Bismillahirrohmanirrohiim...
Aku
terbaca sebuah tulisan yang membuat hatiku terenyuh dan tersentuh
betapa tanggung jawab seorang kepala keluarga bisa dikatakan sangat
berat. Aku kembali merenungi tiap-tiap kalimat dari tulisan tersebut.
Berikut aku kutipkan tulisannya:
Setiap engkau adalah pemelihara, dan setiap engkau akan dimintai
pertanggung jawaban mengenai apa yang menjadi tanggung jawab
pemeliharaannya: Seorang pemimpin adalah pemelihara, ia akan dimintai
pertanggung jawaban mengenai apa yang menjadi tanggung jawab
pemeliharaannya. Seorang laki-laki juga pemelihara dalam keluarganya, ia
akan dimintai pertanggung jawaban mengenai apa yang menjadi tanggung
jawab pemeliharaannya. Dan seorang perempuan adalah pemelihara dalam
rumah suaminya, ia akan dimintai pertanggung jawaban mengenai apa yang
menjadi tanggung jawab pemeliharaannya.
(HR. al-Bukhori)
Siapakah
di antara kalian wahai Ayah yang memberikan hadiah pada anaknya apabila
hafal satu juz dari Al-Qur'anul Karim atau beberapa hadits dari hadits
Nabi Shallahu 'alaihi wassallam ?
Sungguh sangat sedikit sekali yang demikian ini. Kita mohon kepada Allah agar memberkahi yang sedikit ini.
---
Adalah Luqman Al-Hakim dengan kasih sayang yang begitu besar kepada anaknya, dia berwasiat agar jangan berbuat syirik, yakni menyekutukan Allah Subhanahu Wata'ala. Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, waktu dia memberikan nasihat kepadanya:
'Wahai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah sebesar-besar kezhaliman. (Terjemah Q.S. Luqman ayat ke 13)
Ya… adakah kezhaliman yang lebih besar dari syirik?
Itulah apa yang dikhawatirkan Luqman pada anaknya sehingga mewasiati agar jangan sampai terjatuh ke dalamnya.
Kemudian, beliau dengan segenap kasih sayangnya menunjukkan pada anaknya apa yang akan menyelamatkan anaknya dari adzab Allah yaitu dengan menghadap kepada-Nya melalui shalat, memerintahkan yang ma'ruf serta mencegah dari yang munkar.
Setelah itu, Luqman mewasiati anaknya agar berhias dengan akhlaq yang mulia yang akan mengangkat jiwanya dan akan tinggi derajatnya. Janganlah SOMBONG dan MENGHINA SESAMA. Sederhanalah dalam berjalan dan lunakkanlah suara dalam pembicaraan. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai. (Terjemah Luqman ayat ke 19)
Sungguh sangat sedikit sekali yang demikian ini. Kita mohon kepada Allah agar memberkahi yang sedikit ini.
---
Adalah Luqman Al-Hakim dengan kasih sayang yang begitu besar kepada anaknya, dia berwasiat agar jangan berbuat syirik, yakni menyekutukan Allah Subhanahu Wata'ala. Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, waktu dia memberikan nasihat kepadanya:
'Wahai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah sebesar-besar kezhaliman. (Terjemah Q.S. Luqman ayat ke 13)
Ya… adakah kezhaliman yang lebih besar dari syirik?
Itulah apa yang dikhawatirkan Luqman pada anaknya sehingga mewasiati agar jangan sampai terjatuh ke dalamnya.
Kemudian, beliau dengan segenap kasih sayangnya menunjukkan pada anaknya apa yang akan menyelamatkan anaknya dari adzab Allah yaitu dengan menghadap kepada-Nya melalui shalat, memerintahkan yang ma'ruf serta mencegah dari yang munkar.
Setelah itu, Luqman mewasiati anaknya agar berhias dengan akhlaq yang mulia yang akan mengangkat jiwanya dan akan tinggi derajatnya. Janganlah SOMBONG dan MENGHINA SESAMA. Sederhanalah dalam berjalan dan lunakkanlah suara dalam pembicaraan. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai. (Terjemah Luqman ayat ke 19)
Langkah :
pertama untuk itu adalah kita perbaiki terlebih dahulu diri kita, karena dengan baiknya diri kita maka mereka akan ada di atas keteguhan dan kekokohan serta ada di dalam penjagaan Allah swt. Allah berfirman:Ayah mereka berdua adalah orang yang shalih (Terjemah Q.S. Al-Kahfi: 82)
Kedua, kita jadikan bimbingan dan pengajaran Islam sebagai tujuan. Tidak ada halangan untuk belajar dan mempelajari ilmu-ilmu dunia akan tetapi tidak sebesar perhatiannya terhadap akhirat. Allah berfirman:Dan carilah apa yang telah dianugrahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu lupakan nasib (bagian)mu dari (keni'matan) dunia. (Terjemah Al-Qashash: 77)
Terakhir wahai Ayah!
Bertaqwalah engkau kepada Allah.
Takutlah Engkau kepada-Nya pada apa yang engkau lakukan untuk anakmu.
Perbaikilah pendidikan mereka!
Jagalah mereka dari segala kerusakan dan kealpaan dalam segala kebaikan.
Lakukanlah sejak sekarang selama mereka masih ada di hadapan kalian.
Selama kalian masih bisa bersungguh-sungguh mengusahakan.
Lakukanlah segera sebelum kalian hanya bisa melakukan celaan dan penyesalan yaitu pada hari dimana tidak akan bermanfaat lagi celaan dan penyesalan.
Dan Allah lah tempat kita meminta perlidungan dan pertolongan.
Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu); di sisi Allah lah pahala yang besar. (Terjemah Q.S. At-Thagaabun: 15)
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya adalah malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak pernah mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (Terjemah Q.S. At-Tahrim: 6)
Sumber tulisan dari sini: Ayah Dengarkanlah
-----
Setelah
membaca tulisan di atas atau yang serupa dengan yang seperti itu,
-seperti biasa- ada sesuatu hangat yang keluar dari kelopak mataku T_T.
Tanggung jawab seorang kepala keluarga
(dalam hal ini , suami/seorang ayah) tidak hanya dituntut untuk
pemenuhan materi tapi ada yang lebih penting dari semua itu adalah
pemenuhan kebutuhan ruhani para anggota keluarganya. Kedua hal ini
haruslah ada dalam diri seorang ayah (calon ayah) sehingga apa yang
diterangkan dalam hadits Rasul di atas benar-benar bisa
dipertanggungjawabkan. Semua itu tidak akan berjalan secara baik jika
masing-masing dari anggota keluarga tidak bersinergi , tidak saling
bekerja sama.
Jika diurai tanggung jawab seorang kepala keluarga akan sangat panjang dan itu membutuhkan perenungan -tersendiri-. Tapi bagiku, tulisan di atas sudah sedikit mewakili apa yang aku anggap PENTING yang harus diketahui.
Ya Rabb, Sebaik-baik pelajaran adalah
dariMu, dari kalamMu (al qur'an) dan Sebaik-baik teladan adalah dari
kekasihMu (Rasulullah). Engkau Maha Tahu apa yang sedang bergejolak
dalam hati dan fikiranku, maka hanya kepadaMu hamba mengadu,
mengembalikan semua urusan kepadaMu. Engkau yang Maha Kuasa atas segala
sesuatu. Lakukanlah dengan caraMu Ya Rabb, bukan dengan caraku. Ya
Latif, berikanlah hamba hati yang lembut sehingga mampu menangkap serta
mencerna setiap pelajaran kehidupan yang Engkau berikan kepadaku -apapun
itu-. Aku memohon kebaikan dari calon ayah dari qurrata 'ayunku
-kelak-, Kebaikan dari bapakku, kebaikan dari saudara laki-lakiku,
kebaikan dari sahabat-sahabatku. Aku mohon perlindungan kepadaMu -untuk
keluargaku nanti- dari godaan syaitan yang terkutuk. Robbana
hablana min azwajinna wa dzurriyyatina qurrata 'ayun wa ja'alna lil
muttaqina immama. Robbi habli minasholihiin. Istajib dua'ana Ya Allah.
Aamiin.
Ketika
sudah menjadi ayah dan ibu maka tanggung jawabmu akan lebih besar lagi.
Pelajari ilmunya dengan baik, jgn pernah meninggalkan Al Qur'an, jgn
pernah melupakan shalawat, jgn pernah kenyang dalam mencari ilmu
-khusunya ilmu agama-, ambil dunia secukupnya dan terakhir teruslah
bergantung HANYA kepada Tuhan yang sangat penuh kasih sayangnya, Allah
Azza Wajalla. (pesan ini untukku, untukmu, untuk kita dan untuk semua
yang percaya akan hari akhir. -Salam, PDM-
*Catatanku, 11.10.2012
0 komentar:
Posting Komentar