Nungma) sama dengan jumlah anggota Tim WAR beneran di
novel The Lost Java. Sipp… Baturradeeeeen… Tim WAR 14 siap menaklukkanmu! *masingmasingpegangiceaxes
Subhanallah, pemandangan yang super
kereeen dengan udara yang sangat sejuk. Lagi-lagi langsung teriak dalam hati: “Dan
nikmat Tuhanmu yang manakah yang akan kamu dustakan?”
Sampailah kita di lokasi objek wisata
Baturraden. Beli tiket masuk (dibayarin KG lagi nih!) tak lupa foto-foto dan
Tim WAR14 pun mulai menjelajah. Berasa mau mendaki puncak Vinson Massif-nya
Purwokerto. Di chapter pertama kita mendaki batu terjal yang lokasinya dekat
jembatan gantung yang beberapa waktu silam memakan korban jiwa. Hm, di chapter
ini kita sempat diminta turun oleh petugas yang jaga. Nakal-nakal deh kita!
Sungguh ugal-ugalan…
Paling seru dan keren saat mulai
“mendaki” ke atas, menuju pancuran 7. Adegan-adegan Tim WAR14 ala novel The
Lost Java pun mulai bermunculan. Uon, Sopir, dan Jun yang paling heboh. Sopir
yang jadi Mahmoud, Jun jadi Davis, Uon jadi Rio, Kun Geia jadi Dr. Gia Ihza,
Nung jadi Sharma, Westhy jadi Joda.
Konyol banget saat Sharma (Nung) mulai
mengikuti langkah-langkah Mahmoud (Sopir, yang berjalan paling depan saat kita
mulai melakukan “pendakian”) kemudian Rio (Uon) berusaha mengikuti dari
belakang, lalu berkata: “Sharma, fisikmu kuat sekaliii. Aku saja sudah
ngos-ngosan!” (dengan aktingnya yang cukup gila). Haha… dasar anak teater!
Subhanallah, setelah sampai lumayan atas, kita dimanjakan dengan pemandangan
yang sungguh spektakuler. Keren bangeeet!
Waktu sudah menunjukkan pukul 11, dan
akhirnya kita memutuskan untuk tidak melanjutkan pendakian karena acara bedah
buku dimulai jam 13.00. Hihi, semua berteriak: “MISSION FAILED” ^_^ Karena pendakian kita tidak sampai di pancuran
7. Dan sepanjang jalan selama kita turun, Uon, Sopir, dan Jun mulai heboh lagi
dengan aksi mereka untuk mempersiapkan parodi The Lost Java.
Alhamdulillaah, kita sampai di bawah
dengan selamat tapi tetap dengan kehebohan masing-masing. Perjalanan pun
dilanjutkan,kembali ke kampus UNSOED dan langsung mempersiapkan acara di
Pendhopo PKM.
Bedah Novel The Lost Java bersama Kun Geia
(penulisnya), Keisya Avicenna (FLP Solo Raya), dan Sinta arDjahrie (FLP
Purwokerto)
Acara dimulai dengan sangat heboh
karena Rio dan Mahmoud (Uon dan Sopir) yang jadi MC-nya. Selanjutnya ada
penampilan parodi dari Teater Receh yang sungguh sangat “merusak” isi cerita.
Tapi, aksi mereka membuat Nung sukses terpingkal-pingkal.
Pendopo PKM UNSOED pun kita sulap menjadi
tempat berkonspirasi bersama untuk sharing ilmu, berbincang banyak hal,
membedah The Lost Java, dll. Hm, pokoknya semua terwakili dengan satu kata:
ARROGANT! Seru banget… Penasaran? Nantikan kehadiran Kun Geia di event-event
roadshow The Lost Java di kota Anda! *ngiklan… Silakan contact: 085647122033
untuk menghadirkan Kun Geia baik dalam pelatihan kepenulisan bersama Penari
Pena Writing Laboratory maupun bedah novel THE LOST JAVA! Asyik apa asyik
bangeeet?
Hmm, ada yang paling kereeen saat
acara bedah novel berlangsung. Saat salah satu tamu undangan (undangan apa tak
diundang ya? hihi) membawakan kami sepiring mendoan buatan sendiri (hatur
nuhun, Kang Asep). Enaaak bangeeet dah…
Jelajah Malam Kota Satria
Ba’da Maghrib, Nung dan Westhy kembali
ke sekre BEM. Evaluasi sedikit dengan Kun Geia terkait acara tadi sekaligus
Nung mendapatkan hiburan istimewa dari anak-anak Teater Receh yang sedang heboh
latihan. Setelah sholat Isya’ di mushola, kita pun membelah malam kota Satria
menuju stasiun untuk membeli tiket pulang. Injury time euy. Karena loket tutup
jam 20.00! Dan akhirnya kita beli tiketnya di Indomaret stasiun dan besok pagi
setengah jam sebelum keberangkatan baru ditukarkan. Aihaih…
Menikmati kuliner malam kota
Purwokerto. Kali ini Nung disuguhkan dengan “Lumpia Raksasa” rasa udang yang
sungguh lezat dan mengenyangkan (semoga bisa bikin gemuk.hihi). Terima kasih,
Prof!
Dan apa yang bisa aku tinggalkan di
Purwokerto?
HARAPAN!
Ya, sebuah harapan… Harapan yang arrogant! Suatu saat nanti aku
akan kembali ke kota ini! Bi’idznillah.
Terima kasih Westhy, Kang Anton, Uon,
Sopir, Jun, dan semua keluarga hebatku di UNSOED dan Purwokerto!
Terima kasih Kun Geia dan The Lost
Java! ^_^
Akhirnya, impian itu menjejak nyata…
Terima kasih Tim Management The Lost
Java…
Terima kasih, Ya Rabb…
“Ketika semua asa sudah tidak sabar
untuk dijelma oleh kecerdasan isi kepala, ketika segala rencana telah disusun
dengan begitu sempurna, ketika seluruh prosedur operasional telah dilewati
dengan sangat teliti, ketika takdir berbicara untuk menentukan akhir dari
segalanya…”
Dan inilah mahadaya kata, sebuah
spirit yang luar biasa:
“KUN FAYAKUUN!”
“KUN FAYAKUUN!”
Hm, bagaimana serunya roadshow The
Lost Java di Solo bersama Kang Arul? Pluz kehebohan roadshow di Semarang saat
Kun Geia terserang insomnia karena esoknya harus ngomongin CINTA? Tunggu dan
ikuti catatan reportase selanjutnya…
[Keisya
Avicenna, 27 September 2012… *catatanmanager #NM]
0 komentar:
Posting Komentar